BAB I PENDAHULUAN. paling dasar yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang merupakan pondasi. atau dasar dari jenjang pendidikan selanjutnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mengambil peran penting dalam rangka menghasilkan sumberdaya

I. PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak-anak pada masa usia dini. jasmani sampai rohani. Dimana bentuk layanan tersebut diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Program Studi PG PAUD.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini khususnya taman kanak-kanak pada dasarnya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini tumbuh subur di masyarakat, baik dalam bentuk formal dan

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut pasal 28 UU Sisdiknas No. 20/2003 ayat 1 Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan program pendidikan dini anak usia 4-6 tahun. Tugas utama TK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah tunas berpotensi, generasi penerus yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini ialah anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

DESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang pasal 28 ayat 2 bahwa setiap anak berhak atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya sadar yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Keberadaan program ini

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan suatu masa keemasan (golden Age) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-5 MELALUI MEDIA POHON HITUNG PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN SANTA MARIA KEDIRI TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan suatu periode pada saat individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas, dan

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai periode penting yang terjadi dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu anugerah yang yang terbesar dan sangat berharga

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan kognitif ini berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Kemampuan fisik berkaitan dengan stamina dan karakteristik tubuh, sedangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan yang sangat pesat. Di usia ini sangat penting untuk meletakkan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

memenuhi tuntutan sosial, kultural, dam religius dalam lingkungan kehidupannya. Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN ANAK USIA D INI MELALUI GAME ED UKASI SEBRAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, salah satu upaya yang dilakukan adalah menyelenggarakan pendidikan melalui jenjang pendidikan yang paling dasar yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang merupakan pondasi atau dasar dari jenjang pendidikan selanjutnya. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai pada usia 6 tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dengan kata lain, PAUD merupakan suatu kebutuhan mendasar dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Dalam proses belajar mengajar Anak usia dini membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan yang menggambarkan harapan pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak pada rentang usia tertentu, yang di dalamnya terdapat lima aspek perkembangan. Aspek-aspek perkembangan tersebut yaitu: (1) aspek perkembangan Nilai Moral dan Agama, (2) aspek perkembangan Fisik/Motorik, (3) aspek perkembangan Kognitif, (4) aspek perkembangan Bahasa, (5) aspek perkembangan Sosial Emosional, lima aspek ini diharapkan berkembang dengan sangat baik.

Salah satu tugas di aspek perkembangan yang harus distimulasi adalah perkembangan kognitif yaitu pengembangan pembelajaran matematika. Seperti yang telah dikemukakan oleh Sriningsih (dalam Estiwi Enggar 2013: 2) bahwa praktek-praktek pembelajaran matematika untuk anak usia dini di berbagai lembaga pendidikan anak usia dini jalur formal maupun non formal sudah sering dilaksanakan. Istilah-istilah yang dikenal diantaranya pengembangan kognitif, daya pikir atau ada juga yang menyebutnya sebagai pengembangan kecerdasan logika matematika. Kegiatan pengembangan pembelajaran matematika untuk anak usia dini dirancang agar anak mampu menguasai berbagai pengetahuan atau untuk mengembangkan berbagai potensi intelektual yang dimilikinya serta dapat dijadikan sebagai sarana untuk menumbuhkan berbagai sikap dan perilaku positif dalam rangka meletakkan dasar-dasar kepribadian sedini mungkin seperti sikap (kritis, ulet, mandiri, ilmiah, rasional), dan keterampilan matematika yang memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja pada abad mendatang yang menekankan pada kemampuan memecahkan berbagai permasalahan yang di temuinya setiap hari. Kemampuan matematika anak tersebut meliputi, kemampuan, mengenal angka, geometri, pengukuran, analisis dan probability (National Council of Teacher Mathematics NCTM 1996). Sedangkan yang penulis teliti adalah melakukan dengan kemampuan pengenalan geometri kepada anak didik merupakan modal awal yang penting untuk dipelajari anak. Salah satu kemampuan dalam perkembangan kognitif anak yaitu anak harus dapat membedakan bentuk-bentuk geometri seperti lingkaran, bujur sangkar, persegi panjang, dan segitiga. Menurut NCTM (dalam Estiwi

Enggar 2013: 5). Bentuk geometri yang perlu di ketahui anak PAUD yaitu: lingkaran, bujur sangkar, persegi panjang, segitiga, trapezium, jajar genjang, dan belah ketupat. Pentingnya anak memahami geometri sejak usia dini diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemapuan kognitif saja tetapi kesiapan mental sosial dan emosional. Pengenalan bentuk geometri di PAUD diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematika. Sehingga anak secara mental siap mengikuti pembelajaran matematika lebih lanjut di sekolah dasar seperti konsep bilangan, lambang bilangan, hitungan, warna bentuk, ukuran, ruang dan posisi. Berdasarkan upaya yang telah dilakukan oleh guru dalam pembelajaran anak untuk mengenai pemahaman geometri pada anak, antara lain: guru telah memberikan media gambar yang berbentuk geometri, guru menerapkan metode demonstrasi tentang bentuk-bentuk geometri, dan melalui pemberian lembar kerja, misalnya menebalkan gambar bentuk geometri. Namun hasil pengamatan yang dilakukan di PAUD Salsabila pada kelompok B dalam proses pembelajaran ditemukan masih rendah kemampuan anak dalam mengenal bentuk-bentuk geometri. Melalui pengalaman peneliti dari hasil pengamatan terhadap 20 anak ditemui hanya 3 anak yang dapat mengenal bentuk geometri: persegi, segitiga, persegi panjang, lingkaran dengan baik. Sedangkan 17 anak yang lain belum mampu mengenal geometri dengan baik. Hal tersebut dapat terlihat dari kemapuan pengenalan geometri anak: 1. Kemampuan anak membedakan bentuk-bentuk geometri masi rendah, dapat dilihat dari, dimana anak belum bisa membedakan bentuk geometri. Sebagai

contoh anak belum bisa membedakan bentuk persegi dan bentuk persegi panjang. 2. Kemampuan anak menghubungkan nama bentuk geometri dengan bentuk geometri masi rendah, ketika guru memegang bentuk lingkaran,anak menyebutkan bentuk segitiga. 3. Kemampuan anak menggolongkan bentuk dalam suatu kelompok sesuai dengan bentuknya masih rendah, dapat dilihat ketika anak menggolongkan bentuk segitiga anak meletakkan bentuk persegi. 4. Kemampuan anak mengenali bentuk-bentuk benda yang ada di lingkunganya sendiri masi rendah. Permasalahan yang telah dipaparkan diatas disebabkan oleh penyampaian materi mengenal bentuk-bentuk geometri hanya menggunakan media pembelajaran yang sederhana yang biasa di lakukan oleh guru umumnya misalnya: menggunakan gambar, bentuk geometri dengan tulisan nama bentuk geometri di papan tulis, guru hanya memberikan pengenalan bentuk geometri melalui dengan mengerjakan lembar kerja misalnya menebalkan nama bentuk geometri dan bentuk-bentuk geometri, dan guru hanya menyuru anak untuk mewarnai bentuk-bentuk geometri. Peneliti sebagai guru PAUD selama ini cenderung menggunakan metode metode ceramah, yang merupakan salah satu metode yang paling banyak digunakan dalam proses belajar mengajar dengan cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara langsung atau dengan secara lisan, mengakibatkan anak-anak belum dapat mengenal dan memahami bentuk-bentuk geometri dengan baik.

Sehubung dengan permasalahan tersebut diatas peneliti mencoba meningkatkannya melalui kegiatan permainan puzzle. Permainan puzzle merupakan salah satu permainan yang lawas, dengan cara menyusun dan mencocokan bentuk dan tempatnya sesuai dengan gambar yang sebenarnya. Diharapkan melalui permainan puzzle ini dapat merangsang kemampuan logika matematika anak, yang dimainkan dengan cara membongkar kepingan puzzle berdasarkan pasangannya. Sehingga anak dapat mengenali bentuk-bentuk dasar geometri, membedakan bentuk geometri, menghubungkan nama geometri dengan bentuk geometri, menggolongkan bentuk dalam suatu kelompok sesuai dengan bentuknya dan mengenali bentuk-bentuk benda yang ada di lingkungan anak. Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengadakan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Pengenalan Geometri Melalui Permainan Puzzle Di Paud Salsabila Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2015/2016. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka muncul berbagai persoalan, yang dapat diidentifikasi yaitu: 1. Kemampuan anak mengenali bentuk-bentuk dasar seperti lingkaran, segitiga, persegi dan persegi panjang masi rendah. Dimana anak belum bisa meneganali duah bentuk geometri. Sebagai contoh anak tidak bisa mengenali bentuk persegi dan persegi panjang. 2. Kemampuan anak membedakan bentuk-bentuk geometri masi rendah. Dapat dilihat dari. Dimana anak belum bisa membedakan bentuk geometri. Sebagai

contoh anak belum bisa membedakan bentuk persegi dan bentuk persegi panjang. 3. Kemampuan anak menghubungkan nama bentuk geometri dengan bentuk geometri masi rendah. Ketika guru memegang bentuk lingkaran,anak menyebutkan bentuk segitiga. 4. Kemampuan anak menggolongkan bentuk dalam suatu kelompok sesuai dengan bentuknya masi rendah. Dapat dilihat ketika anak menggolongkan bentuk geometri segitiga anak meletakkan bentuk geoemetri belah ketupat. 5. Kemampuan anak mengenali bentuk-bentuk benda yang ada di lingkunganya sendiri masi rendah. 6. Pemahaman anak tentang geometri masih cendrung abstrak. Kegiatan ini dapat dilihat ketika guru menerangkan pembelajaran tidak di jelaskan secara detail. 7. Media yang digunakan masi terbatas. Hal ini terlihat pada saat pemebalajaran hanya menggunakan lembar kerja, misalnya menebalkan nama bentuk geometri dan bentuk-bentuk geometri. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini hanya membatasi pada upaya meningkatkan kemampuan pengenalan geometri dengan pemanfaatan permainan puzzle. Hal ini dimaksudkan agar permasalahan yang hendak di teliti lebih terfokus pada peningkatan geometri yang dilaksanakan pada kelompok B PAUD Salsabila Kabupaten Deli Serdang tahun ajaran 2015/2016. 1.4 Rumusan Masalah Sebagai gambaran tentang arah penelitian, maka rumusan

permasalahannya yaitu: Bagaimana penerapan permainan puzzle dapat meningkatkan kualitas hasil geometri anak usia 5-6 tahun PAUD Salsabila? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pengenalan geometri melalui permainan puzzle pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Salsabila Kabupaten Deli Serdang. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung ataupun tidak langsung bagi perkembangan ilmu pengetahuan, peningkatan mutu pendidikan dan untuk penelitian-penelitian lebih lanjut. Secara spesifik manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Sebagai bahan pemasukan teori model pembelajaran untuk menambah informasi dan memberikan sumbangan keilmuan dalam meningkatkan kemampuan pengenalan geometri melalui permainan puzzle. 2. Manfaat Praktis Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian sebagai berikut: a. Bagi Siswa Melalui permainan puzzle dalam pengajaran anak dapat meningkatkan geometri dan keaktifan belajar siswa sebagai alternatif dalam belajar untuk meningkatkan geometri anak. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung pada guru-guru untuk dapat mengembangkan permainan yang lebih inovatif dan lebih

berorientasi pada proses sehingga membantu meningkatkan geometri dan meningkatkan kualitas pembelajaran anak. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi pembelajaran bagi guru-guru lain dan juga memotivasi mereka untuk selalu melakukan inovasi untuk menemukan permainan-permainan dalam pembelajaran yang paling tepat dan efektif. d. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pemilihan permainan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangan anak serta sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian yang lain berkaitan dengan peningkatan geometri anak.