d) Kondisi Lokasi Tarun (Lokasi 4)

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 2.79 Foto di lokasi Alo Induk.

(a) Sisi kiri (selatan)

Gambar 4.11 Lokasi 1 Mala (Zoom).

Gambar 4.56 Foto di lokasi Alo Induk.

Gambar 4.20 Lokasi Alo dominan terjadi crosshore sediment transport akibat gelombang dominan dari arah timur.

Gambar 2.53 Foto di lokasi Bantane

Lokasi 8 yaitu Alo terdapat di sisi timur bagian tengah Pulau Karakelang. Gambar lokasi Alo dapat dilihat pada Gambar 2.66.

Gambar 2.7 Foto di lokasi Mala.

PEMODELAN GENESIS. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 5. Desain Pengamananan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara

GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 2

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 5 SYSTEM PLANNING

ALTERNATIF PENGAMANAN DAN KAJIAN RESIKO. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 7

Pantai Tererosi. Gambar 2.16 Foto kondisi lokasi 2 di Pantai Pasir Putih. Pantai Tererosi. Gambar 2.17 Foto kondisi lokasi 3 di Pantai Pasir Putih.

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

PENDAHULUAN. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 1. Desain Pengamananan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 9 ALTERNATIF PENGAMANAN DAN KAJIAN RESIKO

DESAIN PENGAMANAN PANTAI PULAU KARAKELANG, KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD, PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum

BAB VI PEMILIHAN ALTERNATIF BANGUNAN PELINDUNG MUARA KALI SILANDAK

BAB VI ALTERNATIF PENANGGULANGAN ABRASI

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. gelombang laut, maka harus dilengkapi dengan bangunan tanggul. diatas tadi dengan menggunakan pemilihan lapis lindung berupa

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS STABILITAS BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG BATU BRONJONG

BAB IV GEOLOGI PANTAI SERUNI DAERAH TAPPANJENG. pedataran menempati sekitar wilayah Tappanjeng dan Pantai Seruni. Berdasarkan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Penyebab Perubahan Garis Pantai

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Wilayahnya meliputi bagian hulu, bagian hilir, bagian pesisir dan dapat berupa

GERAKAN TANAH DAN BANJIR BANDANG DI WILAYAH KECAMATAN TAHUNA DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SANGIHE, SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN I - 1

PANDUAN PENCEGAHAN BENCANA ABRASI PANTAI

BAB I PENDAHULUAN I-1

MENCEGAH KERUSAKAN PANTAI, MELESTARIKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

PERUBAHAN WARNA SUBSTRAT PADA DAERAH HUTAN MANGROVE DESA PASSO. (Change of Substrate Colour at Mangrove Forest in Passo Village)

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 1.

BAB V RENCANA PENANGANAN

BAB III LANDASAN TEORI

PENANGANAN ROB DI PROVINSI DKI JAKARTA DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data

1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada makalah ini adalah penjelasan mengenai bangunan pantai dan beberapa contohnya.

BAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau

BAB VI ALTERNATIF PELINDUNG PANTAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KERANGKA RAPERMEN TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN BATAS SEMPADAN PANTAI

PENGAMANAN DAERAH PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN KEARIFAN LOKAL DI BATU PUTIH KOTA BITUNG. Ariestides K. T. Dundu ABSTRAK

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN KONDISI EMPIRIS DRAINASE KAWASAN PESISIR MENUJU SANITASI BERKELANJUTAN

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

MUCRONATA LAMK UNTUK MENGATASI

BAB III METODOLOGI. Studi pustaka terhadap materi desain. Mendata nara sumber dari instansi terkait

Teori Pembentukan Permukaan Bumi Oleh Faktor Eksogen. Oleh : Upi Supriatna, S.Pd

BAB I PENDAHULUAN I-1

TABEL ARAHAN INDIKASI PROGRAM UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN KERUSAKAN PANTAI AKIBAT EROSI MARIN DI WILAYAH PESISIR KELURAHAN KASTELA KECAMATAN PULAU TERNATE

07. Bentangalam Fluvial

STUDI PENANGANAN BANJIR SUNGAI SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

URAIAN SINGKAT PEMBANGUNAN PENGAMANAN PANTAI LASIANA DI KOTA KUPANG

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak

TANGGUNG JAWAB, KEPEDULIAN SOSIAL dan PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (Corporate Social Responsibility & Sustainable Development)

ANALISIS TRANSPOR SEDIMEN MENYUSUR PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAFIS PADA PELABUHAN PERIKANAN TANJUNG ADIKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensial untuk pembangunan apabila dikelola dengan baik. Salah satu modal

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal 8.14

PENGAMANAN PANTAI DI WILAYAH PROVINSI BANTEN Oleh:

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

PERENCANAAN BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG (PENGAMAN PANTAI LABUHAN) DI KABUPATEN SUMBAWA

Oleh : Maizir. Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang. Abstrak

IDENTIFIKASI KERUSAKAN AKIBAT BANJIR BANDANG DI BAGIAN HULU SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LIMAU MANIS ABSTRAK

Gambar 8. Peta lokasi penelitian

2. Batuan akan berubah menjadi tanah setelah mengalami proses... a. Pengeringan c. Pelapukan b. Pembekuan d. Pemanasan

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum

RINGKASAN MATERI INTEPRETASI CITRA

Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

METODOLOGI. Gambar 14. Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Data Kelurahan Kuin Utara) Peta Kecamatan Banjarmasin Utara. Peta Kelurahan Kuin Utara

BAB III LANDASAN TEORI

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

1.1 Latar Belakang. Gambar 1.1 Tsunami di berbagai kedalaman. Sumber: Pengenalan Tsunami, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.1

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

PERENCANAAN SEAWALL ( TEMBOK LAUT ) DAN BREAK WATER ( PEMECAH GELOMBANG ) UNTUK PENGAMAN PANTAI TUBAN. Suyatno

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

Transkripsi:

Sisa Runtuhan Rumah Gambar 4.35 Foto di lokasi Sawang. d) Kondisi Lokasi Tarun (Lokasi 4) Pada lokasi ini gelombang dominan datang dari arah barat. Gelombang yang datang tepat tegak lurus pantai. Gelombang tersebut tepat menghantam pantai dalam arah tegak lurus. Dari hal itu dapat disimpulkan bahwa di lokasi Tarun dominan terjadi crosshore sediment transport. Hantaman gelombang dalam arah tegak lurus ini akan menyebabkan gelombang yang sampai di lokasi Tarun memiliki ketinggian yang cukup besar. Hal itu akan mengakibatkan pantai di sekitar lokasi mengalami penggerusan. Akibatnya jika di lokasi tersebut banyak terdapat pemukiman atau sarana umum lainnya, maka pemukiman/sarana tersebut akan mengalami kerusakan akibat terjangan gelombang. Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-35

Gambar 4.36 Foto di lokasi Tarun Dari foto di Gambar 4.36 dapat dilihat bahwa di lokasi Tarun terdapat tancapan-tancapan kayu dan batang pohon pada pemukiman penduduk yang ada di tepi pantai yang dilakukan untuk mengurangi hantaman gelombang yang sampai. Hal itu disebabkan oleh terjangan gelombang yang langsung menghantam pantai dalam arah tegak lurus. Foto-foto lokasi dapat dilhat pada Gambar 4.37, Gambar 4.38 dan Gambar 4.39. Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-36

Pasir Hitam, Karena Debit sungai Tarun Erosi Gambar 4.37 Foto di lokasi Tarun Sisa Struktur Seawall Gambar 4.38 Foto di lokasi Tarun Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-37

Perumahan penduduk Tanggul yang dibuat oleh masyarakat Gambar 4.39 Foto di lokasi Tarun e) Kondisi Lokasi Beo (Lokasi 5) Pada Lokasi Beo, gelombang dominan datang dari arah barat. Gelombang yang datang tepat tegak lurus pantai. Gelombang tersebut tepat menghantam pantai dalam arah tegak lurus. Dari hal itu dapat disimpulkan bahwa di lokasi Beo dominan terjadi crosshore sediment transport. Hantaman gelombang dalam arah tegak lurus ini akan menyebabkan gelombang yang sampai di lokasi Bmemiliki ketinggian yang cukup besar. Hal itu akan mengakibatkan pantai di sekitar lokasi mengalami penggerusan. Akibatnya jika di lokasi tersebut banyak terdapat pemukiman atau sarana umum lainnya, maka pemukiman/sarana tersebut akan mengalami kerusakan akibat terjangan gelombang. Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-38

Pantai Cukup Lebar Gambar 4.40 Foto di lokasi Beo Karang Struktur Seawall Gambar 4.41 Foto di lokasi Beo Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-39

Sampah Gambar 4.42 Foto di lokasi Beo Dari foto-foto pada Gambar 4.40, Gambar 4.41 dan Gambar 4.42 dapat kita lihat bahwa pantai di lokasi Beo tergolong aman dan terlindung dari hantaman gelombang. Hal itu dikarenakan di lokasi tersebut terdapat seawall eksisting yang memiliki struktur cukup baik. Selain itu juga, di lokasi Beo terdapat banyak lapisan batu karang yang menjadi pelindung alami pantai dari terjangan gelombang. Amannya pantai dapat dilihat dari areal pantai yang lebar hingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk berkegiatan seperti bermain voli. Oleh karena itu, di lokasi Beo ini tidak begitu diperlukan bangunan pengaman pantai. Di sisi sebelah utara lokasi ini terdapat sebuah dermaga yang dibangun oleh Departemen Perhubungan. Akibat pembangunan dermaga ini terjadi kerusakan pantai yang lumayan besar. Namun hal itu seudah menjadi otoritas pihak pembuat dermaga untuk mengatasi kerusakan pantai yang terjadi akibat pembangunan dermaga tersebut. f) Kondisi Lokasi Pantai Bantane (Lokasi 6) Pada lokasi ini gelombang dominan datang dari arah timur. Gelombang yang datang tepat tegak lurus pantai. Gelombang tersebut tepat menghantam pantai dalam arah tegak lurus. Dari hal itu dapat disimpulkan bahwa di lokasi Bantane dominan terjadi crosshore sediment transport. Hantaman gelombang dalam arah tegak lurus ini akan menyebabkan gelombang yang sampai di lokasi Bantane memiliki ketinggian yang cukup besar. Hal itu akan mengakibatkan pantai di sekitar lokasi mengalami penggerusan. Akibatnya jika di lokasi tersebut banyak terdapat pemukiman atau sarana umum lainnya, maka pemukiman/sarana tersebut akan mengalami kerusakan akibat terjangan gelombang. Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-40

Gambar 4.43 Foto di lokasi Bantane Gambar 4.44 Foto di lokasi Bantane Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-41