BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diakibatkan dari kerusakan jaringan potensial atau aktual (Suddarth & Brunner dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Taylor (2009 dalam Muttaqin, 2008) koping didefenisikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Pijat merupakan seni perawatan dan pengobatan yang telah dipraktekkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan/ pertolongan dalam waktu kurang dari 24 jam (Maryunani, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagi ibu. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah perut, mungkin juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

Volume 3 / Nomor 3 / November 2016 ISSN : EFEKTIVITAS RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I DI BPM FAJAR ENDROWATI BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditentukan dengan cara menanyakan intensitas atau merujuk pada skala nyeri.

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an. terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan intrapartum merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusaknya jaringan pada tubuh.(sudart & Brunner, 2001, Hal.212). Sifatnya sangat subjektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid, hormon ini dapat menyeba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESUR TITIK PADA TANGAN TERHADAP NYERI PERSALINAN PADA IBU INTRANATAL KALA I DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian. jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI di Indonesia yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

Sumiati Tenaga Pengajar Prodi. D III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Responden Penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah adalah ibu primigravida

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diri, sehingga apabila seseorang merasakan nyeri, maka perilakunya akan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002, hlm. 180). Menurut Mochtar, 1998, jenis persalinan terbagi :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

EFEKTIVITAS RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI KONTRAKSI UTERUS KALA I AKTIF PADA PERSALINAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESUR TERHADAP TINGKAT NYERI PERSALINAN KALA I

BAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan waktu yang ditunggu tunggu setelah 9 bulan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selaput ketuban) dari uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan normal adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia angka kematian maternal di Indonesia mengalami. kehamilan atau persalinan (Sujudi, , http:

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum yang menghasilkan sel tunggal (zigot), selama kehamilan pada

BAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas, setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk

FASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan

Clinical Science Session Pain

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

Mekanisme Persalinan Normal. Dr. Iskandar Syahrizal SpOG

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Nyeri Persalinan Kala I

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

PERBEDAAN TINGKAT NYERI PERSALINAN PADA IBU PRIMIPARA DENGAN IBU MULTIPARA PADA KALA I PERSALINAN DI RUMAH SAKIT PARU BATU KOTA BATU ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Ruang Cendana V RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara

PERSALINAN KALA I. 1. kala 1 persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

BAB I PENDAHULUAN. karena disertai nyeri berat, bahkan terkadang menimbulkan kondisi fisik dan mental yang

Aplikasi Tekhnik Effleurage Sebagai Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Ibu Bersalin Di Bidan Praktik Mandiri Kecamatan Tembalang

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saya sedang melakukan

PROSES PERSALINAN & KELAHIRAN. R. Nety

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teknik Effeleurage 1. Pengertian Teknik Effleurage Effleurage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut, lambat dan panjang atau tidak putus-putus. Teknik ini menimbulkan efek relaksasi. Dalam persalinan, effleurage dilakukan dengan menggunakan ujung jari yang ditekan lembut dan ringan. Lakukan usapan dengan ringan dan tanpa tekanan kuat, tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dar permukaan kulit (Maemunah, 2009). 2. Manfaat Teknik Effleurage Teknik effleurage artinya menekan degan lembut memijat atau melutut dengan tangan untuk melancarkan peredara darah. Dengan teknik memijat dan tenang berirama, bertekanan lembut kearah distal atau kearah bawah ( cassar, mp.1999). suatu rangsangan pada kulit abdomen dengan melakukan usapan menggunakan ujung-ujung jari telapak tangan dengan arah gerakan membentuk pola geraka seperti kupu-kupu abdomen seiring degan pernafasan abdomen (potter dan perry 2006). Kedua tekik tersebut bertujuan untuk meingkatkan sirkulasi darah, member tekanan, menghangatkan otot abdomen dan meningkatkan relaksasi fisik (jurnal occupational and environment medicine, 2008)

3. Prosedur Teknik Effleurage 1. Atur posisi tidur ibu dengan posisi tidur terlentag rileks dengan menggunakan satu atau dua bantal, kaki diregangkan 10 cm dengan kedua lutut refleksi membentuk 45 derajat. 2. Pada waktu timbul kontraksi a) Letakkan kedua ujung-ujung jari diatas simfisisis pubis b) Bersama inspirasi pelan, usapkan kedua ujung-ujung jari tangan dengan tekanan yang ringan, tegas dan konstan kesamping c) Setelah sampai fundus uteri seiring dengan ekspirasi pelan-pelan usapkan kedua ujung-ujung jari tangan tersebuut menuju perut bagian bawah diatas simfisis pubis melalui umbilikus d) Lakukan berulang- ulang selama ada kotraksi ( Yuliatun, 2008). B. Konsep Nyeri Persalinan 1. Defenisi nyeri persalinan Nyeri adalah fenomena yang kompleks dan bersifat pribadi (Rukiyah, 2009). Nyeri adalah suatu fear-tension pain syndrome, yaitu sensasi yang timbul akibat kontraksi otot rahim bagian bawah, yang dipersepsi ibu bersalin sebagai nyeri (Yanti, 2009). Nyeri persalinan merupakan bagian dri proses yang normal (Maryani, 2010). Nyeri adalah suatu pengalaman secara emosional dan berhubungan dengan perasaan yang tidak enak yang dihubungkan dengan kerusakan jaringan secara nyata atau potensial (Judha, 2012). Nyeri persalinan sebagai kontraksi miometrium merupakan proses fisiologis dengan intensitas yang berbeda pada masing-masing individu (Andarmoyo, 2013). Nyeri adalah fenomena multifaktorial, yang subjektif

personal, dan kompleks yang dipengaruhi oleh faktor psikologis, biologis, sosial budaya, dan ekonomi ( Fraser, 2011). 2. Penyebab nyeri persalinan kala I Persalinan dibagi 4 kala. Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm. partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lender yang bersemu darah (blood show) lender yang bersemu darah ini berasal dari lender kanalis serivikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluhpembuluh kapiler yang beraada disekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketik serviks itu membuka. Proses membukanya serviks dibagii dalam 2 fase yaitu fase laten berlangsung selama 8 jam, pembukaan ini sangat lambat dan berlangsung sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm. Fase aktif terdiri dari 3 fase lagi yaitu fase akselarasi terjadi dalam waktu 2 jam pembukaan 3-4 cm, fase dilatasi maksimal terjadi dalam waktu 2 jam dari 4-9 cm, dan fase deselarasi dalam waktu 2 jam dimulai darimpembukaan 9 sampai lengkap (Sarwono, 2006). 3. Fisiologis nyeri Persalinan Beberapa sistem tubuh terpengaruh oleh nyeri persalinan berkaitan dengan peningkatan frekuensi napas. Hal ini menyebabkan penurunan kadar P a CO 2 yang desertai dengan peningkatan ph. Kemudian, janin juga terpengaruh, dan selanjutnya terjadi penurunan PaCO2 janin. Hal ini dapat diketahui dengan adanya deselerasi akhir pada kardiotokograf. Keseimbangan asam-basa sistem juga dapat berubah karena hiperventilasi dan latihan pernapasan. Alkalosis kemudian dapat memengaruhi difusi

oksigen ke plasenta sehingga terjadi hipoksia janin. Curah jantung meningkat selama kala satu dan kala dua persalinan.peningkatan ini dapat mencapai 20% dan 50%. Hal ini terjadi akibat kembalinya darah uterus ke sirkulasi maternal yang berjumlah sekitar 250-300 ml pada setiap kontraksi, nyeri, kekhawatiran, dan ketakutan dapat menyebabkan respons simpatis sehingga curah jantung dapat menjadi lebih besar. Kedua sistem tersebut dipengaruhi oleh pelepasan katekolamin. Adrenalin (efinefrin) yang terdiri atas 80% katekolamin, memiliki efek mengurangi aliran darah uterus yang pada gilirannya akan menyebabkan penurunan aktifitas uterus (Fraser, 2011). Fase aktif adalah periode waktu dari awal kemajuan pembukaan hingga pembukaan menjadi komplet dan mencakup fase transisi, pembukaan umunya dimulai dari tiga sampai empat sentimeter (atau pada akhir fase laten) hingga 10 sentimeter (atau akhir kala I persalinan). penurunan bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan selama kala dua persalinan ( Varney, 2008). 4. Mekanisme Nyeri Persalinan Menurut Muhuman (1996) mekanisme persalinan dimulai membukanya mulut rahim pada kala pembukaan, misalnya perengangan otot polos merupakan rangsangan yang cukup menimbulkan nyeri, terdapat hubungan erat antara besar pembukaan mulut rahim dengan intensitas nyeri (makin membuka makin nyeri), dan diantara timbulnya rasa nyeri dengan timbulnya kontraksi rahim (rasa nyeri terasa ± 15-30 detik setelah mulainya kontraksi). Kontraksi dan peregangan rahim rangsangan nyeri disebabkan oleh

tertekannya ujung saraf sewaktu rahim berkontraksi dan teregangnya bagian bawah. Kontraksi mulut rahim teori ini kurang dapat terima, oleh karena jaringan mulut rahim hanya sedikit mengandung jaringan otot. Peregangan jalan lahir bagian bawah perengan jalan lahir oleh kepala janin pada akhir kala pembukaan dan selam kala I pengeluaran menimbulkan rasa nyeri paling hebat dalam proses persalinan (Andarmoyo, 2013). 5. Karakteristik Nyeri Pada Kala I a. Fase Laten Memiliki integritas ego senang dan cemas. Nyeri kontraksi dalam skala ringan dan lamanya kontraksi masing-masing 5-30 menit berkisar 10-30 detik. b. Fase aktif Aktifitasnya masih dapat menunjukkan bukti kelelahan. Integritas ego dapat lebih serius dan terhanyut pada proses persalinan dan ketakutan tentang kemampuan pengendalian pernafasan atau melakukan teknik relaksasi. Nyeri kontraksi dalam skala sedang tiap 3,5 5 menit berakhir 30-40 menit. Dalam fase ini terjadi dilatasi serviks 4-8 cm c. Fase transisi Memiliki integritas ego yaitu perilaku peka, sulit mempertahankan kontrol, memerlukan pengingat tentang pernafasan, mungkin amnestik, dapat menyatakan saya tidak tahan lagi Nyeri kontraksi dalam skala berat. Kontraksi selama 2-3 menit, dan berakhir 45-60 detik. Adanya ketidaknyamanan hebat pada area abdomen, dapat menjadi gelisah, menggeliat-liat karena nyeri, bahkan tremor kaki dapat terjadi. Fase ini terjadi dilatasi serviks 8-10 cm (Unimus, 2013).

6. Klasifikasi Nyeri A. Klasifikasi nyeri berdasarkan lokasi 1) Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat ) dan berlangsung untuk waktu singkat nyeri akut akan berhenti dengan sendirinya (selflimiting) dan akhirnya menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan pulih pada area yang terjadi kerusakan. Nyeri akut durasi singkat memiliki imset yang tiba-tiba, dan terlokalisasi. Nyeri akut terkadang disertai oleh aktivitas sistem saraf simpatis yang akan memperlihatkan gejala-gejala seperti peningkatan respirasi, peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut jantung, diaphoresis, dan dilatasi pupil. Secara verbal yang mengalami nyeri akan melaporkan adanya ketidak nyamanan berkaitan dengan nyeri yang dirasakannya. Nyeri akut akut biasanya juga akan memperlihatkan respons emosi dan perilaku seperti menangis, mengerang kesakitan, mengerutkan wajahm atau menyeringai (Andarmoyo, 2013). 2) Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjanng suatu periode waktu. Nyeri kronik berlangsung lama, intensitas yang bervariasi, dan biasanya berlangsung lebih dari enam bulan. Nyeri kronik dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit untuk diobatin karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respons terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Nyeri kronik nonmalignan yang timbul akibat cedera jaringan yang tidak progresif atau yang menyembuh nyeri ini biasanya

nyeri pinggang bawah, dan nyeri yang didasari atas kondisi kronis. Nyeri yang mengalami nyeri kronik seringkali mengalami periode remisi gejala hilang sebagai atau keseluruhandan eksaserbasi atau keparah meningkat sifat nyeri kronik, yang tidak dapat dipredisikan ini, membuat frustasi dan sering kali mengarah pada depresi psikologis (Brunner & Suddarth, 2002). B. Nyeri berdasarkan lokasi 1) Nyeri supervisial yaitu yang timbul akibat stimulasi terhadap kulit seperti laselarasi. Nyeri ini memiliki durasi yang pendek dan sensasi yang tajam. 2) Nyeri somatic yaitu nyeri yang trejadi pada otot dan tulang bersifat tumpul dengan adanya peregangan dan isskemia. 3) Nyeri viseral yaitu nyeri yang disebabkan oleh kerusakan organ internal. Nyeri yang timbul memiliki durasi yang lama dan sensasi yang tumpul. 4) Nyeri sebar yaitu sensasi yeri yang meluas dari daerah asal ke bagian tubuh tertentu. 5) Nyeri fantom yaitu nyeri khusus yang dialami klien yang mengalami amputasi. 6) Nyeri alih yaitu nyeri yang timbbul akibat adanya yeri visceral yang menjalar ke organ lain, sehingga dirasakan beberapa nyeri pada beberapa tempat atau lokasi (Anas 2007).

C. Nyeri berdasarkan organ 1) Nyeri organik yaitu nyeri yang diakibatkan adanya kerusakan organ, penyebabnya umumnya akibat cedera atau pembedahan. 2) Nyeri neurgenik yaitu yeri akibat gangguan neuron misalnya pda neuralgia. 3) Nyeri psikogenik yaitu nyeri akibat faktor psikologis daripada gangguan organ (Anas, 2007) 7. Faktor- Faktor Yang Memengaruhi Nyeri Persalinan a. Pengalaman dan pengetahuan tentang nyeri Pengalaman sebelumnya seperti persalinan terdahulu akan membantu mengatasi nyeri, karena ibu telah memiliki intensitas terhadap nyeri, inu primipara dan multipara kemungkinan akan merespon secara berbeda terhadap nyeri walupun menghadapi kondisi yang sama, yaitu persalinan, hal ini disebabkan ibu multipara telah memiliki pengalaman pada persalinan (Andarmoyo, 2013) Pengalam melahirkan sebelum juga dapat mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Bagi ibu yang mempunyai pengalaman yang menyakitkan dan sulit pada persalinan sebelumnya perasaan cemas dan takut pada pengalaman lalu akan mempengaruhi sensitifitasnya rasa nyeri ( Bobak, 2005). b. Usia muda cenderung dikaitakan dengan kondisi psikologi yang masih labil, yang memicu terjadinya kecemasan hingga nyeri yang dirasakan menjadi lebih berat. Usia juga dipakai sebagai salah salah satu faktor dalam menentukan toleransi terhadap nyeri. Toleransi akan meningkat seiring bertambahnya usia terhadap nyeri, toleransi akan meningkat seiring bertambahnya usia dan pemahaman terhadap nyeri (Mander, 2004).

c. Emosi (cemas dan takut) Stres atau rasa takut ternyata secara fisiologi dapatmenyebabkan kontraksi uterusmenjadi terasa semakin nyeri dan sakit dirasakan ( Sondakh, 2013). d. Persiapan persalinan Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan alkan berlangsung tanpa nyeri, persiapan persalinan diperlukan untuk mengurangi perasaan cemas dan takut akan nyeri persalinan sehingga ibu dapat memilih berbagai teknik atau metode latihan agar ibu dapat mengatrasi ketakutannya ( Mander, 2004). 8. Penilaian Respon Intensitas Nyeri Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangatsubjektif dan individu. Selain itu, kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respons fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namum, pengukuran dengan teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007 & Andarmoyo, 2013). 1. Skala intensitas nyeri a. Skala intensitas nyeri deskritif sederhana menurut (Brunner & Suddarth, 2002). Skala intensitas nyeri deskritif sederhana

Tidak Nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri hebat nyeri sangat hebat Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih baik objektif. Skala pendeskripsi verbal (verbal descriptor scale) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking dari tidak terasa nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan. Bidan menunjukkan kepada klien skala tersebut memilih intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan. Bidan juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan klien lebih sebuah kategori untuk mendeskripsikan nyeri ( Andarmoyo, 2013). b. Skala intensitas nyeri numerik 0-10 menurut (Judha, 2012). Skala intensitas nyeri numerik 0-10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak ada nyeri Nyeri sedang Nyeri paling hebat

Keterangan : 0 :Tidak ada nyeri 1-3 : terasa keram pada perut bagian bawah, masih dapat ditahan, masih dapat melakukan aktifitas, massih bisa konsentrasi. 4-6 : terasa keram pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, kurang nafsu makan, aktifitas terganggu. 7-9 : terasa keram berat pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, paha, punggung, tidak ada nafsu makan, mual, badan lemas, tidak kuat beraktifitas. 10 : teras keram yang sangat berat sekali pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, kaki, punggung, tidak mau makan, mual muntah, sakit kepala, badan tidak ada tenaga, tidak bisa berdiri atau bangun dari tempat tidur, tidak dapat beraktifitas. Skala penilaian numerik (Numerical Rating Scales, NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hala ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan sakal 0-10. Skala paling afektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik. Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan patokan 10 cm (AHCPR, 1992 dalam perry dan potter, 2006).