BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari hari, yang bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi akibat ketidakteraturan makan, misalnya makan terlalu banyak,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan beberapa faktor atau pun kondisi setempat antara lain faktor

BAB I PENDAHULUAN. dan pola konsumsi makanan, sehingga banyak timbul masalah kesehatan, salah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. paling sering terjadi. Peningkatan penyakit gastritis atau yang secara umum

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN KELUHAN NYERI ULU HATI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLI PENYAKIT DALAM RSD. DR. SOEBANDI

BAB I PENDAHULUAN. paling mengangguan kesehatan dan sering dijumpai di klinik karena diagnosanya

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

Keluhan dan Gejala. Bagaimana Solusinya?

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan pencernaan. Salah satunya dispepsia. Dispepsia adalah

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa. Gastritis atau dikenal dengan sakit maag merupakan. oleh faktor iritasi dan infeksi (Rahma, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kasus-kasus penyakit tidak menular yang banyak disebabkan oleh gaya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara observasional analitik dengan rancangan cross sectional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

Dewi Karwati 1) Nur lina, SKM, M.Kes dan Kiki Korneliani, SKM, M.Kes 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan klinik yang sering dijumpai dalam praktek praktis sehari-hari.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. pada setiap individu (Schmidt-Martin dan Quigley, 2011; Mahadeva et al., 2012).

HUBUNGAN FAKTOR STRES PSIKOSOSIAL DENGAN KELUHAN NYERI ULU HATI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLI PENYAKIT DALAM RSD DR.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar sekitar 1,8-2,1 juta

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk:

BAB 1 PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228 per

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

BAB I PENDAHULUAN. peradangan pada mukosa lambung. Gejala umum pada penyakit gastritis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap

3. Apakah anda pernah menderita gastritis (sakit maag)? ( ) Pernah ( ) Tidak Pernah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerjaan serta problem keuangan dapat mengakibatkan kecemasan pada diri

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. sendawa, rasa panas di dada (heartburn), kadang disertai gejala regurgitasi

Gangguan Mental Emosional pada Masyarakat di Rancabuaya Shelly Iskandar 1, Arifah Nur Istiqomah 1. Abstrak

Satuan Acara penyuluhan (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, hal ini dapat dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mutu pelayanan keperawatan merupakan salah satu keberhasilan

BAB V PEMBAHASAN. menjadi salah satu penyebab sindrom dispepsia (Anggita, 2012).

HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI KLINIK DHANANG HUSADA SUKOHARJO ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dimana proses ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. suksesnya sistem kesehatan adalah pelaksanaan pelayanan kefarmasian (Hermawati, kepada pasien yang membutuhkan (Menkes RI, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. emosional serta hubungan interpersonal yang memuaskan (Videbeck, 2008).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia yaitu sebesar 8%.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pekerjaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks, suatu organ

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT GASTRITIS PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR ANGKATAN 2009

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN JENIS GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI PUSKESMAS BONE-BONE KECAMATAN BONE-BONE KABUPATEN LUWU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36

BAB I PENDAHULUAN. dan gelisah dengan sesuatu yang dialaminya (Candido et al. 2014).

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB XXI. Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah. Nyeri perut hebat yang mendadak. Jenis nyeri perut. Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan aset berharga, tidak hanya bagi individu tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan suatu kondisi apabila individu memiliki tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGETAHUAN PASIEN DENGAN GASTRITIS TENTANG PENCEGAHAN KEKAMBUHAN GASTRITIS

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku Pencegahan Gastritis Pada

BAB I PENDAHULUAN. yang terbatas antara individu dengan lingkungannya (WHO, 2007). Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO, 2015), sekitar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi agar dapat mencapai suatu keseimbangan atau suatu keadaan homeostasis (Fuada, 2007). Namun alangkah mudah hidup kita bila semua kebutuhan dapat terpenuhi dengan gampang dan segera, tetapi kiranya juga membosankan. Kita harus berusaha dan tidak jarang bersusah payah untuk mecapai tujuan kita. Bahkan seringkali teradapat penghalang, kesukaran maupun aral melintang dalam usaha yang dilakukan. Apabila seseorang terus-menerus mengalami permasalahan serta kekecewaan dan orang tersebut tidak bisa menerimanya, maka ia akan mengalami tekanan batin yang akhirnya dapat menimbulkan gejala cemas atau gelisah (Miramis, 2009). Kecemasan timbul bilamana individu tidak mampu menghadapi suatu keadaan stress yang dapat mengancam perasaan dan kemampuan hidupnya. Kecemasan dianggap sebagai suatu respon yang wajar terhadap tekanan atau peristiwa yang mengancam kehidupan seseorang yang berlangsung singkat. Namun dikatakan menyimpang apabila seseorang tidak dapat meredam rasa cemas tersebut dalam situasi dimana kebanyakan orang mampu menanganinya tanpa adanya kesulitan yang berarti (Maramis, 2009). Tidak sedikit tragedi kehidupan manusia yang dapat menyebabkan, karena manusia tidak mampu membaca 1

2 dunia dan tidak mengetahui misteri kehidupan ini. Seringkali manusia merasa gelisah akan suatu hal-hal yang belum nampak dan belum terjadi bahkan sampai mengganggu aktivitas kehidupan yang normal. Seseorang dapat dengan mudahnya mengalami cemas yang amat karena kurangnya berserah diri terhadap Allah SWT. Islam memandang sebagai salah satu penyakit dari hati karena jauhnya hati manusia dari bersandar kepada Allah SWT, sehingga muncul berbagai rasa cemas, was-was dan berbagai ketidak tenangan jiwa (Najati, 2008). Dalam Islam, Al-Qur an merupakan solusi terbaik yang tiada banding. Iman kepada Allah dapat menyembuhkan gangguan kejiwaan,, sekaligus memberikan rasa aman dan tentram pada diri seseorang. Al-Qur an telah menjelaskan pengaruh iman yang mampu memberikan rasa aman dan tentram dalam jiwa seseorang. Allah Ta ala berfirman, (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram. (QS. Ar-Ra du: 28)

3 (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-nya bagimu: "Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut". Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tentram karenanya. dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Anfal: 9-10) Dari penjelasan ayat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ini pada awalnya hanyalah bisikan akan kekhawatiran. Kemudian seseorang terlalu mendengar dan fokus pada bisikan-bisikan ini tanpa diiringi dengan tawakal kepada Allah SWT. Kecemasan dapat meningkat apabila seseorang merasa kurang informasi terhadap sesuatu hal yang dihadapi maupun yang akan dihadapi, sehingga dapat menimbulkan reaksi reaksi seseorang diluar kendali kesadarannya. Sehingga semakin lama semakin melingkupi jiwa seseorang sampai bersifat mengganggu dan patologis. Kecemasan yang cukup lama akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia serta dapat menyebabkan suatu gangguan penyakit.

4 Semakin besar perubahan hidup dan beban stress, semakin rendah daya tahan tubuh terhadap penyakit dan semakin berat penyakit yang timbul (Maramis, 2009). Seseorang yang mengalami gangguan cemas ringan atau berat dapat melakukan hal-hal yang dapat mengganggu kesehatan. Misalnya dengan meminum minuman beralkohol, minum obat-obatan sembarangan atau tidak sesuai dosis yang tepat, hingga pola makan yang tidak teratur. Penderita berharap dengan melakukan cara tersebut dapat menghilangkan rasa cemas yang ada. Padahal cara-cara tersebut justru dapat menyebabkan gangguan pada lambung, yaitu atau maag. Penggunaan alkohol justru akan mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa lambung dan membuat jaringan lebih mudah rusak terhadap sekresi lambung yang berlebihan. Pada saat emosi bergejolak tidak stabil, cemas juga dapat mengakibatkan perubahan hormonal di dalam tubuh yang dapat merangsang sekresi sel lambung secara berlebih sehingga asam lambung bertambah. Asam lambung yang berlebih akan melukai selaput lendir lambungnya sendiri sehingga lambung meradang. Peradangan lambung ini yang disebut penyakit (Nadesul, 2009). Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai dalam kasus penyakit dalam Indonesia. Gastritis dikenal di masyarakat dengan istilah sakit maag atau sakit ulu hati, kondisi ini bisa timbul mendadak yang biasanya ditandai dengan rasa mual dan muntah, nyeri, pendarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun atau sakit kepala (Gobel, 2012). Gastritis yang tidak diobati akan mengakibatkan sekresi

5 lambung semakin meningkat dan akhirnya membuat lambung luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung juga dapat menimbulkan perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas (SCBA) berupa hematemesis (muntah darah), melena, perforasi dan anemia karena gangguan absorpsi vitamin B12 (anemia pernisiosa) bahkan dapat menimbulkan kanker lambung (Suratum, 2010). Menurut Abdullah (2008), karena lambung terletak di rongga perut bagian atas agak ke kiri (ulu hati), maka penderita biasanya mengeluh sakit di bagian itu. Oleh sebab itu, tingkat kesadaran masyarakat Indonesia masih perlu ditingkatkan akan pentingnya menjaga kesehatan lambung. Banyak pasien nyeri, salah satunya nyeri ulu hati, datang ke Poli Penyakit Dalam dan ternyata tidak ditemukan kelainan yang menjadi dasar keluhannya. Nyeri sering melibatkan aspek emosional dan dihubungkan dengan faktor psikologis, salah satunya cemas. Cemas dapat mempengaruhi berbagai organ tubuh melalui mekanisme yang kompleks. Kecemasan merupakan salah satu gangguan psikiatri yang mendasari masalah somatisasi pada pasien yang berkunjung ke dokter. Kekambuhan penyakit atau munculnya gejala berulang karena salah satunya dipengaruhi atau faktor kejiwaan (Misnadiarly, 2009). Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk menganalisis tentang hubungan tingkat dengan tingkat keluhan nyeri ulu hati pada pasien di Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga.

6 B. Rumusan Masalah Atas dasar latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan pokok yaitu apakah terdapat hubungan antara dengan keluhan nyeri ulu hati pada pasien di RS Harapan Ibu Purbalingga. C. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat dengan tingkat keluhan nyeri ulu hati pasien di Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga. D. Manfaat Penelitian Penelitian mengenai hubungan antara tingkat dengan tingkat keluhan nyeri ulu hati pasien ini diharapkan dapat: 1. Menambah wawasan bahwa keluhan nyeri dapat dipengaruhi oleh tingkat seorang penderita 2. Memberikan pengalaman bagi penulis sebagai mahasiswa fakultas kedokteran UMY dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI). 3. Menjadi sumber bagi ilmiah selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai hubungan tingkat dengan tingkat keluhan nyeri ulu hati pada pasien di RS Harapan Ibu Purbalingga, sejauh yang penulis ketahui belum terdapat yang

7 sejenis. Namun yang pernah dilakukan berkaitan dengan ini antara lain: Tabel 1. Keaslian Penelitian No Nama Pengarang, Tahun, Judul Penelitian 1. Prasetyo (2013), Hubungan Antara Stres dengan Kejadian Gastritis di Klinik Dhanang Husada Sukoharjo 2. Angkow (2014), Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Kota Manado Metode Hasil Perbedaan dan Persamaan Observasional analitik deskriptif dengan desain cross sectional. Teknik sampling menggunakan Accidental Sampling pada 70 wanita usia produktif yang datang ke Klinik Dhanang Husada Sukoharjo dengan gejala Cara data dengan kuesioner. Metode ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan cross sectional. Teknik sampling menggunakan Accidental Sampling pada 1050 orang berjumlah 77 responden. Cara data dengan kuesioner. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan stress kejadian dengan Hasil menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara alkohol dan kopi dengan kejadian Perbedaan: peneliti tidak meneliti tentang kejadian stres melainkan. Persamaan: pada ini adalah cara data, metode dan sebagai variabel terikat. Perbedaan: peneliti tidak meneliti tentang faktor-faktor kejadian Persamaan: pada ini adalah cara data, metode dan sebagai variabel terikat.

8 3. Sari, dkk (2014), Hubungan Antara Kecemasan dengan Keluhan Nyeri Ulu Hati pada Pasien Rawat Jalan di Poli Penyakit Dalam RSD. dr. Soebandi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. teknik pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling pada 30 orang. Cara data dengan kuesioner. Hasil menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat dengan tingkat nyeri pada pasien dengan keluhan nyeri ulu hati. Perbedaan: peneliti menambahkan kriteria inklusi berupa pasien Persamaan: pada adalah cara data, metode dan sebagai variabel bebas. 4. Fuada (2007), Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Penderita Gastritis Laki-Laki dengan Penderita Gastritis Perempuan di RS PKU Muhammadiyah analitik noneksperimental dengan desain cross sectional pada 30 pasien Hasil menunjukkan tidak terdapat perbedaan tingkat antara penderita lakilaki dan penderita perempuan, namun ratarata subyek memiliki tingkat tinggi. Perbedaan: peneliti tidak membandingk an tingkat pada pasien berdasarkan jenis kelamin, melainkan tingkat nyeri ulu hati pada pasien Persamaan: pada ini adalah cara data, metode dan sebagai variabel bebas.