BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dilakukan Polri lebih dari 50 Tahun yang lalu hingga saat ini, dalam kurun

BAB I PENDAHULUAN. dalam memelihara keamanan dan memberantas kejahatan, maka diperlukan

BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi. Undang-Undang Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa negara

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG PROSES PELAYANAN PENERBITAN SIM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dunia dengan dinamika dan arus percepatan perkembangan serta

EFEKTIVITAS PELAYANAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DITINJAU DARI STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR (STUDI KASUS SATLANTAS GORONTALO KOTA) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tengah-tengah isu masyarakat menjadi sebuah polemik yaitu meningkatnya kasus

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

WALIKOTA BANDA ACEH PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat tertentu pula.

LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT UNIT PELAYANAN REGIDENT SATPAS POLRES WAKATOBI

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kewajiban pemerintah adalah untuk menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

JI_MILD - Volume VII - Nomor 1 Agustus 2016 ISSN: X IMPLEMENTASI PELAYANAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DI SATLANTAS POLRESTA MALANG

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pembangunan dan jalannya roda pemerintah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. seseorang telah layak untuk membawa kendaraan mereka dengan ketentuan yang. melakukan pembuatan SIM di Polresta Bandar Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. SIM yang dikeluarkan yaitu SIM A, BI, BII, C dan D. Lulus ujian teori dan ujian praktik merupakan syarat-syarat untuk

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

Langkah selanjutnya adalah terbitnya UU Kepolisian yang baru yaitu UU No 2 Tahun Karena reformasi sudah berjalan 8 (delapan) tahun, dan UU

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Garut meningkat pesat setiap tahunnya, 2010 penduduk di

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sehinga dapat memberikan kualitas pelayanan prima terutama dalam rangka

SOSIALISASIKAN UU NO 22 TAHUN 2009 TENTANG UU LALU- LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. publik, jasa publik, dan pelayanan administratif. informasi, komunikasi, transportasi, investasi, dan perdagangan.

BAB I PENDAHULUAN. dan terwujudnya rasa aman, tentram, tertib dan damai sebagai suatu amanah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KUALITAS JASA PELAYANAN DAN MOTIVASI MEMBUAT SIM DENGAN KEPUASAN MASYARAKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan dan kepuasan masyarakat terhadap suatu organisasi yang. menurut Feigenbaum kualitas adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua, roda empat

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tata cara kita berperilaku atau

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM UNIT PELAYANAN SIM 4.1. PROSEDUR PENERBITAN SURAT IZIN MENGEMUDI ( SIM )

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aas Assa adatul Muthi ah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SOSIALISASI SIPROPAM TENTANG BENTURAN KEPENTINGAN DI POLRES BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mensejahterahkan masyarakat atau warga negara.pelayanan

I. PENDAHULUAN. pengukuran kinerja pada capacity building yang mengikuti pola reinventing

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

Foto 5. public adress Foto 7. public adress

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN. baru bagi masyarakat. Polri saat ini memasuki usia ke-70, masih berjuang dan

I. PENDAHULUAN. Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal

BAB I PENDAHULUAN. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal

Surat Ijin Mengemudi (SIM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa. bantuan orang lain dan terjadi ketergantungan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

BAB I PENDAHULUAN. bukan suatu kebutuhan namun pada saat sekarang dapat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

EVALUASI KURIKULUM DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN SOFT COMPETENCY PELAKSANA KEMENTERIAN KEUANGAN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

LAPORAN HASIL IKM INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT SATPAS POLRES MATARAM

No Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan maupun secara berk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

LAPORAN HASIL IKM INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT SATPAS POLRES MATARAM BULAN JULI 2017

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. transparansi kinerja akan pengelolaan lembaga-lembaga publik, baik pusat maupun

DATA PIRANTI LUNAK SAT LANTAS POLRES SUMBAWA TAHUN 2016 NO JENIS NOMOR/TAHUN TENTANG JUMLAH KET

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpindah atau bergerak tersebut akan semakin intensif. Hal ini tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,

LOGO. Dasar Penyelenggaraan SIKN dan JIKN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan informasi dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan tersebut juga dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan proses penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance). Pemerintah dituntut agar memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan melalui serangkaian visi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan yang terencana, berkesinambungan dan terukur. Pelayanan publik yang selama ini terjadi dianggap tidak efektif bagi masyarakat, sebab hampir semua bentuk pelayanan yang ada harus menempuh proses serta jalur birokrasi yang sangat panjang dan lama. Prosedur dan etika pelayanan yang berkembang dalam birokrasi kita sangat jauh dari nilai-nilai penghargaan terhadap warga negara yang berdaulat. Prosedur pelayanan tidak dibuat untuk mempermudah pelayanan, tetapi lebih untuk melakukan kontrol terhadap perilaku warga sehingga prosedurnya berbelit-belit dan rumit. Tuntutan masyarakat akan pelayanan publik yang berkualitas, mengharuskan pembenahan dalam manajemen publik. Tingkat keluhan masyarakat pengguna jasa menunjukkan bahwa pemerintah sebagai organisasi publik masih belum sepenuhnya mampu menciptakan sistem pelayanan yang pantas diterima dimata masyarakat. Hal 1

2 tersebut sedikit banyak telah membawa dampak menurunnya kepercayaan publik terhadap pemerintahan, tuntutan yang disampaiakan oleh masyarakat merupakan suatu hal yang wajar dan harus segera direspon serta direlisasikan segera oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan yaitu dengan melakukan perubahan-perubahan yang terarah pada terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Permasalahan mengenai buruknya kualitas pelayanan publik tersebut hampir terjadi di semua lembaga atau institusi pemerintahan yang ada, termasuk Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Polri merupakan salah satu instansi pemerintah yang bertugas dalam dibidang penegakan hukum, dituntut untuk memuaskan masyarakat dalam memberikan pelayanan prima. Pelayanan tersebut menjadi sesuatu yang sensitif, karena bila pelayanan publik di bidang hukum dapat berjalan seperti seharusnya, maka kontruksi hukum akan jadi lebih kuat dan tegak. Tujuan Indonesia sebagai negara hukum pada kenyataanya, harus dapat tercapai dan terlaksana dengan baik sesuai dengan apa yang seharusnya. Pelayanan publik yang dilakuan oleh Polri salah satunya adalah pembuatan SIM, dan untuk menjawab tuntuan masyarakat Polri telah menetapkan Reformasi Birokrasi Polri (RBP) dengan membuat suatu program pembuatan SIM dengan nama Quick Wins yang diresmikan oleh Presiden RI pada tanggal 30 Januari 2009. Keberadaan Quick Wins merupakan suatu upaya untuk memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat oleh Polri sekaligus menuju Polisi masa depan yaitu Polisi yang dicintai masyarakat, dan untuk menciptakan budaya

3 kerja yang selalu mengikuti perubahan yang dinamis dengan landasan semangat kejujuran, keterbukaan, profesionalisme, dan humanis sesuai dengan tuntutan masyarakat. Program tersebut dicanangkan dengan tujuan mempercepat terwujudnya perubahan perilaku dan peningkatan kinerja Polri sebagaimana yang digariskan dalam visi kepolisian yaitu profesional, bermoral dan modern. Mengingat banyaknya jumlah sub program dalam progam Quick wins maka peneliti memfokuskan diri pada salah satu sub program unggulan yaitu pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM). Yang dilaksanakan di Peneliti mengambil salah satu produk layanan pembuatan SIM, dikarenakan fenomena proses pembuatan SIM masih kental dengan praktek Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN), sehingga penelitian mengenai pembuatan SIM akan sangat membantu untuk menggambarkan kesuksesan Polri dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di level Trust Building sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 serta implementasi pencapaian Grand Strategis Polri 2005-2025. Pemerintah melalui Kepolisian Republik Indonesia menetapkan aturan dalam urusan lalu lintas, salah satunya adalah aturan mengenai Surat SIM. SIM merupakan alat kontrol dan pengendalian penggunaan kendaraan bermotor di jalan raya, sebagai identitas diri para pengemudi kendaraan motor yang telah dinyatakan mampu mengemudikan kendaraan bermotor, juga sebagai bentuk tanggung jawab bagi Polri

4 maupun pengemudi kendaraan bermotor. SIM adalah bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh Polri kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan adminitrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan terampil mengemudikan kendaraan bermotor. SIM adalah tanda bukti yang harus dimiliki bagi setiap pengemudi kendaraan bermotor. Pengendara kendaraan bermotor yang ingin memiliki SIM, harus memenuhi prosedur administrasi, identifikasi, dan kesehatan yang memadai. Pengemudi juga harus dapat menjalankan kendaraan bermotor secara terampil sesuai dengan rambu-rambu dan peraturan lalu-lintas yang berlaku. Penyelenggaraan Registrasi dan Identifikasi Lalu Lintas (identifikasi lantas) adalah salah satu wewenang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sesuai yang diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2002. Penyelenggaraan identifikasi lantas juga merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi Polri dalam urusan pemerintah di bidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi (Pasal 7 ayat (2) huruf e UU No. 22 tahun 2009). Secara lebih khusus dijelaskan, bahwa Identifikasi Lantas merupakan salah satu fungsi Polisi dalam menangani lalu lintas, baik untuk manusia (pengemudi) maupun kendaraan bermotor (ranmor). Identifikasi pengemudi sebagai bagian dari Identifikasi lantas memegang peranan penting dalam mewujudkan budaya tertib berlalu lintas dalam masyarakat. Seperti diketahui, bahwa lalu lintas merupakan cermin budaya masyarakatnya, bahkan secara nasional dapat dikatakan bahwa lalu lintas adalah

5 cermin budaya bangsa. tingkat pengetahuan, kemampuan ketrampilan, kesadaran serta tanggung jawab akan keselamatan berlalu lintas baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Karena itu untuk mewujudkan dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas perlu diwujudkan budaya tertib berlalu lintas dalam masyarakat. Identifikasi pengemudi diwujudkan dalam pengujian dan Mengemudi SIM, karena SIM merupakan persyaratan bagi setiap orang yang akan mengemudikan kendaraan bermotor di jalan, artinya SIM wajib dimiliki oleh setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan. SIM tersebut digolongkan menjadi SIM kendaraan bermotor perseorangan dan Surat SIM kendaraan bermotor umum. Untuk mendapatkan SIM, setiap orang harus memiliki kompetensi mengemudi yang didapat dari mengikuti pendidikan dan pelatihan di sekolah mengemudi atau dapat belajar sendiri. Selanjutnya untuk mendapatkan SIM, setiap orang yang akan mengemudikan kendaraan bermotor harus lulus dalam pengujian SIM yang diselenggarakan oleh Polri. Persepsi atau pandangan masyarakat terhadap pembuatan SIM selama ini adalah sebagai suatu yang melelahkan, karena banyaknya waktu dan tenaga yang terbuang untuk mengurus pembuatan SIM tersebut, begitu pula dengan program pembuatan Quick Wins yang belum mampu menjawab harapan dari masyarakat sebagai penerima pelayanan. Program Quick Wins dalam pembuatan SIM di Polres Sumedang dari observasi awal yang dilakukan oleh peneliti masih belum maksimal, seperti:

6 1. Masih adanya penerbitan SIM degan menggunakan jasa calo 2. Papan informasi yang tidak letakan ditempat yang mudah untuk dilihat oleh para calon pembuat SIM 3. Kendaran yang digunakan untuk melakukan ujian praktek berkendara yang kurang nyaman untuk dikendarai 4. Pembuatan SIM yang cukup lama hingga memakan waktu hingga enam jam 5. Adanya perbedaan prioritas antara para pemohon pembuatan SIM Biaya pembuatan Surat SIM resmi yang murah dengan mengunakan program Quick Wins yakni sebesar Rp.75.000,- ternyata tidak cukup kuat untuk mengajak masyarakat calon pembuat SIM untuk mengikuti prosedur yang telah di tentukan, karena masih banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan jasa calo ataupun melalui lembaga kursus mengemudi. Berdasarkan pengamatan peneliti, biaya yang perlu dikeluarkan oleh masyarakat yang menggunakan jasa pembuatan SIM secara instan sebesar Rp.300.000,-. Hal tersebut dikarenakan prosedur dan pelayanan petugas dinilai masyarakat masih belum efektif dan efisien. Keadaan tersebut juga menyebabkan masyarakat memilih pembuatan SIM lewat calo/kolektif/orang dalam kepolisian, karena cara-cara ini dinilai lebih cepat, dan lebih praktis, bahkan bila dilihat dari sudut biaya pembuatan SIM, tidak ada perbedaan yang berarti antara memakai calo/kolektif/orang dalam kepolisian dengan mengurus sendiri. Keadaan tersebut membuat masyarakat lebih memilih memakai jalur non-resmi yang lebih cepat dan praktis. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul Kualitas

7 Pelayanan Publik Dalam Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) Melalui Program Quick Wins di Kepolisian Resort (Polres) Sumedang 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka untuk mempermudah arah dan proses pembahasan, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut, Bagaimana kualitas pelayanan publik Kepolisian Resort Sumedang dalam pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) dengan menggunakan program Quick Wins? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan publik dalam pembuatan SIM melalui program Quick Wins di Sedangkan tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui transparansi dalam pembuatan SIM melalui Quick Wins di 2. Untuk mengetahui akuntabilitas dalam pembuatan SIM melalui Quick Wins di 3. Untuk mengetahui kondisional dalam pembuatan SIM melalui Quick Wins di 4. Untuk mengetahui partisipatif dalam pembuatan SIM melalui Quick Wins di

8 5. Untuk mengetahui kesamaan hak dalam pembuatan SIM melalui Quick Wins di 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik dari segi teoritis maupun dari segi praktis, yaitu : 1. Bagi Peneliti Untuk mengembangkan wawasan dan pemahaman tentang proses penelitian mulai dari pencarian masalah sampai dengan selesai dan juga sebagai ajang implementasi ilmu dan teori yang didapatkan selama perkuliahan. 2. Secara teoritis Mengembangkan teori-teori yang telah diperoleh dibangku kuliah dengan praktek dilapangan, dimana dalam penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan Ilmu Pemerintahan serta dapat dijadikan bahan tinjauan awal untuk melakukan penelitian serupa dimasa yang akan datang. 3. Secara praktis Untuk memberikan masukan dan kritikan yang membangun bagi Polres Sumedang mengenai teori-teori yang sesuai dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam pembuatan SIM melalui Quick Wins.