BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengajar itulah yang disebut dengan pembelajaran. Ada dua hal tentang belajar;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Berdasarkan pendapat diatas, menegaskan bahwa pendidikan sangat penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2013 Bab II Pasal 3 disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan memiliki akhlak yang mulia.

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan Undang-undang dasar tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat,

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MTs SHABILUL HUDA KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran adalah dengan mengganti cara atau model pembelajaran yang selama

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga. mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang SD sampai SMP. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru. Pengadaan buku alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang merata, sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian lainnya masih memprihatinkan. Ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan secara merata. Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan education production function atau input-output analisis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa lembaga pendidikan berfungsi sebagai pusat produksi yang apabila dipenuhi semua input (masukan) yang diperlukan dalam kegiatan produksi tersebut, maka lembaga ini akan menghasilkan output yang dikehendaki. 1

2 Kedua, penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara sentralistik, sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat penjang dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Ketiga, peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Partisifasi masyarakat selama ini pada umumnya lebih banyak bersifat dukungan input (dana), bukan pada proses pendidikan (pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi dan akuntabilitas). Berkaitan dengan akuntabilitas, sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggung jawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada masyarakat khususnya orang tua, sebagai salah satu pihak utama yang berkepentingan dengan pendidikan (stakeholder). Usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tercantum dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional Bab II pasal 3 menjelaskan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 1 Dian Oky Saktyowati, Panduan Pendidik Meningkatkan Mutu Pendidik Dalam Pembelajaran Sains. (Jakarta: CV Ghina Walafafa, 2011), h. 11

3 Melalui belajar maka pengalaman seseorang akan bertambah dari yang belum pernah mengalami hingga pernah dialami, kemudian diketahui selanjutnya dikerjakan, sehingga sikap dan cara bertindak dari seseorang akan bertambah. Dengan kata lain tingkah laku seseorang yang pernah belajar akan bertambah atau mengalami perubahan. Teori-teori belajar membuktikan bahwa pengalaman atau kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan akan menambah pengetahuan seseorang. Dengan kata lain bahwa semua jenis belajar selalu bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dari hal yang dipelajari itu, dalam proses belajar kita tidak bisa sendiri kita membutuhkan orang lain baik itu keluarga, teman maupun masyarakat. Hal ini disebutkan Allah dalam surah Al-Hujuraat ayat 13 yang berbunyi: Hal yang menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaran IPA adalah disebabkan kurang dikemasnya pembelajaran IPA dengan metode yang menarik, menantang, dan menyenangkan. Guru sering kali menyampaikan materi IPA dengan metode ceramah saja dan tidak mempedulikan dengan metode yang lain, sehingga pembalajaran IPA cenderung membosankan dan kurang menarik minat para siswa.

4 Para siswa terkadang kurang memperhatikan penjelasan dalam pembelajaran, berbicara dengan teman sebangku, bersikap acuh tak acuh apabila guru meminta siswa untuk memberikan tanggapan pada materi yang diajarkan dan apabila diberikan latihan, hanya sebagian kecil siswa yang hasil belajarnya memuaskan, sedangkan siswa yang hasil belajarnya rendah sama sekali tidak merasa malu dengan hasil belajar yang diperolehnya. Hal ini dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa ulangan semester. Dalam proses belajar dan mengajar kekeliruan bukan hanya datang dari siswa tapi kekeliruan mungkin saja datang dari guru. Ada empat kekeliruan dalam proses belajar mengajar yang mungkin saja terjadi pada guru, yaitu; pertama, ketika mengajar guru tidak berusaha mencari informasi, apakah materi yang diajarkannya sudah dipahami siswa atau belum. Kedua, dalam proses belajar mengajar guru tidak berusaha mengajak berpikir kepada siswa. Ketiga, Guru tidak berusaha mencari umpan balik mengapa siswa tidak mau mendengarkan penjelasannya dan keempat, guru menganggap bahwa ia adalah orang yang paling mampu dan menguasai pelajaran dibandingkan dengan siswa. 2 Agar pembelajaran IPA menjadi pembelajaran yang aktif, Inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, dapat dilakukan melalui berbagai cara. Salah satu cara yang cukup efektif adalah melalui Strategi Card Sort. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Judul UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI STRATEGI CARD SORT KELAS IIB MIN BANGKAL 2 BATUMANDI KABUPATEN BALANGAN. Materi Pelajaran IPA yang di PTKkan tentang sumber energi dan kegunaannya. 2 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Jakarta: Kencana, 2008), h. 70-71

5 SUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA Setiap malam kita menyalakan lampu. Untuk apa lampu dinyalakan? Agar ruangan menjadi terang. Mengapa lampu bisa dinyalakan? Lampu dihubungkan denga sumber energi listrik. Lampu mendapat energi listrik. Tahukah kamu, jenis sumber energi lain untuk menyalakan lampu? Mari, kita belajar tentang sumber energi dan kegunaannya. a. Menggunakan Sumber Energi Kita menggunakan sumber energi untuk berbagai tujuan. Energi digunakan untuk membuat alat bekerja. Alat yang bekerja akan menghasilkan panas, bunyi, dan cahaya. 1. Menghasilkan Panas Ada berbagai alat yang menghasilkan panas. Misalnya, kompor, setrika, pemanggang roti, dan dispenser. Untuk menghasilkan panas, alat ini menggunakan sumber energi Kompor menghasilkan panas untuk memasak. Apa jenis kompor yang ada di rumahmu? Jenis kompor menunjukkan jenis sumber energi yang digunakan. Kompor gas mendapat energi dari gas. Kompor minyak tanah mendapat energi dari minyak tanah. Kompor listrik mendapat energi dari listrik. Gas, minyak tanah, dan listrik adalah sumber energi.

6 Berbagai alat pemanas menggunakan energi listrik, misalnya setrika, pemanggang roti, dan dispenser. Panas dari setrika digunakan untuk melicinkan pakaina. Pemanggang roti digunakan untuk memanggang roti. Dispenser digunakan untuk memanaskan dan mendinginkan air minum. 2. Menghasilkan Bunyi Ada berbagai alat yang menghasilkan bunyi, misalnya radio dan televise. Untuk menghasilkan bunyi alat ini menggunakan sumber energi. Radio menghasilkan bunyi, misalnya berupa music. Radio mendapat energi dari listrik dan baterai. Baterai merupakan sumber energi yang mudah dibawa. Radio yang menggunakan baterai lebih mudah dibawa. Jam beker dapat mengeluarkan bunyi. Jam beker berbunyi saat menunjukkan waktu yang disetel. Misalnya kamu menyetel jam beker untuk berbunyi pada jam 3. Maka, jam beker berbunyi saat tepat jam 3. Jam beker menggunakan energi dari baterai. Televisi mengeluarkan bunyi dan cahaya. Kebanyakan televise menggunakan energi listrik. Televisi membutuhkan energi lebih besar daripada radio. 3. Menghasilkan Cahaya Alat yang digunakan untuk menghasilkan cahaya adalah lilin dan lampu. Lilin menyala terang jika sumbernya dibakar. Sumber energi lilin berasal dari lilin itu sendiri. Lilin akan terus menyala sampai semua bagian terbakar habis.

7 Ada bermacam-macam lampu. Lampu menggunakan bermacam-macam sumber energi. Lampu sumbu mendapat energi dari minyak tanah. Lampu dinyalakan dengan membakar sumbunya. Nyala lampu dapat diperbesar atau diperkecil. Lampu listrik menghasilkan bermacam-macam cahaya. Ada lampu yang sangat terang, ada pula yang redup. Ada lampu berwarna merah dan kuning. Ada pula lampu berwarna hijau dan putih. Lampu listrik dapat dibuat berkelipkelip. Senter mendapat energi dari baterai. Senter mudah dibawa ke segala tempat. b. Energi yang Sering Digunakan Apa jenis sumber energi yang sering digunakan di rumahmu? Listrik adalah sumber energi yang paling banyak digunakan. Cara menggunakan listrik sangat mudah. Alat listrik cukup dihubungkan dengan sumber listrik, yaitu stopkontak. Alat listrik tidak menggunakan asap. Listrik digunakan untuk menghidupkan radio, televisi, lampu, setrika, mesin pompa air, dan lain-lain. Namun demikian, kamu harus menggunakan listrik dengan hati-hati. Jika ceroboh, kamu dapat tersetrum atau tersengat listrik. Sengatan listrik sangat membahayakan keselamatan jiwa. Sumber energi yang juga digunakan adalah baterai. Baterai mudah dibawa ke segala tempat.baterai dapat dibuat dalam berbagai ukuran. Baterai besar untuk senter. Baterai kecil untuk jam tangan.

8 Sumber energi lain yang digunakan adalah minyak tanah, gas, bensin, dan solar. Minyak tanah digunakan pada lampu sumbu dan kompor minyak tanah. Minyak tanah banyak digunakan karena harganya lebih murah. Harga kompor dan lampu minyak tanah juga cukup murah. Akan tetapi, kompor dan lampu minyak tanah punya kekurangan. Cara menggunakannya kurang praktis. Kompor dan lampu ini sering mengeluarkan bau asap. Sumber energi yang paling banyak digunakan di jalan adalah bensin dan solar. Mobil dan motor menggunakan bensin. Bus dan truk lebih banyak menggunakan solar. Solar digunakan pada kendaraan bermesin disel. Bensin dan solar dibawa dalam tangki mobil. Bensin dan solar mudah terbakar dan menghasilkan panas tingi. Bensin dan solar mempunyai kekurangan. Bensin dan solar dapat mengotori lingkungan. Bensin dan solar mengeluarkan asap beracun. Asap ini berbahaya bagi kesehatan tubuh. c. Menghemat Energi Kita menggunakan sumber energi setiap hari. Sumber energi itu tidak digunakan secara gratis. Orang tuamu harus membayar sumber energi itu. Misalnya, orang tuamu harus membayar listrik setiap bulan. Semakin besar energi listrik digunakan, semakin mahal biayanya. Oleh karena itu, kalian harus membantu orang tua. Caranya antara lain dengan menghemat penggunaan alat listrik.

9 Misalnya, kamu tidak menghidupkan televisi terus-menerus. Jika tidak ada yang menonton, segera matikan televisi. Cara ini dapat mengurangi pemakaian listrik. B. Identifikasi Masalah Memperhatikan situasi di atas, kondisi yang ada saat ini adalah: 1. Pembelajaran IPA di kelas masih berjalan monoton, yakni pembelajaran yang hanya memakai satu metode saja tidak ada metode lain sehingga pembelajaran cepat membusankan siswa dikelas. 2. Belum ada kolaborasi antara guru dan siswa, yaitu guru sering sekali menyampaikan materi pembelajaran tanpa ada tanya jawab, guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. 3. Strategi yang digunakan bersifat konvensional dimana guru menggunakan metode pembelajaran memakai cara lama atau tradisional, cara tersebut sudah lama digunakan. 4. Rendahnya prestasi siswa kelas IIB pada mata pelajaran IPA dimana setiap hasil ulangan semester, nilai IPA tidak menunjukan kemajuan sehingga hal ini berpengaruh pada peringkat kelas yang nantinya akan dia terima.

10 C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah aktivitas guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui Strategi Card Sort kelas IIB MIN Bangkal 2 Batumandi 2. Bagaimanakah aktivitas siswa dalam meningkatkan hasil belajar IPA melalui Strategi Card Sort 3. Apakah dengan menggunakan Strategi Card Sort dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IIB MIN Bangkal 2 Batumandi Kabupaten Balangan D. Cara Memecahkan Masalah Berdasarkan rumusan masalah, cara memecahkan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini, yaitu Strategi Card Sort, dengan pembelajaran ini, diharapkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA meningkat. E. Hipotesis Tindakan Penelitian ini direncanakan mengikuti prosedur empat alur, perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflecting). Melalui empat alur tersebut dapat diamati peningkatan hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Dengan

11 menggunakan Strategi Card Sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA. F. Tujuan Penelitian Dengan memperhatikan rumusan masalah penelitian ini bertujuan sebagai berikut 1. Untuk mengetahui aktivitas guru dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA melalui Strategi Card Sort kelas IIB MIN Bangkal 2 Batumandi 2. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA melalui Strategi Card Sort 3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPA melalui Startegi Card Sort kelas IIB MIN Bangkal 2 Batumandi. G. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang akan diperoleh antara lain: 1. Manfaat Teoritis Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya pengembangan ilmu dan keterampilan dalam mengelola pembelajaran terutama dalam pemanfaatan Strategi Card Sort dalam pembelajaran IPA.

12 2. Manfaat Praktis a. Bagi para Guru, temuan ini dapat dimanfaatkan sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan wawasan ke ilmuannya dan profesional keguruannya dalam mengelola pembelajaran di kelas. b. Bagi para siswa, Strategi Card Sort dapat meningkatkan hasil dan konsentrasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA c. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam penentuan kebijakan, terutama dalam upaya membina dan memotivasi belajar di sekolah yang lebih bervariasi dan menyenangkan H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan, terdiri atas: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, rumusan masalah, cara memecahkan masalah, hipotesis tindakan, tujuan penelitian, dan sestematika penulisan Bab II. Landasan Teori, yang berisikan : Pengertian IPA dan Strategi Card Sort, kelebihan dan kekurangannya. Bab III. Metode Penelitian meliputi: Setting (Waktu dan tempat) penelitian, siklus PTK, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik dan alat pengumpul data, indikator kinerja, teknik analisis data, prosedur penelitian dan jadwal penelitian.

13 Bab IV. Laporan Hasil Penelitian, pada bab ini memaparkan tentang gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian per siklus (data tentang rencana, pengamatan, refleksi), keberhasilan dan kegagalan, Pembahasan (dari setiap siklus). Bab V. Penutup terdiri atas: Simpulan dan saran-saran