KEPUNAHAN BAHASA BETAWI PADA SUKU BETAWI DI CENGKARENG BARAT, JAKARTA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
PEMILIHAN BAHASA DALAM MASYARAKAT PEDESAAN DI KABUPATEN TEGAL DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI ALTERATIF BAHAN AJAR MATA KULIAH SOSIOLINGUISTIK.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah penutur lebih dari satu juta jiwa (Bawa, 1981: 7). Bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bahasa. Tidak seperti sistem isyarat yang lain, sistem verbal bisa digunakan untuk

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)

Abstraksi. Kata kunci: dialektologi, sikap, bahasa, minang, rantau

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di daerah tertentu, misalnya bahasa Bugis, Gorontalo, Jawa, Kaili (Pateda

KATA SERAPAN BAHASA MELAYU DIALEK DESA RANTAU PANJANG KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU ARTIKEL E-JOURNAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA PEMERTAHANAN BAHASA

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

BAB V PENUTUP. ini dilakukan untuk mengetahui sikap bahasa siswa kelas VII di SMPN 9

BAB II KAJIAN TEORI. penelitian dari laporan penelitian yang relevan. Menurut Triandis (melalui Suhardi, 1996: 22) sikap didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan Timor Timur dari bagian NKRI (Kuntari, 2008). Pergolakan

INTERERENSI FONOLOGIS DAN MORFOLOGIS BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SD SE-KECAMATAN KRAMAT, KABUPATEN TEGAL

KEBANGGAAN TERHADAP BAHASA INDONESIA (LANGUAGE PRIDE) DI PURWAKARTA. Siti Chadijah ABSTRAK

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

PEMERTAHANAN BAHASA JAWA PADA MASYARAKAT KAMPUNG CIDADAP KABUPATEN CIREBON. Oleh. Hesti Muliawati, Rendi Suhendra, dan M.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas berbagai macam suku. Salah satu suku di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

ANALISIS BENTUK-BENTUK DIKSI DIALEK MELAYU MASYARAKAT KELURAHAN TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG

BAB I PENDAHULUAN. beragam suku dan budaya. Suku-suku yang terdapat di provinsi Gorontalo antara lain suku

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang sangat dibutuhkan manusia dalam menyampaikan suatu maksud

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Amanda Putri Selvia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Sibarani, (2004:62)

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dalam penggunaannya di tengah adanya bahasa baru dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Badan dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi. masalah pendidikan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, UNESCO,

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Keadaan tersebut mengakibatkan adanya kontak bahasa sehingga. pengaruh bahasa lain masuk ke dalam bahasa Indonesia.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

PEMERTAHANAN BAHASA BANJAR HULU DI KOTA BANJARMASIN PADA UMUR DEWASA (Ranah Pemerintahan, Ranah Transaksi, dan Ranah Tetangga)

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMEROLEHAN BAHASA JAWA PADA ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN PENUTUR MULTIBAHASA SERTA STRATEGI PEMERTAHANANNYA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BUDAYA BANGSA

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY ARTIKEL E-JOURNAL

IDENTIFIKASI KEDWIBAHASAAN SISWA: IMPLEMENTASI STUDI KEBAHASAAN DI SEKOLAH DASAR. Gio Mohamad Johan 1 ABSTRAK

Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Keluarga Muda Etnis Bali

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK SEKANAK DESA TINJUL KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA

METODE PENELITIAN KEBAHASAAN*)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Landasan Dasar, Asas, dan Prinsip K3BS Keanggotaan Masa Waktu Keanggotaan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

PEMERTAHANAN BAHASA BANJAR HULU DI KOTA BANJARMASIN PADA UMUR DEWASA (Ranah Keluarga, Pergaulan, Pekerjaan, dan Ranah Pendidikan)

BAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah

JURNAL ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN DI KABUPATEN TULUNGAGUNG CODE SWITCHING AND CODE MIXING ON RADIO S ADVERTISEMENT AT TULUNGAGUNG REGENCY

PEMERTAHANAN BAHASA JAWA PADA INTERAKSI SISWA DAN GURU DALAM PEMBELAJARAN KAJIAN SOSIOLINGUISTIK DI MTS AL-HIKMAH PASIR DEMAK

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Tujuan. Tujuan pembuatan makalah ini salah satunya adalah untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia dan bertujuan untuk :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan

DOMINASI PEMAKAIAN BAHASA JAWA DI PROVINSI LAMPUNG BERDASAR DATA SENSUS PENDUDUK 2010 Ancangan Demografilinguistk

PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa.

Pelestarian Bahasa Minangkabau sebagai Bahasa Ibu di Rantau: Studi Kasus Orang Minangkabau di Jabodetabek Oleh: Defina (MKDU IPB)

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

Volume 1 (1) Desember 2013 PUBLIKA BUDAYA Halaman 1-7

CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG

PENGEMBANGAN DWIBAHASAWAN YANG SEIMBANG UNTUK MEMPERTAHANKAN BAHASA-BAHASA DAERAH DI INDONESIA *

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Desa Lintidu adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Paleleh

PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR PUSTAKA. Chaer, Abdul Kamus Dialek Jakarta. Jakarta: Nusa Indah.

IMPLIKATUR PASAMBAHAN DALAM BATAGAK GALA DI KANAGARIAN PAUH V SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Analisis Kesalahan Ortografi dalam Karangan Narasi Berbahasa Jawa Siswa Kelas XI di SMA N 6 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Manusia memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa juga mempengaruhi pikiran manusia itu sendiri. Ilmu Sosiolinguistik

ANALISIS CAMPUR KODE BAHASA PENYIAR PROGRAM SEMBANG SEKAMPUNG RADIO PANDAWA EDISI MARET-APRIL 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

TINDAK TUTUR PENYIAR RADIO PADA ACARA REQUEST SALAM SAPA SAHABAT DI STASIUN TIDAR SAKTI FM KOTA BATU SKRIPSI. Oleh : RISKA NORMA ZUNITA NIM

ANALISIS GEJALA KONTAMINASI, PENGGUNAAN BAHASA ASING DAN DAERAH DALAM BERITA POLITIK SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-NOVEMBER 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. akan berkembang. Sebaliknya, jika suatu bahasa yang sedikit dipakai oleh penutur dengan

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. a. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam keluarga. Hal ini tampak dalam situasi

POLITIK BAHASA. Heryanah 1

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahasa daerahnya masing-masing. Hal tersebut sejalan dengan hakikat

KESANTUNAN BERBAHASA PADA TUTURAN SISWA SMP

Sikap Terhadap Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 2 TBU dan Implikasinya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sikap Bahasa Siswa Sekolah Dasar Terhadap Bahasa Daerah Dan Bahasa Indonesia

LINGUA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT (INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Oleh

PUSAT PENGEMBANGAN KESENIAN BETAWI DI SITU BABAKAN SRENGSENG SAWAH JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMILIHAN KODE MASYARAKAT PESANTREN DI PESANTREN AL-AZIZ BANJARPATOMAN DAMPIT

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Razali Rahman. Abstract. Abstrak

Transkripsi:

KEPUNAHAN BAHASA BETAWI PADA SUKU BETAWI DI CENGKARENG BARAT, JAKARTA BARAT Suryaningsih Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro ABSTRAK Indonesia memliki 756 bahasa daerah, salah satunya adalah bahasa Betawi. Bahasa Betawi berasal dari bahasa Melayu yang bercampur dengan bahasa Arab, bahasa Cina dan bahasa Jawa. Pada saat ini nasib bahasa daerah di Indonesia terancam punah, termasuk bahasa Betawi karena banyak bahasa baru yang muncul. Oleh sebab itu, bahasa Betawi saat ini hanya tersebar di beberapa wilayah Jakarta salah satunya di Cengkareng Barat. Peneliti mengadakan penelitian di Cengkareng Barat karena bahasa Betawi di Cengkareng Barat mengalami kepunahan baik secara lisan maupun tulisan. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk memprediksikan nasib bahasa Betawi di masa mendatang, mendeskripsikan faktor penyebab kepunahan/kebertahanan bahasa Betawi dan mendeskripsikan upaya yang dilakukan suku Betawi serta pemerintah setempat untuk menjaga eksistensi bahasa Betawi di era-globalisasi. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan desain kuanitatif kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiolinguistik Pada tahap pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode observasi dengan teknik SLC, SLBC, rekam, serta teknik catat. Selain itu, menggunakan metode wawancara terstruktur dengan kuesioner yang bertujuan untuk memperoleh data mengenai penguasaan, pengunaan, dan sikap bahasa terhadap bahasa Betawi dan bahasa Indonesia. Data dikaji dan dianalisis menggunakan teori Kloss (1984) yang mengungkapkan tiga tipe kepunahan bahasa. Hasil penelitian kepunahan bahasa Betawi pada suku Betawi di Cengkareng Barat, Jakarta Barat, menunjukkan bahwa terjadi kepunahan bahasa nominal (melalui metamorfosis penurunan derajat bahasa). Hal itu, disebabkan oleh berkurangnya penggunaan bahasa Betawi dalam beberapa ranah dan munculnya bahasa baru, seperti bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Batak, dan lainnya di Cengkareng Barat, Jakarta Barat. Kata Kunci: Kepunahan/kebertahanan bahasa, nasib bahasa Betawi, dan Suku Betawi. 1

A. PENDAHULUAN Pada hakikatnya bahasa merupakan alat komunikasi dominan bagi manusia untuk berkomunikasi antara dua manusia atau lebih. Berdasarkan wilayah penggunaannya, bahasa dibedakan menjadi bahasa asing, bahasa nasional dan bahasa daerah. Berdasarkan keadaan penggunaannya, bahasa dibedakan menjadi tiga, yaitu pemertahanan bahasa, pergeseran bahasa dan kepunahan bahasa (Sumarsono, 2012: 231). Hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam artikel Menggali Bahasa yang Nyaris Punah yang terbit di koran Tempo, 18 Maret 2012 menyatakan bahwa Indonesia memiliki 756 bahasa daerah. Telah tertulis dan ditetapkan dalam Undang-Undang nomor. 22 tahun 1999 mengenai pemerintahan daerah, kewenangan penanganan bahasa dan sastra yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Keadaan yang terjadi saat ini sekitar 30% bahasa daerah di Indonesia terancam punah, salah satunya adalah bahasa Betawi. Bahasa Betawi berasal dari hasil percampuran antara bahasa Melayu dengan bahasa lain. Bahasa Melayu bercampur dengan bahasa Arab Mesir seperti pada kata Ane saya, sedangkan dengan bahasa Cina seperti pada kata Lu kau dan gue saya. Bahasa Melayu bercampur dengan bahasa Jawa yang tersebar di Indonesia bagian barat seperti pada kata ora tidak, bocah anak-anak dan lanang laki-laki. Hasil percampuran bahasa di atas kemudian berkembang menjadi bahasa Betawi. (Muhadjir, 1999: 61). Saat ini, masyarakat asli Betawi hanya tersebar di beberapa wilayah Jakarta seperti di Cengkareng, Tanah Abang, Srengseng Sawah, dan Cempaka Putih. Nasib bahasa Betawi tergolong memprihatinkan karena sudah jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari antarsuku Betawi baik secara lisan dan tulisan. Oleh sebab itu, peneliti mengkaji nasib bahasa Betawi di masa mendatang, faktor penyebab kepunahan/kebertahanan bahasa Betawi, dan upaya yang dilakukan suku Betawi serta pemerintah untuk menjaga eksistensi di era globalisasi. 2

B. LANDASAN TEORI 1. Sosiolinguistik Sosiolinguistik adalah studi atau ilmu yang bersifat affective atau problematis, yang membahas sikap kebahasaan suatu masyarakat pemakai bahasa, gejala-gejala kebahasaan sebagai suatu kesulitan atau suatu masalah, bagaimana membina atau mengembangkan salah satu segi kebahasaan (Soepomo, 1984: 7). 2. Pilihan bahasa Ferguson (dalam Sumarsono, 2012: 199-200), memaparkan bahwa diglosia adalah suatu keadaan yang terdapat dua ragam dari satu bahasa hidup berdampingan dengan peran masing-masing dalam masyarakat tersebut. 3. Pergeseran bahasa Pergeseran bahasa merupakan keadaan suatu bahasa yang tidak mampu mempertahankan diri dalam suatu pemakaian akibat dari pilihan bahasa yang berjangka panjang dan bersifat kolektif (Sumarsono, 2012: 231). 4. Pemertahanan bahasa Masyarakat yang secara bersamaan menentukan kelanjutan menggunakan bahasa yang digunakan (Sumarsono, 2012: 231). 5. Kepunahan bahasa Penelitian ini menggunakan teori Kloss (1984) mengungkapkan tiga tipe kepunahan bahasa (Sumarsono, 2012: 286): a. Kepunahan bahasa tanpa mengalami pergeseran bahasa, b. Kepunahan bahasa karena terjadi pergeseran bahasa (penutur tidak berada dalam wilayah tutur yang kompak ), c. Kepunahan bahasa nominal melalui proses metamorfosis. C. METODE PENELITIAN 1. Lokus Penelitian Lokus adalah tempat penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, yaitu di Kelurahan Cengkareng Barat, Jakarta Barat. 3

2. Populasi Populasi penelitian ini yaitu masyarakat suku Betawi dalam satu Kelurahan Cengkareng Barat. Kemudian peneliti melakukan observasi, ternyata hanya beberapa Rukun Tetangga (RT) yang terdapat masyarakat suku Betawi. 3. Sampel Penelitian ini menggunakan tiga teknik sampel area dan hasil observasi, sampel kuota, dan sampel random. 4. Pengumpulan data Pada tahap pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode observasi dengan teknik simak libat cakap (SLC), teknik simak bebas libat cakap (SBLC), teknik rekam, teknik catat, dan metode wawancara terstruktur dengan teknik kuesioner. D. ANALISIS DATA Analisis data yang relevan dengan penelitian ini merupakan hasil dari kuesioner, sebagai berikut: 1. Karakteristik Informan a. Tingkat Usia Penelitian ini menggunakan tingkat usia pada informan suku Betawi. Tingkat usia yang diambil, dibagi menjadi dua generasi, yaitu: generasi muda (15-35 tahun), dan generasi tua (36-70 tahun). b. Pendidikan Informan yang diambil berasal dari beberapa lulusan. Hal tersebut karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi tingkat bahasa yang digunakan. c. Pekerjaan Informan penelitian ini berasal dari berbagai macam pekerjaan, yaitu: Pegawai Negeri Sipil (PNS), tokoh masyarakat, dan wiraswasta/pedagang. Hal tersebut karena sudah mewakili dari berbagai macam pekerjaan. 4

d. Agama Agama menjadi salah satu kategori karena zaman dahulu pemuka agama Islam banyak menggunakan bahasa Betawi yang berasal dari bahasa Melayu. e. Sosial Budaya Pada penelitian ini, peneliti meneliti berdasarkan sosial budaya karena peneliti ingin menunjukkan penggunaan bahasa Betawi maupun kebudayaan Betawi pada suku Betawi. 2. Penguasaan, penggunaan dan sikap terhadap Bahasa Betawi a. Penguasaan Bahasa Betawi 1) Pengetahuan Bahasa Betawi Tahap pengetahuan bahasa Betawi, peneliti mengambil sumber-sumber pengetahuan bahasa Betawi, seperti dari kakek/nenek, orang tua, dan lainnya. 2) Pengenalan Bahasa Betawi dan Bahasa Indonesia Pada tahap pengenalan bahasa Betawi dan bahasa Indonesia, peneliti mengukur pengenalan bahasa Betawi dan bahasa Indonesia sejak informan berusia balita hingga berusia di jenjang SLTA. 3) Kemampuan Bahasa Tahap kemampuan bahasa, dibedakan menjadi tiga kategori yaitu: mendengar (listening), menulis (writing) dan membaca (reading) (Alwasillah, 1986: 125). Kemudian peneliti memberikan kuesioner pada informan untuk mengetahui kemampuan bahasa Betawi. b. Penggunaan bahasa Betawi 1) Ranah Keluarga Dalam ranah keluarga, penggunaan bahasa Betawi baik generasi tua maupun generasi muda dengan interlokutor kakek/nenek, bapak/ibu, suami/istri, kakak, adik, anak, dan cucu yang menggunakan bahasa Betawi serta bahasa Indonesia. 5

2) Ranah Ketetanggaan Dalam ranah ketetanggaan, peneliti meneliti berdasarkan dua asal suku tetangga informan yaitu tetangga asal suku Betawi dan tetangga asal suku lain. 3) Ranah Pendidikan Dalam ranah pendididkan, penggunaan bahasa Betawi dan bahasa Indonesia diukur mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi (PT). Mulai dari generasi muda hingga generasi tua yang berinteraksi dengan interlokutor teman sebaya dan teman lebih tua. 4) Ranah Agama Dalam ranah agama, peneliti meneliti penggunaan bahasa Betawi dan bahasa Indonesia pada generasi muda dan generasi tua pada saat berinteraksi dalam ceramah agama maupun dengan penutur dari suku Betawi dan suku lainnya. 5) Ranah Kantor Dalam ranah kantor atau pekerjaan, peneliti membagi dua berdasarkan interaksi informan dengan penutur dari suku Betawi dan suku lainnya. Selain itu faktor usia, dan tempat informan bekerja juga mempengaruhi penggunaan bahasa Betawi maupun bahasa Indonesia. 6) Ranah Adat Dalam ranah adat, peneliti meneliti berdasarkan interaksi antar suku Betawi saat acara adat Betawi. c. Sikap bahasa Betawi Menurut Suwito (1982: 59) sikap positif bahasa dibedakan menjadi tiga, sebagai berikut: 1) Kebanggaan Bahasa dalam Penggunaan Bahasa Betawi dan Bahasa Indonesia pada Suku Betawi di Cengkareng Barat, Jakarta Barat. Kebanggaan bahasa merupakan sikap yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk menjadikan bahasanya sebagai identitas pribadi atau kelompok (Suwito, 1982: 59). Pada penenlitian ini, sikap kebanggaan terhadap 6

bahasa Betawi masih ditunjukkan oleh generasi tua, sedangkan generasi muda sudah mulai mengurangi rasa bangga terhadap bahasa Betawi. 2) Kesetiaan Bahasa dalam Penggunaan Bahasa Betawi dan Bahasa Indonesia pada Suku Betawi di Cengakareng Barat, Jakarta Barat. Kesetiaan bahasa adalah sikap yang mnedorong suatu masyarakat tutur untuk mempertahankan kemandirian bahasanya, meskipun harus mencegah masuknya pengaruh asing (Suwito, 1982: 59. Generasi tua lebih banyak memakai bahasa Betawi dalam ranah kekeluargaan, ranah ketetanggan dan ranah adat terhadap interlokutor yang lebih tua maupun muda. Kemudian pada generasi muda sudah mulai mengurangi penggunaan bahasa Betawi terlihat pada beberapa ranah seperti ranah ketetanggaan tetapi hanya terhadap interlokutor berusia lebih tua. 3) Kesadaran adanya Norma Bahasa dalam Penggunaan Bahasa Betawi dan Bahasa Indonesia. Kesadaran adanya norma bahasa adalah sikap dari dalam diri yang mendorong penggunaan bahasa secara cermat, santun, korek dan layak (Suwito, 1982: 59). Sikap kesadaran akan norma terhadap bahasa Betawi masih ditunjukkan oleh kedua generasi dari suku Betawi. E. PEMBAHASAN 1. Nasib Bahasa Betawi Sejak dahulu nasib bahasa Betawi telah diprediksi oleh beberapa ahli dari hasil penelitian mengenai bahasa Betawi (Muhadjir, 1999: 107-108). 1. Menurut Ben Anderson (1966) mengenai perkembangan bahasa Betawi dan bahasa Indonesia dengan tingkat kebahasaan. 2. Kay Ikranegara dalam disertasinya (1980), berpendapat bahwa bahasa Indonesia dan bahasa Betawi adalah hubungan antara dua dialek dari satu bahasa yang sama. 3. Muhadjir (1976) menyatakan bahasa Betawi dalam perkembangannya akan menjadi ragam bahasa Indonesia substandar. 7

Nasib bahasa Betawi di masa mendatang menunjukkan posisi kepunahan nominal atau hanya punah pada penggunaan. Masalah berikutnya akan dibahas faktor penyebab kepunahan/kebertahanan bahasa Betawi. 2. Faktor Penyebab Kepunahan/Kebertahanan Bahasa Betawi Proses kepunahan bahasa Betawi yang termasuk kepunahan nominal seperti telah dijelaskan oleh teori Kloss (1984). Kepunahan nominal adalah kepunahan yang disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Muhadjir, 1999: 110). Kebertahanan bahasa Betawi masih ditunjukkan oleh suku Betawi di Cengkareng Barat tetapi hanya keadaan sebagian. Berbeda pendapat dengan (Muhadjir 1999), menurut Sumarsono (2012) faktor intern dan ekstern juga terjadi pada kebertahanan bahasa seperti pada penelitian pemertahanan bahasa Melayu Loloan. a. Kepunahan nominal: 1) Faktor Intern a) Berkurangnya peredaran kosakata bahasa Betawi. b) Berkurangnya jumlah penutur asli. c) Kurang pengenalan bahasa Betawi pada generasi berikutnya. 2) Faktor Ekstern a) Pengurangan penggunaan bahasa Betawi pada beberapa ranah. b. Kebertahanan sebagian: 1) Faktor Intern a) Adanya sikap konsekuensi dari suku Betawi. b) Terdapat sikap positif terhadap Bahasa Betawi oleh suku Betawi. c) Terdapat penggunaan bahasa Betawi dalam ranah kekeluargaan, ketetanggaan dan adat. d) Adanya rasa keingintahuan pada generasi muda. 2) Faktor Ekstern a) Adanya skap toleransi terhadap bahasa Betawi. b) Masih terdapat media massa yang menggunakan bahasa Betawi. 8

3. Upaya untuk Menjaga Eksistensi Bahasa Betawi. a. Suku Betawi 1) Masih menggunakan bahasa Betawi pada beberapa ranah. 2) Masih memakai kebudayaan Betawi pada acara tertentu. 3) Masih ada media massa yang menggunakan bahasa Betawi. b. Pemerintah 1) Adanya Undang-undang tentang bahasa daerah. 2) Penelitian terhadap bahasa Betawi maupun budaya Betawi. F. SIMPULAN Hasil penelitian kepunahan bahasa Betawi pada suku Betawi di Cengkareng Barat, Jakarta Barat sebagai berikut: 1. Jika dilihat dari hasil analisis data yang menggunakan teori Kloss (1984), yaitu terjadinya kepunahan nominal di Cengkareng Barat, Jakarta Barat. Jadi, masih adanya kebertahanan bahasa Betawi walaupun hanya sebagian. 2. Faktor-faktor penyebab dari kepunahan/kebertahanan bahasa Betawi, sebagai berikut: a. Kepunahan nominal: 1) Faktor Intern a) Berkurangnya peredaran kosakata bahasa Betawi. b) Berkurangnya jumlah penutur asli. c) Kurang pengenalan bahasa Betawi pada generasi berikutnya. 2) Faktor Ekstern a) Pengurangan penggunaan bahasa Betawi pada beberapa ranah. 2. Kebertahanan sebagian: 1) Faktor Intern a) Adanya sikap konsekuensi dari suku Betawi. b) Terdapat sikap positif terhadap Bahasa Betawi oleh suku Betawi. c) Terdapat penggunaan bahasa Betawi dalam ranah kekeluargaan, ketetanggaan dan adat. d) Adanya rasa keingintahuan pada generasi muda. 9

2) Faktor Ekstern a) Adanya skap toleransi terhadap bahasa Betawi. b) Masih terdapat media massa yang menggunakan bahasa Betawi. 3. Kedua keadaan tersebut terjadi karena masih terdapat upaya menjaga eksistensi bahasa Betawi yang dilakukan suku Betawi serta pemerintah, yaitu: a. Suku Betawi 1) Masih menggunakan bahasa Betawi pada beberapa ranah. 2) Masih memakai kebudayaan Betawi pada acara tertentu. 3) Masih ada media massa yang menggunakan bahasa Betawi. b. Pemerintah 1) Adanya Undang-undang tentang bahasa daerah. 2) Penelitian terhadap bahasa Betawi maupun budaya Betawi. H. Saran Berdasar temuan yang ada, maka peneliti merekomendasikan saran. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai bahasa Betawi di lokasi berbeda. Jika tidak adanya penelitian lebih lanjut maka akan terjadi kepunahan total pada bahasa Betawi dan suku Betawi juga akan terpinggirkan dari Jakarta oleh suku lainnya yang dominan. DAFTAR PUSTAKA Andriani, Durri. 2004. Pedoman Penulisan Daftar Pustaka. Jakarta: Pusat Studi Indonesia Lembaga Penelitian Universitas Terbuka. Azizah, Nur Siti. 2008. Pemilihan Bahasa di Ranah Rumah Tangga (Studi Kasus Desa Pakulau Kec. Margasari dan Desa Slawi Kulon Kec. Slawi Kabupaten Tegal). Skripsi Strata 1 Sastra Indonesia. Universitas Diponegoro Semarang. Chaer dan Leoni Agustina.2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: IKAPI. Hendri, Jhon. 2009. Merancang Kuesioner. Riset Pemasaran. Jakarta: Universitas Gunadarma. Katubi. 2009. Pilihan Bahasa Orang Yaben di Papua Barat: Tinjauan dari Hierarki Kebutuhan Maslow. Jurnal Masyarakat dan Budaya. Vol. II/ No. 1, hal. 83-103. Jakarta: LIPI Press. 10

---------. 2008. Perubahan Bahasa Yaben dari Perspektif Ekologi Bahasa. Ekologi Bahasa Yaben : Diferensiasi Intraetnik. Jakarta: LIPI Press. Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Carasvatibooks. Kridalaksana, Harimurti. 2009. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Marnita, Rita. 2011. Pergeseran Bahasa dan Identitas. Jurnal Masyarakat Indonesia, Vol. XXXVII/ No. 1, hal: 137-160. Jakarta: LIPI Press. Mastoyo, Tri Jati Kesuma. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Carasvatibooks. Moeliono, Anton M. 2009. Bahasa Indonesia di Dalam Era Reformasi dan Globalisasi, Peneroka Hakikat Bahasa (Ed.) Subagyo. Hal: 195-202. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Muhadjir. 1999. Bahasa Betawi: Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Poedjosoedarmo, Soepomo. 1984. Pengantar Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sanata Dharma. Purwo, Bambang Kaswanti. 2009. Pengembangan Bahasa Daerah: Kekuatan Politik dan Kepentingan Pendidikan, Peneroka Hakikat Bahasa (Ed.) Subagyo. Hal: 203-217. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Subagyo, P. Ari dan Macaryus, Sudartomo (Ed.). 2009. Peneroka Hakikat Bahasa. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugono, Dendy, dan Abdul Rozak Zaidan. 2001. Bahasa Daerah dan Otonomi Daerah. Jakarta: Pusat Bahasa. Sumarsono. 2012. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Supatra, Hendarto. 2011. Language Attrition in Java. Jurnal Seminar Kebahasaan Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Semarang. Suprayogi, Yosep. 2012. Menggali Bahasa yang Nyaris Punah, Koran Tempo. Senin, 18 Maret. Hal: 30-31. Jakarta. Suwito. 1982. Pengantar Awal Sosiolinguistik Teori dan Problema. Surakarta: Henary Offset Surakarta. Sumber Internet Wikipedia, http://id.m.wikipedia.org/wiki/cengkareng,_jakarta_barat (diakses pada 10 Maret 2013). 11

12