mengontrol biosintesis mediator inflamasi (prostaglandin,leukotriene) dengan meng inhibisi asam arakidonat.

dokumen-dokumen yang mirip
Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

Kinetik= pergerakan farmakokinetik= mempelajari pergerakan obat sepanjang tubuh:

Di bawah ini diuraikan beberapa bentuk peresepan obat yang tidak rasional pada lansia, yaitu :

FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT INFEKSI JAMUR. dr. Agung Biworo, M.Kes

FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT INFEKSI JAMUR

ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA

Fenasetin (anti piretik jaman dulu) banyak anak2 mati, Prodrug Hasil metabolismenya yg aktif

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

MATA KULIAH FARMAKOLOGI DASAR

juga mendapat terapi salisilat. Pasien harus diberi pengertian bahwa selama terapi bismuth subsalisilat ini dapat mengakibatkan tinja berwarna hitam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM

BAB I PENDAHULUAN. Antibiotik merupakan salah satu pilihan terapi yang banyak digunakan di

PEMBERIAN OBAT RASIONAL (POR) dr. Nindya Aryanty, M. Med. Ed

BAB I PENDAHULUAN. mamalia. Beberapa spesies Candida yang dikenal dapat menimbulkan penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH

Pengaruh umum Pengaruh faktor genetik Reaksi idiosinkrasi Interaksi obat. Faktor yang mempengaruhi khasiat obat - 2

YANG DIBERIKAN SECARA REKTAL

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

BAB I PENDAHULUAN. mengurung (sekuester) agen pencedera maupun jaringan yang cedera. Keadaan akut

Paradigma dalam pengembangan obat. Pertimbangan terapeutik Pertimbangan biofarmasetik Pendekatan fisikokimia 4/16/2013 1

BAB I PENDAHULUAN. protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.

mempermudah dalam penggunaannya, orally disintegrating tablet juga menjamin keakuratan dosis, onset yang cepat, peningkatan bioavailabilitas dan

Pengantar Farmakologi

Farmakologi. Pengantar Farmakologi. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UNLAM. Farmakodinamik. ., M.Med.Ed. normal tubuh. menghambat proses-proses

Pengantar Farmakologi Keperawatan

Pengantar Farmakologi

MATA KULIAH PROFESI INTERAKSI OBAT PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

TUGAS FARMAKOKINETIKA

ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

BAB I PENDAHULUAN. budaya di dalam masyarakat Indonesia. Sebab, obat-obatan tradisional lebih

sekresi Progesteron ACTH Estrogen KORTISOL menghambat peningkatan sintesis progesteron produksi prostaglandin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Tujuan Instruksional:

Mekanisme Kerja Obat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan Obat Antiinflamasi Non-steroid. (OAINS) yang banyak digunakan sebagai obat anti radang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGANTAR FARMAKOLOGI

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

diperlukan pemberian secara berulang. Metabolit aktif dari propranolol HCl adalah 4-hidroksi propranolol yang mempunyai aktifitas sebagai β-bloker.

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.2. Parotitis. Diare. Apendisitis. Konstipasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

oleh tubuh. Pada umumnya produk obat mengalami absorpsi sistemik melalui rangkaian proses yaitu disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat;

Tujuan Instruksional:

Rute Pemberian Obat. Indah Solihah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pekerjaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Medikasi: pemberian zat/obat yang bertujuan untuk diagnosis, pengobatan, terapi, atau pereda gejala, atau untuk pencegahan penyakit Farmakologi: ilmu

Aplikasi Farmakokinetika Klinis Tidak diragukan lagi bahwa salah satu kunci keberhasilan terapi dengan menggunakan obat adalah ditentukan dari

DEFENISI. Merupakan suatu gejala yang menunjukkan adanya gangguangangguan. peradangan, infeksi dan kejang otot.

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan juga merupakan patogen utama pada manusia. Bakteri S. aureus juga

TINJAUAN ASPEK KLINIS PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KABUPATEN PEMALANG PERIODE JANUARI-JUNI 2008 SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan bahkan menyebabkan kematian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil perhitungan frekuensi atau jumlah diare rata-rata terhadap. a. Kelompok I (kontrol normal) : 0 ± 0

INTERAKSI FARMAKOLOGI. Oleh: Wantiyah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau yang terjadi ketika satu obat hadir bersama dengan obat yang lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Obat on-label On-label adalah penggunaan obat yang telah memiliki izin penjualan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua yaitu, infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. - carboxyphenyl) diethylamino xanthenylidene] -

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Obat

BIOFARMASI Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi nyeri tanpa menyebabkan. mengurangi efek samping penggunaan obat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang

BAB I PENDAHULUAN. derivat asam propionat yang mempunyai aktivitas analgetik. Mekanisme. ibuprofen adalah menghambat isoenzim siklooksigenase-1 dan

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk:

Kebutuhan : 2 mg/100 mg protein. Farmakokinetik - mudah diabsorbsi - ekskresi dalam bentuk 4-asam piridoksat dan piridoksal

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk konvensional dapat mengiritasi lambung bahkan dapat. menyebabkan korosi lambung (Wilmana, 1995).

FARMAKOKINETIK KLINIK ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA G I N A A R I F A H : : A S T I Y U N I A : : YUDA :: R I F N A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

PENDAHULUAN YENI FARIDA M.SC., APT

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang

FARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUS

[FARMAKOLOGI] February 21, Obat Anti Inflamasi Non Steroid ( OAINS ) Pada th/ sistomatis, tidak u/ th/ kausal. Ibuprofen, asam mefenamat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada anak anak yang menggunakan dot, menghisap ibu jari atau yang menggunakan dot mainan, keadaan semua ini juga bisa menimbulkan angular cheilitis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. laesa. 5 Pada kasus perawatan pulpa vital yang memerlukan medikamen intrakanal,

2/20/2012. Oleh: Joharman

II. KERJA BAHAN TOKSIK DALAM TUBUH ORGANISMS

Transkripsi:

A. PENDAHULUAN Tujuan praktikum ini lah mengenal dan memahami yang mungkin terjadi antara obat-obat p resep polifarmasi. Praktikum ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa setiap dokter pasti akan melakukan peresepan obat dan mungkin tidak hanya satu jenis obat yang diresepkan p waktu yang sama. Oleh karena itu perlu diketahui yang mungkin terjadi antara obat yang satu dengan yang lain. B. PELAKSANAAN B.1. ALAT DAN BAHAN Copy resep yang berhubungan dengan penyakit ginjal dari apotik. B.2. TEKNIK PELAKSANAAN Mengkaji obat-obat dalam resep.interaksi dapat berupa farmasetik, farmakokinetik dan farmakodinamik. C. RESEP 1.Starcef Sefiksim 50 mg; 100 mg; 200 mg/kapsul; 100 mg/5 ml sirup kering. In : UTI uncomplicated, otitis media, faringitis, tonsilitis, bronkitis akut eksaserbasi dan kronik 2.Kalcinol-N Fluosinolon asetonida 0025%, neomisin sulfat. In : Penyakit kulit akut maupun kronik seperti eksema, dermatitis kontak, dermatitis statis, dermatitis numular, dermatitis

seborhoik, pruritus anus, dermatitis eksfoliatif, neurodermatitis, dermatitis atopik, intertrigo, psoriasis. KI : TBC kulit, infeksi jamur atau virus p kulit, dan hiper sensitivitas Ds : 1-3x sehari, oleskan p bagian yang sakit. D.HASIL 1.Starcef Sefiksim MEKANISME FARMAKOKINETIK ABSORPSI Absorpsi sekitar 40 50 % diberikan secara oral, Tmax terjadi dalam 2 6 jam p dosis 400 mg atau antara 2 5 jam setelah dosis 200 mg.waktu absorpsi maksimal bertambah bila diberikan bersamaan dengan makanan. DISTRIBUSI Terikat dengan protein sekitar 65 %,di distribusi secara luas ke seluruh tubuh dan mencapai konsentrasi terapetik di berbagai jaringan tubuh dan cairan tubuh. METABOLISME Di metabolisme di hati, bioavailabilitas suspensi lebih tinggi darip tablet EKSKRESI Di ekskresi melalui urin dimana 50% dari dosis yang di absorbsi di ekskresi dalam bentuk yang tidak berubah. Sisanya melalui feces sebanyak 10 %. MEKANISME FARMAKODINAMIK Sefiksim menghambat sintesa dinding bakteri dengan cara berikatan p satu atau lebih Penicillin Binding Protein yang akan meng

inhibisi langkah transpeptidase akhir dari sintesis peptidoglycan p dinding bakteri, sehingga akan menghambat biosintesis dinding sel. Bakteri akan lisis dengan sendirinya karena aktivitas autolysis dari dinding sel bakteri. Efek samping dari sefiksim antara lain diare (16%) dan gangguan p kulit (< 2%) seperti pruritus, eritema, dll. 2.Kalcinol-N Fluosinolon MEKANISME FARMAKOKINETIK ABSORPSI Absorpsi dengan cepat dalam waktu 15 menit tapi karena bentuk sediaan merupakan topikal maka absorpsi tergantung kep jumlah di oleskan, karakter kulit tempat di oleskan, penggunaan pakaian penutup, area kerusakan kulit,inflamasi atau oklusi. DISTRIBUSI Distribusi p kulit lokal, obat yang diabsorpsi secara cepat di distribusi ke otot, hati, kulit, usus, dan ginjal. METABOLISME Sebagian besar metabolisme terjadi di kulit sedangkan sebagian kecil yang masuk ke aliran sistemik di metabolisme di hati oleh Cytochrome P450 3A4 ke dalam bentuk yang in aktif. EKSKRESI Di ekskresi melalui urine sebagai glukoronid dan sulfat dan produk yang tidak terkonjugasi. Sebagian kecil melalui feces. MEKANISME FARMAKODINAMIK Kortikosteroid topikal memiliki efek anti inflamasi, anti pruritik, dan vasokonstriksi.diperkirakan bekerja dengan cara meng induksi phospholipase A2 inhibitory protein (lipocortins). Lipocortin

mengontrol biosintesis mediator inflamasi (prostaglandin,leukotriene) dengan meng inhibisi asam arakidonat. 3. Neomycin MEKANISME FARMAKOKINETIK ABSORPSI Secara oral, mencapai kr puncak dalam darah 1-4 jam setelah dikonsumsi secara oral. DISTRIBUSI Volume distribusi tubuh lah 0,36l/kg METABOLISME Dimetabolisme di hati. EKSKRESI Melalui feses (97% dari yang dikonsumsi secara oral, diekskresi dalam bentuk utuh), melalui urine (30-50% dari yang diabsorpsi, diekskresi dalam bentuk utuh) MEKANISME FARMAKODINAMIK Digunakan secara oral mempersiapkan saluran cerna saat akan dilakukan operasi. Secara topikal digunakan mengobati infeksi kulit yang bersifat minor. Bekerja dengan cara menghambat sintesis protein bakteri dengan berikatan dengan subunit ribosomal 30s. Obat in dapat menurunkan absorpsi dari digoxin dan methotrexate. Bekerja secara sinergistik dengan penisilin. Neomycin oral dapat meningkatkan toksisitas dari antikoagulan oral, dan juga meningkatkan efek samping dari obat yang bersifat neurotoksik, ototoksik, dan nefrotoksik.

Efek samping dari neomycin antara lain mual, muntah, diare, serta kulit kering di area mulut dan anus. A. DISKUSI FARMAKOKINETIK 1. OBAT 1 DAN 2 No Farmakokinetik Obat 1 Obat 2 Ket 1 Absorbsi Di usus halus Secara topikal di kulit 2 Ikatan protein Berikatan 65% berikatan interkasi 3 Distribusi Seluruh jaringan tubuh Melalui kulit, didistribusi ke otot, hati, ginjal, dan usus halus. 4 Metabolisme Di hati Di kulit, sedangkan sebagian kecil yang masuk ke aliran sistemik di metabolisme di hati oleh Cytochrome P450 3A4 ke dalam bentuk yang in aktif 5 Ekskresi Di ekskresi melalui urin dimana 50% dari dosis yang di absorbsi di ekskresi dalam bentuk yang tidak berubah. Sisanya melalui feces Di ekskresi melalui urine sebagai glukoronid dan sulfat dan produk yang tidak terkonjugasi. Sebagian kecil melalui feces

sebanyak 10 %. 2. OBAT 1 DAN 3 No Farmakokinetik Obat 1 Obat 3 Ket 1 Absorbsi Di usus halus Di kulit secara topikal 2 Ikatan protein Berikatan 65% berikatan 3 Distribusi Seluruh jaringan tubuh Melalui kulit, didistribusi ke otot, hati, ginjal, dan usus halus. 4 Metabolisme Di hati Dimetabolisme di hati 5 Ekskresi Di ekskresi melalui urin dimana 50% dari dosis yang di absorbsi di ekskresi dalam bentuk yang tidak berubah. Sisanya melalui feces sebanyak 10 %. Melalui feses (97% dari yang dikonsumsi secara oral, diekskresi dalam bentuk utuh), melalui urine (30-50% dari yang diabsorpsi, diekskresi dalam bentuk utuh) 3. OBAT 2 DAN 3 No farmakokinetik Obat 2 Obat 3 Ket

1 Absorbsi Di kulit secara topikal Di kulit secara topikal 2 Ikatan protein berikatan berikatan 3 Distribusi Melalui kulit, didistribusi ke otot, hati, ginjal, dan usus halus. Melalui kulit, didistribusi ke otot, hati, ginjal, dan usus halus. 4 Metabolisme Di kulit, sedangkan sebagian kecil yang masuk ke aliran sistemik di metabolisme di hati oleh Cytochrome P450 3A4 ke dalam bentuk yang in aktif Dimetabolisme hati di 5 Ekskresi Di ekskresi melalui urine sebagai glukoronid dan sulfat dan produk yang tidak terkonjugasi. Sebagian kecil melalui feces Melalui feses (97% dari yang dikonsumsi secara oral, diekskresi dalam bentuk utuh), melalui urine (30-50% dari yang diabsorpsi, diekskresi dalam bentuk utuh) FARMAKODINAMIK 1. OBAT 1 DAN 2 No Farmakodinamik Obat 1 Obat 2 Ket

1 Khasiat UTI uncomplicated, otitis media, faringitis, tonsilitis, bronkitis akut eksaserbasi dan kronik 2 Efek samping Diare, kejang abdomen, mual, dyspepsia, flatulens. Penyakit kulit akut maupun kronik seperti eksema, dermatitis kontak, dermatitis statis, dermatitis numular, dermatitis seborhoik, pruritus anus, dermatitis eksfoliatif, neurodermatitis, dermatitis atopik, intertrigo, psoriasis. >10% secara oral menimbulkan gangguan gastrointestinal, seperti mual, diare, muntah, iritasi atau kekeringan di area mulut dan rectum. Secara topikal, dapat menyebabkan dermatitis kontak. Obat 2 berguna mengurangi efek samping dari obat 1. Obat 2 berguna mengurangi efek samping dari obat 1. 2. OBAT 1 DAN 3 No Farmakodinamik Obat 1 Obat 3 Ket 1 khasiat UTI uncomplicated, otitis media, faringitis, tonsilitis, bronkitis akut eksaserbasi dan kronik Secara oral mempersiapkan saluran cerna saat akan dilakukan operasi. Secara topikal digunakan mengobati infeksi kulit yang bersifat minor. Obat 3 berguna mengurangi efek samping dari obat 1.

2 Efek samping Diare, kejang abdomen, mual, dyspepsia, flatulens. Mual, muntah, diare, serta kulit kering di area mulut dan anus. Obat 3berguna mengurangi efek samping dari obat 1. 3. OBAT 2 DAN 3 No Farmakodinamik Obat 2 Obat 3 Ket 1 khasiat Penyakit kulit akut maupun kronik seperti eksema, dermatitis kontak, dermatitis statis, dermatitis numular, dermatitis seborhoik, pruritus anus, dermatitis eksfoliatif, neurodermatitis, dermatitis atopik, intertrigo, psoriasis. Secara oral mempersiapkan saluran cerna saat akan dilakukan operasi. Secara topikal digunakan mengobati infeksi kulit yang bersifat minor. Obat 2 dan obat 3 bekerja saling sinergis. 2 Efek samping >10% secara oral menimbulkan gangguan gastrointestinal, seperti mual, diare, muntah, iritasi atau kekeringan di area mulut dan rectum. Secara topikal, dapat menyebabkan dermatitis kontak. mual, muntah, diare, serta kulit kering di area mulut dan anus. Obat 2 dan obat 3 bekerja saling sinergis

B. KESIMPULAN Obat 1 berguna mengobati infeksi yang dialami oleh pasien. Obat 2 dpat diberikan mengurangi efek samping dari obat 1 yang dapat menyebabkan nya iritasi p kulit ataupun mengatasi infeksi non virus dan jamur yang terjadi p kulit. C. RUJUKAN University of Maryland Medical Centre Drugs.com Drugbank.ca