Analisis Kesiapan E-Learning Telkom University Dengan Menggunakan E-Learning Readiness (ELR) Model (Studi Kasus I- Caring)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI E-LEARNING (E-LEARNING READINESS) STUDI KASUS : UPN VETERAN JAKARTA

MODEL E-LEARNING READINESS SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN E-LEARNING. Priyanto Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Analisis Faktor Kesiapan Penerapan E-learning di Perguruan Tinggi Pertanian (Studi Kasus di Institut Pertanian Stiper Yogyakarta)

PERAN KESIAPAN E-LEARNING DALAM PENGEMBANGAN E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU ABSTRAK

INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) IN EDUCATION

TINGKAT KESIAPAN (READINESS) IMPLEMENTASI E-LEARNING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KOTA YOGYAKARTA

Bab II Tinjauan Pustaka

E-Learning: Electronic Delivery

TINGKAT KESIAPAN (READINESS) IMPLEMENTASI E-LEARNING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KOTA YOGYAKARTA

1. Pendahuluan. Merry Agustina 1) A.Mutatkin Bakti 2)

Implementasi Alat Pengukuran Kualitas Blended Learning Menggunakan Chart for blended learning dengan Website

ANALISIS USABILITY TERHADAP SISTEM LECTIVE GEGULANG BERBASIS USE QUESTIONNAIRE

Kata Kunci : kualitas pelayanan elektronik, kepuasan pelanggan, electronic ticket

Analisis Kualitas Blended Learning Menggunakan Rubric Quality Matters (RQM) (Studi Kasus Telkom-PJJ) Merlina Dewi S ( )

Pengertian dan Perkembangan Konsep Media Pembelajaran serta Teori Belajar yang Melandasinya

Cheaper, Faster, and Better

PENINGKATAN KUALITAS SISWA TERAMPIL IPTEK DENGAN EDUKASI KOMPUTER BAGI SISWA SD DI DUSUN WONOLELO

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Program Magister Psikologi iv Universitas Kristen Maranatha

EVALUASI PENGGUNAAN E-LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Persepsi Nasabah terhadap Niat Penggunaan Cash Deposit Machine (CDM) menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM)

PENERIMAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING DI DAYAH JEUMALA AMAL LUENG PUTU PIDIE JAYA

PERANCANGAN MOBILE LEARNING ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini

Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Kepegawaian Di UPTD BSPM Provinsi Banten

Evaluasi Desain Antar Muka (Interface) dengan Menggunakan Pendekatan Kemudahan Penggunaan (Studi Kasus Portal Mahasiswa Universitas X)

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 2, No. 1, April 2017, 17-22

ABSTRACT Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS KESIAPAN IMPLEMENTASI E-LEARNING MENGGUNAKAN E-LEARNING READINESS MODEL

MOBILE LEARNING SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN ALTERNATIF BAGI PEMULIHAN PENDIDIKAN DI DAERAH BENCANA ALAM GEMPA BUMI YOGYAKARTA

Literatur Review tingkat kematangan E-Learning di Perguruan Tinggi Indonesia

ANALISIS PENGALAMAN KERJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology

S Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL)

EVALUASI ANTARMUKA WEBSITE SMK MUHAMMADIYAH 2 SRAGEN MENGGUNAKAN METODE USABILITY TESTING

Evaluasi E-learning Readiness Universitas Telkom Dengan Menggunakan McKinsey 7s Model. Fakultas Informatika Universitas Telkom, Bandung

Yusnaeni A & Udin SS, Faktor-faktor Terpenting dalam Pembangunan E-Learning System

KAJIAN KURIKULUM JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MENGACU PADA KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

ANALISIS DAN PERANCANGAN WEBSITE E-COMMERCE UNTUK MEDIA PROMOSI DAN PENJUALAN PADA TOKO LIA PIGURA YOGYAKARTA. Naskah Publikasi

Pemanfaatan ICT untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN SISTEM BASISDATA ONGKOS LOGISTIK INDONESIA

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA ELEARNING MENGGUNAKAN METODE END-USER COMPUTING SATISFACTION

BAB VI. Kesimpulan dan Saran. yang dapat ditarik berdasarkan tujuan penelitian bahwa:

Perancangan dan pemanfaatan media pembelajaran.

ANALISIS FAKTOR KESUKSESAN SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL DELONE AND MCLEAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data penelitian tingkat kesiapan penerapan e-learning yang

TINJAUAN KESIAPAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM IPA DI SMP NEGERI SE- KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL ILMIAH

PRAKTIKALITAS MEDIA PEMBELAJARAN POWERPOINT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat penerapan Total Quality

PROSES PEnilaian DALAM KONTEKS KETAHANAN PANGAN

WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen

Perancangan Aplikasi Pembelajaran Piano Berbasis Animasi 3D Memanfaatkan Game Logic (Studi Kasus : Lembaga Kursus Piano Must Basf Salatiga)

PERANCANGAN PROGRAM PENINGKATAN EMPLOYEE ENGAGEMENT

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

RANCANG BANGUN PERANGKAT AJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROTOTYPE

2016 STUDI EVALUATIF IMPLEMENTASI E-TRAINING DI PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DAN INFORMAL REGIONAL I BANDUNG

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN CHASIS DI SMK NEGERI 3 SINGARAJA

Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda

PENINGKATAN CAPAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN MELALUI MODEL PENJAMINAN MUTU INTERNAL SMK

RANCANG BANGUN SISTEM E-LEARNING JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER

APLIKASI E-LEARNING BERBASIS WEB PADA SMK TELKOM JAKARTA

Proceeding: The First International Seminar on Trends in Science and Science Education 2014 ISBN

PROFIL MOTIVASI BERPRESTASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MUSIK STKIP CITRA BAKTI PERIODE 2016/2017

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Bab III Pengukuran Kesiapan E-Learning

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

Penerapan Model Technology Acceptance Model (TAM) untuk Pemahaman Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif

1. Pendahuluan ANALISIS USABILITY SISTEM E-LEARNING MENGGUNAKAN USE QUESTIONNAIRE

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. sangat kompetitif dan dinamis. Hal ini memaksa Bank untuk memaksimalkan

MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TERHADAP MUTU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN EDUCATION FINANCING MANAGEMENT ON QUALITY OF VOCATIONAL SCHOOL

PENGEMBANGAN MEDIA PENGENALAN HURUF UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BUDDHIS

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN GAME EDUKATIF MATERI SEJARAH PEMBENTUKAN BUMIPADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA. Oleh: NUR FIANA A

ANALISIS JBCLASS MENGGUNAKAN TEN PEDAGOGIC PRINCIPLES FOR E- LEARNING DAN E-LEARNING MATURITY MODEL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

Evaluasi E-learning Readiness Universitas Telkom Dengan Menggunakan McKinsey 7s Model. Fakultas Informatika Universitas Telkom, Bandung

ADOPSI TEKNOLOGI MOBILE WALLET DI INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL UTAUT2

KARAKTERISTIK PENGGUNA MOBILE BANKING DI INDONESIA

PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN PENERAPAN E-LEARNING DI STIKOM UYELINDO KUPANG

Tahap-Tahap Mengimplementasikan Elearning

PEMANFAATAN WEB APPLICATION DALAM PENINGKATAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS KERJA ADMINISTRASI (STUDI KASUS: PEMESANAN DAN PEMBUATAN SURAT KETERANGAN)

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

vi Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK INSTRUMEN PENILAIAN DAN EVALUASI KINERJA GURU

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL E-LEARNING PADA MATERI KEPERAWATAN BENCANA DASAR SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH

MODEL INTERAKSI DALAM E-LEARNING

ANALISIS NIAT PENGGUNAAN E-LEARNING MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL PADA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur *

PENERAPAN FRAMEWORK COBIT UNTUK IDENTIFIKASI TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI: STUDI KASUS DI FASILKOM UNWIDHA

Strategi Peningkatan Peran dan Kontribusi Iptek dalam Kerangka SINas untuk Mendukung Keberhasilan MP3EI

PENGEMBANGAN KOMPETENSI REFLEKSI PENDIDIK ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENULIS

PENINGKATAN MANAJEMEN ADMINISTRASI DATA DAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PADA PUSAT KE- GIATAN BELAJAR MASYARAKAT DI KABUPATEN BANGKALAN

Transkripsi:

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 1184 Analisis Kesiapan E-Learning Telkom University Dengan Menggunakan E-Learning (ELR) Model (Studi Kasus I- Caring) JuwindarHS(1103080060) Fakultas Informatika Universitas Telkom Bandung, Indonesia thecuix@gmail.com Abstrak Perkembangan dari elearning pada institusi pendidikan pada saat ini memberikan dampak yang sangat pesat. Ini mendorong adanya kompetensi yang terjadi pada berbagai institusi pendidikan yang ada. Pengembangan elearning pada institusi pendidikan melibatkan faktor yaitu infrastuktur teknologi, sumber daya manusia dan penanganan yang ramah lingkungan. E-learning (ELR) model merupakan sebuah bentuk perwujudan komponen dalam pengembangan elearning. ELR model berfungsi tidak hanya sebagai penilaian elearning sebuah institusi apakah sudah siap untuk diterapkan tetapi juga memberitahu area atau bagian mana dari institusi tersebut yang membutuhkan perbaikan dan juga area atau bagian mana yang sudah berhasil dengan menggunakan penerapan elearning. Kesiapan yang didapat dari penelitian ini diambil dari dimensi yang tergolong kedalam ELR (Model). Analisis dalam ELR model digunakan sebagai dokumen persiapan yang untuk desain, pengembangan dan juga untuk rekomendasi dalam fase implementasi dan pengembangan. Dengan dilakukannya penelitian ini akan diketahui bagian mana yang ada pada dimensi yang memeiliki kekurangan dengan ditandai pada status kesiapan yang tidak siap atau bahkan belum siap. Kata kunci : elearning, elearning readines, ELR model Abstract The development of e-learning in educational institutions today provide a very rapid impact. It encourages competence occurs in a variety of existing educational institutions.the development of e-learning in educational institutions involves several factors: technology infrastructure, human resources and environment-friendly handling. E-Learning (ELR) models is an embodiment of a component in the development of elearning. ELR serves not only as a model of elearning assessment whether an institution is ready to be applied but also notify the area or any part of these institutions are in need of repair and also areas or parts which are already successfully using elearning application. obtained from this study were drawn from several dimensions that are categorized into ELR (Model). Analysis of the ELR model is used as preparation of documents required for the design, development, and also to the recommendation in the implementation and development phase. With this study will be known which part is the dimension that has a marked deficiency in readiness status that is not ready even yet ready. Keywords: elearning, elearning, ELR Model. 1 Introduction Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada saat ini telah sangat pesat. Telah disediakan beragam layanan yang mendukung untuk perkembangan teknologi. Khususnya pada dunia pendidikan, perkembangan teknologi telah mencapai aspek pendukung untuk dunia pendidikan. Sistem pembelajaran pada dunia pendidikan yang dulunya masih tidak tersentuh teknologi kini sudah bisa dijalankan menggunakan teknologi. Pada institusi pendidikan, penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi keharusan, karena penerapan TIK bisa menjadi salah satu indikator keberhasilan suatu institusi pendidikan. Teknologi yang kini ada pada dunia pendidikan, yaitu salah satunya sistem pembelajaran elearning. Teknologi elearning hadir sebagai sarana penunjang pendidikan pada saat ini dimana elearning hadir membawa warna baru dalam perubahan sistem pendidikan. elearning (electronic learning) adalah salah satu aspek pnerapan TIK pada institusi pendidikan. E- learning didefenisikan sebagai penyampaian konten pembelajaran atau pengalaman belajar secara elektronik mengunakan komputer dan media berbasis komputer [1]. Namun penyediaan infrastruktur teknologi dan pelatihan SDM sama sekali belum menjamin keberhasilah elearning, kultur organisasi dan faktor leadership memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan e- learning. I-caring merupakan sarana pendidikan bagi mahasiswa Telkom University secara elearning. Tetapi dalam pelaksanaannya, i-caring masih banyak ditemui adanya kekurangan. Dimana target yang akan dicapai

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 1185 setiap universitas nantinya ialah bisa melakukan Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ). Dalam penerapannya elearning membutuhkan kesiapan baik infrastruktur maupun organisasi yang menaungi sistem elearning tersebut. Analisis yang dilakukan terhadap sistem elearning pada Universitas Telkom ini dilakukan agar dapat mengetahui tingkat kesiapan terhadap sistem tersebut. Dengan mengetahui tingkat kesiapannya, pihak penyedia sistem dapat menentukan kebijakan atau strategi apa yang akan ditentukan. Dengan alasan itulah, perlu dianalisis kesiapan dari i-caring itu untuk melakukan pengembangan tahapan dalam e-learning. Rosenberg [2] menyatakan bahwa model elearning readiness menjadi instrumen yang sangat efektif untuk melakukan evaluasi efektifitas strategi organisasi dalam mengembangkan elearning dan sebagai dasar evaluasi dari efektifitas program elearning. Model e-leaning readiness dipandang tepat sebagai instrumen yang mengawal perjalanan pengembangan e-learnig dari tahap analisis sampai pada tahap evaluasi. 2. Tujuan Memberikan analisis bagaimana kesiapan elearning yang ada pada Telkom University untuk dikembangkan pada tahapan selanjutnya. Memberikan analisis kelebihan dan kekurangan elearning pada i-caring dari sisi readiness. 3. elearning ELearning [4] adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone. elearning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik baik secara formal maupun informal. Ada prinsip yang harus dipenuhi sebuah elearning untuk bisa dikatakan sukses, yaitu [5] : 1. Match to The Curriculum Tujuan dari sebuah pembelajaran adalah menghasilkan sebuah pernyataan yang bisa menggambarkan apa yang dipelajari seseorang sebagai hasil dari proses sebuah pembelajaran. Itulah sebebabnya pada proses ini apa yang dipelajari harus sesuai dengan apa yang menjadi kurikulum, dengan tujuan yang jelas dan relevansi dari kontennya. 2. Inclusion Pada bagian ini harus mendukung adanya pencantuman agar bisa dilihat dari segi jenis yang berbeda dan dari berbagai prestasi. Misalnya untuk segi fisik, elearning harus mendukung adanya fisik yang cacat, berbeda sosial, jenis kelamin, kelompok dan etnis. 3. Learner Engagement Mahasiswa harus lebih terlibat aktif dalam sistem elearning. Dimana keterlibatan ini bisa menghasilkan etos pendidikan dan dapat memotivasi diri. 4. Innovative Approaches Disini mahasiswa dituntut lebih kreatif untuk bisa menggunakan teknologi yang telah tersedia pada sistem. Ini akan memacu mahasiswa untuk bisa mengatasi masalah, bekerja tim, membagi ide satu sama lain. 5. Effective Learning Pada bagian ini mahasiswa dituntut untuk bisa mengefektifkan apa yang sudah tersedia. 6. Formative Assessment Harus disediakan format penilaian yang sudah dikategorikan dan dibagi dengan tetap. 7. Summative Assessment Adanya bentuk penilaian yang bisa dilihat kapn saja dan bisa dipertanggunggjawabkan. 8. Coherence, Consistency, Trancparency Adanya perpaduan antara objek, konten dan kegiatan mahasiswa dan sesuai dengan penilaiannya. 9. Ease of Use Pada tahap ini, sistem dari elearning harus bisa dengan mudah untuk digunakan oleh setiap mahasiswa. 10. Cost Effectveness Penggunaan elearning harus memperhatikan keefektifan dari biaya. Solusi untuk teknologi harus bisa dibenaran dan terjangkau dengan biaya yang bisa dijangkau. 4. elearning (ELR) ELearning (ELR) didefenisikan sebagai suatu kesiapan mental atau fisik suatu organisasi untuk suatu pengalaman pembelajaran. Model ELR dirancang untuk menyederhanakan proses dalam memperoleh informasi dasar yang diperlukan dalam mengembangkan elearning. Age Gender Education Level Usefulness Perception Ease of Use Demographic Factors ELECTRONIC LEARNING READINESS (ELR) Gambar 4 1 ELR Model Resources Skills Attitude Availability Satisfaction Training 4.1 Demographic Factors Parameter ini akan mengumpulkan faktor demografi seperti usia, jenis kelamin dan level pendidikan dari responden. Karena faktor ini berkaitan dengan karakteristik semua sumber daya manusia dari perusahaan atau institusi yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi, lebih mungkin untuk mengadopsi suatu inovasi daripada yang lainnya [1].

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 1186 4.2 a. Perception mempertimbangkan apa yang menjadi persepsi yang ada pada pengguna dari sistem elearning tersebut. Pada faktor ini terdapat dua yang menjadi sub- faktor, yaitu: Usefulness yaitu faktor yang melihat kegunaan dari sistem tersebut. Seberapa kegunaannya dari sistem dan bagaimana tata kelola penggunaannya. Ease of Use yaitu faktor yang mempengaruhi agar dari sistem itu mudah untuk digunakan. b. Faktor ini merupakan pertimbangan dari pihak manajemen yang mengelolah sistem tersebut. Faktor ini sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan perkembangan dari sistem itu.. 4.3 a. Resources mempertimbangkan ketersediaan dan rancangan sistem dukungan sumber daya manusia. Faktor ini memiliki sub-faktor yang termasuk didalamnya,yaitu: Human Resources readiness yaitu faktor yang mempertimbangkan ketersediaan sumber daya manusia. Environmental yaitu faktor yang mempertimbangkan operasi kekuatan besar pada stakeholders, baik didalam maupun diluar organisasi. b. Attitude mempertimbangkan cara pandang dari individu maupun kelompok yang terlibat dalam penerapan sistem elearning. Faktor ini memiliki subfaktor yang termasuk didalamnya, yaitu: Sociological readiness yaitu faktor yang mempertimbangkan aspek interpersonal lingkungan dimana program akan diimplementasikan. Psychological readiness yaitu faktor yang mempertimbangkan cara pandang individu terhadap pengaruh inisiatif elearning. Ini adalah faktor yang paling penting yang harus dipertimbangkan dan memiliki peluang tertinggi untuk sabotase proses implementasi. c. Skills mempertimbangkan kerangka berpikir dan juga tata cara penggunaan dalam sebuah sistem elearning. 4.4 Konten pada dasarnya ialah mesin penggerak dari suatu sistem. Dari sudut pandang pendidikan, kesiapan elearning ditentukan oleh pengukuran kesiapan konten itu sendiri. Apakah konten bisa tersedia dengan mudah? Apakah kontennya terstruktur dengan baik? Dan apakah dapat digunakan kembali? Pada model ini akan menilai ketersediaan konten elearning kepada dosen, kepuasan mereka dengan konten dan bisa menilai apakah mereka membutuhkan pelatihan dalam pengembangan konten elearning [2]. 5. Kuisioner Kuisioner merupakan sebuah perangkat yang disusun kedalam sebuah pertanyaan maupun pernyataan yang digunakan untuk memerintahkan kepada satu atau lebih pembaca atau pendengar sehingga mereka menjawab pertanyaan atau mengambil tindakan setuju atau tidak dengan pernyataan [9]. Pertanyaan ataupun pernyataan yang diberikan kepada pembaca disebut sebagai item, sedangkan mereka yang menjawab dan merespon dari item disebut sebagai responden. Merumuskan Masalah dari Penelitian Mendefenisikan Tujuan dari Penelitian Menentukan Sasaran dari Penelitian Mendesain instrumen penelitian untuk pengumpulan data Melakukan Pretest Revisi Instrumen? tidak Menjalankan Kuisioner mulai dari lingkungan terdekat Target Responden 100%? ya Menganalisis Data Mengaplikasikan Hasil ke dalam Penelitian ya tidak Merevisi Instrumen Melakukan Rumus Perhitungan Sampel Gambar 5.1 Tahapan Penyusunan Kuisioner

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 1187 6. Pengumpulan Data Sub Ratarata Konversi Aydin dan Perception 3.60 Ready but Rata-rata Sub Sub 3.23 Not ready needs some Tidak siap dan 3.41 Ready but Ratarata Jumlah Pernyata an Konversi Aydin dan Resources 2.54 Not ready needs a lot of Tidak siap dan banyak Total Pernyata an Age 1 Demographic 4 Gender 1 Factors Education Level 2 Perception 5 11 6 Resources 4 20 Skills 5 Attitude 11 Availability 5 15 Satisfaction 3 Training 7 Total Pernyataan 50 7. Kesiapan elearning Tabel 4.7 Konversi terhadap dimensi Tabel 4.8 Konversi terhadap dimensi Skills 3.93 Ready but Attitude 3.56 Ready but 3.45 Ready but Rata-rata Tabel 4.9 konversi terhadap dimensi Dimens i Readine ss Rata-rata Sub Availabili ty Satisfacti on Rata -rata (Mea n) Konversi Aydin dan 3.21 Not ready needs some Tidak siap dan 3.83 Ready but Training 3.37 Not ready needs some Tidak siap dan 8. Kesimpulan dan Saran 3.41 Ready but Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kesiapan secara keseluruhan yang didapatkan dari hasil analisis dan juga konversi terhadap Aydin dan Tasi adalah siap. Ini jelaskan pada hasil konversi pemetaan nilai rata-rata yang didapat terhadap Aydin dan adalah 3.42. Dengan hasil nilai pemetaan tersebut, didapatkan bahwa siap, tetapi perbaikan (Ready but needs a few ). 2. Rekomendasi perbaikan yang disarankan adalah menyangkut tentang bagian yang ada pada dimensi yaitu pada subdimensi. Dukungan manajemen yang dimaksud adalah dukungan dari pihak institusi akan pengembangan elearning terhadap mahasiswa dan

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 1188 dosen seperti untuk materi perkuliahan, quiz dan juga pelatihan praktikum. 3. Rekomendasi perbaikan yang disarankan pada dimensi, yaitu pada subdimensi Resources. Resources yang dimaksud disini seperti bentuk sumber daya yang menyangkut penyelenggaraan media pembelajaran online. Sarana dan prasarana yang dianggap oleh penyedia masih kurang. Seperti ketersediaan akses baik waktu maupun tempat, dan juga pelayanan tentang tanya jawab. 4. Rekomendasi perbaikan yang disarankan pada dimensi. Dimana pada dimensi ini terdapat dua subdimensi yang belum siap. Yaitu subdimensi Availability dan Training. Dimana pada subdimensi availability menyangkut hal seperti ketersediaan bentuk-bentuk media pembelajaran online yang bisa menggantikan media pembelajaran tradisional. Sedangkan untuk subdimensi Training bagian ini menyangkut akan belum adanya bentuk pelatihan ataupun tutorial dan juga sosialisasi akan fungsi-fungsi yang diberikan pada elearning. Saran 1. Perlu dilakukan analisis mengenai kesiapan elearning Universitas Telkom dengan metode yang lain seperti else untuk mengetahui perbedaan hasil kesiapan yang didapat. 2. Perlu dilakukan analisis mengenai kesiapan terhadap Organisasi penyedia elearning yaitu Institusi. [5] Psycharis, Sarantos (2005). Presumptions and actions affecting an e-learning adoption by the educational system Implementation using virtual private net. University of the Aegean. Greek http://www.eurodl.org/materials/contrib/2005/sarant os_psycharis.htm [6] Rosenberg, Marc J. (2000). The E-Learning Survey. Retrieved 24 January 2008 from: http://www.ucalgary.ca/srmccaus/elearning_survey. pdf [7] Smaldino, Sharon E. Et.al (2005). Intructional Technology and Media for Learning. New Jersey: Pearson Prentice Hall [8]http://is.telkomuniversity.ac.id/article/it-telkomcollaborating-i-gracias-and-e-learning-i-caring [9] Kasnodihardjo. (2005). Langkah-langkah Menyusun Kuisioner. Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan. Badan Litbangkes. [10]http://purnamasaputra13.blogspot.com/2012/06/merancangkuesioner.html [11]http://muhammadsatriawan27.blogspot.com/2012/09/ langkah-langkah-penyusunan-kuesioner.html [12] Babbie, Earl A (1973). "Survey Research Methods". Wadsmorth Publising Company, Inc. California [13] Isaac, S. And Michael, W.B. (1995). Handbook in Research and Evaluation. In Hill, R (1998). What Sample Size is Enough in Internet Survey Research? Interpersonal Computing and Technology: An electronic Journal for the 21st century. Daftar Pustaka [1] Aydm, Cengiz Hakan. (2005). Measuring s for e-learning: Reflection from Emerging Country. Educational Technology and Society Journal, 8(4), pp. 244-257 [2] Borotis, S. and Poulymenakou, A. (2004). e-learning Components: Key Issues to Consider Before Adopting e-learning Interventions. Retrieved on 8 January 2008. [3] Cantoni, Virginio (2003). Perspectives and Challenges in e-learning : Towards natural interaction paradigms. University di Pavia. Italy [4] Chapnick, Samantha (2000). Elearning TM Assessment. by Samanta Chapnick (2001)Are You Ready for E-Learning? Retrieved 14 januari 2008 from: http://www.researchdog.com