BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran biologi adalah adanya miskonsepsi. Miskonsepsi muncul karena

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SK / KD. Indikator Pencapaian. 1. Membedakan pengertian. pertumbuhan dan perkembangan

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Defi Firman Suparyana, 2014 Analisis Penguasaan Konsep dan Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Genetika

DAFTAR ISI PERNYATAAN.. KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tentang genetika (Boujema et al, 2010). Sehubungan dengan hal tersebut,

PROGRAM TAHUNAN Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas/Semester : X/Ganjil Mata Pelajaran : Biologi Tahun Ajaran : 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2015 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA KONSEP REPRODUKSI VIRUS MELALUI ANALISIS GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Buku ajar di sekolah dibuat untuk pegangan belajar siswa. Namun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN INDIKATOR SOAL

BABI PENDAHULUAN. teknologi terus berkembang seiring dengan melesatnya kebutuhan manusia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah sangat diperlukan dalam kehidupan siswa kelak.

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. MATERI Keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem. Ciri-ciri makhluk hidup dan perannya dalam kehidupan

SILABUS. Deskripsi Mata Kuliah:

KISI KISI UKG 2015 BIOLOGI SMA. No Kompetensi Standar Kompetensi Guru

BABI PENDAHULUAN. Pendidikan sains bertujuan untuk membantu siswa memahami konsep yang

BAB III METODOLOGI. A. Metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gina Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.

Standar Isi / Kompetensi Dasar Mengidentifikasi ruang lingkup Biologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakangMasalah

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi Dasar Indikator Esensial

Lampiran 4. CoRe (Content Representation) Calon guru pada Konsep Genetika

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran pada siswa dapat terarah dengan baik (Mulyasa, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, dan sikap atau nilai (Toharudin, dkk., 2011:179). pemecahan masalah belajar dan kesulitan dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

53. Mata Pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan

MEDIA DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN BIOLOGI SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2015/2016 SIFAT: PROYEK WAKTU 2 MINGGU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bioteknologi adalah ilmu multidisiplin karena terkait dengan bidang ilmu

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

7-064 ANALISIS PERENCANAAN PEMBELAJARAN GENETIKA BERPENDEKATAN KONSEP PADA PERANGKAT PEMBELAJARAN BUATAN GURU SMA SE-KOTA TERNATE

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).

12. Mata Pelajaran Biologi Untuk Paket C Program IPA

BAB I PENDAHULUAN. Semua pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah disebut sebagai

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Adapun beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PEMINATAN KELOMPOK MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM SEKOLAH MENENGAH ATAS BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. (Syarifudin, 2007: 21). Dalam arti luas, pendidikan berlangsung bagi siapapun,

Chumidach Roini Dosen Prodi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Potensi Lokal pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XII

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa pendidikan di SMK adalah untuk

, 2015 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA KONSEP ARTHROPODA

1 BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan mulai dari SMP (Sekolah Menengah Pertama) hingga SMA

Materi Pokok Materi penjabaran Lingkup materi Fisiologi Tumbuhan. Struktur Bagian Tubuh Tanaman. Reproduksi Tumbuhan. Sistem Transportasi

IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM COOPERATIF LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

MITOSIS DAN MEIOSIS. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. BIOLOGI KEPERAWATAN 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu (menit)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN ( G B P P ) (versi Selasa 1 Pebruari 2005)

BIO KELAS 12 SEMESTER 1

SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS)

KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR

DESKRIPSI KONSEPSI SISWA PADA MATERI HEREDITAS DI MAN ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: ANDRI MAULIDI NIM F

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika. 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

27. peristiwa mutasi; 28. evolusi dan asal-usul kehidupan; 29. usaha manusia dalam meningkatkan produksi pangan; 30. bioteknologi dalam kehidupan.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fatia Indrianti,2014

Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP

BAB I PENDAHULUAN. dampak semakin kompleksnya problematika yang dihadapi oleh manusia.

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap

SILABUS MATAKULIAH BIOLOGI MOLEKULER TAHUN AKADEMIK 2016/2017

POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup

SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep

SILABUS. Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Program : XII/IPA Semester : 1. : 1. Melakukan percobaan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.

XII biologi. Kelas PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I. Kurikulum 2006/2013. A. Pola-Pola Hereditas. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan mata pelajaran biologi di Madrasah Aliyah (MA) adalah agar peserta didik

SILABUS DAN SAP MATA KULIAH DASAR-DASAR GENETIKA (AGT 6326) BOBOT: 3 (2/1) SKS SIFAT: WAJIB SEMESTER GANJIL (SMT III)

BIOLOGI PERTANIAN JILID 2

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA

Bidang : Biologi Terapan

Biologi 1. Kisi UKG berdasarkan Pemetaan Standar Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru BIOLOGI SMA

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA

Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Pada Konsep Substansi Genetika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI)

5. Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, kecuali. a. karbohidrat b. suhu c. inhibitor d. ph e. kofaktor

Prof. Dr. Sri Redjeki, MPd. Dra. Widi Purwianingsih MSi. Drs. Dadang Machmudin MSi. Eni Nuraeni, MPd.

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL POKOK BAHASAN SINTESIS PROTEIN UNTUK SMA

SILABUS. Materi Pembelajaran. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan. Faktor-faktor. yang. mempengaruhi pertumbuhan. yang.

BAB I PENDAHULUAN. adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar yaitu guru, kurikulum, lingkungan belajar, dan siswa. Siswa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menunjukkan bahwa ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Negeri Medan sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga

sekali objek yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran biologi.

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Biologi adalah salah satu mata pelajaran sains yang menekankan pada kinerja ilmiah dan pemahaman konsep serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Konsep-konsep dalam biologi saling berkaitan. Pemahaman salah satu konsep berpengaruh terhadap konsep yang lain. Dahar (2006) menjelaskan bahwa konsep merupakan batu pembangun berpikir. Konsep yang dimiliki siswa secara benar akan mempermudah siswa memahami keseluruhan materi pelajaran, akan tetapi kesalahan konsep awal yang diterima siswa akan mengakibatkan masalah fatal untuk proses selanjutnya. Salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran biologi adalah adanya miskonsepsi. Miskonsepsi muncul karena setiap konsep biologi harus dikuasai dengan benar sebelum mempelajari konsep lainnya. Dalam proses menyatukan informasi baru ke dalam struktur kognitif mereka, siswa seringkali mengalami kesulitan, bahkan kegagalan. Siswa cenderung menghapal konsep dibanding menerapkan konsep. Suparno (2005) menyatakan bahwa biologi merupakan pengetahuan ilmiah konseptual yang mengandung berbagai konsep biologi yang rumit yang kemudian menjadikan timbulnya berbagai pemahaman konsep yang berbeda dari setiap siswa, dan memungkinkan terjadinya miskonsepsi. Miskonsepsi memberikan banyak dampak negatif di dalam pembelajaran. Apabila miskonsepsi siswa terhadap suatu konsep biologi berkembang lebih lanjut, maka menyebabkan gangguan pada proses pengolahan konsep dalam 1

2 struktur kognitif yang dilakukan oleh siswa; menyebabkan kesulitan dalam menghubungkan konsep yang satu dengan konsep yang lain; miskonsepsi tersebut resisten untuk diubah dan cenderung untuk bertahan pada pikiran siswa dimulai saat siswa memperoleh konsep tersebut bahkan sampai dewasa (Tekkaya, 2002). Soyibo (1995) mengemukakan bahwa miskonsepsi dapat menghambat pemahaman yang bermakna dan kinerja yang baik dalam pelajaran serta merupakan salah satu sumber kesulitan belajar. Banyak konsep dalam biologi saling berhubungan erat satu sama lain dan konsep yang satu merupakan kunci untuk memahami konsep-konsep lain. Miskonsepsi dapat muncul dari proses pembelajaran di sekolah atau lingkungan luar sekolah sebagai hasil interprestasi siswa itu sendiri. Di sekolah, guru berperan dalam proses pembelajaran dan siswa berperan sebagai peserta didik. Dalam proses tersebut, guru menggunakan buku teks dan LKS sebagai salah satu sumber belajar dan menyampaikannya pada siswa. Sebagian kecil siswa (25%) terpengaruh oleh kesalahan dan miskonsepsi yang terdapat di dalam buku teks. Dikmenli (2010) menyatakan bahwa penjelasan dalam buku teks yang dipakai di SMA juga dapat mengarahkan kepada timbulnya miskonsepsi. Penelitian awal yang dilakukan peneliti terhadap guru biologi dan siswa kelas XII di SMA Swasta Lentera Harapan Nias, SMA Swasta Santu Xaverius Gunungsitoli dan SMA Swasta Pembda 2 Gunungsitoli menggunakan instrumen wawancara, diperoleh informasi bahwa siswa kelas XII di sekolah tersebut memiliki kesulitan dan tak jarang mengalami miskonsepsi dalam mempelajari konsep enzim dan metabolisme sel, genetika dan bioteknologi.

3 Siswa sering mengalami miskonsepsi pada konsep enzim dan metabolism karena mencakup proses kimia dan materi yang bersifat abstrak. Siswa sulit membedakan antara respirasi dan fotosintesis pada tumbuhan serta menguraikan tahapan proses respirasi. Pada konsep genetika, siswa masih kesulitan membedakan RNA dan DNA, konsep reproduksi sel (tahap-tahap pembelahan mitosis dan meiosis) dan substansi genetika siswa sulit memahami tentang kromosom, DNA dan RNA, replikasi DNA, kode genetik, triplet DNA sense dan jenis asam amino (sintesis protein); Hereditas (pewarisan sifat) yakni Hukum Mendel, persilangan monohibrid, dihibrid dan polihibrid, penyimpangan semu hukum Mendel, karena sulit membedakan istilah dan perbandingannya seperti polimeri dan kriptomeri, epistasi-hipostasi, pindah silang (crossing over); dan bioteknologi modern, karena sulit diterapkan dan sulit memberikan contoh-contoh yang dikenal oleh siswa. Selanjutnya, diperoleh informasi bahwa selain buku teks biologi, siswa juga menggunakan LKS sebagai tambahan sumber belajar. Hanya saja LKS yang digunakan siswa SMA di Kota Gunungsitoli belum sesuai dengan pengertian LKS yang sesungguhnya. LKS yang digunakan belum mendorong siswa untuk belajar bermakna dan menemukan konsep dengan benar. LKS tersebut berisi rangkuman materi biologi umum yang sebenarnya telah banyak dikembangkan dalam bukubuku pelajaran. LKS ini juga berisi kumpulan-kumpulan soal yang kemudian dijadikan guru sebagai tugas/pekerjaan rumah bagi siswa. Siswa hanya dituntut mengerjakan soal-soal latihan yang ada dalam LKS, tanpa memahami materi terlebih dahulu.

4 Selain itu, LKS yang ada belum berbasis potensi lokal Nias. Padahal banyak potensi lokal yang dapat diangkat dalam pembelajaran biologi, namun dalam kenyataannya belum dimanfaatkan dalam pembelajaran. Bahasa, gambar, serta contoh-contoh yang digunakan dalam LKS tidak cocok dengan kondisi atau potensi lokal maupun karakteristik siswa yang berada di Pulau Nias, sehingga masih harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian karena tidak akrab dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal yang demikian kurang sesuai dengan Permen RI 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik, dengan memperhatikan keragaman potensi daerah dan lingkungan. Pemanfaatan potensi lokal sebagai sumber belajar merupakan salah satu karakteristik yang diharapkan kurikulum agar pembelajaran menjadi aplikatif dan bermakna (Sarah, 2014). Potensi lokal adalah potensi sumber daya spesifik yang dimiliki suatu daerah meliputi sumber daya alam, manusia, teknologi, dan budaya. Melalui potensi lokal yang terintegrasi dalam pembelajaran menjadikan siswa termotivasi untuk mempelajarinya, sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan unsur potensi lokal dalam kegiatan pembelajaran melalui pembuatan media pembelajaran berupa LKS. Potensi lokal memberikan kesempatan bagi guru untuk memudahkan dalam mengaitkan pengetahuan baru yang akan disampaikan kepada siswa (Sajidan, 2014). Oleh karena itu, diperlukan suatu solusi alternatif dalam mengatasi masalah tersebut. Salah satunya dengan mengembangkan sebuah LKS berbasis potensi lokal Nias dengan menggunakan pendekatan saintifik. Menurut Hamalik

5 (2008), kegiatan pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dan dapat melakukan kegiatan secara langsung akan membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih bermakna dan mengurangi terjadinya miskonsepsi. Kegiatan yang ada pada LKS dengan pendekatan ilmiah dapat mendorong dan menginspirasi siswa untuk dapat memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran (Kemdikbud, 2013). Atas dasar latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka peneliti hendak mengembangkan sebuah LKS biologi kelas XII SMA berbasis potensi lokal pulau Nias yang dipakai di kelas dalam kaitannya dengan relevansi untuk meremediasi miskonsepsi siswa. 1.2. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan permasalahan yaitu: 1. Siswa SMA kelas XII di Gunungsitoli sering mengalami miskonsepsi pada materi enzim, metabolisme sel, genetika dan bioteknologi. 2. Salah satu penyebab miskonsepsi adalah sumber belajar berupa buku teks dan LKS. 3. Sumber belajar yang digunakan siswa terbatas, hanya buku teks yang disediakan oleh sekolah dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). 4. LKS yang digunakan belum sesuai dengan pengertian LKS yang sesungguhnya. 5. LKS yang digunakan belum mendorong siswa untuk belajar bermakna dan menemukan konsep dengan benar.

6 6. LKS yang digunakan siswa berisi rangkuman materi biologi umum yang sebenarnya telah banyak dikembangkan dalam buku-buku pelajaran. 7. LKS yang digunakan siswa berisi kumpulan-kumpulan soal yang kemudian dijadikan guru sebagai tugas/pekerjaan rumah bagi siswa. 8. LKS yang digunakan siswa SMA di Kota Gunungsitoli selama ini belum berbasis potensi lokal Pulau Nias. 1.3. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, penelitian ini dibatasi agar memberikan arah yang tepat, yaitu: 1. LKS biologi yang dikembangkan melalui penelitian ini adalah LKS biologi SMA kelas XII yang berbasis potensi lokal Nias. 2. Potensi lokal Nias yang diintegrasikan ke dalam LKS disesuaikan dengan materi pembelajaran kelas XII. 3. Produk penelitian pengembangan ini dilakukan hanya sampai pada tahapan uji kelayakan yang dilakukan pada perorangan, kelompok kecil dan kelompok terbatas. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan yang diteliti, yaitu: 1. Bagaimana kelayakan isi dan kelayakan penyajian LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi lokal yang telah dikembangkan menurut ahli materi?

7 2. Bagaimana kelayakan desain LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi lokal yang telah dikembangkan menurut ahli desain? 3. Bagaimana kelayakan LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi lokal yang telah dikembangkan menurut penilaian guru dan siswa? 1.5. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah: 1. Untuk mengetahui kelayakan isi dan kelayakan penyajian LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi lokal yang telah dikembangkan menurut ahli materi. 2. Untuk mengetahui kelayakan desain LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi lokal yang telah dikembangkan menurut ahli desain. 3. Untuk mengetahui kelayakan LKS biologi SMA kelas XII berbasis potensi lokal yang telah dikembangkan menurut penilaian guru dan siswa. 1.6. Manfaat Penelitian Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat: (1) Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan pengembangan LKS; (2) salah satu alternatif solusi untuk meremediasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa terhadap materi biologi SMA di kelas XII. Manfaat secara praktis dari penelitian ini adalah LKS yang dikembangkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran pendukung bagi guru dan siswa SMA kelas XII dalam kegiatan pembelajaran aktif untuk menemukan dan mempelajari konsep yang tepat, benar secara ilmiah.