BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. untuk memahami hal hal yang ada dalam penelitian. Konsep dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana,

b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah yang turut memperkaya kebudayaan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil mendengarkan (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipelajari secara sosial oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan. Seperti yang sering

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dipandang sebagai definisi operasional untuk menegaskan

KAJIAN FONETIS KOSAKATA DASAR BAHASA MELAYU BALI. Umiliyah SMA Situbondo. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan manusia untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi

KARYA ILMIAH PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK BERCERITA MELALUI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK DALAM BERBAHASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN KOSAKATA DASAR MENJADI PARAGRAF DESKRIPSI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I KEPOSONG NASKAH PUBLIKASI

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. maupun isyarat. Bahasa digunakan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Sudah berabad-abad yang lalu manusia menggunakan bahasa, baik bahasa tubuh, tulisan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. seorang anak. Untuk berbahasa, anak-anak harus menghubungkan leksikon yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi berbahasa. Tindak tutur merupakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,

Tahap Pemrolehan Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam kamus arti kosakata adalah pembendaharaan kata. Sedangkan. perbendaharaan kata atau kosakata adalah kumpulan kata-kata

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. karena itu seorang pengguna bahasa harus memahami huruf-huruf dengan

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

REPRESENTASI KEHIDUPAN SOSIAL ANAK USIA 9-12 TAHUN BERWUJUD BAHASA: KAJIAN LEKSIKON PEMEROLEHAN BAHASA ANAK SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

MATERI KELAS 1. B. Indonesia

PEMEROLEHAN KOSAKATA DASAR BAHASA INDONESIA PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN

PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU BAHASA INDONESIA SD. Oleh: BAHAUDDIN AZMY UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA 2012

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling

PEMBELAJARAN KOSA KATA BAHASA INDONESIA OLEH DWI DALAM KONTEKS SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum kita bisa melihat bahwa kemampuan berbicara. Ada anak yang perkembangan berbicaranya lebih cepat dan ada juga yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan

Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

HAND OUT PSIKOLINGUISTIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latifah Nurfauziah, 2013

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya bukan hanya sebagai makhluk individu tetapi juga

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK MENURUT TINJAUAN PSIKOLINGUISTIK. Suci Rani Fatmawati 1. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

Kamus sebagai Sumber Rujukan dalam Pengajaran Kosakata

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

bab 1 bilangan aku dan keluargaku lingkunganku tema

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

Pengertian Universal dalam Bahasa

PEMBELAJARANKOSAKATA Oleh: (Khairil Usman, S.Pd., M.Pd.)

FILSAFAT BAHASA DAN BAHASA MENURUT LUDWIG WITTGENSTEIN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak-anak merupakan dunia yang khas yang diindera dan

BAB I PENDAHULUAN. usia Taman Kanak-kanak memiliki karakteristik yaitu rasa ingin tahu dan antusias

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

Bahasa dan Ketunagrahitaan. Oleh Didi Tarsidi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan konseptual dan intelektual anak-anak. Memahami proses. perkembangan kognitif anak-anak secara menyeluruh.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

Oleh: Dibimbing oleh : 1. Dr. Endang Waryanti, M.Pd 2. Dra. Sumiyarsi SRI RAHAYU SETIYA NINGSIH NPM:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. beberapa konsep dasar yang dijadikan sebagai acuan yaitu:

MEDIA GAMBAR BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI

BAB I. dibedakan dari pembelajaran bahasa (language learning). Pembelajaran

PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan berbahasa seorang manusia tidak luput dari perkembangan

PERKEMBANGAN MASA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi

SILABUS TEMATIK. Satuan Pendidikan : SD/ MI Kelas/ Semester : I/ 1 : Diri Sendiri

1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

Rafika Rahmawati

Transkripsi:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi 2007: 588). Konsep memudahkan peneliti dalam mengembangkan pemahaman dan gagasan peneliti terhadap penelitian ini. 2.1.1 Bahasa dan Pemerolehan Bahasa Anak Semua orang menggunakan bahasa sebagai alat berkomunikasi. Tanpa bahasa orang tidak dapat menyampaikan suatu maksud kepada orang lain. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Alwi 2007: 88). Chaer dalam bukunya Psikolinguistik Kajian Teoretik mengatakan bahwa bahasa itu adalah satu sistem, sama dengan sistem-sistem lain, yang sekaligus bersifat sistematis dan bersifat sistemis. Jadi, bahasa itu bukan merupakan satu sistem tunggal melainkan dibangun oleh sejumlah subsistem (subsistem fonologi, sintaksis, dan leksikon). Sistem bahasa ini merupakan sistem lambang, sama dengan sistem lambang lalu lintas, atau sistem lambang lainnya. Hanya, sistem lambang bahasa ini berupa bunyi, bukan gambar atau tanda lain; dan bunyi itu adalah bunyi yang dilahirkan oleh alat ucap manusia. Bahasa juga memiliki fungsi,

yaitu dilihat dari segi sosial bahwa bahasa itu adalah alat interaksi atau alat komunikasi di dalam masyarakat. Bahasa memudahkan anak mengekspresikan perasaan, gagasan, kemauannya dengan cara yang benar-benar diterima secara sosial, sedangkan pemerolehan bahasa pertama erat kaitannya dengan perkembangan sosial anak (Tarigan 1988: 98). Pemerolehan bahasa anak-anak dapat dikatakan mempunyai ciri kesinambungan, memiliki suatu rangkaian kesatuan, yang bergerak dari ucapan satu kata sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit (sintaksis). Kapasitas bawaan sejak lahir mempelajari bahasa, tidak terbatas pada suatu bahasa tertentu. Manusia dilengkapi dengan kemampuan mempelajari suatu bahasa sejak lahir, tetapi ternyata manusia masih harus mempelajarinya dari seseorang, yaitu dari anggota masyarakat tempat orang tersebut hidup (Harding dan Riley 1986 dalam Tarigan 1988: 6). 2.1.2 Kosa Kata Kosa kata adalah perbendaharaan kata (Alwi 2007: 597). Setiap bahasa di dunia ini pasti memiliki kosa kata sebagai perbendaharaan kata dari bahasa tersebut. Berdasarkan Kamus Linguistik kosa kata adalah kumpulan kata; khazanah kata; dan leksikon (Kridalaksana 2008: 137). Istilah kosa kata juga dijelaskan oleh Zainuddin (1992), yaitu: 1. Untuk mewakili suatu nama, sifat, bentuk, dan jenis benda, bisa menggunakan kesatuan bahasa yang bermakna, yang disebut kata atau kelompok kata.

Misalnya, nama suatu benda yang terbuat dari selembar papan yang berkaki adalah meja. Jadi, pengertian selembar papan yang berkaki istilahnya meja. 2. Dalam bidang tertentu terdapat pula istilah tertentu. Misalnya dalam bidang ekonomi, untuk mewakili suatu pengertian jumlah tetap benda-benda yang boleh diimpor adalah kuota impor. Jadi kuota impor merupakan istilah khusus dalam bidang ekonomi. Jadi, istilah sebuah kata atau lebih mengungkapkan suatu pengertian dalam hal atau bidang tertentu. Kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung atas kuantitas dan kualitas kosa kata yang dimilikinya. Semakin kaya kosa kata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil berbahasa. Bila anak-anak tumbuh, berkembang, dan menjadi dewasa dalam lingkungan hidup yang berkecukupan, yang memberikan lebih banyak kesempatan untuk memasuki taman kanak-kanak, menemani orang tua mereka berbelanja ke toko atau ke pasar, dan mendapat kesempatan yang lebih banyak menghadiri pertunjukan, pameran, kebun binatang, taman, teater anak-anak, maka jelas bahwa kosa kata mereka akan mencerminkan aneka pengalaman yang lebih luas cakrawalanya (Tarigan 1984: 6). Tarigan (1984: 3) menjelaskan tentang kosa kata dasar, yaitu kosa kata yang tidak mudah berubah atau sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa lain. Kosa kata dasar menurut Tarigan terdiri atas: 1. Istilah kekerabatan, misalnya ayah, ibu, anak, adik, kakak, nenek, kakek, paman, bibi, menantu, mertua.

2. Nama-nama bagian tubuh, misalnya kepala, rambut, mata, telinga, hidung, mulut, bibir, gigi, lidah, pipi, leher, dagu, bahu, tangan, jari, dada, perut, pinggang, paha, kaki, betis, telapak, punggung, darah, napas. 3. Kata ganti diri (diri, penunjuk), misalnya saya, kamu, dia, kami, kita, mereka, ini, itu, sini, sana. 4. Kata bilangan, misalnya satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, seratus, dua puluh, dua ratus, seratus, seribu, dua ribu, sejuta, dua juta. 5. Kata kerja, misalnya makan, minum, tidur, bangun, berbicara, melihat, mendengar, menggigit, berjalan, bekerja, mengambil, menangkap, lari. 6. Kata keadaan, misalnya suka, duka, senang, susah, lapar, kenyang, haus, sakit, sehat, bersih, kotor, jauh, dekat, cepat, lambat, besar, kecil, banyak, sedikit, terang, gelap, siang, malam, rajin, malas, kaya, miskin, tua, muda, hidup, mati. 7. Benda-benda, misalnya tanah, air, api, udara, langit, bulan, bintang, matahari, binatang, tumbuh-tumbuhan. 2.1.3 Permainan Permainan memiliki arti sesuatu yang digunakan untuk bermain; barang atau sesuatu yang dipermainkan; mainan; hal bermain; perbuatan bermain (Alwi 2007: 698). Setiap orang menggunakan bahasa sebagai alat untuk berinteraksi antara satu dengan yang lain. Tanpa bahasa manusia tidak bisa menyampaikan maksud dari pikirannya kepada orang lain. Dengan menggunakan kata-kata dan lagu dapat diketahui pemerolehan kosa kata anak tersebut. Permainan juga

membutuhkan bahasa baik untuk menyampaikan aturan permainan, cara bermain suatu permainan, maupun untuk berkomunikasi saat permainan sedang berlangsung. Selain itu, melalui permainan juga seorang anak dapat memperoleh berbagai kosa kata baru. 2.1.4 Nyanyian Nyanyian adalah hasil menyanyi, yang dinyanyikan, lagu, komponen musik pendek yang terdiri atas lirik dan lagu (Alwi 2007: 790). Dalam penelitian ini selain menggunakan permainan sebagai media pemerolehan kosa kata pada anak juga menggunakan nyanyian sebagai medianya. Nyanyian yang dijadikan media adalah jenis nyanyian anak-anak yang berisi lirik dengan kalimat-kalimat yang sederhana sehingga dapat dinyanyikan bersama anak dan anak juga dapat dengan mudah memahami nyanyian tersebut seperti nyanyian anak-anak yang berjudul Balonku. Nyanyian ini memiliki lirik dengan kalimat yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh anak-anak dan kosa kata yang ada dalam nyanyian itu adalah kosa kata sifat (hijau, kuning, kelabu, merah muda, biru, kacau), kosa kata benda (balon), kosa kata kerja (meletus, pegang) dan kosa kata bilangan (lima, empat) yang dapat dijadikan sebagai media pemerolehan kosa kata bahasa Indonesia pada anak.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pemerolehan Bahasa Pemerolehan bahasa adalah proses pemahaman dan penghasilan bahasa pada manusia melalui beberapa tahap, mulai dari meraban sampai kefasihan penuh (Kridalaksana 2008: 178). Pemerolehan bahasa atau akuisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak-anak ketika anak memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya (Chaer 2009: 167). Pemerolehan bahasa tidak sama dengan pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa menyangkut proses-proses yang berlaku di dalam otak (pusat bahasa) pada waktu seseorang sedang mempelajari bahasa baru, biasanya bahasa asing (tapi bisa juga bahasa ibunya yang menjadi bahasa nasionalnya), setelah anak (seseorang) itu selesai memperoleh bahasa ibunya dengan sempurna (Simanjuntak 2009: 104). Ada dua proses yang terjadi ketika seorang anak-anak sedang memperoleh bahasa pertamanya, yaitu proses kompetensi dan proses performansi. Kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa yang berlangsung secara alami. Proses kompetensi ini menjadi syarat untuk terjadinya proses performansi yang terdiri atas dua buah proses, yakni proses pemahaman dan proses penerbitan atau proses menghasilkan kalimat-kalimat. 2.2.2 Psikolinguistik Secara etimologi kata psikolinguistik terbentuk dari kata psikologi dan kata linguistik, yakni dua bidang ilmu yang berbeda, yang masing-masing berdiri sendiri, dengan prosedur dan metode yang berlainan. Namun, keduanya sama-

sama meneliti bahasa sebagai objek formalnya. Hanya objek materialnya yang berbeda, linguistik mengkaji struktur bahasa, sedangkan psikologi mengkaji perilaku berbahasa atau proses berbahasa. Dengan demikian cara dan tujuannya juga berbeda. Meskipun cara dan tujuannya berbeda, tetapi banyak juga bagian-bagian objeknya yang dikaji dengan cara yang sama dan dengan tujuan yang sama, tetapi dengan teori yang berlainan. Oleh karena itu, dirasa perlu adanya kerja sama di antara kedua disiplin ini untuk mengkaji bahasa dan hakikat bahasa (Chaer 2009: 5). Istilah psikolinguistik lahir pada tahun 1954, yakni tahun terbitnya buku Psycholinguistics : A Survey of Theory and Research Problems yang disunting oleh Charles E. Osgood dan Thomas A. Sebeok, di Bloomington, Amerika Serikat. Psikolingustik mencoba menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia (Slobin, 1974; Meller, 1964; Cazahu, 1973 dalam Chaer 2009: 5). Secara teoretis tujuan utama psikolinguistik adalah mencari satu teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat bahasa dan pemerolehannya.

2.2.3 Psikolinguistik Behaviorisme Psikolinguistik behavioristik melahirkan aliran yang disebut psikolinguistik perilaku. Tujuan utama psikologi perilaku adalah mencoba mengkaji perilaku manusia yang berupa reaksi apabila suatu rangsangan terjadi, dan selanjutnya bagaimana mengawasi dan mengontrol perilaku itu. Teori behaviorisme ini diperkenalkan oleh John B. Watson (1878-1958) seorang ahli psikologi berkebangsaan Amerika (Chaer 2009: 3). Watson dikenal sebagai Bapak Behaviorisme karena prinsip-prinsip pembelajaran barunya berdasarkan teori Stimulus- Respons Bond. Menurut behaviorisme yang dianut Watson tujuan utama psikologi adalah membuat prediksi dan pengendalian terhadap perilaku; dan sedikit pun tidak ada kaitannya dengan kesadaran. Psikologi menurut teori ini hanya mengkaji benda-benda atau hal-hal yang dapat diamati secara langsung, yaitu rangsangan (stimulus) dan gerak balas (respons); sedangkan hal-hal yang terjadi dalam otak tidak berkaitan dengan kajian ini. Para pakar psikologi perilaku ini hanya mengkaji peristiwa-peristiwa yang dapat diamati, yang nyata dan konkret, yaitu prilaku manusia atau tingkah laku manusia. Pandangan behaviorisme menekankan bahwa proses pemerolehan bahasa pertama dikendalikan dari luar diri anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan melalui lingkungan. Istilah bahasa bagi kaum behavioris dianggap kurang tepat karena istilah bahasa itu menyiratkan suatu wujud, sesuatu yang dimiliki atau digunakan, dan bukan sesuatu yang dilakukan. Padahal bahasa itu merupakan salah satu perilaku, di antara perilaku-perilaku manusia lainnya. Oleh

karena itu, mereka lebih suka menggunakan istilah perilaku verbal (verbal behavior) agar tampak lebih mirip dengan perilaku lain yang harus dipelajari. Menurut kaum behavioris kemampuan berbicara dan memahami bahasa oleh anak diperoleh melalui rangsangan dari lingkungannya. Anak dianggap sebagai penerima pasif dari tekanan lingkungannya, tidak memiliki peranan yang aktif di dalam proses perkembangan perilaku verbalnya. Proses perkembangan bahasa terutama ditentukan oleh lamanya latihan yang diberikan oleh lingkungannya. Kaum behavioris berpendapat rangsangan (stimulus) dari lingkungan tertentu memperkuat kemampuan berbahasa anak. Perkembangan bahasa mereka pandang sebagai suatu kemajuan dari pengungkapan verbal yang berlaku secara acak sampai kepada kemampuan yang sebenarnya untuk berkomunikasi melalui prinsip pertalian S-R (stimulus-respons) dan proses peniruan-peniruan (Chaer 2009: 222 223). 2.3 Tinjauan Pustaka Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah menyelidiki atau mempelajari (Alwi 2007: 1198). Pustaka adalah kitab, buku, buku primbon (Alwi 2007: 912). Tinjauan pustaka adalah hal-hal atau pengetahuan yang berhubungan dengan penelitian sebagai bahan referensi yang mendukung penelitian. Selain itu, tinjauan pustaka juga menjelaskan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti agar semakin jelas permasalahan penelitian yang akan dijawab.

Berdasarkan tinjauan pustaka yang ada, sumber relevan yang menjadi bahan referensi dalam penelitian ini adalah: Suyono dalam Jurnal Penelitian Kependidikan tahun 19 nomor 1, April 2009 yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Kosakata Berbasis Audio-Visual untuk Peningkatan Kompetensi Bahasa Indonesia Anak Usia Dini mengatakan pembelajaran kosakata yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi berbahasa siswa dapat dilakukan dengan metode bermain dan bernyanyi. Bermain dapat mendorong minat anak untuk bereksplorasi lebih jauh. Lebih-lebih kegiatan bermain peran. Hasil studi para ahli tentang dramatisasi cerita menunjukkan cerita didramatisasikan anak merupakan media utama untuk mengekspresikan perkembangan kapasitas keberaksaraan anak atau literacy capacities. Belajar melalui bernyanyi merupakan salah satu metode pengenalan kosakata pada anak yang sangat efektif. Menyanyi menjadikan kata-kata lebih bermakna bahkan hingga anak-anak itu beranjak remaja. Kehadiran ritmik, pengulangan, dan pola rima di dalam nyanyian merupakan bentuk pengajaran bahasa tertua yang berisi budaya untuk konsumsi anak. Anak-anak, secara alami, telah menyerap informasi yang terkandung dalam nyanyian sehingga memudahkan mereka mengingat kata-kata tertentu, seperti nyanyian yang berisi angka (satu, dua, tiga, dan sebagainya). Wijana (2003) dalam Kongres Bahasa Indonesia VIII membahas tentang pemanfaatan permainan bahasa sebagai bahan pengajaran bahasa dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran ilmu bahasa di Indonesia menjelaskan bahwa bentuk komunikasi dengan ucapan-ucapan yang dibuat-buat (vokalisasi) yang

disertai dengan tingkah laku nonverbal yang khas ini telah diberikan beberapa saat saja setelah seorang anak-anak dilahirkan. Dengan piranti pemerolehan bahasa bawaannya ternyata anak-anak kemudian mampu membedakan antara komunikasi yang serius dan main-main dalam waktu yang relatif singkat sehingga permainan bahasa itu sendiri tidak mengganggu anak-anak dalam menguasai kosa kata dan elemen-elemen gramatika bahasa secara natural. Gustianingsih (2002) dalam tesisnya yang berjudul Pemerolehan Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak mengatakan bahwa kemampuan anak usia taman kanak-kanak akan kalimat majemuk merupakan parameter untuk mengukur keberhasilan dan sekaligus dasar pengajaran di sekolah dasar. Fauzie (2000) dalam skripsinya yang berjudul Pemerolehan Bahasa Anak- Anak Usia 0 5 Tahun: Analisis Psikolinguistik membahas tentang tahap-tahap perkembangan bahasa anak. Tahap-tahap perkembangan bahasa anak terdiri atas dua tahap, yakni (1) tahap perkembangan prasekolah, yang meliputi tahap perkembangan meraban (pralinguistik), tahap linguistik I (holofrastik), tahap linguistik ilmu, tahap linguistik III (perkembangan tata bahasa), tahap kompetensi penuh, dan (2) tahap perkembangan ujaran kombinatori, yang meliputi tahap perkembangan negatif (penyangkalan), tahap perkembangan interogatif (pertanyaan), dan perkembangan sistem bunyi. Marpaung (2006) dalam skripsinya yang berjudul Pemerolehan Bahasa Batak Toba Anak Usia 1 5 Tahun membahas tentang ciri-ciri tahap

pemerolehan bahasa Batak Toba anak usia 1 5 tahun, yakni tahap holofrastik, tahap dua kata, tahap perkembangan tata bahasa, dan tahap tata bahasa menjelang dewasa. Listari (2011) dalam skripsinya yang berjudul Pemerolehan Morfologi Bahasa Jawa Anak Usia Lima Tahun di Desa Sialang Pamoran Labuhan Batu Selatan menjelaskan bahwa pada usia lima tahun, anak-anak sudah sampai pada tahap perkembangan morfologi. Dalam perkembangan morfologi khususnya reduplikasi atau kata ulang anak usia lima tahun sudah mulai mengucapkan atau menggunakan kata ulang pada saat seorang anak berkomunikasi pada lawan bicaranya, baik kepada anak-anak sebayanya ataupun kepada orang dewasa. Kata ulang yang terjadi pada anak tersebut terjadi secara alamiah. Lumban Raja (2010) dalam skripsinya yang berjudul Pemerolehan Leksikal Nomina Bahasa Angkola Anak Usia 3 4 Tahun: Analisis Psikolinguistik menjelaskan bahwa pemerolehan leksikal nomina dalam bahasa Angkola pada anak usia 3 4 tahun adalah sangat dipengaruhi oleh masukan yang diterima anak, dalam hal ini yang berperan penting adalah masukan dari lingkungan anak. Masukan yang diterima anak dari lingkungan sekitarnya mempengaruhi jumlah kosa kata yang dapat dikuasai anak usia 3 4 tahun tersebut.