PROSIDING ISBN :

dokumen-dokumen yang mirip
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN DEMONSTRASI GEOGEBRA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN TGT MATERI OPERASI HIMPUNAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Kata Kunci: model pembelajaran, Student Teams-Achievement Divisions (STAD), Kubus dan balok

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TAI

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

PROSIDING ISBN :

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA SMP KELAS VIII

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Maulidiyah, Teguh Wibowo, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER DENGAN METODE STAD DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL TGT DENGAN PERMAINAN ULAR TANGGA PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD

EKPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK SETTING KOOPERATIF (RESIK) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT BELAJAR

STUDI PERBANDINGAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP PRESTASI DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 2 PURING

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN OPEN-ENDED DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH PROGRAM LINEAR

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TAI DAN TSTS MATERI GEOMETRI SMP

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN CABRI 3D DAN ALAT PERAGA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KUTOWINANGUN TAHUN PELAJARAN

STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ)

PROSIDING ISBN :

Kata kunci: Model Make a Match, prestasi belajar, motivasi belajar

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMP

FACILITATOR TERHADAP. Naskah Publikasi. Diajukan oleh INDRA A FAKULTA

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CRH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

PROSIDING ISBN :

Kata kunci: pembelajaran, alat peraga, non alat peraga, prestasi belajar, pecahan

EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP

STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TGT DENGAN MODEL DISKUSI DALAM KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA MATERI BANGUN DATAR SEGITIGA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE TAI DAN TIPE TPS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN TALKING STICK, STAD DAN EKSPOSITORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS BERBANTUAN KARTU DOMINO DENGAN MELIHAT KEMAMPUAN AWAL SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GALAKSI DENGAN ALAT PERAGA ULAR TANGGA PADA MATERI HIMPUNAN

Abstrak. Kata kunci: model pembelajaran NHT, model pembelajaran TPS, fungsi, prestasi belajar matematika

Mugiyanto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DIKOMBINASIKAN MAKE A MATCH DAN STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRADE READING AND COMPOTION TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE JIGSAW DAN GROUP INVESTIGATIONN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT, SNOWBALL THROWING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI SEGITIGA SISWA KELAS VII

Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN CLASSROOM MEETING DIKOMBINASIKAN MAKE A MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK N 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

EKSPERIMENTASI MODEL TPS DAN TAKE AND GIVE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TS-TS DAN GI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Penemuan Terbimbing dan Model Pengajaran Langsung

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS MULTIMEDIA DITINJAU DARI

Oleh Tri Andari Agung Prastyo Pambudi.

Pendidikan Matematika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017 UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Kurnia Sativa, Teguh Wibowo, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Abstrak. Kata kunci: Pembelajaran Think Pair Share, konvensional, prestasi belajar PENDAHULUAN

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI DISIPLIN BELAJAR MAHASISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN

P 44 PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DENGAN MEDIA LAGU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI SD SE-KECAMATAN LAWEYAN

*Keperluan korespondensi : , ABSTRAK

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TPS PADA POKOK BAHASAN RELASI DAN FUNGSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM

EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN QSH DAN MODEL PEMBELAJARAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PROSIDING ISBN :

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DITINJAU DARI KREATIVITAS MAHASISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PICTORIAL RIDDLE TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KARAKTER BELAJAR SISWA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK TALK WRITE DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

PROSIDING ISBN :

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh: MAHFIATI A

ABSTRAK. Oleh: Wakhid Hidayat Program Studi Pendidikan Matematika Uiversitas Muhammadiah Purworejo

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TUKUL PADA MATERI HIMPUNAN

Eksperimentasi Model Pembelajaran RME, NHT, dan MPL Terhadap Hasil Belajar Siswa SMPN 3 Balikpapan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

Yuliana 1), M Ridlo Yuwono 2) 1)2) Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Widya Dharma Klaten,

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE MAKE A MATCH DAN TALKING STICK

(Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Sambi Tahun Ajaran 2012/2013) Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

DESKRIPSI PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD SE-KECAMATAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PROSIDING ISBN :

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

EKSPERIMENTASI MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN SNOWBALL THROWING MATERI SEGIEMPAT TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Agung Putra Wijaya, Mardiyana, Suyono Program Studi Magister Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

STUDI PERBANDINGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SUPERITEM DAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO

*Keperluan korespondensi, HP: , ABSTRAK

Transkripsi:

P -99 EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SD SE-GUGUS SULTAN AGUNG DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA Widi Astuti, Teguh Wibowo, Riawan Yudi Purwoko Universitas Muhammadiyah Purworejo widiastuti906@ymail.com, teguhwibowoump@yahoo.com, riawan_yudi@yahoo.co.id Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) apakah model pembelajaran STAD menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dari model pembelajaran konvensional pada materi pecahan, (2) apakah motivasi belajar tinggi menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dari motivasi belajar sedang dan rendah pada materi pecahan, (3) apakah terdapat interaksi antara motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika siswa pada materi pecahan. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SD se-gugus Sultan Agung Kecamatan Kutoarjo yang berjumlah 160 siswa. Sampel penelitian berjumlah 94 siswa. Pengambilan sampel dengan teknik stratified cluster random sampling. Instrumen pengumpulan data dengan dokumentasi, tes, dan angket dengan skala Likert. Analisis data menggunakan Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel tak Sama. Uji analisis variansi menunjukkan bahwa model pembelajaran STAD menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dari model pembelajaran konvensional pada materi pecahan, motivasi belajar tinggi menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dari motivasi belajar sedang dan rendah pada materi pecahan, tidak terdapat interaksi antara motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas IV SD se-gugus Sultan Agung kecamatan Kutoarjo pada materi pecahan. Kata kunci: model pembelajaran STAD, motivasi belajar, dan prestasi belajar. PENDAHULUAN Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan untuk meningkatkan mutu. Banyak usaha yang dilakukan untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, namun banyak faktor yang menyebabkan sulitnya penerapan sistem pendidikan yang memadai. Begitu halnya dengan pendidikan matematika. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini terbukti dengan dijadikannya matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional. Namun nilai matematika siswa lebih rendah dibandingkan dengan pelajaran lainnya. Rata-rata hasil ujian nasional SD se-kabupaten Purworejo tahun pelajaran 2010/ 2011 mata pelajaran Matematika menunjukkan angka paling rendah yaitu hanya 5.78. Sedangkan rata-rata nilai ujian untuk mata pelajaran lain yaitu Bahasa Indonesia 7.34, dan IPA 6.77 (Sumber dari: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo). Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema Kontribusi Pendidikan Matematika dan Matematika dalam Membangun Karakter Guru dan Siswa" pada tanggal 10 November 2012 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Terdapat beberapa kemungkinan faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika yaitu faktor dalam yang meliputi: kesegaran jasmani, kondisi panca indra, tidak cacat/keutuhan anggota badan dan faktor luar yang meliputi: lingkungan, kurikulum, program, bahan atau hal yang dipelajari, sarana dan fasilitas, guru/ tenaga pengajar, strategi dan model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran juga sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, sedangkan yang termasuk kondisi psikis antara lain: kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi, dan kemampuan kognitif (Lilik Wahyu Utomo, 2008: 19). Rendahnya motivasi belajar merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya prestasi belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu pendidikan. Faktor motivasi belajar yang buruk merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi hanya meraih prestasi yang tidak lebih baik dari siswa yang sebenarnya kurang pandai tetapi mampu meraih prestasi yang tinggi karena mempunyai motivasi belajar yang baik. Oleh karena itu, tugas guru adalah dapat memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar matematika. Model pembelajaran sangat beraneka ragam jenisnya, antara lain: model pembelajaran konvensional, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kontekstual, model pembelajaran problem possing, model pembelajaran problem solving, dan sebagainya. Dalam penerapan model pembelajaran harus diperhatikan beberapa hal, diantaranya materi yang akan dipelajari, media atau fasilitas yang mendukung, waktu yang tersedia, keadaan siswa, dan sebagianya. Penerapan model pembelajaran yang kurang tepat akan membawa dampak negatif bagi siswa. Dampak yang mungkin timbul akibat penerapan model pembelajaran yang kurang tepat adalah: kegiatan belajar tidak berjalan dengan lancar, materi tidak bisa dimengerti dengan baik, tidak tersampaikannya seluruh materi, kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, dan sebagainya. Model pembelajaran yang paling baik adalah model yang membuat siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit dengan saling berdiskusi dengan temannya dalam suatu kelompok. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran kooperatif sebagai model pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam menemukan dan memahami konsep yang sulit. Mendiskusikan masalah dengan temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan penjelasan dari guru saja. Peserta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab. Dari uraian tersebut, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: (1) apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran konvensional pada materi pecahan?, (2) apakah motivasi belajar tinggi menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa yang mempunyai motivasi belajar sedang dan rendah pada materi pecahan siswa?, (3) apakah terdapat interaksi antara motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika siswa pada materi pecahan?. Dari penjabaran sebelumnya dapat dirumuskan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: (1) apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran konvensional pada materi pecahan, (2) apakah motivasi belajar tinggi menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa yang mempunyai motivasi belajar sedang dan rendah pada materi pecahan siswa, (3) apakah terdapat interaksi antara motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika siswa pada materi pecahan. MP-938

Pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin (2008: 11) adalah model pembelajaran kooperatif yang menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan pembelajaran, diantaranya yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah model pembelajaran STAD dan motivasi belajar siswa. Untuk itu dalam rangka peningkatan prestasi belajar matematika siswa, penggunaan model STAD dan motivasi belajar siswa yang tinggi diharapkan dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dari pada penggunaan model pembelajaran konvensional dan motivasi belajar sedang dan rendah. Dalam model pembelajaran konvensional guru memegang peranan utama dalam menentukan kegiatan pembelajaran, sedangkan siswa hanya duduk, mendengarkan, mencatat penjelasan dari guru. Sehingga siswa menjadi belajar menghafal, bukan belajar bermakna dan memahami sehingga pelajaran yang mereka dapatkan akan mudah terlupakan dan tujuan pembelajaran kurang tercapai secara maksimal. Sedangkan pada model pembelajaran STAD menekankan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam memahami pelajaran yang sedang dipelajari dengan cara berdiskusi dengan teman sekelompoknya dengan bahasa lebih akrab, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan meningkatnya motivasi belajar siswa maka prestasi belajar yang mereka peroleh pun akan semakin baik. Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak yang bisa berasal dari dalam maupun luar diri seseorang untuk memperoleh apa yang diinginkan. Masing-masing siswa tidaklah mempunyai motivasi yang sama dalam belajar, ada siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah. Prestasi belajar akan tercapai secara optimal apabila siswa mempunyai motivasi untuk belajar. Oleh karena itu, motivasi akan sangat menentukan prestsi belajar yang mereka peroleh. PEMBAHASAN Menurut Sugiyono (2009: 3-6) secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan membandingkan antara kelas eksperimen, yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Selanjutnya kedua kelas dievaluasi untuk melihat perubahan atau peningkatan yang terjadi terhadap prestasi belajar matematika setelah mendapat perlakuan model pembelajaran STAD dengan yang belum mendapat perlakuan berdasarkan motivasinya. Menurut Sugiyono (2009: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD se-gugus Sultan Agung di kecamatan Kutoarjo, kabupaten Purworejo yang terdiri dari 8 SD dengan jumlah 160 siswa. Sugiyono (2009: 118) menyatakan bahwa teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Dalam penelitian kali ini sampel diambil menggunakan teknik stratified cluster random sampling. Menurut Sugiyono (2009: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini sampel diambil 2 kelas sebagai kelas eksperimen yaitu SD Negeri Suren dan SD Negeri Karangwuluh, 2 kelas sebagai kelas kontrol yaitu SD Negeri Blimbing dan SD Negeri Kiyangkongrejo, dan 1 kelas sebagai kelas uji coba instrumen yaitu SD Negeri Kepuh. MP-939

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini ada tiga macam yaitu dokumentasi, tes dan angket. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengambil data nilai UAS semester I kelas eksperimen, kelas kontrol dan juga kelas untuk uji coba instrumen, yang digunakan untuk mencari hasil uji prasyarat yaitu, uji keseimbangan, uji homogenitas dan uji normalitas. Sebelum perlakuan, dilakukan uji normalitas awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan hasil L = 0.1253, sedangkan L.; =0.1279, dan DK= L L> 0.1279};, dan L = 0.1281, sedangkan L.; =0.1306; DK = L L>0.1306}; sehingga L = 0.1253 DK dan L = 0.1306 DK, dengan kata lain kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari sampel yang berdistribusi normal. Setelah di uji normalitas maka antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji homogenitas data awal, dengan hasil χ = 0.0114 sedangkan χ.; = 3.841; DK = {χ χ >3.841}; sehingga χ = 0.0114 DK, dengan kata lain kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen. Kemudian kelas eksperimen, kelas kontrol dan kelas uji coba instrumen dilakukan uji keseimbangan. Uji keseimbangan yang pertama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol di peroleh hasil t = 0.191, sedangkan t.; = 1.960; DK = {t t < -1.960 atau t > 1.960}; sehingga t = 0.191 DK dengan kata lain kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan awal yang sama. Uji keseimbangan yang ke dua antara kelas ekaperimen dan kelas uji coba instrumen yaitu dengan hasil t = 0.969 sedangkan t.; = 1.960; DK = {t t < -1.960 atau t > 1.960}; sehingga t = 0.969 DK dengan kata lain kelas eksperimen dan kelas uji coba instrumen mempunyai kemampuan awal yang sama. Kemudian uji keseimbangan yang terakhir yaitu antara kelas kontrol dengan kelas uji coba instrumen yang diperoleh hasil t = 1.147 sedangkan t.; = 1.960; DK = {t t < -1.960 atau t > 1.960}; sehingga t = 1.147 DK dengan kata lain kelas kontrol dan kelas uji coba instrumen mempunyai kemampuan awal yang sama. Metode tes digunakan untuk mengambil data dengan mengujikan soal (tes) pada kelas uji coba instrumen, dengan tujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut valid atau tidak yang selanjutnya untuk dievaluasikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah mendapatkan soal yang valid, maka soal tersebut digunakan untuk mengevaluasi kelas eksperimen yang dikenai model pembelajaran STAD dan kelas kontrol yang dikenai model pembelajaran konvensional. Hasil dari evaluasi kelas eksperimen dan kelas kontrol akan di cari uji normalitas dan uji homogenitas, untuk dapat diuji hipotesis. Angket digunakan untuk dapat mengetahui siswa dengan kelompok motivasi tinggi, sedang, dan rendah. Sebelum angket digunakan untuk mengukur motivasi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, angket terlebih dahulu di ujikan pada kelas lain di luar sampel, untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya, kemudian butir angket yang valid digunakan untuk mengukur motivasi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk mengetahui kelompok motivasi yang dimiliki siswa, dilakukan pengelompokan motivasi dengan jalan mentranformasikan skor angket yang diperoleh masing-masing siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil pada kelas eksperimen bahwa kelompok motivasi tinggi sebanyak 16 orang, kelompok motivasi sedang 20 orang, dan kelompok motivasi rendah 12 orang. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh hasil bahwa kelompok motivasi tinggi sebanyak 11 orang, kelompok motivasi sedang 18 orang, dan kelompok motivasi MP-940

rendah 17 orang. Setelah mengetahui siswa dengan kelompok motivasi tinggi, sedang, dan rendah, kemudian kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi perlakuan sehingga diperoleh data tentang prestasi. Data tentang prestasi itu kemudian dilakukan uji hipotesis guna mengetahui hasil dari penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Namun sebelum diberikan perlakuan perlu dilakukan analisis terlebih dahulu yaitu melalui uji normalitas awal, uji homogenitas awal, dan uji keseimbangan. Hal tersebut dilakukan agar sampel berasal dari titik awal yang sama. Dengan demikian juga dilakukan analisis setelah perlakuan yaitu melalui uji normalitas akhir dan uji homogenitas akhir sebagai syarat uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Uji normalitas data awal dan akhir menggunakan uji Lilliefors, pada uji homogenitas awal dan akhir menggunakan uji Bartlett. Uji normalitas akhir pada kelas eksperimen diperoleh hasil L = 0.1182, sedangkan L.; = 0.1279; DK =L L> 0.1279}; dan pada kelas kontrol diperoleh hasil L = 0.1071, sedangkan L.; = 0.1306; DK =L L> 0.1306}; sehingga L = 0.1182 DK dan L = 0.1071 DK, dengan kata lain kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Uji homogenitas akhir, antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dengan hasil χ = = 0.9704 sedangkan χ.; = 3.841; DK = {χ χ >3.841}; sehingga χ 0.9704 DK artinya variansi kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen. Uji anava dua jalan dengan sel tak sama, diperoleh hasil F =4.4907, F =40.1314, F = 1.3649, sedangkan DK untuk F adalah = {F F >.;; }= >3.963}, DK untuk F adalah = {F F >.;; }= >3.113}, dan DK untuk F adalah = {F F >.;; }= >3.113} artinya H ditolak; H ditolak; H diterima, sehingga: model pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, dan tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. Karena H ditolak dan H ditolak maka seharusnya perlu dilakukan uji lanjut pasca analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Akan tetapi karena variabel model pembelajaran hanya mempunyai dua nilai yaitu STAD dan konvensional, maka H tidak perlu dilakukan uji lanjut. Uji lanjut pasca anava yang dilakukan adalah komparasi rataan antar kolom, diperoleh hasil F.. =131.415, F.. =294.833, dan F.. =42.206. Sedangkan DK={F F > 6.226}; maka H.. ditolak; H.. ditolak; dan H.. ditolak, sehingga: motivasi belajar sedang menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dari motivasi rendah, motivasi belajar tinggi menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dari motivasi belajar rendah, motivasi belajar tinggi menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dari motivasi belajar sedang. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. pembelajaran matematika dengan model STAD menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional terhadap siswa kelas IV SD se-gugus Sultan Agung kecamatan Kutoarjo pada materi pecahan, 2. prestasi belajar matematika dengan motivasi belajar tinggi lebih baik dari pada motivasi belajar sedang dan rendah terhadap siswa kelas IV SD se-gugus Sultan Agung kecamatan Kutoarjo pada materi pecahan, MP-941

3. tidak terdapat interaksi antara motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas IV SD se-gugus Sultan Agung kecamatan Kutoarjo pada materi pecahan. DAFTAR PUSTAKA Lilik Wahyu Utomo. 2008. Psikologi Belajar. Purworejo: UMP. Slavin, Robert Media. E. 2008. Cooperative Learning Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. MP-942