FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di. tsunami, banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan Bencana. kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. Bencana banjir merupakan limpahan air yang melebihi tinggi muka air

HUBUNGAN KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI DENGAN PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII A B, DAN E DI SMP NEGERI 1 TULUNG DI KECAMATAN TULUNG KLATEN

TINGKAT PENGETAHUAN GURU DALAM MITIGASI DAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KELURAHAN JOYOTAKAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RESPON MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

MITIGASI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Hal ini terungkap mengingat bahwa negara indonesia adalah salah

BENTUK PENDIDIKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI DESA KRAGILAN KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN

TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

BAB I PENDAHULUAN. banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERAN PEMERINTAH DESA DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA LOROG KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi

PENGETAHUAN DAN KESIAPSIAGAAN GURU DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGETAHUAN GEOGRAFIS DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI

TINGKAT KESIAPSIAGAAN SISWA TERHADAP BENCANA BANJIR DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. memberikan suatu penghidupan manusia, namun disisi lain. Alam dapat

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMA ISLAM 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA SMP N 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO.

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

PENGARUH MODAL USAHA DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR GEDE HARDJONAGORO SURAKARTA TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

ARTIKEL PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN BENCANA BANJIR

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GABUNGAN KELOMPOKTANI (GAPOKTAN) DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA BULU KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan disekolah merupakan salah satu tempat yang dapat. digunakan sebagai komunikasi dan menularkan ilmu-ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial

KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA TERHADAP BENCANA GEMPA BUMI ARTIKEL PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pola curah hujan. Kedua samudera ini merupakan sumber udara lembab

BAB 1 PENDAHULUAN. Hujan terkadang turun dalam intensitas yang tidak normal. Jika

KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI SMP N 1 GANTIWARNO KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN SMP NEGERI 1 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO DALAM MENGHADAPI BENCANA ALAM NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung mengganggu kehidupan manusia. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. sehingga sistim pengairan air yang terdiri dari sungai dan anak sungai

BAB I PENDAHULUAN. satunya rawan terjadinya bencana alam banjir. Banjir adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Letak tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang kaya

TINGKAT KESIAPSIAGAAN DALAM MENGHADAPI BANJIR DITINJAU DARI TINGKAT SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA TELUKAN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI ANCAMAN BENCANA KEBAKARAN DI KELURAHAN KAUMAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKATA ARTIKEL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENDIDIKAN MITIGASI BENCANA BANJIR TERHADAP MINAT BELAJAR PRAMUKA SMP NEGERI 3 MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan,

PEMETAAN SEKOLAH SMA/SMK BERDASARKAN KERAWANAN BENCANA UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN KEBENCANAAN SISWA DI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. 141 BT. Letak lintang yang berada di 6 LU 11 LS memberi pengaruh pada

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

PENGETAHUAN SISWA MTS MUHAMMADIYAH TAWANGSARI DALAM KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

KERENTANAN DAN KESIAPSIAGAAN DI DESA BAWAK KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TERHADAP BENCANA BANJIR NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di bagian utara,

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KORBAN BENCANA BANJIR DI DESA CEMANI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kewilayahan dalam konteks keruangan. yang dipelajari oleh ilmu tersebut. Obyek formal geografi mencakup

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII DALAM MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 12 KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta terletak antara BT BT dan. lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo termasuk salah satu kabupaten yang sering

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Akuntansi.

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA PENGURUS KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PERIODE 2012/2013

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

DAMPAK PENDIDIKAN MITIGASI BENCANA BANJIR TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 GROGOL KBUPATEN SUKOHARJO ARTIKEL PUBLIKASI

TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Seminar Lokakarya Nasional Geografi di IKIP Semarang Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi

SIKAP PROFESIONALISME DAN KINERJA AKADEMIK GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SLTA Muhammadiyah Karanganyar)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DAN GEMPA BUMI DI SMP NEGERI 1 GATAK

BAB I PENDAHULUAN. hari hujan. (Surakarta Dalam Angka, 2007) masyarakat di Kelurahan Nusukan memiliki ciri sebagaimana masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

TINGKAT KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 NGUPIT KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KECAKAPAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dikenal dengan sebutan bencana. Upaya meminimalisasi resiko. atau kerugian bagi manusia diperlukan pengetahuan, pemahaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

PERAN SIMULASI TERHADAP KESIAPSIAGAAN DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER PRAMUKA DI SMP N 1 KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR, GEMPA BUMI, DAN TANAH LONGSOR DI KECAMATAN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PERPUTARAN KREDIT DAN MODAL KERJA DENGAN RENTABILITAS PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM KPRI SMPN 7 SUKOHARJO

Transkripsi:

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA NGOMBAKAN KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Geografi Oleh: DWI MULYANI A 610 100 058 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura Telp (0271) 717417 Fax : 715448 Surakarta 57102 SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : Drs. Dahroni (Pembimbing I) NIP/NIK : 146 Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa : Nama : DWI MULYANI NIM : A. 610100058 Program Studi : Pendidikan Geografi Judul Skripsi : KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA NGOMBAKAN KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, Juni 2014 Pembimbing I Drs. Dahroni, M.Si NIK. 146

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Bismillahirohmanirrohim Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : DWI MULYANI NIM/NIK/NIP : A. 610100058 Fakultas / Jurusan : FKIP / Pendidikan Geografi Jenis : Skripsi Judul : KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA NGOMBAKAN KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk : 1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan hak menyimpan, mengalihmediakan/ mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta. 3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan Pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Surakarta, Juni 2014 Yang Menyerahkan DWI MULYANI A 610100058

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA NGOMBAKAN KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO Dwi Mulyani, A 610100058, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui tingkat ancaman banjir di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo, 2) mengetahui kesiapsiagaan masyarakat di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo dalam menghadapi bencana banjir. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 383 Kepala Keluarga. Sampel yang diambil sebanyak 79 Kepala Keluarga. Variabel penelitian terdapat 2 variabel:tingkat ancaman banjir meliputi 1) indeks ancaman 2) penduduk terpapar dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi banjir meliputi 1) pengetahuan masyarakat mengenai banjir, 2) sistem perilaku masyarakat komunal, 3) kelembagaan formal dan informal (petugas dinas, badan yang bertanggungjawab), 4) peraturan formal/informal, 5) peralatan umum atau infrastruktur, dan 6) simulasi individu dan kelompok masyarakat. Hasil penelitian ini adalah tingkat ancaman banjir di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo memiliki tingkat ancaman dalam kategori tinggi. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo dalam menghadapi bencana banjir adalah 42,51 dengan kategori kurang siap yang didasarkan pada akumulasi total keseluruhan dari 79 responden perperhitungan setiap parameter yaitu Pengetahuan masyarakat mengenai banjir dengan kategori kurang siap 12 responden, Sistem perilaku masyarakat komunal dengan kategori kurang siap 7 responden, Kelembagaan formal dan informal (petugas dinas, badan yang bertanggungjawab) dengan kategori kurang siap 8 responden, Peraturan formal/informal dengan kategori kurang siap 12 responden, Peralatan umum atau infrastruktur dengan kategori kurang siap 11 responden, dan Simulasi individu dan kelompok masyarakat dengan kategori kurang siap 21 responden. Kata Kunci: Kesiapsiagaan, bencana banjir, ancaman

A. PENDAHULUAN Potensi bencana yang ada di Indonesia dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok utama, yaitu potensi bahaya utama (main hazard) dan potensi bahaya ikutan (collateral hazard). Potensi bahaya utama (main hazard potency) ini dapat dilihat antar lain pada peta potensi bencana gempa di Indonesia yang menunjukan bahwa Indonesia adalah wilayah dengan zona-zona gempa yang rawan, peta potensi bencana tanah longsor, peta potensi letusan gunung api, peta potensi bencana tsunami, peta potensi bencana banjir, dan lain-lain. Dari indikatorindikator diatas dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki potensi bahaya utama (main hazard potency) yang tinggi. Hal ini tentunya sangat tidak menguntungkan bagi negara Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan pada saat sebelum terjadinya bencana adalah pencegahan dan mitigasi, yang merupakan upaya untuk mengurangi atau memperkecil dampak kerugian atau kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh bencana (BAKORNAS PBP dalam Arah Kebijakan Mitigasi Bencana Perkotaan di Indonesia ). Banjir merupakan aliran air sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah disisi sungai. Aliran air limpasan tersebut yang semakin meninggi, mengalir dan melimpasi muka tanah yang biasanya tidak dilewati aliran air (Bakornas PB, 2007). Menurut Erman Mawardi (2011: 5), bencana banjir dapat disebabkan oleh kejadian alam. Kejadian alam meliputi curah hujan yang tinggi,

kapasitas alur sungai yang tidak mencukupi, aliran anak sungai yang tertahan oleh aliran induk sungainya, terjadinya akumulasi debit puncak sungai induk dan anak sungai di pertemuan sungai pada waktu yang sama. Pada hari Senin, 28 Oktober 2013, seperti berita yang dimuat Solopos.com bahwa sebanyak 10 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo terancam banjir luapan Sungai Bengawan Solo beserta anak sungainya sepanjang musim penghujan ini. Data tersebut memuat rincian tentang wilayah-wilayah yang diprediksikan terancam luapan Sungai Bengawan Solo yaitu Nguter, Tawangsari, Sukoharjo, Grogol dan Mojolaban. Sedangkan anak Sungai Bengawan Solo yakni Sungai Jlantah, mengancam wilayah Bendosari, Nguter dan Sukoharjo. Anak Sungai Bengawan Solo lainnya yaitu Sungai Samin mengancam wilayah Polokarto dan Grogol. Begitu juga Sungai Jenes yang melalui wilayah Kartasura dan Grogol berpotensi banjir di wilayah tersebut. Sungai Brambang mengancam wilayah Gatak, Baki, Grogol dan yang terakhir yaitu Sungai Ranjing berpotensi meluap di wilayah Polokarto dan Grogol. (http://www.solopos.com/2013/10/2 8/bencana-sukoharjo-10-wilayahkota-makmur-terancam-meluapnyasungai-bengawan-solo-460279 diakses pada tanggal 28 Desember 2013 jam 14.00 WIB). Bencana banjir terbesar di Sukoharjo terjadi pada 27 Desember 2007 yang hampir sebagian besar wilayah Sukoharjo terkena luapan air banjir, termasuk Desa Ngombakan. Banjir pada tahun 2007 tersebut diakibatkan karena curah hujan yang tinggi yang mengguyur

Kota Surakarta pada yang dimulai dari Hari Natal 25 Desember 2007 hingga tanggal 27 Desember 2007. Desa Ngombakan yang terletak di pinggir anak Sungai Bengawan Solo merupakan salah satu daerah di Sukoharjo yang terkena banjir. Akibat banjir dari luapan Sungai Samin sebagian besar pemukiman penduduk dan areal persawahan di Desa Ngombakan tergenang air berkisar antar 1 meter hingga 1,5 meter. Desa Ngombakan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Secara administratif desa ini mempunyai batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Desa Bekonang Kecamatan Mojolaban, timur berbatasan dengan Desa Bakalan Kecamatan Polokarto, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bakalan Kecamatan Polokarto dan bagian barat berbatasan Desa Karangwuri Kecamatan Polokarto. Desa Ngombakan dinyatakan sebagai kawasan rawan banjir. Hal ini dikarenakan kawasan ini merupakan daerah dataran rendah dan berada di pingiran sungai. Letak geografis Desa Ngombakan berada di titik koordinat 110 BT- 111 BT 7,6 LS-8 LS. Dengan keadaan iklim bersuhu udara rata-rata 38 C, tekanan udaranya 1009,7 millibars (Mbs), kelembaban udara 75%, curah hujan 246 mm dengan jumlah bulan hujan selama 7 bulan yaitu antara bulan Nopember sampai dengan bulan Mei dengan ketinggian daerah 93 mdl di atas permukaan laut. Menurut laporan monografi Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo ditinjau dari keadaan sosial ekonominya Desa Ngombakan

merupakan daerah yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini dipertegas dengan Dampak banjir yang terjadi di Desa Ngombakan tidak hanya pada kerugian fisik yang dapat areal persawahan seluas 119,4436 mempengaruhi perekonomian Ha. Sebanyak 1.386 orang berprofesi sebagai petani dan 68 orang sebagai buruh tani, pegawai negeri sipil (sipil/abri) sebanyak 58 orang, pengrajin industri rumah tangga sebanyak 102 orang, peternak sebanyak 18 orang, montir sebanyak 26 orang, perawat swasta sebanyak 7 orang, pensiunan pegawai negeri sipil (sipil/abri) sebanyak 14 orang warga, namun juga psikologi warga sekitar. Guna meminimalisir kerugian yang besar akibat ancaman bencana banjir, maka diharapkan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai untuk tetap siaga karena Desa Ngombakan dalam peta rawan banjir Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam kategori sedang. Berdasarkan latar belakang dan karyawan perusahan swasta masalah di atas, maka penulis sebanyak 66 orang. Tingkat kemiskinan di Desa Ngombakan berpusat di bantaran sungai. Hal ini dikarenakan warga yang tinggal di bantaran sungai yang terkena banjir setiap tahunnya kehilangan pekerjaannya, mereka memulai kehidupannya dari nol dengan bekerja seadanya. tertarik untuk melakukan penelitian tentang Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui tingkat ancaman bancana banjir di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten

Sukoharjo, 2) Mengetahui kesiapsiagaan masyarakat di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo dalam menghadapi bencana banjir. 20), faktor-faktor yang dapat menyebabkan bencana, antara lain: 1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena alam dan tanpa ada campur tangan manusia. 2) Faktor non alam (non natural B. LANDASAN TEORI Menurut Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (2007: 3), bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis Menurut Nurjanah, R. Sugiharto, Dede Kuswanda, Siswanto BP, Adikoesoemo (2012: disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan manusia. 3) Faktor sosial/manusia (man made disaster) yang murni akibat perbuatan manusia, misalnya konflik horisontal, konflik vertikal dan terorisme. Menurut Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (2007: 17), banjir merupakan aliran air sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah disisi sungai yang semakin meninggi, mengalir dan melimpasi

muka tanah yang biasanya tidak dilewati aliran air Menurut Nurjanah, R. Sugiharto, Dede Kuswanda, Siswanto BP, Adikoesoemo (2012: 24), banjir merupakan limpasan air yang melebihi tinggi muka air normal sehingga melimpas dari palung sungai yang menyebabkan genangan pada lahan rendah di sisi sungai. Sesuai dengan sifat air maka air banjir akan menerobos dengan cepat dan menghancurkan apa saja yang ada dilaluinya. Solusi terbaik dalam mengendalikan banjir adalah pengendalian banjir secara ekologi yaitu membangun ekosistem hutan dan ekosistem sungai dengan terencana. Pelaksanaan pelestarian hutan atau rehabilitasi hutan dengan berbagai macam jenis tanaman belum mampu meredam ganasnya jenis pohon dari rehabilitasi itu sendiri. Menurut Pribadi, Krishna S, Engkon K Kertapati, Diah Kusumaastuti, Hamzah Latief, Hendra Grandis, Imam A. Sadinun, Soebagiyo Soekarnen, Herman Aji Wibowo, Retno Dewi, Ayu Krishna Juliawati, Novya Ekawati, Bayu Novianto (2008) banjir diklasifikasikani menjadi 4 jenis yaitu sebagai berikut: 1) Banjir sungai Banjir sungai yaitu banjir yang terjadi di dataran rendah yang dilalui oleh aliran sungai. Banjir yang terjadi di sepanjang aliran sungai ini merupakan fenomena alam yang umumnya berlangsung secara musiman dan terjadi pada saat musim hujan tiba. banjir dikarenakan belum efektifnya

2) Banjir Bandang Banjir bandang yaitu jenis banjir yang datang secara mendadak dan terjadi akibat meningkatnya muka air sungai secara cepat akibat hujan yang sangat lebat. 3) Banjir Pantai Banjir pantai yaitu banjir yang terjadi di sekitar pantai. Banjir pantai terjadi akibat angin laut bertiup kearah darat dengan kencang berfungsi sebagai daerah penyerap air hujan. Menurut Agus Maryono (2009: 205), perangkat penilaian untuk kesiapsiagaan menghadapi banjir di tingkat masyarakat adalah sebagai berikut: 1) Pengetahuan masyarakat mengenai banjir. 2) Sistem perilaku masyarakat komunal. 3) Kelembagaan formal dan informal (petugas dinas, badan sehingga menyebabkan yang bertanggung jawab). gelombang laut tinggi yang menyapu kearah daratan kemudian terjadilah banjir di sepanjang pantai. 4) Banjir kota Banjir kota yaitu banjir yang terjadi di wilayah perkotaan. Banjir perkotaan terjadi karena berkurangnya lahan kosong yang dapat 4) Peraturan formal/informal. 5) Peralatan umum atau infrastruktur. 6) Simulasi individu dan kelompok masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto (2006: 22), masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dan mereka mempunyai kesamaan

wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya. Hadi Sabari (2010: 41) di dalam kombinasi antara analisa keruangan dan analisa ekologi. Banjir yang terjadi di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo bukan saja diakibatkan curah hujan yang tinggi, tetapi karena terletak di dataran rendah, perubahan tata guna lahan dan sistem drainase yang tidak memadai. ilmu Geografi terdapat tiga pendekatan utama yaitu: 1. Pendekatan Keruangan (Spatial Approach) 2. Pendekatan Ekologi (Ecological approch) 3. Pendekatan Kompleks Wilayah (Regional Complex Approach) Adapun pendekatan geografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach). Hal ini C. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kuantitatif karena melibatkan penghitungan atau angka atau kuantitas. Menurut Sugiyono (2013: 7), metode penelitian kuantitatif adalah metode ilmiah/scientific yang telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, dikarenakan langkah-langkah terukur, rasional dan sistematis. penanggulangan banjir dalam penelitian ini menggunakan Penelitian ini dilakukan di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto

Kabupaten Sukoharjo. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2013 sampai April 2014. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 383 Kepala Keluarga, yaitu meliputi Dukuh Nongko sebanyak 57 KK, Dukuh Tawang sebanyak 123 KK, Dukuh Badran Tawang sebanyak 50 KK, Dukuh Geneng sebanyak 105 KK dan Dukuh Badran Ngombakan sebanyak 48 KK. Sampel yang diambil sebanyak 79 Kepala Keluarga. Menurut Sugiyono (2013), teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive cluster random sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan daerah di bantaran sungai yang dicirikan khusus yaitu daerah yang sering terjadi banjir dengan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengacak secara diundi pada dukuh yang diteliti. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Berdasarkan Variabel Tingkat Ancaman (BNPB,2012) : 1. Indeks ancaman 2. Penduduk terpapar. Berdasarkan variabel Kesiapsiagaan dalam penelitian dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa variabel diantaranya yaitu: 1. Pengetahuan masyarakat mengenai banjir

2. Sistem perilaku masyarakat komunal 3. Kelembagaan formal dan informal (petugas dinas, badan yang bertanggungjawab) Dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat ancaman bencana banjir dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir. 4. Peraturan formal/informal 5. Peralatan umum atau infrastruktur 6. Simulasi individu dan kelompok masyarakat Metode pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain: 1. Metode Observasi D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Tingkat Ancaman Tingkat ancaman dihitung dengan menggunakan indeks ancaman bencana banjir dan indeks penduduk terpapar Desa 2. Metode Angket/ Kuesioner Ngombakan Kecamatan 3. Dokumentasi 4. Wawancara Pada penelitian ini, menggunakan penelitian kuantitatif deskriptif yang melibatkan penghitungan atau angka atau kuantitas. Selain itu penelitian kuantitatif diartikan sebagai penelitian yang melibatkan pengukuran pada tingkat tertentu. Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Indeks ancaman bencana banjir Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam kelas indeks sedang, sedangkan indeks penduduk terpapar sebesar 0,8967 % yang termasuk dalam kategori kelas tinggi. Penentuan tingkat ancaman pada bencana

Banjir di Desa Ngombakan Ngombakan Kecamatan Kecamatan Polokarto Kabupaten Polokarto Kabupaten Sukoharjo Sukoharjo dengan memiliki tingkat ancaman menggabungkan kedua indeks tersebut yaitu dengan melakukan bencana banjir tinggi. 2. Tingkat kesiapsiagaan penarikan garis lurus secara Kesiapsiagaan masyarakat horizontal pada indeks ancaman dan secara vertikal pada indeks penduduk terpapar yang dalam menghadapi bencana banjir merupakan satukesatuan dari setiap parameter kemudian diambil pada titik temu pengetahuan masyarakat garis. mengenai banjir, sistem perilaku Hazard Banjir Desa Ngombakan masyarakat komunal, dalam kategori kelas tinggi. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut ini: kelembagaan formal dan informal (petugas dinas, badan yang bertanggung jawab), peraturan formal/informal, peralatan umum atau infrastruktur, dan simulasi TITIK TEMU Sumber : Hasil Penelitian Peneliti Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan titik temu dari tingkat ancaman banjir Desa individu dan kelompok masyarakat. Berikut ini merupakan hasil perhitungan indeks Kesiapsaiagaan Masyarakat Dalam Mernghadapi Bencana Banjir Desa

Ngombakan Kecamatan Kelembagaan formal dan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. informal (petugas dinas, badan yang bertanggungjawab) dengan kategori kurang siap 8 responden, Peraturan formal/informal dengan kategori kurang siap 12 = 42,51 (Kurang siap) Berdasarkan perhitungan hasil indeks diatas, maka dapat diketahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten responden, Peralatan umum atau infrastruktur dengan kategori kurang siap 11 responden, dan Simulasi individu dan kelompok masyarakat dengan kategori kurang siap 21 responden. Sukoharjo dalam menghadapi bencana banjir adalah 42,51 dengan kategori kurang siap yang didasarkan pada akumulasi total keseluruhan dari 79 responden perperhitungan setiap E. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat ancaman banjir di Desa parameter yaitu Pengetahuan Ngombakan Kecamatan masyarakat mengenai banjir dengan kategori kurang siap 12 responden, Sistem perilaku masyarakat komunal dengan kategori kurang siap 7 responden, Polokarto Kabupaten Sukoharjo memiliki tingkat ancaman yang tinggi. 2. Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana

Banjir di Desa Ngombakan dan dikategorikan kurang siap Kecamatan Polokarto dalam menghadapi bencana Kabupaten Sukoharjo kurang banjir siap dengan nilai indeks 42,51

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. Jakarta. BNPB Anonim. 2002. Arah Kebijakan Mitigasi Bencana Perkotaan di Indonesia. Jakarta. BNPB Anonim. 2012. Peraturan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana. Jakarta.BNPB Mawardi, Erman dan Asep Sulaiman. 2011. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengurangan Resiko Bencana Banjir. Surakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air. Nurjanah, R. Sugiharto, Dede Kuswanda, Siswanto BP, Adikoesoemo. 2012. Manajemen Bencana. Bandung. Alfabeta. Pribadi, Krishna S, Engkon K Kertapati, Diah Kusumaastuti, Hamzah Latief, Hendra Grandis, Imam A. Sadinun, Soebagiyo Soekarnen, Herman Aji Wibowo, Retno Dewi, Ayu Krishna Juliawati, Novya Ekawati, Bayu Novianto. 2008. Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga Bencana. Bandung: Pusat Mitigasi Bencana-Institut Teknologi Bandung. Sabari, Hadi Yunus. 2010. Metodelogi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.