Jurnal Ilmiah Platax Vol. 2:(3), September 2014 ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Ekosistem terumbu karang terus terdegradasi di berbagai wilayah di Indonesia

METODE SURVEI TERUMBU KARANG INDONESIA Oleh OFRI JOHAN, M.Si. *

DISTRIBUSI SPASIAL IKAN FAMILI CHAETODONTIDAE DI PERAIRAN KEPULAUAN KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH

PANDUAN PEMANTAUAN TERUMBU KARANG BERBASIS-MASYARAKAT DENGAN METODA MANTA TOW

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN:

ANALYSIS OF BUTTERFLY FISH (CHAETODONTIDAE) ABUNDANCE IN THE CORAL REEF ECOSYSTEM IN BERALAS PASIR ISLAND BINTAN REGENCY ABSTRACT

Distribusi Karang Batu Di Rataan Terumbu Pantai Selatan Pulau Putus- Putus Desa Ratatotok Timur Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara

Komposisi dan Struktur Komunitas Ikan Kepe-Kepe (Famili Chaetodontidae) di Perairan Pantai Taman Nirwana, Kota Padang

KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH

Diterima : 5 Juni 2012 : ABSTRAK

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

Lama Pengaruh Coral Bleaching dan Red Tide Terhadap Kematian Karang di Perairan Sumatera Barat 1)

BAB III METODE PENELITIAN

Kondisi Terumbu Karang dengan Indikator Ikan Chaetodontidae di Pulau Sambangan Kepulauan Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS STRUKUR KOMUNITAS IKAN KARANG DI RUMPON DAN BUBU. Fonny J.L Risamasu dan Jotham S.R Ninef * ABSTRACT

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:

Metodologi Penelitian Ikan Karang

non-acropora enmsting, acroporn bercabang dan non-acropora massive. non-acropora massive memperlihatkan bahwa jenis ini dapat dijadikan

JAKARTA (22/5/2015)

JurnalIlmiahPlatax Vol. 3:(2), MEY 2015 ISSN:

Korelasi Tutupan Terumbu Karang dengan Kelimpahan Relatif Ikan Famili Chaetodontidae di Perairan Pantai Pasir Putih, Situbondo

LAPORAN REEF CHECK DI PERAIRAN KRUENG RAYA DAN UJONG PANCU ACEH BESAR DI SUSUN OLEH

STRUKTUR KOMUNITAS IKAN TARGET DI TERUMBU KARANG PULAU HOGOW DAN PUTUS-PUTUS SULAWESI UTARA ABSTRACT ABSTRAK

Jurnal Airaha Volume III, Edisi 1

Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan,

SPERMONDE (2017) 2(3): ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. (Estradivari et al. 2009).

DISTRIBUSI VERTIKAL KARANG BATU (SCLERACTINIA) DI PERAIRAN DESA KALASEY, KABUPATEN MINAHASA

I. PENDAHULUAN. Tingginya dinamika sumberdaya ikan tidak terlepas dari kompleksitas ekosistem

PERSENTASE TUTUPAN DAN TIPE LIFE FORM TERUMBU KARANG DI PULAU MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang

Maspari Journal 03 (2011) 42-50

JurnalIlmiahPlatax Vol. 3:(1),Januari 2015 ISSN:

Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA UNSRAT Manado, * korespondensi:

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Ilmiah Platax Vol. 2:(1), Januari 2014 ISSN:

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KARAKTERISTIK HABITAT DENGAN KELIMPAHAN IKAN HIAS INJEL NAPOLEON POMACANTHUS XANTHOMETAPON DI PERAIRAN KABUPATEN PANGKEP, SULAWESI SELATAN

KONDISI TERUMBU KARANG PADA LOKASI WISATA SNORKELING DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI KEPADATAN DAN PENYEBARAN ECHINODERMATA DI SEKITAR RATAAN TERUMBU KARANG DI DESA WAEURA KECAMATAN WAPLAU KABUPATEN BURU

JurnalIlmiahPlatax Vol. 5:(1), Januari 2017 ISSN:

REHABILITASI TERUMBU KARANG TELUK AMBON SEBAGAI UPAYA UNTUK MEREDUKSI EMISI CARBON CO

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang dua per tiga luasnya ditutupi oleh laut

3. METODOLOGI. Koordinat stasiun penelitian.

Perbedaan Presentasi Penutupan Karang di Perairan Terbuka dengan Perairan yang Terhalang Pulau-Pulau. di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu Jakarta.

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:

G.2.7. Wilayah Takad Saru. G.2.8. Wilayah Kotal. Fluktuasi anomali dan persentase karang di Takad Saru StatSoft-7 1,4 42,10 1,2 39,43 1,0 36,75 0,8

THE CORAL REEF CONDITION IN BERALAS PASIR ISLAND WATERS OF GUNUNG KIJANG REGENCY BINTAN KEPULAUAN RIAU PROVINCE. By : ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. yang tinggi dan memiliki ekosistem terumbu karang beserta hewan-hewan laut

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

KONDISI TERUMBU KARANG DI PULAU-PULAU KECIL KABUPATEN SARMI, PROVINSI PAPUA. Laporan Penelitian Kerjasama UNIPA & Pemerintah Kabupaten Sarmi

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN HUBUNGAN KONDISI TERUMBU KARANG DENGAN KELIMPAHAN IKAN CHAETODONTIDAE DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH PULAU LIWUTONGKIDI, KABUPATEN BUTON

Tutupan Terumbu Karang dan Kelimpahan Ikan Terumbu di Pulau Nyamuk, Karimunjawa

Perbandingan Kondisi Terumbu Karang Selama Tiga Tahun Terakhir pada Perairan Taka Malang dan Tanjung Gelam Kep. Karimunjawa

JurnalIlmiahPlatax Vol. 6:(1), Januari 2018 ISSN:

Ikan Kepe kepe (Chaetodontidae) sebagai Bioindikator Kerusakan Perairan Ekosistem Terumbu Karang Pulau Tikus

Disetujui: L - ad Eidman, MSc. Ir. Fredinan Yulianda, MSc Anggota. Dr. Ir. Richardus Kaswadii. MSc Ke'ua Progra~n Studi. Tanggal Lulus: 17 Mei 2000

EKOSISTEM LAUT TROPIS (INTERAKSI ANTAR EKOSISTEM LAUT TROPIS ) ANI RAHMAWATI JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNTIRTA

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pencacahan Langsung (Visual Census Method) dimana lokasi transek ikan karang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KESUKAAN HABITAT IKAN KARANG DI SEKITAR PULAU BATAM, KEPULAUAN RZAU

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN:

JurnalIlmiahPlatax Vol. 3:(1),Januari 2015 ISSN:

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Potensi Keuntungan Bersih per Tahun per km 2 dari Terumbu Karang dalam Kondisi Baik di Asia Tenggara Penggunaan Sumberdaya

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE KERJA. A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan

HUBUNGAN SEBARAN STRUKTUR KOMUNITAS KARANG DENGAN VARIABILITAS KUALITAS LINGKUNGAN DI PERAIRAN TERUMBU DI PULAU BURUNG KABUPATEN BELITUNG

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Struktur Vegetasi Lamun di Perairan Pulau Saronde, Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara

PENGARUH KEDALAMAN TERHADAP MORFOLOGI KARANG DI PULAU CEMARA KECIL, TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA

KONDISI DAN POTENSI KOMUNITAS IKAN KARANG DI WILAYAH KEPULAUAN KAYOA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN MALUKU UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

DISTRIBUSI UKURAN KARANG PORITES SEBAGAI PENYUSUN UTAMA MIKROATOL DI DAERAH RATAAN TERUMBU (REEF FLAT) PERAIRAN KONDANG MERAK KABUPATEN MALANG

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : ASEP SOFIAN COG SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Geiar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Diversity and Condition Analysis of Coral Reef in Lahu Besar Island, Ringgung, Pesawaran District

TINJAUAN PUSTAKA. batu kapur yang keras. Ordo Scleractinia dibagi menjadi dua kelompok yaitu

KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN KARANG DI PULAU BADI DAN PULAU KODINGARENG LOMPO. The Diversity of Coral Fish in Badi and Kodingareng Lompo Islands

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERUSAKAN TERUMBU KARANG KARIMUNJAWA AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI BATUBARA

MODUL TRANSPLANTASI KARANG SECARA SEDERHANA PELATIHAN EKOLOGI TERUMBU KARANG ( COREMAP FASE II KABUPATEN SELAYAR YAYASAN LANRA LINK MAKASSAR)

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA MARTAJASAH KABUPATEN BANGKALAN

Akuatik- Jurnal Sumberdaya Perairan Volume 10. Nomor. 1. Tahun 2016

KOMPOSISI OPHIUROIDEA (BINTANG MENGULAR) DI PANTAI NIRWANA KOTA PADANG

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang dan Masalah yang dikaji (Statement of the Problem) I.1.1. Latar belakang

STRUKTUR KOMUNITAS ZOOPLANKTON DI PERAIRAN MOROSARI, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK

Kerapatan dan Keanekaragaman Jenis Lamun di Desa Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara

LINE INTERCEPT TRANSECT (LIT)

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

Kelimpahan dan Struktur Komunitas Kima (Tridacnidae) pada Daerah Terumbu Karang di Zona Intertidal Distrik Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat

Transkripsi:

KONDISI IKAN KARANG FAMILI CHAETODONTIDAE DI DAERAH PERLINDUNGAN LAUT DESA BAHOI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA The Condition of Reef Fish Family Chaetodontidae In Marine Protected Areas In Bahoi Village District of West Likupang North Minahasa Regency Jacqline Laikun 2, Ari B. Rondonuwu 3, Unstain N.W.J. Rembet 3 ABSTRACT The coral reefs are a sundry of marine life. Which one is reef fish in family Chaetodontidae. This fish is indicator of the coral reef condition. The aim from the research is : discover of spatial distribution of the reef fish family Chaetodontidae and find out of the intercourse of reef fish family Chaetodontidae with the coral reef presence based on growth of coral form. The research was do in the coral reef at Marine Protected Areas in Bahoi Village District of West Likupang North Minahasa Regency, on Tuesday, December 23rd, 2014. The research is using to do the surveying method. The data is collecting distribution of the fish Chaetodontidae (amount from species and individuals to using by technic visual census). The total of reef fish family Chaetodontidae those found in Marina Protected Areas in Bahoi Village is about 20 species, with total of the individuals at a depth of 3 meters and 10 meters is (56,66 and 57,33 individuals/150m 2 ). Keywords : Coral reefs, Chaetodontidae, Bahoi ABSTRAK Terumbu karang merupakan tempat berbagai macam biota laut. Salah satu Ikan karang adalah ikan famili Chaetodontidae. Ikan ini merupakan ikan indikator terumbu karang. Tujuan dari penelitian ini : mengetahui kelimpahan dari ikan karang famili Chaetodontidae. Penelitian ini dilakukan di Daerah Perlindungan Laut Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara, pada hari selasa, tanggal 23 Desember 2014. Penelitian ini menggunakan metode survey. Data yang dikumpulkan adalah kelimpahan ikan Chaetodontidae (Jumlah spesies dan individu dengan menggunakan teknik sensus visual). Jumlah ikan karang famili Chaetodontidae yang di temukan di Daerah Perlindungan Laut Desa Bahoi berjumlah 20 spesies, dengan jumlah individu pada kedalaman 3 meter dan 10 meter berjumlah (56,66 individu/150m 2 dan 57,33/150m 2 individu). Kata kunci : Terumbu karang, Chaetodontidae, Bahoi 1 Bagian dari skripsi 2 Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK-UNSRAT 3 Staf pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi 92

PENDAHULUAN Perairan Indonesia sangat luas dan menyimpan sumberdaya yang cukup besar. Sumberdaya yang melimpah di perairan Indonesia terlebih lagi di Provinsi Sulawesi Utara adalah terumbu karang. Bagi Indonesia terumbu karang merupakan aset yang sangat besar nilainya, selain nilai estetika yang tinggi bagi pariwisata, terumbu karang secara turun-temurun telah dimanfaatkan produktivitasnya oleh penduduk pesisir pantai sebagai lahan pencari ikan (Azkab dan Hutomo, 1998). Terumbu karang merupakan komunitas yang unik di antara komunitas laut lainnya dan mereka terbentuk seluruhnya dari aktivitas biologi. Pada dasarnya karang merupakan endapan massive kalsium karbonat (kapur) yang diproduksi oleh binatang karang dengan sedkit tambahan dari alga berkapur dan organisme-organisme lain penghasil kalsium karbonat. Klasifikasi ilmiah menunjukkan bahwa karang ini termasuk kelompok binatang dan bukan sebagai kelompok tumbuhan (Sukmara dkk, 2011) Ikan famili Chaetodontidae adalah salah satu ikan karang penghuni terumbu karang. Kelompok ikan ini disebut ikan kupu-kupu (Butterflyfish) yang dikenal karena memiliki pola warna cemerlang dengan bentuk yang beragam dan variasi ruang spesifik serta gerakan renang yang anggun dan tenang. Ikan ini sering dijadikan ikan hias aquarium laut dan objek penyelam. Ikan-ikan famili Chaetodontidae merupakan spesies indikator karena, memiliki keterkaitan yang erat dengan terumbu karang, karena sebagian besar siklus hidup mereka berlangsung di terumbu karang, serta memiliki keterkaitan dalam hal ketersediaan sumber makanan. Ikan Chaetodontidae dijadikan spesies indikator didasarkan pada preferensi yang kuat terhadap karang batu sebagai komponen utama penyusun terumbu karang. Daerah Perlindungan Laut Desa Bahoi adalah salah satu daerah perlindungan laut yang ada di Sulawesi Utara. Daerah perlindungan laut diyakini sebagai salah satu upaya efektif dalam mengurangi kerusakan ekosistem pesisir, yaitu dengan melindungi habitat penting wilayah pesisir, khususnya ekosistem terumbu karang. Perlindungan laut ini dikarenakan terjadinya kerusakan ekosistem terumbu karang, adanya penangkapan ikan menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan atau menggunakan bahan peledak, buangan limbah ke perairan dan untuk mengembalikan ekosistem maupun habitat yang rusak. Hal ini mempengaruhi kelangsungan hidup organisme-organisme perairan seperti ikan Chaetodontidae. Dengan adanya daerah perlindungan laut keberadaan ikan famili Chaetodeontidae tetap terjaga dan dapat meningkatkan keseimbangan ekosistem laut. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Mengetahui kelimpahan dan struktur komunitas ikan famili Chaetodeontidae. TINJAUAN PUSTAKA Ikan karang adalah salah satu biota yang hidup pada ekosistem terumbu karang dan hidupnya sangat tergantung pada kondisi terumbu karang tersebut. Salah satu famili ikan karang yang menjadi indikator kondisi sehat atau tidaknya terumbu karang adalah ikan dari famili Chaetodontidae atau yang mempunyai nama lokal ikan kepekepe, sebagian kecil lainnya merupakan pemakan zooplankton, omnivora, dan invertebrata kecil lainnya. Ikan Chaetodontidae merupakan kelompok ikthiofauna mencolok memiliki penyebaran luas dan selalu ditemukan hidup berasosiasi dengan terumbu karang, menempatkan famili ini sebagai indikator kondisi karang karena merupakan penghuni karang sejati dan apabila terjadi degradasi terhadap ekosistem terumbu karang, kehadiran ikan ini dapat digunakan sebagai petunjuk 93

untuk menilai dan memantau kondisi karang (Marasabessy, 2010). Kuiter (1992) mencatat famili Chaetodontidae yang telah dikenali dari laut tropik sekitar 120 jenis yang termasuk dalam 10 genus, sedangkan Allen (2003) melaporkan sekitar 114 jenis yang ada diseluruh dunia dan 44 jenis ada di Indonesia. Ikan ini biasanya ditemukan secara individual, berpasangan, atau dalam kelompok kecil. Sumber makanan menjadi faktor penentu utama yang sistem pertemanan ikan Chaetodontidae. Ikan koralivor umumnya berpasangan dan planktivor berkelompok (Fishbase, 2005 dalam Madduppa, 2006). Ikan Chaetodontidae hidup dekat dengan substrat dan makan secara diurnal. Terdapat lima kategori pemangsaan ikan ini yaitu pemangsa karang batu (hard coral feeder), invertebrata sesil termasuk polip karang (invertebrate sessile feeder), invertebrata bentik, omnivore, dan planktivor (umumnya zooplankton) (Nontji 1993 dan Fishbase 2005 dalam Madduppa, 2006). METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di perairan terumbu karang Daerah Perlindungan Laut Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara (Gambar 1). Penelitian ini dilakukan di titik koordinat 01.72277 N dan 15.02652 E, 01.72257 N dan 125.02498 E, dan 01.72212 N dan 125.02371. Penelitian dilakukan pada tanggal 23 Desember 2014. Pengambilan data dengan teknik sensus langsung (Sensus Visual Method), pada kedalaman 3 dan 10 meter, dilakukan beberapa menit setelah pemasangan transek garis (panjang transek 30m). Keanekaragaman jenis (spesies) ikan Chaetodontidae mengikuti Ludwig dan Reynolds (1988). Indeks keanekaragaman yang paling umum digunakan adalah Indeks Shannon yang diterapkan pada komunitas acak dengan ukuran yang besar dimana jumlah total spesies diketahui (Krebs, 1972). Dimana: H = Indeks keanekaragaman N = Total jumlah individu n i = Jumlah individu dalam spesies ke-i Kriteria penilaian berdasarkan keanekaragaman jenis adalah : 1. H < 1, keanekaragaman rendah, kestabilan komunitas rendah 2. 1 < H < 3, keanekaragaman sedang, kestabilan komunitas sedang 3. H > 3, keanekaragaman tinggi, kestabilan komunitas tinggi Analisa besaran nilai dominasi ikan Chaetodontidae yang berada di daerah terumbu karang dihitung dengan menggunakan indeks dominasi yang dimodifikasi dari Simpson (Krebs, 1972) sebagai berikut : Dimana : C =Indeks dominasi N i =Jumlah individu ke-i N = Jumlah total untuk semua spesies Dengan kisaran nilai indeks dominasi adalah 0-1, jika nilai mendekati 0 (0-0,50) berarti hampir tidak ada spesies atau genera yang mendominasi dan apabila nilai indeks dominasi mendekati 1 (0,51-1) berarti ada salah satu spesies atau genera yang mendominasi populasi (Krebs, 1972). Kriteria penilaian berdasarkan nilai indeks dominasi adalah : 0,00 < D 0,50 : Dominasi Rendah 0,50 < D 0,75 : Dominasi Sedang 0,75 < D 1,00 : Dominasi Tinggi 94

HASIL DAN PEMBAHASAN Ikan karang famili Chaetodontidae (Butterflyfishes) yang ditemukan berjumlah 20 spesies dari 3 genus yaitu Chaetodon (14 spesies), Heniochus (4 spesies), dan Forcipiger (2 spesies). Jumlah spesies kedalaman 3 meter 17 dan kedalaman 10 meter 16. Rata-rata jumlah individu pada kedalaman 3 meter 55,67/150m 2 dan pada kedalaman 10 meter 57,33/150m 2 (Tabel 1). Pada kedalaman 3 meter jumlah individu Chaetodon kleinii (18,3±20,8 ind/150m 2 ), Heniochus chrysostomus (1,00±1,00 ind/150m 2 ), dan Forcipiger flavisimus (4,33±4,51 ind/150m 2 ) (Gambar 2 dan 3). Chaetodon kleinii adalah salah satu spesies dari Chatodontidae yang sangat umum ditemukan di daerah terumbu karang, bahkan pada daerah-daerah yang telah mengalami kerusakan, dikarenakan spesies ini tidak hanya memangsa polip karang, tetapi juga karang lunak, algae, dan zooplankton (Omnivora). Indeks keanekaragaman spesies pada kedalaman 3 meter dan 10 meter yaitu 2,270 dan 2,003 (Tabel 2 dan Gambar 4). Indeks keanekaragaman ini tergolong Sedang, memiliki kelimpahan spesies yang rendah, dan kestabilan komunitas sedang. Secara umum indeks dominasi di kedalaman 3 meter dan 10 meter adalah 0,163 dan 0,239. Indeks dominasi terendah pada kedalaman 3 meter sedangkan indeks tertinggi pada kedalaman 10 meter, adanya kecenderungan bahwa di kedalaman 10 meter memiliki indeks dominasi lebih besar daripada di kedalaman 3 meter. Semakin kecil indeks dominasi, maka jumlah spesies yang mendominasi wilayah suatu lokasi juga sedikit. Hal ini mengidikasikan bahwa di kedalaman 10 meter memiliki kecenderungan adanya dominasi spesies. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan jumlah koloni komponen penyusun terumbu karang di Daerah Perlindungan Laut Desa Bahoi pada kedalaman 3 meter (43,67 koloni/30m) dan 10 meter (31,33 koloni/30m). Jumlah spesies dari ikan famili Chaetodontidae berjumlah 20 spesies dari 3 genus yaitu Chaetodon (14 spesies), Heniochus (4 spesies), dan Forcipiger (2 spesies), dimana jenis dengan jumlah individu tertinggi pada kedalaman 3 meter dan 10 meter yaitu Chaetodon kleinii. DAFTAR PUSTAKA Allen G.J., Roger S., Paul H., and Ned D. 2003. Reef Fish Identification Tropical Pasific (16-30). In : New World Publication. Inc. Jacksonville. Florida. USA. Azkab, M.H dan Hutomo. M(1998). Penyelamatan Terumbu Karang Indonesia: Berpacu Dengan Waktu. Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang (Coremap). 6 hal. Krebs, C. J. 1972. Ecologi, The Experimental Analisys of Distribution and Abundance. Hapert and Row Publication. New York. Kuiter, R.H. (1992). Tropical Reef Fishes of The Western Pasific Indonesia and Adjacent Waters. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Ludwing, J.A and Reynolds J.F. (1988). Statistical Ecology. A Primer on Methodes and Computing. Jhon Wiley & Son. Inc. Toronto Canada. 337 hal. Madduppa, H.H. (2006). Kajian Ekobiologi Ikan Kepe-kepe (Chaetodon octofasciatus, Bloch 1787) Dalam Mendeteksi Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Di Pulau Petodon Timur Kepulauan Seribu, Jakarta. Tesis. Sekolah Pascasarna, Institut Pertanian, Bogor. 95

Marasabessy, M.D. (2010). Keanekaragaman Jenis Ikan KarangDi Perairan Pesisir Biak, Papua. Junrnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. 36(1) : 3-84. Sukmara A., Audrie J.S., dan Christovel R. (2011). Paduan Pemantauan Terumbu Karang Berbasis- Masyarakat Dengan Metoda Manta Tow. Proyek Pesisir-CRMP. Publikasi Khusus. University of Rhode Island Coastal Resources Center., Narragansett., Rhode Island,. USA. pp Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian 96

Tabel 1. Kelimpahan ikan karang famili Chaetodontidae di Daerah Perlindungan Laut Desa Bahoi pada kedalaman 3 dan 10 meter. No Spesies Kode 3 Meter 10 Meter Rata-rata SD Rata-rata SD 1 Chaedoton auriga Ca 4,33 5,13 0,33 0,58 2 C. baronessa Cb 1,33 1,15 1,00 1,00 3 C. citrinellus Cc 1,67 1,53 3,00 5,20 4 C. ephippium Ce 2,00 3,46 5 C. klenii Ck 18,3 20,8 26,00 18,20 6 C. oxycephallus Co 1,00 1,00 1,00 1,73 7 C. ocellicaudus Co 1,33 1,15 0,67 1,15 8 C. octofasciatus Co 0,67 1,15 9 C. punctatofasciatus Cp 0,33 0,58 10 C. rafflesi Cr 2,00 3,46 2,00 1,73 11 C. speculum Cs 0,33 0,58 12 C. trifascialis Ct 0,67 1,15 1,33 1,15 13 C. lunulatus Cl 4,00 6,93 5,67 9,81 14 Chaetodon vagabundus Cv 9,33 2,08 5,00 5,57 15 Heniochus chrysostomus Hc 1,00 1,00 2,00 3,46 16 H. monoceros Hm 0,33 0,58 17 H. singularius Hs 0,33 0,58 18 Heniochus varius Hv 3,33 0,58 1,33 2,31 19 Forcipiger flavisimus Ff 4,33 4,51 4,67 4,04 20 F. longirostiis Fl 2,33 4,04 Jumlah Spesies 17,00 16,00 Jumlah Individu 55,67 57,33 Indeks keragaman 2,23 2,00 Indeks dominasi 0,16 0,24 97

Gambar 2. Kelimpahan ikan Chaetodontidae di Daerah Perlindungan Laut Desa Bahoi di kedalaman 3 meter. Gambar 3. Kelimpahan ikan Chaetodontidae di Daerah Perlindungan Laut Desa Bahoi di kedalaman 10 meter. 98