BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irfan Fahriza, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. dirilis oleh majalah Marketeers (Marketeers, 27 Oktober 2011) yang. di Indonesia memberikan gambaran mengenai trend penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi yang semakin canggih dan semakin. menyelaraskan dengan kemajuan zaman yang semakin canggih.

BAB I PENDAHULUAN. 88 juta orang dengan komposisi sebagai berikut: Tabel 1.1 Komposisi Pengguna Internet Indonesia Berdasarkan Usia

BAB I PENDAHULUAN. melalukan aktivitas, seperti berbelanja, berkomunikasi dan melakukan transaksitransaksi

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang

ANALISIS PELUANG BISNIS GAME ON-LINE, PENGEMBANG DAN PENYEDIA JASA

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun.

, 2015 PENGARUH PERFORMANCE EXPECTANCY, EFFORT EXPECTANCY, DAN SOCIAL INFLUENCE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION INSTAGRAM

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang diharapkan siswa setelah melaksanakan pengalaman belajar (Sadirman,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis bisnis. Selain digunakan sebagai produksi, teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar yang sudah terfasilitasi oleh provider jaringan-jaringan internet.

PENDAHULUAN. bermunculan. Diawali dengan adanya kemudian friendster dan yang

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai ketidakpastian yang besar. Oleh

I. PENDAHULUAN. dan juga tidak dapat dipisahkan dari seluruh aspek kehidupan manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Internet atau interconnection networking telah membentuk

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

Sumber: Twitter Warunk UpNormal (2014)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurbaiti Rahmah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai pengguna internet urutan keenam di dunia menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dimana masyarakatnya

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fariz Eka Nurfu ad, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Akibat tingkat pertumubuhan yang positif tersebut, secara otomatis industri

BAB I PENDAHULUAN. berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpikirkan untuk kenal seperti orang yang berada di negara lain. Ajang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dari tahun ke tahun penggunaan internet semakin penting dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ahdawi Firmansyah, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional. Ahlqvist, dkk (2008 dalam Sulianta, Feri 2015). Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pesat teknologi informasi di akhir abad ke-20 memberi

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa informasi seperti sekarang, perkembangan dunia komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran modern seperti saat sekarang ini membutuhkan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan

BAB I PENDAHULUAN. riset Yahoo! yang menyatakan jejaring sosial misalnya, menjadi aktivitas online

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi internet pada jejaring sosial tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. khalayak ramai sesuai dengan kebutuhannya. Koneksi internet inilah yang. masyarakat baik secara pribadi maupun instansi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era informasi saat ini, informasi menjadi sangat berharga dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang diberitakan oleh Antara Jum at, 18 November 2011, Ketua

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan teknologi e-commerce dalam berinteraksi dengan para

BAB I PENDAHULUAN. meningkat secara signifikan. Pada awal tahun 2007, jumlah pengguna Internet di

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pesat pangsa pasar e-commerce di Indonesia memang sudah tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber dan media informasi, internet mampu menyampaikan berbagai bentuk

Gambar 1.1 Logo UNKL347

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...

BAB I PENDAHULUAN. Media sosial kini telah berkembang dari komunikasi satu arah menjadi platform

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan muatan lokal. Dan dibuatlah Suplemen Kurikulum berbagai macam sumber ilmu, tidak hanya dari guru kelas saja.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pemasaran yang ada dalam perusahaan sangatlah penting melihat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. efisien dibandingkan jenis komunikasi lainnya. mulai mewabah di Indonesia seperti Facebook, twitter, myscape, friendster,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna

adalah sebesar 1,628 milyar US dollar (naik 15% dari tahun sebelumnya), untuk beriklan di koran sebesar 501 juta US dollar (naik 8,5%), di internet 14

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya adalah alat komunikasi. ICT (Information and

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. paling mencolok adalah penggunaan gadget dalam melakukan aktivitas dunia

, 2015 PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK SEBAGAI PENUNJANG KEGIATAN PEMBELAJARAN SISWA SMK NEGERI 4 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas secara etimologi berasal dari bahasa Latin, yakni universitas

BAB I PENDAHULUAN. Di era ICT (Information Communication Technology), teknologi internet

Gambar 1.1 Jumlah dan Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesuksesan konvergensi/ kombinasi digital media dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pengguna Aktif Smartphone di Indonesia. Sumber: Millward (2014)

BAB I PENDAHULUAN. untuk di dapatkan terutama di kota - kota besar di Indonesia. Oleh sebab itu gaya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga komputer yang kini sudah mencapai generasi ke-lima (Ivan, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Perceptions of Personal and Group Discrimination menyatakan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Menurut data yang diperoleh dari Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dewasa ini, setiap manusia harus dituntut untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan

BAB I. Pendahuluan. Perkembangan iklan mulai merambah ke media televisi sekitar awal tahun 1950-an. Saat itu

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal tersebut ditandai dengan perkembangan teknologi telekomunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disediakan oleh pemasar menjadi tidak selalu efektif. informasi yang tidak memihak dan jujur berdasarkan pengalaman yang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era digital, sosial media bukan lagi merupakan hal yang awam digunakan

MENGAPA MEDIA SOSIAL. Selamat Datang di Era Generasi Y

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang penelitian yang menjadi titik tolak penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. A. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai sekolah kejuruan yang lebih memfokuskan kepada pencetakan tenaga terampil siap kerja, ternyata tidak serta merta memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam merencanakan karier yang lebih terpusat. Pengambilan keputusan dan penentuan pilihan karier bukan kegiatan yang mudah, terlebih ada peluang bagi peserta didik SMK untuk tetap melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi. Proyeksi lulusan yang tetap bersifat divergen mewajibkan peserta didik SMK untuk tetap memiliki perencanaan karier yang mendukung melalui upaya pengumpulan informasi, pertimbangan dan pengkajian berbagai alternatif, perumusan tujuan yang memperhitungkan situasi dan kondisi pribadi. Selain itu, perlu dipahami juga faktor-faktor yang berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap bakat, minat dan kemampuan yang dimilikinya (kelebihan dan kelemahan), kemungkinan hambatan yang akan dihadapi dalam merealisasikan pilihannya. Super (Santrock, 2003: 484) menyatakan perkembangan karier peserta didik SMA berada pada fase kristalisasi berkembang sekitar usia 14-18 tahun, remaja membangun gambaran tentang kerja yang masih tercampur dengan konsep diri mereka secara umum yang telah ada. Karier remaja masih belum terencana dengan baik dan matang sedangkan perencanaan karier yang matang amat berpengaruh terhadap perwujudan karier mereka baik sakarang maupun di masa depan. Peserta didik dalam perjalanan hidupnya akan selalu dihadapkan kepada sejumlah pilihan, baik pribadi, sosial, belajar ataupun kariernya.

2 Dalam pelaksanaannya peserta didik acap kali mengalami kesulitan dalam memutuskan sebuah alternatif yang hadir dalam kehidupannya. Pengambilan keputusan berkenaan rencana-rencana karier yang akan dipilihnya kelak, menjadi salah satu hambatan dan tantangan tersendiri. Mereka dihadapkan dengan sejumlah pilihan dan permasalahan tentang rencana kariernya. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah pilihan untuk bekerja kepada orang lain atau membuat lapangan pekerjaan. Hambatan dan tantangan dalam pengambilan keputusan karier dapat dihindari dan atau dilewati dengan baik jika peserta didik memiliki sejumlah pondasi informasi yang memadai mengenai karier yang akan ditempuhnya kelak. Karenanya peserta didik dituntut untuk memahami potensi diri, dan karakteristik sosial budaya disekitarnya yang terkait dengan dunia kerja. Dengan demikian peserta didik dapat merencanakan dan mengambil keputusan karier secara tepat. Penggunaan internet telah menjadi kebutuhan pokok sebagian besar masyarakat perkotaan. Personal Computer, Smartphone, Smart TV, bahkan jam tangan dan kaca mata telah dipersenjatai akses pertukaran data melalui internet. Kemudahan fasilitas pendukung memudahkan akses dan turut andil meningkatkan pengguna internet di dunia tidak terkecuali indonesia sebagai negara yang tengah berkembang. Pada era milenium ini berbagai inovasi tercipta dan memberikan perubahan luar biasa dalam kemudahan, kenyamanan dan kemananan mengakses internet. Ukuran yang semakin kecil, kecepatan pertukaran data yang semakin cepat, dan kemudahan akses secara bebas melalui smartphone dan tabletpc meningkatkan populasi pengguna internet di seluruh dunia. Pada tahun 2012 Internet World Stats mempublikasikan data pengguna internet diseluruh dunia mencapai 2,4 milliar pengguna terdaftar (http://www.internetworldstats.com/stats.htm). Angka tersebut adalah 35,7 % dari jumlah populasi dunia yang mencapai tujuh milliar jiwa (lihat http://www.prb.org/). Jumlah pengguna yang luar biasa untuk sebuah teknologi yang belum lama lahir dalam kehidupan manusia. Di Indonesia

3 sendiri, penggunaan internet sudah mulai merambah ke daerah-daerah dan pertumbuhannya setiap tahun semakin bertambah. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII, 1998), pengguna internet di Indonesia mengalami perkembangan yang luar biasa, pada tahun 1998 APJII mencatat 0,5 juta pengguna, pada tahun 2012 telah mencapai jumlah 63 juta orang pengguna dan diprediksikan pada tahun 2013 akan menembus angka 82 juta pengguna (http://www.apjii.or.id/v2/index.php/read/page/halamandata/9/statistik.html). MarkPlus Inc. (Waizly, 2011: 1), dalam laporan risetnya mengungkapkan bahwa pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia pada tahun 2010 mencapai angka 30-35% dari jumlah penduduk perkotaan. Pada tahun 2011 pengguna internet kembali meningkat di kisaran 40-45% dari penduduk perkotaan dan sekitar 80% dari pengguna Internet merupakan kaum muda. Hasil riset, yang dirilis oleh Majalah Marketeers edisi Oktober 2011 ini, didasarkan terhadap survey terhadap 2161 pengguna Internet di Indonesia. di 11 kota besar antara lain Jakarta, Bodetabek, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Denpasar, Pekanbaru, Palembang, dan Banjarmasin. Pertumbuhan pengguna internet yang pesat menjadi pemicu lahirnya inovasi produk-produk layanan berbasis internet. Sekedar berkirim surat melalui email, hingga transaksi perbankan yang aman, pengolahan data online hingga sekedar jejaring sosial yang cerdas menghibur bermunculan dan hadir membangun komunitas baru dikehidupan manusia. Sekian banyak inovasi yang lahir, jejaring sosial menjadi inovasi yang tumbuh dan berkembang paling pesat, seperti benih yang ditanam dilahan subur, ia memancangkan akarnya begitu kuat, sehingga menjadi bagian aktivitas manusia yang penting dan menjadi pusat dari berbagai aktifitas online lain di jaringan internet. Sekedar berbagi ide, aktifitas harian, hingga diskusi, jejaring sosial menjadi fasilitas yang begitu disukai bahkan wajib untuk diakses. Beberapa situs jejaring sosial yang tengah tumbuh besar adalah facebook, twitter, youtube, instagram, dan pinterest.

4 Dari beberapa situs jejaring sosial di atas, facebook dan twitter adalah dua besar peringkat aktivitas pengguna di dunia. Keduanya memiliki latar belakang dan tujuan dasar yang sama, namun dengan term of service yang berbeda, keduanya menciptakan gaya bersosial yang berbeda pula. Twitter adalah salah satu situs jejaring sosial besar yang terus tumbuh dan bertahan didunia persaingan layanan berbasis interaksi melalui internet. Twitter menyediakan layanan micro-blogging, dimana pengguna dapat memposting ide-ide dan membaginya kepada followers, berinteraksi dengan mention dan atau retweet informasi-informasi yang diminati. Global Web Index (GWI, 2012) mempublikasikan laporan statistik mengenai twitter yang berjudul Twitter The Fastest Growing Social Platform. Publikasi tersebut mengungkapkan bahwa pada kuartal dua dan empat tahun 2012 terjadi peningkatan 40% pemegang akun, sehingga twitter mencatatkan keseluruhan 485 juta pemegang akun dan 288 juta pengguna aktif. Secara demograpi profesi pengguna twitter teridentifikasi 22% pekerja penuh, 19% tidak bekerja, 22% pekerja paruh waktu, 28% wirausaha, 23% pelajar, 23% freelancer, dan 17% ibu rumah tangga. GWI dalam publikasinya juga mencantumkan negara indonesia sebagai negara di Asia Pasific yang memiliki pemegang akun terbanyak (http://www.globalwebindex.net/twitterthe-fastest-growing-social-platform-infographic/). Dengan besarnya jumlah pengguna internet, pengguna aktif jejaring sosial khususnya twitter melahirkan sebuah peluang dan tantangan baru bagi perkembangan bimbingan dan konseling di sekolah. Kehadiran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam bimbingan dan konseling disadari atau tidak menghadirkan tuntutan layanan yang lebih diperbaharui dan mampu memenuhi tuntutan setting ruang dan waktu yang lebih efektif dan efisien. Implikasi TIK dalam bimbingan dan konseling dapat menghadirkan layanan informasi secara lebih menarik, praktis, mampu terdedikasi baik dalam berbagai setting ruang dan waktu, lebih bersahabat namun tetap dengan memperhatikan etika sopan santun konselor sekolah dan peserta didik.

5 Kenneth B. Hoyt dan Pat Nellor Wickwire (2001) menyatakan era layanan informasi pengetahuan mencerminkan berbagai perubahan yang saling terkait dalam aspek sosial, ekonomi, pemerintahan, karier, pendidikan, pekerjaan dan sistem hidup lainnya. Era layanan informasi adalah trend baru yang terbentuk dimana informasi tersampaikan dengan mudah akibat perkembangan TIK. Implikasi penggunaan TIK dalam layanan bimbingan dan konseling memberikan kemudahan, meningkatkan efektifitas, dan efesiensi beberapa layanan. Internet sebagai salah satu ragam TIK telah menjadi perihal umum dikalangan masyarakat pendidikan. Keberadaanya telah mudah dijangkau, mudah dimiliki dan telah membaur dalam kehidupan sehari hari. Cybercounseling atau konseling dunia maya menjadi perihal yang wajar sebagai bagian peningkatan mutu layanan bimbingan dan konseling. Urgensi lain penggunaan layanan berbasis internet terungkap dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan, khususnya di SMK Profita Bandung. Berdasarkan hasil studi pendahuluan didapatkan gambaran 95% peserta didik kelas X SMK Profita Bandung terbiasa menggunakan komputer dan internet, 94% pengguna situs jejaring sosial, 18% pengguna blog, 25% pengguna game online, 65% memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Selain itu di SMK Profita konselor tidak memiliki jam masuk kelas, sehingga konselor merasa belum maksimal dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling khususnya dalam layanan informasi yang terkait dengan informasi karier peserta didik. Twitter adalah salah satu media online yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh layanan informasi. Twitter menjadi alternatif media bagi peserta didik untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang kemampuan diri dan dunia kerja sehingga peserta didik dapat penyusun program karier selanjutnya. Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai layanan bimbingan dan konseling secara online khususnya menggunakan media micro-blogging Twitter. Penelitian difokuskan pada

6 Perumusan Program Bimbingan melalui Pemanfaatan Media Twitter untuk Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karier Peserta Didik di Sekolah Menengah Kejuruan. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan diperoleh pertanyaan umum sebagai arah perumusan masalah dalam penelitian, yaitu: Program Bimbingan dan Konseling melalui pemanfaatan media Twitter seperti apakah yang mampu meningkatkan perencanaan karier peserta didik di SMK Profita Bandung? Secara rinci pertanyaan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut. 1. Seperti apakah gambaran umum perencanaan karier peserta didik kelas X di SMK Profita Bandung? 2. Seperti apakah gambaran umum penggunaan twitter oleh peserta didik kelas X di SMK Profita Bandung? 3. Seperti apakah program bimbingan karier melalui pemanfaatan media Twitter untuk meningkatkan perencanaan karier peserta didik Kelas X di SMK Profita Bandung? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian adalah menghasilkan rumusan program bimbingan dan konseling melalui pemanfaatan media twitter di SMK Profita Bandung. Tujuan khusus penelitian adalah memperoleh fakta empirik mengenai: 1. gambaran perencanaan karier peserta didik Kelas X di SMK Profita Bandung; 2. gambaran penggunaan twitter oleh peserta didik Kelas X di SMK Profita Bandung; 3. rumusan program bimbingan karier melalui pemanfaatan media twitter untuk meningkatkan perencanaan karier peserta didik Kelas X di SMK Profita Bandung.

7 D. Metode Penelitian Pendekatan penelitian adalah kuantitatif-kualitatif (mix-methode design) (Cresswell & Clarck, 2007). Pendekatan tersebut digunakan secara beriringan sesuai dengan kebutuhan. Pendekatan kuantitatif dengan menggunakan angka-angka dan analisis datanya menggunakan statistik (Sugiyono, 2008: 51). Pendekatan kuantitatif terimplementasikan dalam penyusunan instrumen dan pengungkapan profil perencanaan karier yang berupa simbol yaitu angka. Pendekatan kualitatif teraktualisasikan dalam proses judgmen pakar pada proses pengembangan instrumen penelitian dan ataupun pada penimbangan program hipotetik yang dikembangkan berdasarkan temuan lapangan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu penelitian yang mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada. Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakukan, manipulasi atau perubahan pada variabel-variabel bebas, namun mengungkapkan suatu keadaan apa adanya. Penelitian ini dilakukan di SMK Profita Bandung yang berlokasi di jalan pajagalan No. 67 (Blk) Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Peserta Didik Kelas X SMK Profita Bandung Tahun ajaran 2012/2013. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai kemampuan perencanaan karier peserta didik dalam penelitian ini berbentuk angket, dan merupakan instrumen yang telah ada dan dipergunakan dalam penelitian sejenis pada jenis lembaga pendidikan setara yang berbeda. Penelitian dilakukan dalam empat langkah utama, yaitu studi pendahuluan, perumusan instrumen, pengumpulan dan pengolahan data, dan perumusan program hipotetik. Proses analisis data dilakukan setelah seluruh pengumpulan data selesai. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan software microsoft office: excel.

8 E. Manfaat Penelitian 1. Teoretis Secara teoretis hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk pengembangan wawasan mengenai pemanfaatan media twitter sebagai media layanan bimbingan dan konseling karier di SMK Profita Bandung. Secara umum, diharapkan adanya perluasan wawasan tentang bimbingan dan konseling secara online 2. Praktis. a. Guru Bimbingan dan Konseling memiliki keterampilan dalam mempergunakan media TIK dan memiliki program BK yang terintegrasi dengan media TIK sehingga mampu memaksimalkan pemberian layanan kepada peserta didik; b. Menjadi bahan kajian data dan media untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai pengembangan program BK yang terintegrasi dengan perkembangan TIK. F. Struktur Organisasi Skripsi Penulisan skripsi dibagi menjadi lima bab. Bab I merupakan pendahuluan skripsi berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau signifikansi penelitian; Bab II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis Penelitian; Bab III berisi penjabaran metode penelitian; Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan; Bab V berisi kesimpulan dan saran penelitian.