KAJIAN KEKERABATAN FILOGENETIK DURIAN (Durio zibethinus) VARIETAS LOKAL TERNATE BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
MORPHOLOGICAL IDENTIFICATION OF NORTH SUMATRA SALAK (Salacca sumatrana Becc.) AT SOUTH TAPANULI REGION

Analisis Kekerabatan Varietas Tanaman. Ketela Pohon (Manihot utilissima) Berdasarkan Karakter Morfologi di Wilayah Kabupaten Nganjuk SKRIPSI

PERAKITAN VARIETAS SALAK :

Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Unsrat Manado, )

I. PENDAHULUAN. unggulan, baik untuk tujuan ekspor mau pun kebutuhan dalam negeri. Ditinjau

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 :

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA. Salak dapat diklasifikasikan sebagai berikut: ordo : Spadiciflorae, Famili :

BAB I PENDAHULUAN. ekuator, memiliki iklim tropis dan curah hujan yang tinggi mendukung berbagai

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah berupa pohon

BAB I PENDAHULUAN. melimpah dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan sumber daya alam. tersebut salah satunya adalah keanekaragaman tumbuhan yang tinggi

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dilaksanakan dari bulan Mei 2016 sampai Juni 2016.

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kawista (Limonia acidissima L.) di Indonesia salah satunya

Lampiran 1. Hasil Karakterisasi tiap OTU's

Keanekaragaman Infraspesifik Petai (Parkia speciosa Hassk.) Di Kabupaten Indragiri hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi Berdasarkan Karakter Morfologi

SKRIPSI. Oleh : NAZRIAH PRATIWI / AGROEKOTEKNOLOGI PEMULIAAN TANAMAN

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 491/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SALISUN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 493/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN BENTARA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Deskripsi Tanaman Jagung (Zea mays) Lokal Sumbawa. Wening Kusumawardani 2 Fenny Arisandi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 490/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN LANGSAT TANJUNG B-1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

ISSN : Vol 2 No (2) Maret 2014

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 573/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN SALAK KRAMAT BANGKALAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Eksplorasi dan Karakterisasi Keanekaragaman Plasma Nutfah Mangga (Mangifera) di Sumatera Tengah

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sentra pertanaman kacang panjang yang mempunyai

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 68/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SIMEMANG SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 340/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN DURIAN BIDO WONOSALAM SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Subdivisio : Angiospemae. : Monocotyledoneae. Spesies : Allium ascalonicum L.

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar

UJI KEKERABATAN KOLEKSI PLASMA NUTFAH MAKADAMIA (Macadamia integrifolia Maiden & Betche) DI KEBUN PERCOBAAN MANOKO, LEMBANG, JAWA BARAT

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 472/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN GAPU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU BOL GONDANG MANIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Studi Morfologi dan Hubungan Kekerabatan Varietas Salak Pondoh (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.) di Dataran Tinggi Sleman

EKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI KARAKTER FENOTIPIK TANAMAN ENAU (Arenga pinnata Merr.) DI KABUPATEN PESISIR SELATAN OLEH AZFANI NELZA

II. TINJAUAN PUSTAKA. spesies. Klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut:

BAB IV PEWARISAN SIFAT

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 121/Kpts/LB.240/2/2004 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DALHARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

HUBUNGAN KEKERABATAN FENETIK TUJUH ANGGOTA FAMILIA APOCYNACEAE. Rahmawati, Hasanuddin, Cut Nurmaliah, Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah,

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN ALPUKAT PESAKO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 191/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK SIEM KINTAMANI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

BAB I PENDAHULUAN. di muka bumi ini merupakan bagian keindahan dari ciptaan Allah swt.

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata [Sturt.] Bailey) merupakan salah satu

AGROVIGOR VOLUME 8 NO. 2 SEPTEMBER 2015 ISSN UJI KEKERABATAN ANTARA SALAK JANTAN DAN SALAK BETINA (Salaccazalacca(Gertner) Voss) BANGKALAN

Inventarisasi dan Karakterisasi Morfologis Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.) di Kabupaten Tanah Datar

BAB I PENDAHULUAN. selebihnya tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan pulau

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Karakterisasi dan Evaluasi 10 Aksesi Salak di Sijunjung Sumatera Barat

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kuadrat Nilai Tengah Gabungan untuk Variabel Vegetatif dan Generatif

PEMBAHASAN Analisis Diskriminan terhadap Tanaman M-1

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

PENDUGAAN KOMPONEN GENETIK, DAYA GABUNG, DAN SEGREGASI BIJI PADA JAGUNG MANIS KUNING KISUT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

III. BAHAN DAN METODE

PELAKSANAAN PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK MUTAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) HASIL PERLAKUAN MUTAGEN KOLKISIN BERDASARKAN PENANDA MOLEKULER RAPD

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. sebagai satu dari empat jenis buah yang ditetapkan sebagai komoditas prioritas

BAB I PENDAHULUAN. yang mahal di pasar internasional US$ 640/m 3 untuk kayu papan jati Jawa tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, berasal

Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

PEUBAH PERTUMBUHAN KUALITATIF. Bentuk Ujung Daun Pertama, Bentuk Batang, dan Warna Batang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 122/Kpts/LB.240/2/2004 TENTANG PELEPASAN SALAK MADU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

KARAKTERISASI MORFOLOGI VARIETAS LOKAL DURIAN PETRUK DAN BRONGKOL DI JAWA TENGAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

EKSPLORASI DAN KARAKTERISASI SAWO (Manilkara zapota (L.) van Royen) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 210/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK GAYO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

Periode Juli-September 2016 ISSN ONLINE :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 274/Kpts/SR.120/7/2005 TENTANG PELEPASAN DUKU SABU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN.

I. PENDAHULUAN. yang dapat tumbuh di Indonesia sepanjang tahun. Pemanfaatan ubikayu sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi morfologi Ipomoea batatas Lamk.

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Jurnal Wahab, ßIOêduKASI M.A., dkk. (2014). Kajian Kekerabatan Filogenetik Durian Varietas Lokal Ternate ISSN : 2301-4678 KAJIAN KEKERABATAN FILOGENETIK DURIAN (Durio zibethinus) VARIETAS LOKAL TERNATE BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI Maimuna A. Wahab (1), Sundari (2), Suparman (2) (1) Alumni Prodi Pendidikan Biologi FKIP Unkhair (2) Staf Dosen Prodi Pendidikan Biologi FKIP Unkhair E-mail : mhun_khairun@ymail.com ABSTRAK Ternate adalah daerah sentra produksi durian di Maluku Utara. Menurut data statistik Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Ternate tahun 2005, terdapat 95,5 ha areal tanah yang ditanami durian. Hampir 50 % potensi lahan terdapat di Ternate. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui varietas lokal dominan dan hubungan kekerabatan filogenetik durian (Durio zibethinus) lokal varietas Ternate. Penelitian ini bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan dan dikerjakan setelah kenyataan, maka penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah kejadian. Pada kajian ini digunakan penanda morfologi untuk dijadikan dasar kajian identifikasi tanaman secara filogenetik. Filogenetik adalah salah satu sistem klasifikasi yang didasarkan pada kekerabatan hubungan nenek moyang (evolusioner) antara takson satu dengan lainnya. Kekerabatan Filogenetik diantara sampel (organisme) dapat dimulai dengan pembuatan matrik yang menetapkan status karakter setiap penanda untuk masing-masing sampel. Hasil analisis tersebut kemudian dapat digambarkan dalam bentuk matrik similaritas dan diilustrasikan dengan pohon filogenetik atau dendogram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 13 varietas lokal durian Ternate, Kekerabatan vaietas durian di Ternate terbagi dalam 3 klaster utama, yaitu 1) varietas 12 dan 13 (durian sina dan udi) dengan indeks 90,32%, 2) varietas 7 dan 10 (durian luri kecil dan air tege-tege) dengan indeks 89,54%, 3) varietas 3 dan 6 (durian gajah kuning dan mentega) dengan indeks 84,54%, sedangkan varietas lain polanya tidak jelas. Kata kunci: Kekerabatan, filogenetik, durian, ternate, morfologi Maluku Utara sebagai bagian dari kawasan yang memiliki keanekaragaman buahbuahan salah satunya adalah jenis durian. Badan pusat statistik Propinsi Maluku Utara (2011) melaporkan bahwa produksi durian di Maluku Utara mengalami peningkatan dengan rata-rata 2.902 per ton tiap tahunnya dengan daerah produksi terbanyak di Jailolo, Tidore dan Ternate. Ternate adalah daerah sentra produksi durian di Maluku Utara. Menurut data statistik Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Ternate tahun 2005, terdapat 95,5 ha areal tanah yang ditanami durian. Hampir 50 % potensi lahan terdapat di Ternate (Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Ternate, 2008). Hasil observasi ditemukan kurang lebih 6 varietas durian di kota Ternate. Varietas durian lokal tersebut diantaranya durian cinta, durian 230

Jurnal ßIOêduKASI ISSN : 2301-4678 pare, durian boso, durian mentega, durian luri, durian gaja. Enam varites ini tampak mirip jika diamati secara morfologi tetapi pada dasarnya memiliki perbedaan karakter jenis, perbedaan tersebut diantaranya bentuk buah, bentuk duri, warna daging, bentuk biji. Pada kajian genetika tanaman memberikan hasil penanda yang tidak perlu diragukan. Penanda yang biasanya digunakan adalah penanda morfologi, jumlah dan penanda anatomi (kromosom). Namun demikian, secara umum kromosom tidak selalu dilakukan identifikasi spesimen yang merupakan hasil koleksi baru. Umumnya dikerjakan atas dasar sifat dan morfologi yang dapat dijadikan dasar kajian identifikasi tanaman, baik secara taksonometrik maupun filogenetik (Mursyidin dan Qurrohman, 2012). Filogenetik adalah salah satu sistem klasifikasi yang didasarkan pada kekerabatan hubungan nenek moyang (evolusioner) antara takson satu dengan lainnya (Purnomo dan Pudjoarinto, 1999). Oleh karena itu sistem klasifikasi ini sangat penting untuk digunakan dalam penelusuran kekerabatan evolusioner diantara berbagai takson yang ada. Analisis kekerabatan Filogenetik diantara sampel (organisme) dapat dimulai dengan pembuatan matrik yang menetapkan status karakter setiap penanda untuk masing-masing sampel. Hasil analisis tersebut kemudian dapat digambarkan dalam bentuk matrik similaritas maupun disimilaritas dan diilustrasikan dengan pohon filogenetik atau dendogram (Santoso et al., 2005 dalam Mursyidin dan Qurrohman, 2012). Beberapa penelitian durian yang sudah dilakukan, diantaranya penelitian identifikasi dan keragaman genetik pohon induk durian di Jawa Tengah berdasarkan penanda morfologi dan isozim (Sriyono, 2006) yang menunjukkan bahwa terdapat keragaman berdasarkan karakter morfologi. Keragaman durian akan terus meningkat karena sifat tanaman durian yang menyerbuk silang (Ruwaida, dkk. 2009). Penggunaan karakter morfologi mudah dilakukan dan cepat, namun terdapat kendala yaitu adanya faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi karakter fenotip, perbedaan umur tanaman dan jaringan tanaman (Nandariyah 2007). Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui varietas lokal dominan dan hubungan kekerabatan filogenetik durian (Durio zibethinus) varietas lokal Ternate berdasarkan karakter morfologi. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan dan dikerjakan setelah kenyataan, sehingga penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah kejadian. Penelitian ini juga sering disebut after the fact atau sesudah fakta dan ada pula yang menyebutkan sebagai retrospective study atau studi penelusuran kembali (Sukardi, 2007). Prosedur Kerja 1. Persiapan meliputi persiapan semua alat dan bahan yang diperlukan selama penelitian untuk pengamatan morfologi vegetatif. 2. Pengambilan spesimen dilakukan dengan cara melakukan observasi untuk menentukan spesimen yang digunakan dalam penelitian. Jumlah setiap varietas lokal tanaman durian sebanyak 6 tanaman. Jumlah spesimen hidup yang dipilih sebagai sampel yang mewakili seluruh durian Ternate variatas lokal yang ada di Ternate. 3. Kemudian dilakukan pencandraan yang terdiri dari dua tahap yaitu: a) pencandraan atau pendeskripsian morfologi alat vegetatif dari masing-masing varietas lokal; b) karakterisasi dari macam-macam varietas lokal yang ditemukan di Kota Ternate. 4. Selanjutnya dilakukan identifikasi tanaman durian dengan cara menggunakan kunci 231

Jurnal Wahab, ßIOêduKASI M.A., dkk. (2013). Kajian Kekerabatan Filogenetik Durian Varietas Lokal Ternate ISSN : 2301-4678 identifikasi menurut tabel ciri morfologi oleh Yuniarti. 5. Selanjutnya dilakukan kajian kekerabatan untuk mengklasifikasikan atau mencari hubungan kekerabatan dalam penelitian ini yaitu kajian Filogenetik. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil analisis 13 varietas durian berdasarkan karakter morfologi di Kota Ternate, diperoleh hasil sebagaimana terlihat pada Dendogram di bawah ini: Analisis Data Analisis data dilakukan secara deskriptif, dengan cara menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best, 1982 dalam Sukardi, 2007). Nilai kemiripan (indeks kemiripan Sorenson) dengan rumus sebagai berikut: IK = x100 IK = Indeks Kemiripan Jumlah C = Cirinya terdapat pada 2 sampel (A dan B) Jumlah A = Cirinya terdapat pada sampel A Jumlah B = Cirinya terdapat pada sampel B PEMBAHASAN a. Kekerabatan tiga klaster utama Berdasarkan hasil penelitian tentang kekerabatan durian terdapat 13 varietas lokal yang tersebar di Ternate yaitu durian Cinta (VL 1), durian Gajah Abu-abu (VL 2), durian Gajah Kuning (VL 3), durian Boso (VL 4), durian Pare (VL 5), durian Mentega (VL 6), durian Luri Kecil (VL 7), durian Luri Besar (VL 8), durian Ratem (VL 9), durian Air Tege-tege (VL 10), durian Biji Mati (VL 11), durian Sina (VL 12), dan durian Udi (VL 13). Tiga belas varietas lokal durian tersebut kemudian diolah dalam bentuk data biner kemudian dikonstruksi ke dalam Dendogram. Berdasarkan dendogram diketahui ada 3 klaster (kelompok) utama. 232

Jurnal ßIOêduKASI ISSN : 2301-4678 Klaster I merupakan indeks kemiripan tertinggi dan merupakan klaster terdekat pertama terdapat pada varietas 12 dan 13 (durian sina dan udi), dengan tingat kemiripan 90,32%. Kedua durian ini memiliki 42 karakter sama yaitu tinggi cabang pertama dari permukaan tanah <15, diameter batang <3,24 m/cm, diameter batang >24 m, bentuk percabangan monopodial, bentuk daun (E), bentuk pangkal daun A, warna bagian atas daun (hijau), warna bagian bawah daun (cokelat), panjang daun <19,2 cm, panjang daun >4,7 cm, lebar daun <11,7 cm, lebar daun >2 cm, panjang tangkai daun <6,3 cm, panjang tangkai buah >3, diameter buah <71, diameter buah >48, diameter tangkai buah <4,8 cm, diameter tangkai buah >3, jumlah buah tiap tandan 5, jumlah buah tiap tandan >1, jumlah juring perbuah 5, ketebalan daging <1 cm, ketebalan daging >0,2 cm, tebal kulit buah <1,5 cm, tebal kulit buah >0,1 cm, warna daging (putih), tipe buah tidak beralur, bentuk duri (besar, meruncing, jarang), panjang buah <20, panjang buah >7, jumlah biji perbuah <33, jumlah biji perbuah >11, bentuk biji bulat panjang, jumlah biji perjuring <6, jumlah biji perjuring >2, jumlah biji perjuring 2, panjang biji 6, panjang biji >4,3, lebar biji <3,6, lebar biji >0,5, warna biji krem. Durian ini hidup pada lokasi yang sama yaitu di Kelurahan Tongole Kecamatan Ternate Tengah. Menurut Sitompul dan Guritno (1995) dalam Yuniarti (2011), tanaman membutuhkan keadaan lingkungan tertentu yaitu keadaan lingkungan yang optimum untuk mengekspresikan program genetiknya secara penuh. Kenyataannya memang kedua durian ini hidup pada lokasi yang sama, ekspresi genetik dapat dilihat dari ciri morfologi dari kedua durian tersebut. Hal ini diperkuat oleh Sofro (1994), yang menyatakan bahwa ciri-ciri morfologi luar yang dikontrol secara genetis akan diwariskan ke generasi berikutnya. Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap ekspresi ciri tersebut, meskipun hanya bersifat temporer. Keanekaragaman dapat diamati pada individu dalam satu kelompok populasi, antar kelompok populasi dalam satu spesies dan antar spesies. Klaster II terdapat pada varietas 7 dan 10 yaitu durian luri kecil dan durian air tege-tege, dengan indeks 89,54%. Kedua durian ini memiliki 42 karakter sama yaitu rata-rata tinggi tanaman <40, rata-rata tinggi tanaman >21, ratarata tinggi tanaman 21, tinggi cabang pertama dari permukaan tanah <15, tinggi cabang pertama dari permukaan tanah >5, permukaan batang berkerak, diameter batang <3,24 m/cm, diameter batang >24, bentuk percabangan monopodial, bentuk daun E, bentuk pangkal daun A, warna bagian atas daun (hijau), warna bagian bawah daun (cokelat), panjang daun <19,2, panjang daun >4,7, lebar daun <11,7, lebar daun >2, panjang tangkai buah <6,3, panjang tangkai buah>3, warna buah kuning, diameter buah <71, diameter tangkai buah <4,8, diameter tangkai buah >3, jumlah juring perbuah (5), ketebalan daging >0,2, tebal kulit buah <1,5, tebal kulit buah >0,1, warna daging putih, tipe buah tidak beralur, bentuk duri (kecil, meruncing, rapat), tekstur daging berserat halus, panjang buah <20, panjang buah >7, jumlah biji perbuah <33, jumlah biji perbuah >11, bentuk biji bulat panjang, jumlah biji perjuring <6, jumlah biji perjuring >2, panjang biji 6, panjang biji >4,3, lebar biji <3,6, warna biji cokelat. Durian ini mempunyai lokasi yang berbeda, durian luri kecil terdapat di Kelurahan Sasa Kecamatan Ternate Selatan sedangkan durian air tege-tege terdapat di Kelurahan Tongole Kecamatan Ternate Tengah. Menurut Tanty Yunita dkk (2013), munculnya variasi dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor lingkungan dan faktor genetik. Apabila faktor genetik memiliki pengaruh lebih kuat daripada faktor lingkungan, maka makhluk hidup pada lingkungan yang berbedapun tidak menunjukkan variasi morfologi. Hal ini sesuai dengan pendapat Heywood (1967) dalam Harahap 233

Jurnal Wahab, ßIOêduKASI M.A., dkk. (2013). Kajian Kekerabatan Filogenetik Durian Varietas Lokal Ternate ISSN : 2301-4678 (2013) tentang penelitian identifikasi karakter morfologi salak, yang menyatakan bahwa varietas baru dapat muncul karena faktor lingkungan dan variasi genetis, misalnya akibat penyerbukan silang. Klaster III terdapat pada varietas 3 dan 6 (durian gajah kuning dan durian mentega), dengan indeks 84,54%. Kedua duria ini memiliki 42 karakter sama yaitu rata-rata tinggi tanaman <40, rata-rata tinggi tanaman >21, rata-rata tinggi tanaman 21, tinggi cabang pertama dari permukaan tanah <15, tinggi cabang pertama dari permukaan tanah >5, diameter batang <3,24 m/cm, diameter batang >24, bentuk percabangan monopodial, bentuk daun LC, bentuk pangkal daun A, warna bagian atas daun hijau, warna bagian bawah daun cokelat, panjang daun <19,2, panjang daun >4,7, lebar daun <11,7, lebar daun >2, panjang tangkai buah <6,3, panjang tangkai buah >3, warna buah kuning, diameter buah <71, diameter buah >48, diameter tangkai buah <4,8, diameter tangkai buah 3, jumlah juring perbuah (5), ketebalan daging <1, ketebalan daging >0,2, tebal kulit buah <1,5, tebal kulit buah >0,1, warna daging kuning pucat, tipe buah tidak beralur, bentuk duri (besar, meruncing, rapat), tekstur daging berserat halus, panjang buah <20, panjang buah >7, jumlah biji perbuah <33, jumlah biji perbuah >11, jumlah biji perjuring <6, jumlah biji perjuring >2, panjang biji 6, panjang biji >4,3, lebar biji <3,6, lebar biji >0,5. Sama halnya dengan durian luri kecil dan durian air tege-tege, durian gajah kuning dan durian mentegapun terdapat pada lokasi yang berbeda. Durian gajah kuning terdapat di Kelurahan Tobololo Kecamatan Ternate Pulau, sedangkan durian mentega terdapat di Kelurahan Sasa kecamatan Ternate Selatan. Menurut Indriani dkk. (2008), keragaman suatu populasi yang berasal dari daerah dengan kisaran geografi yang rendah kemungkinan disebabkan oleh proses adaptasi yang terus-menerus sehingga akan terjadi perubahan-perubahan baik secara biokimia maupun fisiologisnya, terjadinya interaksi antara genotip dengan lingkungan yang terus-menerus menyebabkan fenotip yang hampir sama. Lebih lanjut, Suskendriyati, dkk. (2000) menyatakan bahwa perbedaan dan persamaan kemunculan morfologi luar spesies suatu tanaman dapat digunakan untuk mengetahui jauh dekatnya hubungan kekerabatan. b. Kekerabatan klaster terdekat Klaster I merupakan Indeks kemiripan yang paling tertinggi dan merupakan klaster yang memiliki kekerabatan terdekat, terdapat pada varietas 12 dan 13 yaitu durian sina dan durian udi, dengan tingkat kemiripan 90,32%. Menurut Sofro (1994), ciri-ciri morfologi luar yang dikontrol secara genetis akan diwariskan ke generasi berikutnya. Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap ekspresi ciri tersebut, meskipun hanya bersifat temporer. Hal ini dikarenakan durian sina dan durian udi memiliki 42 kesamaan ciri morfologi yang telah dijabarkan di atas. Untuk menentukan durian udi dan durian sina memiliki kekerabatan dekat maka ciri morfologi durian tersebut diukur kemudian dibandingkan. Hendriyani, dkk. (2009), menyatakan bahwa tinggi tanaman diukur mulai dari ujung daun tertinggi tanaman sampai pangkal batang yang berada pada permukaan tanah. Selanjutnya Suskendriyati, et al. (2000), persamaan kemunculan morfologi luar spesies suatu tanaman dapat digunakan untuk mengetahui dekatnya hubungan kekerabatan. Sehingga, Semakin banyak persamaan ciri-ciri yang dimiliki maka semakin dekat kekerabatannya (Sofro, 1994). c. Kekerabatan klaster terjauh Varietas lokal 2 yaitu durian gajah abuabu merupakan klaster yang membentuk sub klaster, menempati urutan duabelas yang memiliki kekerabatan terjauh dengan indeks 234

Jurnal ßIOêduKASI ISSN : 2301-4678 64,22%. Kekerabatan terjauh dapat dilihat dari jumlah kesamaan ciri morfologi. Kelompok ini memiliki 10 karakter yang sama yaitu rata-rata tinggi tanaman >21, tinggi cabang pertama dari permukaan tanah >5, warna bagian atas daun hijau, panjang daun <19,2, panjang daun >4,7, lebar daun <11,7, lebar daun >2, jumlah juring perbuah 5, jumlah juring perbuah <6, jumlah juring perbuah >2. Menurut Hickey (1973) dalam Hasanah (2009), tingkat variasi atau keanekaragaman gen, ternyata tidak terdapat pada gen saja, melainkan ada juga faktor lain yang berperan mempengaruhi keanekaragaman gen ini yaitu lingkungan. Sifat yang muncul pada setiap individu merupakan interakasi antara gen dengan lingkungan. Dua individu yang memiliki struktur dan urutan gen yang sama, belum tentu memiliki bentuk yang sama pula karena faktor lingkungan mempengaruhi penampakan (fenotip) atau bentuk. Selanjutnya, menurut Sitompul dan Guritno (1995) dalam Yuniarti (2011), penampilan bentuk tanaman dikendalikan oleh sifat genetik tanaman di bawah pengaruh faktorfaktor lingkungan. Faktor lingkungan yang diyakini dapat mempengaruh terjadinya perubahan morfologi tanaman antara lain iklim, suhu, jenis tanah, kondisi tanah, ketinggian tempat, kelembaban. Menurut Sofro (1994), semakin sedikit persamaan dalam ciri-ciri morfologi yang dimiliki maka semakin jauh kekerabatannya. Hal ini terlihat pada klaster duabelas (durian varietas lokal 2). Urutan klaster ini merupakan pembanding ciri morfologi antara varietas lokal (12, 13, 11, 7, 10, 9, 3, 6, 4, 8, 5, 1) dengan varietas lokal 2 yang memiliki 10 ciri morfologi yang sama. Ciri morfologi tersebut dianalisis dengan cara membanding sehingga diperoleh ciri morfologi yang sama. Tanty Yunita dkk. (2013) menyatakan bahwa perbedaan karakter vegetatif dan generatif yang ditetapkan sebagai analisis ragam, yaitu jumlah daun, jumlah buah, diameter tongkol, karakter tinggi tanaman, posisi tongkol, dan panjang tongkol. Varietas lokal 2 ini merupakan durian yang berasal dari Kelurahan Tobololo Kecamatan Ternate Pulau. Contoh ciri morfologi yang paling berbeda antara varietas lokal 2 dengan varietas lokal lainnya adalah bentuk percabangan menggarpu, warna buah abu-abu. Ciri ini hanya terdapat pada durian varietas 2 yang tidak dimiliki oleh varietas lokal lain. Perbedaan ciri morfologi ini merupakan keanekaragaman dari durian. Allard (1960); Falconer dan Mackey (1996) dalam (Tresniawati dan Randriani. 2008), mengatakan bahwa keragaman fenotipe merupakan perkalian antara keragaman genotipe dengan keragaman lingkungan. d. Kekerabatan klaster-klaster lain Berdasarkan hasil dendogram dapat diketahui bahwa durian gajah kuning dan durian gajah abu-abu memiliki kekerabatan yang berbeda-beda. Perbedaannya dapat dilihat dari indeks kemiripan. Hal demikian jelas bahwa kedua durian ini memiliki perbedaan karakter morfologi. Padahal kedua durian ini berada di lokasi yang sama, yakni di kelurahan Tobololo kecamatan Ternate Pulau. Sama halnya dengan durian luri besar dan durian luri kecil yang hidup pada lokasi yang sama yaitu di kelurahan Sasa kecamatan Ternate Selatan. Menurut Sembiring (2007), apabila suatu populasi tanaman pada kondisi lingkungan yang sama, maka keragaman tanaman yang muncul disebabkan perbedaan susunan genetik jika faktor lain bersifat konstan. Keragaman fenotip tanaman akibat perbedaan susunan genetik selalu mungkin terjadi sekalipun bahan tanam yang digunakan berasal dari jenis tanaman yang sama. Sehingga, menurut Santoso, (1990) dalam Suskendriyati, (2000), pada masa mendatang masih ada kemungkinan ditemukan varietas 235

Jurnal Wahab, ßIOêduKASI M.A., dkk. (2013). Kajian Kekerabatan Filogenetik Durian Varietas Lokal Ternate ISSN : 2301-4678 baru, mengingat kemungkinan terjadi penyerbukan silang. Lebih jelas, Tjitrosoepomo (1998) menambahkan bahwa peran genetika tanaman sebagai penunjang untuk identifikasi dengan karakter morfologi memiliki hasil yang akurat dan tidak perlu diragukan, sebab identifikasi spesimen yang merupakan hasil koleksi baru kebanyakan dikerjakan atas dasar sifat dan karakter morfologi yang dapat dijadikan dasar dalam kajian identifikasi tanaman baik secara taksonometrik maupun filogenetik. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian kekerabatan durian varietas lokal ditemukan 13 macam varietas yang tersebar di Ternate, terjabar dalam 101 karakter baik karakter umum maupun khusus. Hal ini menunjukkan bahwa dari setiap karakter morfologi varietas yang diamati diantaranya ada yang berkerabat. Kekerabatan vaietas durian di Ternate terbagi dalam 3 klaster utama, yaitu; (1) varietas 12 dan 13 (durian sina dan udi) dengan indeks 90,32%; (2) varietas 7 dan 10 (durian luri kecil dan air tege-tege) dengan indeks 89,54%; (3) varietas 3 dan 6 (durian gajah kuning dan mentega) dengan indeks 84,54%, sedangkan varietas lain polanya tidak jelas. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara. 2011. Buku Saku Statistik untuk Eksekutif Provinsi Maluku Utara Januari- September. di Publikasikan (online) pada tanggal 3 Oktober 2011. Dinas Pertanian Ketahanan Pangan Kota Ternate. 2008. Berkas Data Pertanian Potensi Pengembangan Durian. Ternate. Harahap, dkk. 2013. Identifikasi Karakter Morfologis Salak Sumatera Utara (Salacca sumatrana Becc.) di Beberapa Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan. Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU-Medan. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3 Hasanah. 2009. Analisis Taksnometrik pada Karakter Morfologi Daun Dikotiledone Kelas Magnoliopsida Menggunakan Som Kohenen. Departemen Ilmu Komputer. IPB : BOGOR. (Diakses pada Tanggal 10 Maret 2013). Hendriyani, I.S. dan N. Setiari. 2009. Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan Kacang Panjang (Vigna sinensis) pada Tingkat Penyediaan Air yang Berbeda. Jurnal Sains dan Matematika. 17 (3). p: 145-150. Indriani, F.C., Sudjindro, A.N., Sugiharto, dan L. Soetopo. 2008. Keragaman Genetik Plasma Nutfah Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) dan Beberapa Spesies yang Sekerabat Berdasarkan Analisis Isozim. Agritek. 6 (9). p: 1793-1802. Mansur, M. 2007. Penelitian Ekologi Jenis Durian (Durio spp.) di Desa Intuh Lingau, Kalimantan Timur. Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta Mursyidin dan Qurrohman. 2012. Kekerabatan Filogenetik 15 jenis Durian (Durio spp.) Berdasarkan Analisis Bioinformatik Gen 5.8s rrna dan ITS REGION. Bioscientiae Nandariyah. 2007. Identifikasi Keragaman Genetik Kultivar Salak Jawa Berdasarkan Analisis RAPD. Agrosains. 9 (2). p: 70-76. Sembiring. 2007. Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.). (Skripsi diterbitkan). Universitas Sumatra Utara. Medan Sofro, A.S.M. 1994. Keanekaragaman Genetik. Andi Offset. Yogyakarta Sriyono. 2006. Identifikasi dan Keragaman Genetik Pohon Induk Durian (Durio zibethinus Murr.) Lokal di Jawa Tengah Berdasarkan Penanda Morfologi dan Pola Pita Isoenzim. (Tesis diterbitkan). Program 236

Jurnal ßIOêduKASI ISSN : 2301-4678 Studi Agronomi-Program Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta Suskendriyati. 2000. Studi Morfologi dan Hubungan Kekerabatan Varietas Salak Pondoh (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.) di Dataran Tinggi Sleman. Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta. Jurnal Biodiversitas. Vol. 1, No. 2. Hal: 59-64 Tanty, Yunita dkk. 2013. Penggunaan Komponen Genetik, Daya Gabung, dan Segregasi Biji pada Jagung Manis Kuning Kisut. Jurnal Agrotek Tropika. Vol 1, No. 1. p: 25-31, Januari 2013. Tjitrosoepomo, G. 1998. Taksonomi Umum Dasar-dasar Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Tresniawati dan Randriani. 2008. Uji Kekerabatan Koleksi Plasma Nutfah Makadamia (Macadamia integrifolia Maiden & Betche) di Kebun Percobaan Manoko, Lembang, Jawa Barat. Buletin RISTRI Vol. 1 (1). Uji, T. 2005. Keanekaragaman jenis dan Sumber Plasma Nutfah Durio (Durio spp.) di Indonesia. Buletin Plasma Nutfah Vol. 11. No. 1. http:// indoplasma.or.id/publikasi/. Diakses tanggal 18 April 2013. Yuniarti. 2011. Inventarisasi dan Karakterisasi Morfologis Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.) di Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Plasma Nutfah. 237