LAPORAN TAHUN I PENELlTlAN HIBAH BERSAING

dokumen-dokumen yang mirip
Desain Bahan Ajar Berbasis Advance Organizer Untuk Mata Pelajaran Fisika SMA

LAPORAN TAHUN I PENELITIAN HIBAH BERSAING

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer dengan Setting Cooperative Learning di SMAN 8 Padang 1) Oleh Masril 2) Jurusan Fisika FMIPA UNP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memenuhi Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. adalah demokratisasi penyelenggaraan pendidikan yang memperkuat

Pertemuan 12. Materi 1: Peta Konsep

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya terutama fisiologi hewan (Mulyani, 2009). Berdasarkan hasil

BELAJAR BERMAKNA AUSUBEL

BAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Advance Organizer

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan yang diberikan di sekolah meliputi beberapa mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran

2016 HUBUNGAN KEMAMPUAN MENCATAT DENGAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Matthews dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu: 2001). Menurut Sagala

Penggunaan Metode Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Siswa. (Rosliana Siregar) PENERAPAN IPTEKS

BAB I PENDAHULUAN. yaitu krisis terhadap masalah, sehingga peserta didik (mahasiswa) mampu merasakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang pendidikan. Dalam era globalisasi ini, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peningkatan Nilai Siswa Pada Materi Termokimia Melalui Model Mind Mapping Siswa Kelas XI-IPA A.1 Semester Ganjil Di SMA Negeri 1 Unggul

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang terencana yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan segala potensi

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Slameto (2003:1) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. dan bermutu di sekolah adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi.

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan suatu pengetahuan terhadap sesuatu. Menurut Rosser

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN LKS BIOLOGI BERBASIS KONTEKSTUAL DILENGKAPI DENGAN MIND MAP PADA MATERI ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA UNTUK SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi sebagai salah satu disiplin ilmu merupakan pengetahuan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia tidak hanya bertujuan menemukan zat-zat yang langsung bermanfaat

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PETA KONSEP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-7SMA 5 SEMARANG TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

11 tahun sampai dewasa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (1) Hasil belajar kognitif siswa ; (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. belajar, waktu yang tersedia tidak mencukupi menyebabkan penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. IPA (sains) pada hakekatnya terdiri atas tiga komponen, yaitu produk,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tradisional kerap kali memosisikan guru sebagai pelaku

PROFIL KEMAMPUAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI DALAM MEMBUAT PETA KONSEP PADA MATA KULIAH KAPITA SELEKTA BIOLOGI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah merupakan aktivitas yang paling penting bagi mahasiswa. Dalam

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Karya Sinulingga dan Denny Munte Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan. = 4,479 dan t tabel.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PETA KONSEP DAN AKTIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, perdagangan bebas, dan otonomi daerah telah mendesak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.

II. KERANGKA TEORETIS. menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dede Akhmad Junaedi, 2015

Oleh: Unang Purwana. Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas PMIPA UPI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia manapun di planet bumi ini. Untuk menciptakan SDM yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah di

BAB I PENDAHULUAN. yang baik, di antaranya kemampuan pemecahan masalah; kemampuan. penalaran dan bukti; kemampuan komunikasi; kemampuan koneksi; dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) DENGAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAP

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi

Transkripsi:

LAPORAN TAHUN I PENELlTlAN HIBAH BERSAING Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Advance Organizer Melalui Cooperative Learning Tipe MURDER di SMA Kota Padang Ketua Penellti Drs. Masril,M.Si NIDN : 0001126306 ota : a. muayati, M.1 UNIVEF EGERl PADANG

HALAMAN PENGESAHAN 1 Judul Kegiatan : Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Advance Organizer Melalui cooperative learning tipe MURDER di SMA Kota Padang Peneliti 1 Petaksana Nama Lengkap : Drs. MASRIL M. Si NIDN : 0001126306 Jabatan Fungsional Program Studi : Pendidikan Fisika 11 Nomor HP I1, I Sure1 (e-mail) : masril@,fmipa.unp.ac.id I 1 Anggota Peneliti (1) J 'I Nama Lengkap : Dra. HIDAYATI M.Si NIDN : 0011116704 Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS NEGERI PADANG Nama Lnstitusi Mitra Penanggung Jawab TahunPelakscmaan : Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun Biaya Tahun Berjalan : Rp. 51.000.000,00 Biaya Keselwuhan : Rp. 143.750.000,OO Padang, 30-11 - 2013, ' (11 1 ' ' 0 I' \ I I1 :I1 @ I'

RINGKASAN Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Fisika SMA Berbasis Advance Organizer Melalui cooperative learning tipe MURDER di SMA Kota Padang @rs. Masril, M.Si dan Dra. Hidayati, M.Si) Secara mum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pada mata pelajaran fisika SMA di Kota Padang. Secara khusus target yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar berbasis advance organizer dalam upaya meningkatkan kemarnpuan berpikir dan pemaharnan siswa terhadap konsep-konsep fisika SMA. Dalarn pelaksanaannya, penelitian diawali identifikasi masalah di sekolah,. kemudian merancang bahan ajar berbasis advance organizer berdasarkan materi yang ada dalarn kurikulum. Untuk menguji kemangkusan bahan ajar berbasis advance organizer maka dilakukan uji validitas kepada pakar, uji praktikalitas kepada guru fisika SMA, dan uji terbatas kepada siswa SMA. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah siswa di sekolah, Indikator yang dipakai adalah hasil UN dari tahun 2008 sampai dengan 2010.. Berdasarkan data yang diperoleh dari Diknas Kota Padang, hasil UN 2010 untuk mata pelajaran fisika, ada 14 kemampuan yang belum tercapai oleh siswa, UN 2009 ada 4 kemampuan, dan 2308 ada 14 kemampuan dengan KKM < 60. Hasil yang diperoleh siswa dalam UN tahun ini sangat tidak menggembirakan karena belum tercapainya ketuntasan beiajar yang dipersyaratkan dalam kurikulum yaitu 6,5. Hal ini menandakan kualitas pendidikan mata pelajaran fisika SMA di Kota Padang masih rendah. Salah satu indikasi yang menyebabkan rendahnya hasil yang dicapai oleh siswa untuk mata pelajaran fisika adalah kurangnya guru memperhatikan konsep prasyarat yang harus dikuasai siswa sebelum menjelaskan materi baru. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut perlu dibuat bahan ajar yang bermakna yaitu berupa bahan ajar berbasis advance organizer. Model advance organizer -yang dikembangkan dalam buku ajar terdiri dari peta konsep, mind map dan diagram KWHL. Berdasarkan hasil validasi, uji kepraktisan, dan uji terbatas buku ajar yang dibuat, secara umum sudah berkategori baik walaupun masih banyak saran-saran yang perlu diperbaiki. Agar dihasilkan model yang efisien dan efektif maka perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu kepada sampel yang lebih luas.

PRAKATA Puji dan syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena peneliti telah dapat menyelesaikan draft laporan kemajuan hasil penelitian Tahun I Hibah Bersaing tahun 2013 dengan judul " Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Fiaika SMA Berbasis Advance Organizer Melalui cooperative learning tipe MSJRDER di SMA Kota Padang Laporan ini terdiri dari dua bagian, pertarna laporan hasil penelitian dan kedua adalah produk dari penelitian yaitu : Bahan Ajar Berbasis Advance Organizer. Kedua laporan tersebut merupakan satu kesatuan. Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada Direktur Ditbinlitabmas dan seluruh jajarannya yang teiah membiayai penelitian ini serta semua pihak yang telah membantu kelancaran kegiatan penelitian. Mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan Fisika di sekolah-sekolah, khususnya di Kota Padang dan umumnyz di Sumatera Barat. Padang, 30 Nopember 2013 Ketua Peneliti Drs. Masril, M.Si

DAFTAR IS1 Halaman HALAMAN PENGESAHAN FUNGKASAN PRAKATA DAFTAR IS1 DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I. PENDAHULUAN BAB 2. TMJAUAN PUSTAKA BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN BAB 4. METODE PENELITIAN BAB 5. HASTL DAN PEMBAHASAN BAB 6. RENCANA TAHAPAN TAHUN I1 BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - Instrumen - Personalia tenaga peneliti beserta kualifikasinya - Publikasi

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Contoh concept map bidang Mekanika Garnbar 2. Mind map dinarnika Gambar 3. Skema KWHL Gambar 4. Diagram Alir Program Penelitian Gambar 5. Nilai Pernyataan pada indicator kelayakan isi buku ajar Gambar 6. Nilai Pemyataan pada indicator penggunaan bahasa Gambar 7. Nilai Pemyataan pada indicator sajian buku ajar Gambar 8. Nilai Pemyataan pada indicator kegrafisan buku ajar Gambar 9. Nilai Pemyataan pada indicator kelengkapan buku ajar Gambar 10. Nilai rata-rata indicator buku ajar Gambar 1 1. Nilai Pernyataan pada indicator isi buku ajar Gambar 12. Nilai Pernyataan pada indicator sajian buku ajar Gambar 13. Nilai Pernyataan manfaat buku ajar bagi guru Gambar 14. Nilai indikator peluang implementasi buku ajar Garnbar 15. Nilai rata-rata setiap indicator kepraktisan

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Persentase Penguasaan Siswa hasil. UN Mata pelajaran 7 Fisika SMA Kota Padang Tahun 2008-201 0 berdasarkan Kompetensi yang Diuji Tabel 2. Deskripsi Hasil Pretest Kelas XI/1 P A SMA 8 Padang 3 7 Tabel 3. Deskripsi Hasil Protest Kelas XI/1 IPA SMA 8 Padang 3 8 Tabel 4. Data Perhitungan Pretes-Posiest Design Satu Kelompok 38

~. 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN Salah satu masalah pendidikan yang dihadapi di Kota Padang saat ini adalah masih rendahnya kualitas pendidikan pada tingkat SMA. Indikator yang dipakai adalah masih renciahnya perolehan Nilai Ujian Nasional (UN) yang diperoleh siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dari Diknas Kota Padang, hasil UN 2010 untuk mata pelajaran fisika, ada 14 kemampuan yang belum tercapai oleh siswa, UN 2009 ada 4 kemarnpuan, dan 2008 ada 14 kemarnpuan dengan KKM < 60 seperti tertera dalam table 1. Tabel 1. Persentase Penguasaan Siswa hasil UN Mata pelajaran Fisika SMA Kota Padang Tahun 2008-2010 berdasarkan Kompetensi yang Diuj i Tahun 2008 [NO 1 Kemampuan yanq Di Uji I No Soal / KKM / / I 7 1 Memforrnulasi energi kinetik qas Dada suatu sistem sas denqan ~erlakuan tertentu I 19 1 8.96 I Tahun 2009 No 1 Kemampuan Yang Di Uji Disejikn data-data benda bergerak lurus, siswa dapat menentukan usaha yang beke ja pada benda - - -- - - - -- -. - - -. - -- - -- - - - NoSoal 9 -- ------ 2 Menentukan faktor-faktor yg mempengaruhi besamya induksi magnetik di sekitar 30 1-26.67 kawat berarus listrik - ~ -...- --- 1-4 3 Disajikan grafik GLBB, siswa dapat menentukan salah satu besaran GLBB dari grafik -- 1 3 1 28.73 1 ------ --- ---. -.- -.-- --- - -- -- - 4 ~kajikan data diiraksi cahaya pada kisi, siswa dapat menentukan salah satu 22+-L 50.33 besaran terkait Tahun 2010 1 NO / Kemam~uan Yann Di Uii 1 No Soal KKM 1 I - I 1 Menentuksn nilai besaran gerak terkait dari ilustrasi gerak horisontal dengan kecepatan konstan I 3 42.94 / -~-. - --- -- - -~ ~- Menghitung nilai dari gerak sistem benda pada gambar 2 benda yang dihubungkan dengan tali di bidang datar yang licin KKM 21.36

1 14 1 Mengidentifikasi manfaat radioisotop dalarn kehidupan dari jenis-jenis zat radioaktif 1 40 / 7.39 i Hasil ykg diperoleh siswa ini sangat tidak menggembirakan karena belum tercapainya ketuntasan belajar yang dipersyaratkan dalarn kurikulum yaitu 6,5. Hal ini menandakan kualitas pendidikan matapelajaran fisika SMA di Kota Padan-g masih rendah. Beberapa indikasi yang menyebabkan rendahnya hasil yang dicapai oleh siswa untuk mata pelajaran fisika adalah: 1) siswa kurang menguasai konsep secara baik, 2) Dalarn proses pembelajarm, guru jarang memperhatikan konsep prasyarat yang hams dikuasai siswa sebelum menjelaskan materi baru; 3) Guru jarang sekali menjelaskan jalinan konsep-konsep antara materi; 4) Guru jarang meminta siswa untuk mengemukakan pendapat dalarn pembelajaran konsep, 5) Pembelajaran konsep masih didasarkan pada asumsi bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa; dan 6) Guru jarang sekali bertolak memulai pembelajaran dengan mengungkap miskonsepsi atau konsepsi awal siswa sebelum menanamkan konsep baru. Berdasarkan perrnasalahan yang dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini akan dirancang bahan ajar berbasis advance organizer, karena bahan ajar ini diharapkan mampu untuk meningkatkan pemaharnan siswa terhadap konsep-konsep fisika di.sma. Model pembelajaran Advance Organizer merupakan suatu model pembelajaran urituk melihat kebermaknaan konsep yang akan dipelajari dan menghubungkannya dengan konsep yang sudah dimiliki serta membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Keunggulan model ini adalah dapat mengaitkan materi lama dengan materi selanjutnya dengan menggunakan sebuah organizer (kerangka

urnum) (Ausubel dalam Kathy joan, 2005). Selain itu model pembelajaran advance organizer dapat meningkatkan kreativitas dan aktivitas siswa dalarn proses pembelajaran. Dilihat dari teori dan fungsi advance organizer yang dikemukakan, memungkinkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep fisika sehinggz nantinya hasil belajar yang diperoleh juga dapat meningkat.

2.1 Pemrosesan Informasi Dalam Belajar BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Dalarn proses belajar siswa mendapatkan pertambahan materi berupa informasi mengenai teori, gejala, fakta ataupun kejadian-kejadian. Informasi yang diperoleh akan diolah oleh siswa. Proses pengolahan informasi melibatkan ke~ja sistem otak, sehingga informasi yang diperoleh dan telah diolah akan menjadi suatu ingatan. Ingatan merupakan swtu proses biologi, yaitu pemberian kode-kode terhadap informasi dan pemanggilan informasi kembali ketika informasi tersebut dibutuhkan. Pada dasarnya ingatan adalah sesuatu yang membentuk jati din manusia dan membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya. Ingatan memberikan titik-titik rujukan pada masa lalu dan perkiraan pada masa depan. Ingatan merupakan reaksi kimia elektrokimia yang rumit yang diaktifkan melalui beragam saluran inderawi dan disimpan dalam jaringan saraf yang sangat nunit dan unik di seluruh bagian otak. Ingatan dibentuk melalui berfikir, bergerak dan mengalami hidup (rangsangan inderawi). Semua pengalaman yang dirasakan akan disimpan dalarri otak, kemudian akan diolah dan diurutkan oleh struktur dan proses otak mengenai nilai dan kegunaannya (Jensen. 2002:2 1 ) Otak merupakan organ tubuh yang kompleks. Otak manusia merupakan otak yang paling sempurna dibandingkan dengan otak binatang lainnya termasuk otak binatang mamalia, otak manusia memiliki kemampuan mtuk belajar oleh karena itu otak manusia dapat dikatakan sebagai otak belajar. Hal ini yang dapat membedakan otak manusia dengan otak binatang mamalia terletak pada fungsi sistem limbik. Sistem limbic atau disebut juga sebagai otak emosional yang merupakan pusat otak yang berperan dalam mengendalikan emosi. Lebih lanjut Bahaudin (1999:60 ) menjelaskan bahwa sistem limbic memberikan konstribusi yang mendasar terhadap proses belajar, yaitu melakukan peran vital dalam meneruskan informasi yang diterima ked alalm memori. Sistem limbic juga terkait dengan peran thalamus dan hypothala&us yang berperan dalam mengatur suhu tubuh, keseimbangan kimia tubuh, detak jantung, tekanan darah dan seks. Sistem limbic merupakan pusat pengaturan emosi seperti marah, senang, rasa lapar, haus, kenyang dan lainnya. Sistem limbic juga terlibat dalarn

bekerjanya sistem ingatan, yaitu pengiriman informasi dari ingatan berjangka pendek ke ingatan jangka panjang. Neocortex atau cerebral cortex terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan kiri. Masing-masing kedua belahan ini bertanggung jawab terhadap cara berpikir dan masing-masing memiliki spesialisasi dalam kemarnpuan - kemampuan tertentu (Bobbi de Porter dan Hernacki,1999:28). Lebih lanjut Taufik Bahaudin (1999:45) menjelaskan bahwa, belahan otak kanan terkait mengenai gambar,imajinasi, warna, ritme dan ruang. Otak kiri berkenaan dengan angka-angka,, kata-kata, logika, urutan atau daftar dan rincian-rincian. Secara umum otak kiri memainkan peranan. penting dalam pernrosesan 1ogika.kata-kata, matematika dan urutan atau yang disebut sebagai otak yang berkaitan dengan pembelajaran akademis. Otak kanan berkaitan dengan irama, ritma, musik. Garnbar dan imajinasi atau yang disebut sebagai otak berkaitan dengan aktivitas kreatif. Kedua belahan otak ini dihubungkan oleh corpus collosum yang secara konstan manyeimbangkan pesan-pesan yang datang dan menggabungkan gambar yang abstrak dan holistik dengan pesan kongkret dan logis (Dryden, 2003: 125 ). Sebagian besar orang hanya menggunakan otak kirinya sebagai berkomunikasi dan perolehan inforrnasi dalam bentuk verbal ataupun tertulis. Bidang pendidikan, bisnis, dan sains cznderung yang digunakan adalah otak belahan kiri. Dalam proses belajar siswa selalu dituntut untuk mempergunakan belahan otak kiri ketika menerima materi pelajaran. Materi pelajaran akan diubah dan diolah dalam bentuk ingatan. Terkadang siswa tidak dapat mempertahankaan ingatan tersebut dalan jangka waktu ymg lama. Hal itu disebabkan karena tidak adanya keseimbangan antara kedua belahan otak yang akhimya dapat menimbulkan terganggunya kesehatan fisik dan mental seseorang. Untuk menyeimbangkan kecenderungan salah satu belahan otak maka diperlukan adanya masukan musik dan estetika dalam proses belajar. Masukan musik dan estetika dapat memberikan urnpan balik positif sehingga dapat menirnbulkan emosi positif yang membuat kerja otak lebih efektif (Porter dan Hernacki. 1999:38 ) Informasi yang diperloleh siswa dalam bentuk materi pelajaran akan diolah dan dishpan menjadi sebuah ingatan. Ingatan jangka pendek yang diubah menjadi sebuah

ingatan jangka panjang memerlukan keterlibaan kerja sistim limbic. Siswa msnginginkan materi pelajaran yang diterima dalam proses belajar menjadi sebuah ingatan jangka panjang. Siswa melakukan berbagai ha1 untuk menyimpan ingatan tersebut menjadi ingatan jangka panjang, salah satunya dengan menggunakan advance organizer. 2.2 Model Pembelajaran Advance organizer Advance organizer adalah sebuah inforrnasi yang disajikan sebelum pembelajaran yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk menyusun dan menafsirkan informasi baru masuk. Advance organizers juga sangat berguna dalam proses transfer pengktahuan. Menurut Ausubel (1963, 1977), seseorang memperoleh pengetahuan terutama melalui penerimaan bukannya melalui penemuan. Konsep, prinsip, dan ide atau gagasan dipresentasikar~ dan diterima oleh seseorang, bukan melalui penemuan. Pandangan ini berbeda dengan Bruner, yang menyatakan bahwa belajar seseorang dilakukan melalui penemuan (discovery learning). Ausubel. menekankan bahwa apa yang diketahui sebagai meaningful verbal learning, informasi verbal, ide-ide, dan hubungan diantara ide-ide, terjadi secara bersarnaan. Model pembelajaran Advande Organizer adalah salah satu dalam rurnpun pemprosesan informasi yang dikembangkan oleh David Ausubel untuk membantu guru- guru menyajikan inforrnasi yang cukup banyak secara bennakna dan efisien. Menurut Ausubel (dalam Nasution., Noehi., 1992 : 121), Adiance Organizer yaitu organisator tertinggi yang bersifat utuh dan komprehensif daf, suatu materi yang ingin diajarkan. Advancae Organizer berupa rangka-rangka dasar yang menjadi batang tubuh materi yang akan dipresentasikan. Isinya merupakan penjelasan, integrasi, dan interrelasi konsep-konsep dasar dengan stru. clan organisasi tertinggi serta urnurn dari materi yang akan diajarkan. Kerangka inilah yang menjadi pengantar tugas belajar siswa. Dengan demikian, model Advance Organizer adalah model pembelajaran yang melatih siswa untuk belajar presentasi. Kebanyakan orang berpendapat bahwa metode ekspositori (antara lain cerarnah dan kuliah) memberikan efek kurang bermakna bagi siswa. Namun pendapat ini ditolak oleh Ausubel (dalam Usman, Uzer, M., 2000 :25). Terkadang metode ceramah sangat efektif untuk tujuan tertentu, misalnya tujuan pengajaran seperti memberi informasi atau materi

pelajaran yang disajikan oleh, melalui penerimaan atau penentuan. Menurut Ausubel (dalam dahar, 1989 : 1 lo), belajar dapat diklasifikasikan dalarn dua tingkatan. Pada tingkatan pertarna dalam belajar informasi dalam dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final, maupun dalam bentilk belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau s eld materi yang diajarkan. Pada tingkat ke dua, siswa menghubungkan atau mengkaitkan informasi pada pengetahuan (berupa konsep atau lain-lain) yang telah dimilikinya dalam ha1 ini terjadi belsjar bermakna (meaningful Learnig). Akan tetapi siswa itu dapat mencoba-coba menghafal informasi baru itu tanpa menghubungkan pada konsep- konsep yang telah ada dalam struktur kognitifhya, dalarn ha1 ini terjadi belajar hafalan (Rote Learning). Mappa, S dan Basleman, A (1994 : 91) menyebutkan bahwa penerapan model pembelajaran Advance Organizer dapat melalui tiga fase, yaitu - Fase pertama, penyajian atau presentasi Advance Organizer itu sendiri. - Fase kedua, pengembangan lebih lanjut mengenai kerangka yang telah disarnpaikan melalui tugas belajar siswa sebagai sumber bahan pelajaran. - Fase ketiga, adalah memperkuat struktur kognitif siswa dengan memainkan peranan reinforcement (keaktifan siswa). Selanjutnya langkah-langkah tersebut masih dibatasi pada tindakan-tindakan kelas yang memenuhi fungsi-fungsi mengajar, yaitu pengembangan sistem sosial Advance Organizer dan prinsip-prinsip mereaksi dalam Advance Organizer Lebih lanjut lagi fase pertama dalam pelaksanaan.mode1 Advance Organizer terdiri dari empzt kegiatan, yaitu : 1. Menj elaskan tujuan 2. Menyajikan secara tingkat kerangka dasar (advance Organizer) 3. Menyajikan pengertian dari setiap atribut yang terdapat dalarnnya 4. Merangsang kembali pengetahuan dan pengalaman siswa yang sudah ada dan disesuaikan dengan konteks yang diajarkan dengan memberikan beberapa contoh. Fase ke dua menekankan kepada essensi materi yang tidak cukup hanya dijelaskan oleh definisi, tetapi guru mengwakin lebih lanjut. Di sini guru dan siswa sama-sama mengembangkan kerangka Advance Organizer itu menjadi bahan pelajaran yang secara

logis dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa. Pase ke tiga menekankan kepada keaktifan siswa Siswa hams banyak mengambil inisiatif bertanya, dan mengajukan komentar. Siswa juga diharapkan dapat menggunakan prinsip-prinsip integral memahami konsep secara menyeluruh untuk menjawab clan menghubungkan materi yang sudah dipelajari dengan materi baru. Siswa hams dapat berperan sebagai penmgkap yang aktif dan marnpu berpikir kritis. Ada beberpa keunggulan dari model pembelajaran advance dibandingkan model pembelajaran yang lain, yaitu antara lain : - Menuntut terj adinya belaj ar bermakna - Menuntut siswa berperan secara aktif. Organizer Berdasarkan Penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti seperti Barnes daa Claswson (1975) mengkaji sejumlah penelitian tentang advance organizer, dari 32 penelitian yang dikajinya, 12 diantaranya memperlihatkan bahwa advance organizer secara signifikan memudahkan belajar peserta didik. Sedangkan 20 diantaranya menunjukkan perbedaan yang arnat kecil (tidak signifikan). Hartley dan Davis (1973) merangkum hasil kajiannya mengenai variabel advance orga~izer sebagai berikut: (1) Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa advance organizer memudahkan belajar, dan sekaligus meningkatkan retensi. Ada 10 penelitian yang memperlihatkan yang sejenis. (2) Penelitian lain menunjukkan bahwa pengaruh advance organizer terhadap hasil belajar dan retensi tidak signifikan, sedagkan 15 penelitian yang termasuk kelompok ini menyatakan siginifikan pengaruhnya terhadap hasil belajar dan retensi. (3) Eeberapa peserta didik cenderung mendapatkan keuntungan lebih banyak dari penggunaan advance organizer daripada peserta didik lainnya. Peserta didik yang memiliki kecerdasan di atas rerata lebih diuntungkan oleh adanya advance organizer, ada 7 penelitian yang menunjukkan ha1 ini. (4) Organizer ekspositorik arnat bermanfaat pada anak-anak yang memiliki kemarnpuan verbal dan kemarnpuan analitik yang rendah, ada 2 penelitian yang menunjukkan ha1 ini. (5) Terdapat 10 penelitian menemukan advance organizer yang diberikan setelah pembelajaran kadang-kadang lebih dapat memudahkan belajar peserta didik daripada organizer yang diberikan seklum pembelajaran. Namun ada 2 temuan penelitian yang tidak menunjukkan arah yang pasti mengenai ha1 ini.

2.3 Bentuk-bentuk Advance Organizer Ada beberapa bentuk grafik dalam advance organizer diantaranya concept map, mind map, spider map, cluster map, Jishbone diagram, continuum diagram, Venn diagram dan double bubble map, diagram KWHL dan lain sebagainya. Narnun dalam penelitian ini dibatasi sesuai dengan keperluan penelitian yaitu concept map, mind map, dan diagram KWHL. 1. Concept Map Concept map atau peta konsep adalah alternatif untuk mengorganisasi materi dalam bentuk peta (gambar) secara holistik, interelasi, dan kemprehensif. Konsep itu akan meletakkan guru sebagai seorang yang ahli dalam disiplinnya (ehpertise based teacher) dan meletakkan seorang guru lebih naturalistik pada tabiatnya, yaitu seorang "raja" pada wilayah kajiannya; dan dia bukan seorang "prajurit". Dalam konteks pengorganisasian materi perkuliahan guna persiapan mengajar satu semester, concept map dapat digunakan sebagai cara untuk membangun struktur pengetahuan para guru d.alam merencanakan materi perkuliahan (Kym Fraser, 1996). Desain content berdasarkan concept map merniliki karakteristik khas. Pertama, hanya memiliki konsep-konsep atau ide-ide pokok (sentrai, mayor, utama), Kedua, memiliki hubungan yang mengaitkan antara satu konsep dengan konsep yang lain. Ketiga, memiliki label yang membunyikan arti hubungan yang mengaitkan antara konsep-konsep. Keempat, desain itu benvujud sebuah diagram atau peta yang merupakan satu bentuk representasi konsep-konsep atau materimateri pelajaran yang penting. Concept map sebagai satu teknik telah digunakan secara ekstensif dalam pendidikan tinggi lebih dari tiga puluh tahun. Teknik concept map diilhami oleh teori belajar asimilasi kognitif (subsumpition) dari David P Ausubel, yang menyatakan bahwa belajar bermakna (meanindul learning) terjadi dengan mudah apabila konsep-konsep baru dimasukkan ke dalam konsep-konsep yang lebih inklusif. Dengan kata lain, proses belajar terjadi' bila mahasiswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan yang baru (Ausubel, 1963).

1' i; 1' 1: 1 I:',! 1: k. f T' I\' i;, : 1,I, Dengan mengambil ide dari teori asimilasi Ausubel, Novak mengembangkan teori ini dalam penelitiannya tentang mahasiswa pada tahun 1974. la berhasil merumuskan concept map sebagai satu diagram yang berdemensi dua, yaitu analog dengan sebuah peta jalan yang tidak hanya mengidentifikasi butir-butir utama kepentingan (konsep-konsep), tetapi juga menggambarkan hubungan-hubungan antara konsep-konsep utama (mayor), sebagaimana banyak kesamaan garis-garis yang menghubungkan antara kota-kota besar yang tergarnbarkan dengan jalan-jalan utama dan jalan bebas hambatan atau highways (Novak, 1989). Pengembangan teori itu didukung dengan mempertimbangkan tiga faktor kunci, yaitu 1. belajar bermakna y-ang melibatkan asimilasi konsep-konsep baru dan proposisiproposisi ke dalam bangunan struktur kognisi yang memodifikasi strukturstruktur itu, 2. pengetahuan adalah terorganisasi secara hirarkis di dalam struktur kognisi dan kebanyakan belajar yang baru melibatkan subsumption konsep-konsep dan proposisi-proposisi ke dalam hirarkis yang ada, dan 3. pengetahuan yang diperoleh dengan hafalan tidak akan terasimilasi ke dalarn bingkai kognisi yang ada dan tidak akan memodifikasi bingkai proposisi yang ada. Berdasarkan teori asimilasi kognisi, Putman dan Peterson (1990) menegaskan bahwa pengetahuan adalah struktur kognitif dari seseorang (knowledge is the cognitive structure of the individual). Selznjutnya Goldsmith, Johnson, dan Aton menambahkan bahwa untuk dapat dikatakan "mengetahui" suatu bidang (pengetahuan) adalah seseorang dapat memahami hubungan antara konsep-konsep pokok dan penting di dalamnya. Pengetahuan tentang hubungan itu disebut pengetahuan yang terstruktur (structural knowledge). Dalam teori itu ditemukan bahwa ; 1. makna dari beberapa konsep akan mudah difahami dengan melihat hubungan atau keterkaitan antara satu konsep dengan konsep yang lain, 2. belajart efektif (bennakna) akan terjadi apabila pengetahuan yang baru itu dikaitkanl dihubungkan dengan konsep-konsep (pengetehuan) yang telah dimiliki oleh pembelajar.