SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya (Sekartini, 2011). Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu aspek perkembangan pada anak yang seyogyanya

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI BOYOLALI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K***

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE CERITA BERGAMBAR DI KELOMPOK B TK PERTIWI MOJAYAN I KLATEN TENGAH TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah keturunan kedua.

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI TK AISYIYAH 50 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat bagi perkembangan buah hatinya. Dengan demikian anak akan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLAY DOUGH DI TK MTA MUNGGUR MOJOGEDANG KARANGANYAR SKRIPSI

Tahun Ajaran Baru Membuat Orang Tua Sibuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan usia dini (Early childhood education) adalah pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukan bagi

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk. pendidikan Sekolah (PP No. 27 Tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. kecerdasan anak dan menyebabkan rendahnya perkembangan kognitif. Jika

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

PENGARUH STIMULASI MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4 5 TAHUN DI TAMAN KANAK KANAK PERTIWI TIRIPAN BERBEK NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah dunia anak. Jean Piaget (dalam Moeslichatoen R.,1996)

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik,

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangann berpikir anak-anak usai Taman Kanak-Kanak atau

BAB 1 PENDAHULUAN. serta biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi,

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK PELANGI NUSA KLATEN

PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 1 DIBAL NGEMPLAK BOYOLALI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan otak diusia balita akan berdampak pada usia dewasanya nanti,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 2008 karena penurunan ekonomi global.

BAB I PENDAHULUAN. tahun pertama dalam kehidupannya yang merupakan. lingkungan bagi anak untuk memperoleh stimulasi psikososial.

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI WIRO 1 KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun Oleh : MARYATI J.210.050.071 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa Balita merupakan masa yang paling menentukan dalam tumbuh kembang anak, yang akan menjadi dasar utama terbentuknya manusia seutuhnya. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang daripada anak yang kurang atau bahkan tidak sama sekali mendapatkan stimulasi. Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan balita meliputi perkembangan kreativitas, emosional dan intelegensi. Pada masa ini juga membentuk perkembangan moral serta dasardasar kepribadian(soetjiningsih, 2002) Anak usia Prasekolah merupakan masa transisi dan periode ini berkisar antara usia 3-5 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat penting bagi anak dalam proses tumbuh kembangnya. Pada usia ini juga anak mulai berpikir kritis, selalu ingin mengetahui segala hal, bertanya tentang hal yang baru, selalu ingin bercerita tentang segala hal dan juga anak mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan dan orang lain. Jadi masa usia prasekolah disebut Saat Ideal untuk mempelajari keterampilan motorik (Hurlock, 1999). Anak lebih aktif, kreatif, imajinatif, kemampuan berbicara dan berhubungan sosial dengan orang lain semakin meningkat sehingga pada usia ini identik dengan tahap bermain (Supartini, 2004). 1

2 Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi (Djiwandono, 2005). Perkembangan motorik tidak saja mencakup berjalan, berlari, dan berbagai aktivitas koordinasi mata, tangan tetapi juga melibatkan beberapa hal seperti menggambar, mewarnai dan kegiatan yang lain. Sehingga pada usia ini keterampilan motorik sangat berkembang pesat. Kemampuan keseimbangan membuat anak mencoba berbagai kegiatan dengan keyakinan yang besar akan keterampilan yang dimilikinya (Hawadi, 2001). Perkembangan motorik membutuhkan adanya keterampilan motorik tertentu misalnya kemampuan untuk menggambar, menulis dan lain sebagainya. Selain itu juga anak perlu belajar secara terencana, dengan bimbingan dari orang dewasa dengan mengarahkan pembentukan perilaku dan keterampilan anak (Poerwanti, 2002). Alat Permainan Edukatif adalah alat permainan yang dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan dan mempunyai beberapa ciri yaitu dapat dimainkan dengan berbagai macam tujuan, manfaat, maupun bentuknya dan berfungsi mengembangkan berbagai aspek perkembangan kecerdasan dan juga perkembangan motorik anak (Tedjasaputra, 2001). Alat Permainan Edukatif dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan kemampuan anaknya sendiri dengan mengetahui kelompok usia si anak dan mengerti syarat Alat Permainan Edukatif sehingga stimulasi fisik maupun mental dapat dilakukan kan dengan sedini mungkin (Soetjiningsih, 2002)

3 Alat Permainan Edukatif merupakan alat permainan yang dapat memberikan fungsi permainan secara optimal dan perkembangan anak, di mana melalui alat permainan ini anak akan selalu dapat mengembangkan kemampuan motorik halus. Dalam penggunaan alat permainan edukatif ini banyak dijumpai pada masyarakat kurang memahami jenis permainan karena banyak orang tua membeli permainan tanpa memperdulikan jenis kegunaan yang mampu mengembangkan aspek motorik halus, sehingga terkadang harganya mahal, tidak sesuai dengan umur anak dan tipe permainan sama (Hidayat, 2008) Peranan ibu dalam tumbuh kembang motorik anak sangatlah penting. Ibu harus berperan sebagai pengamat dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar anaknya. Peran ibu juga meliputi hal-hal seperti mengontrol anak selama masa tumbuh kembang motorik anak dan membuat perencanaan pendidikan bagi anak-anaknya (Hawadi, 2001). Anak dengan keterampilan motorik yang baik akan lebih banyak pula melakukan kegiatan bermain aktif, karena anak mampu melakukan gerakan-gerakan motorik yang dibutuhkan pada kegiatan tersebut. Peran pendamping yang tepat dapat mendukung motivasi anak untuk bermain sehingga ibu perlu memperkenalkan anak dengan berbagai macam jenis alat permainan yang dapat merangsang berbagai aspek perkembangan secara optimal (Tedjasaputra,2001) Perkembangan motorik anak sangat tergantung dari stimulasi yang diberikan ibu sebagai orang yang terdekat dengan anak. Dan karena itu ibu perlu mempunyai pengetahuan yang cukup dan keterampilan dalam

4 memberikan rangsangan pada balitanya, sehingga perkembangan motorik halus anak akan lebih optimal (Soetjiningsih, 2002). Motorik halus penting dalam perkembangan anak karena bisa dilatih, misalnya anak-anak yang perkembangan motorik halusnya kurang, biasanya disebabkan stimulasi dari lingkungan juga kurang.latihan menulis, meronce atau meremas-remas lilin misalnya bisa dilakukan melatih motorik halus (Feiby, 2007) Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu-ibu yang mempunyai anak di TK Pertiwi Wiro 1 Klaten bahwa ada beberapa ibu belum bisa membedakan alat permainan yang edukatif dengan yang tidak edukatif. Beberapa dari ibuibu mengatakan, alat permainan edukatif yang di rumah berbeda dengan yang di sekolah. Beberapa ibu-ibu yang mempunyai anak disekolah tersebut diketahui bahwa ibu-ibu pada umumnya belum mengetahui alat permainan apa yang paling tepat untuk diberikan kepada anak usia prasekolah. Ibu-ibu dalam memberikan alat permainan di rumah tidak sesuai dengan umur anak, contohnya ibu-ibu hanya memberikan alat permainan kepada anak dengan seadanya atau semampunya ibu saja. Beberapa dari ibu belum selektif dalam memilih alat permainan yang dimainkan anak. Berdasarkan uraian diatas maka dirasa perlu diadakan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang Alat Permainan Edukatif dengan perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di Taman Kanak-Kanak Pertiwi Wiro 1 Klaten

5 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas,maka penelitian ini mempunyai rumusan masalah sebagai berikut : Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang Alat Permainan Edukatif dengan perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di Taman Kanak- Kanak Pertiwi Wiro 1 Klaten? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang Alat Permainan Edukatif dengan perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di Taman Kanak-Kanak Pertiwi Wiro 1 Klaten. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang Alat Permainan Edukatif dari anak usia prasekolah di Taman Kanak-Kanak Pertiwi Wiro 1 Klaten. b. Untuk mengetahui perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di Taman Kanak-Kanak Pertiwi Wiro 1 Klaten. D. Manfaat Penelian 1. Manfaat Teoritis Untuk memperkaya ilmu pengetahuan khususnya dalam lingkup keperawatan anak.

6 2. Manfaat Praktis a. Bagi Keperawatan 1) Memberikan kontribusi dalam meningkatkan peran perawat dalam membantu pemerintah melakukan stimulasi, deteksi, dan intervensi tumbuh kembang anak usia prasekolah. 2) Upaya pengembangan pembelajaran mata ajar keperawatan anak. b. Bagi Institusi Pendidikan Memberikan masukan tentang perkembangan motorik halus yang dicapai anak didiknya. c. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang Alat Permainan Edukatif dengan tingkat perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah. d. Bagi ibu 1) Menambah kepedulian ibu tentang alat permainan edukatif pada anak prasekolah. 2) Menambah pengetahuan ibu akan pentingnya perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah yang dimulai sejak dini. E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan penelitian seperti yang dilakukan penulis saat ini, namun ada beberapa hasil penelitian sebelumnya yang hampir sama yaitu penelitian yang dikemukakan oleh :

7 1. Adita Ratnaningtyas, (2007) Penelitian yang dilakukan berjudul Tingkat Perkembangan Motorik Kasar-Halus anak usia Prasekolah di TK Full Day dan TK Half Day. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa ada perbedaan tingkat perkembangan motorik kasar- halus yang bermakna antara anak usia prasekolah di TK Full day dan TK Half day. Perbedaan dengan penelitian tersebut adalah terletak pada lokasi penelitian, menggunakan metode deskriptif korelatif dan sampel yang digunakan ibuibu yang mempunyai anak usia 3-5 tahun. 2. Titik Susiana Setyawati, (2000) Penelitian yang dilakukan berjudul Hubungan pengetahuan ibu tentang stimulasi perkembangan anak dengan tingkat perkembangan motorik kasar pada anak usia 3-5 tahun di TK ABA Jonggrangan, Jatimulyo, Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang stimulasi perkembangan anak dengan tingkat perkembangan motorik kasar anak pada anak usia 3-5 tahun. Perbedaan dengan penelitian tersebut adalah terletak pada lokasi penelitian dan pada kedua variabel yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang alat permainan edukatif dan perkembangan motorik halus.