LAPORAN KEGIATAN KAJIAN NILAI SEWA DAN TARIF PAJAK REKLAME DI KOTA DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 06 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANOKWARI,

PERATURAN WALIKOTA CIMAHI NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONTIANAK

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2014 NOMOR 3 SERI E

BUPATI BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 28 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. untuk mengurusi daerahnya sendiri. Manajemen pemerintah daerah sebelum

PEMERINTAH KABUPATEN WAJO PAJAK REKLAME BUPATI WAJO,

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 5 TAHUN TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BURU,

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK REKLAME

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

ANALISIS PAJAK REKLAME DI KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 08 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

BUPATI TELUK WONDAMA

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KOLAKA NOMOR : 4 TAHUN 1998 SERI: A NOMOR : 4

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

BUPATI BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2015 NOMOR 14 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 14 TAHUN 2015 PAJAK REKLAME

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG PERHITUNGAN NILAI SEWA REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG

BAB II PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN REKLAME DI KOTA MEDAN. berjudul Reclamekunde, Leiden, mengatakan reklame merupakan suatu

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2011 T E N T A N G PAJAK REKLAME

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI PAJAK REKLAME

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2010 T E N T A N G PAJAK REKLAME PEMERINTAH KABUPATEN KATINGAN BAGIAN HUKUM

BAB III GAMBARAN UMUM PAJAK REKLAME. definisi masing-masing yang berbeda-beda mengenai pajak. Meskipun, berbagai

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 22 TAHUN 2003

- 1 - QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI SIMELUE,

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR dan BUPATI OGAN KOMERING ILIR MEMUTUSKAN:

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembayaran pajak dikenakan tarif pajak dalam proporsi yang sama dari

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 S A L I N A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK REKLAME

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN (Berita Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 4 Tahun 2011 Seri: C PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta)

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indo

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAIRI NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR : 12 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI,

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA BANDA ACEH,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PENEMPATAN REKLAME WALIKOTA GORONTALO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 08 Tahun 2004 Seri B PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 15 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGGAI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 41 TAHUN : 2005 SERI : B NOMOR : 18 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 41 TAHUN 2005 TENTANG PAJAK REKLAME

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

NCA N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN WALIKOTA PEKALONGAN NOMOR 36 TAHUN 2011 T E N T A N G LARANGAN REKLAME ROKOK DI KOTA PEKALONGAN

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR,

PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAUBAU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANGGARAI BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK REKLAME

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA. Nomor : 13 Tahun : 2010 Seri : B Nomor : 13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA NOMOR 13 TAHUN 2010

PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

QANUN KOTA SABANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK REKLAME BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SABANG,

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2010 NOMOR 7

KPK SIAP TUNTASKAN PERSOALAN REKLAME DI MEDAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 14 TAHUN 2003 SERI B NOMOR 6

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB II BAHAN RUJUKAN. Masalah pajak adalah masalah negara dan setiap orang yang hidup dalam

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN,

PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 4 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA AMBON,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 6 TAHUN 2006 PAJAK REKLAME PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 6 TAHUN 2006 T E N T A N G

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PERHITUNGAN NILAI SEWA REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK REKLAME

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERIAN IJIN PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II TAPIN NOMOR : 10 TAHUN 1999 SERI A NO. SERI 04

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU

Transkripsi:

Dinas Pendapatan Kota Denpasar LAPORAN KEGIATAN KAJIAN NILAI SEWA DAN TARIF PAJAK REKLAME DI KOTA DENPASAR Oleh Tim Pelaksana Kegiatan Denpasar 2015

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kegiatan pembuatan kajian ini merupakan salah satu rangkaian proses pemindahan pemungutan pajak reklame dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan ke Dinas Pendapatan Kota Denpasar. Untuk keperluan itu maka dirasa perlu untuk melakukan kaji-ulang atas nilai sewa pajak reklame agar potensi pajak daerah dapat tergali secara optimal. Sesuai dengan perencanaan yang telah dituangkan dalam bentuk kerangka acuan kerja maka kegiatan ini dilaksanakan melalui sebuah kerjasama dengan Program Studi Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Pemilihan program studi tersebut sebagai pelaksana kegiatan didasarkan atas pertimbangan bahwa program studi tersebut memiliki tenaga dosen yang memiliki cukup keahlian dan pengalaman mengenai pajakpajak daerah. Adapun tenaga yang ditunjuk adalah : 1. Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak. 2. Komang Ayu Krisnadewi, SE., M.Si., Ak. 2. Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan ini adalah menetapkan nilai sewa reklame dan tarif pajak reklame yang layak, khususnya dalam kondisi nilai sewa tersebut harus ditetapkan sesuai dengan ketentuan pasal 49 ayat (3) dan ayat (4) Undangundang Nomor 28 Tahun 2009. Ketentuan tersebut menyatakan bahwa dasar pengenaan pajak reklame adalah nilai kontrak reklame, dan jika nilai tersebut

tidak diketahui atau dianggap tidak wajar maka pemerintah daerah dapat menetapkan nilai sewa reklame sebagai dasar pengenaan pajak. 3. Ruang Lingkup Kegiatan Sesuai dengan tujuan kegiatan maka ruang lingkup pekerjaan dibatasi pada nilai sewa reklame dan tarif pajak reklame. Kegiatan ini tidak mengkaji aspek-aspek yang berkenaan dengan estetika dan tata ruang yang terkena dampak penempatan reklame. B. TINJAUAN ASPEK HUKUM PAJAK REKLAME 1. Dasar Hukum Dasar hukum pemungutan pajak reklame adalah Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, khususnya Bagian Kesepuluh yang terdiri atas pasal 47 sampai pasal 51. Undang-undang tersebut diterapkan melalui penerbitan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah. Untuk itu, pemerintah Kota Denpasar telah menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame, yang kemudian diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012, dan Peraturan Walikota Denpasar Nomor 41 Tahun 2011 Tentang Perhitungan Nilai Sewa dan Pengenaan Pajak Reklame di Kota Denpasar. Selanjutnya, telah diterbitkan pula Peraturan Walikota Denpasar Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Reklame di Kota Denpasar yang mengatur tatacara dan lokasi penempatan reklame. Berdasarkan undang-undang dan peraturan daerah serta peraturan walikota yang disebutkan di atas, pajak reklame adalah pajak atas Halaman 2

penyelenggaraan reklame, dan reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum. Objek pajak reklame adalah semua penyelenggaraan reklame kecuali (a) penyelenggaraan Reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian, warta mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya, (b) label/merek produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan, yang berfungsi untuk membedakan dari produk sejenis lainnya, (c) nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan tempat usaha atau profesi diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang mengatur nama pengenal usaha atau profesi tersebut. (d) reklame yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah; dan (e) penyelenggaraan reklame lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Jenis reklame yang menjadi objek pajak reklame meliputi a. Reklame papan/billboard/videotron/megatron dan sejenisnya; b. Reklame kain; c. Reklame melekat, stiker; d. Reklame selebaran; e. Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan; f. Reklame udara; g. Reklame apung; h. Reklame suara; i. Reklame film/slide; dan j. Reklame peragaan. Halaman 3

2. Dasar Pengenaan Pajak Sebagaimana lazimnya dalam perpajakan, Dasar Pengenaan Pajak (DPP) adalah angka yang digunakan untuk mengalikan tarif pajak dalam penghitungan besaran pajak terutang. Menurut pasal 49 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dasar pengenaan pajak reklame adalah Nilai Sewa Reklame. Selanjutnya disebut bahwa Dalam hal reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, Nilai Sewa Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat ditetapkan berdasarkan nilai kontrak reklame. Dan jika nilai kontrak tidak diketahui atau dianggap tidak wajar maka pemerintah daerah dapat menetapkan Nilai Sewa Reklame dengan mempertimbangkan faktor jenis, bahan yang digunakan, lokasi penempatan, waktu, jangka waktu penyelenggaraan, jumlah, dan ukuran media reklame C. NILAI SEWA REKLAME Sebagian besar seluruh reklame yang menjadi objek pajak reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, yang kemudian menyewakan tempat reklame kepada pengguna reklame. Karena kontrak nilai sewa reklame adalah dokumen privat antar dua pihak yang bertransaksi, yaitu antara penyelenggara reklame dan pengguna reklame, maka nilai kontrak tersebut sulit untuk diketahui. Oleh karena itu maka pemerintah daerah umumnya menetapkan nilai sewa reklame melalui keputusan kepala daerah. Nilai kontrak reklame yang berhasil diperoleh dari sebuah biro penyelenggara reklame yang bersedia untuk memberikan contoh dokumen kontrak perjanjian menunjukkan nilai sewa sebesar Rp28.600.000 per tahun Halaman 4

untuk baliho dengan ukuran 24 m2 (4 m x 6 m). Dalam Peraturan Walikota Denpasar Nomor 41 Tahun 2011, reklame tersebut tergolong sebagai Reklame Kain dan terletak di jalan utama, yang memiliki nilai sewa Rp8.064.000 (dengan jumlah pajak Rp168.000 per bulan atau Rp2.016.000 per tahun). Uraian ini mengindikasikan bahwa nilai sewa reklame yang ditetapkan di Kota Denpasar melalui peraturan kepala daerah jauh lebih rendah, yaitu sekitar 28 persen, dari nilai kontrak antara pihak penyelenggaran dan pengguna reklame. Untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai besaran nilai sewa reklame maka berikut ini disajikan perbandingan antara besaran yang berlaku di Kota Denpasar dengan yang berlaku di beberapa kota lain. Perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui posisi besaran nilai sewa reklame yang ditetapkan di Kota Denpasar, apakah lebih besar atau lebih kecil dari kota lainnya. Perbandingan dilakukan untuk tiap-tiap jenis lokasi penempatan, yang di Kota Denpasar dibagi menjadi (a) Jalan Utama, (b) Jalan Kelas I, dan (c) Jalan Kelas II sesuai dengan Peraturan Walikota Denpasar Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Reklame di Kota Denpasar. Halaman 5

Reklame Papan di Jalan Utama Satuan: m 2 /tahun Daerah Jenis Reklame Ukuran Denpasar Badung Surabaya Jakarta Reklame Papan Bercahaya Besar 1.692.500 3.385.000 Reklame Papan Bercahaya Kecil 1.372.500 2.745.000 36.500.000 36.500.000 Reklame Papan Besar 1.260.300 2.530.600 Reklame Papan Kecil 1.029.600 2.059.200 Rata-rata 1.338.725 2.679.950 36.500.000 36.500.000 Reklame Papan di Jalan Kelas 1 Satuan: m 2 /tahun Daerah Jenis Reklame Ukuran Denpasar Badung Surabaya Jakarta Reklame Papan Bercahaya Besar 1.492.500 2.985.000 Reklame Papan Bercahaya Kecil 1.222.500 2.445.000 29.200.000 18.250.000 Reklame Papan Besar 1.110.300 2.220.600 Reklame Papan Kecil 917.100 1.834.200 Rata-rata 1.185.600 2.371.200 29.200.000 18.250.000 Reklame Papan di Jalan Kelas 2 Satuan: m 2 /tahun Daerah Jenis Reklame Ukuran Denpasar Badung Surabaya Jakarta Reklame Papan Bercahaya Besar 1.292.500 2.585.000 Reklame Papan Bercahaya Kecil 1.072.500 2.145.000 21.900.000 9.125.000 Reklame Papan Besar 960.300 1.920.600 Reklame Papan Kecil 804.600 1.609.200 Rata-rata 1.032.475 2.064.950 21.900.000 9.125.000 Keterangan: 1. Ukuran besar untuk Kota Denpasar adalah 20 m2 atau lebih, untuk Kabupaten Badung adalah 10 m2. 2. DKI Jakarta dan Surabaya tidak membedakan ukuran reklame tetapi menetapkan tambahan 20% untuk setiap kelipatan 15 m tambahan ketinggian. 3. Nilai sewa untuk DKI Jakarta adalah nilai rata-rata untuk jalan protokol A, B, dan C. 4. Nilai sewa untuk DKI Jakarta dan Kota Surabaya ditetapkan per hari, yang kemudian disetahunkan untuk penyetaraan perbandingan. 5. DKI Jakarta dan Kota Surabaya tidak membedakan nilai sewa untuk papan dengan cahaya dan tanpa cahaya. 6. DKI Jakarta mengenakan nilai yang lebih mahal, yakni menambah 25 persen, untuk reklame produk rokok dan minuman alkohol, sementara Surabaya melakukan hal serupa, khusus untuk produk rokok. Halaman 6

Reklame Megatron/Videotron/LED Satuan : m2/tahun Daerah Jenis Reklame Denpasar Badung Surabaya Jakarta Megatron/Videotron 13.750.000 9.675.000 194.666.667 140.717.556 Keterangan: 1. Kabupaten Badung membuat perbedaan untuk tiap jenis jalan. Nilai yang tertera adalah nilai rata-rata untuk seluruh kelas jalan. 2. DKI Jakarta tidak membuat jenis reklame megatron/videotron. Nilai yang tertera adalah untuk jenis LED yang saat ini menggantikan jenis megatron/videotron. Nilai ini berbeda untuk berbagai luasan, mulai dari 8m 2 sampai 100m 2. Luas melebihi 100m 2, dikenakan tambahan 25%. Satuan reklame jenis LED di DKI Jakarta adalah per 30 detik. Nilai yang tertera merupakan nilai yang disetahunkan dengan tingkat penayangan sebesar 50%, dan menghitung rata-rata per m 2 -nya. 3. DKI Jakarta mengenakan nilai yang lebih mahal, yakni menambah 25 persen, untuk reklame produk rokok dan minuman alokohol, sementara Surabaya melakukan hal serupa, khusus untuk produk rokok. Surabaya mengenakan nilai sewa per penyelenggaraan dengan maksimal penayangan 30 hari. Nilai yang tertera adalah nilai yang disetahunkan. Perbandingan nilai sewa reklame yang dipaparkan sebelumnya menunjukkan bahwa nilai sewa yang ditetapkan di Kota Denpasar saat ini secara rata-rata lebih rendah dari yang ditetapkan di Kabupaten Badung, dan jauh lebih rendah dari yang berlaku di kota besar seperti Surabaya dan DKI Jakarta. Selain itu, contoh kontrak reklame yang berhasil diperoleh juga menunjukkan bahwa nilai sewa yang ditetapkan oleh Kota Denpasar jauh lebih rendah dari nilai kontrak antara pihak pengelenggara dan pengguna reklame. Oleh sebab itu, nilai sewa reklame yang berlaku di Kota Denpasar perlu untuk disesuaikan. Halaman 7

D. USULAN NILAI SEWA REKLAME Bagian ini menyajikan nilai sewa reklame yang diusulkan berdasarkan atas hasil kajian yang dilakukan. Usulan didasarkan atas prinsip-prinsip perpajakan yang lazim berlaku. 1. Prinsip Perpajakan Pajak yang baik adalah pajak yang ditetapkan dengan mempertimbangkan secara seimbang berbagai prinsip dalam perpajakan. Sepanjang tidak menyimpang dari undang-undang dan peraturan yang berlaku, kajian ini dibuat dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pajak yang utama, yang terdiri atas (1) prinsip keadilan vertikal, (2) prinsip keadilan horizontal, (3) prinsip kesederhanaan, dan (4) prinsip transparansi dan akuntabilitas. a. Prinsip Keadilan Vertikal Prinsip keadilan vertikal berarti bahwa wajib pajak yang memiliki kemampuan membayar yang lebih tinggi dikenakan pajak yang lebih tinggi pula. Dalam kajian ini, prinsip keadilan vertikal diterapkan dengan mempertimbangkan faktor bahan, ukuran, dan lokasi penempatan reklame. b. Prinsip Keadilan Horizontal Prinsip keadilan horizontal berarti bahwa wajib pajak yang berada dalam kondisi perekonomian yang sama mendapat perlakuan yang sama. Dalam kajian ini, Halaman 8

prinsip keadilan horizontal diterapkan dengan memberlakukan nilai sewa reklame yang sama untuk reklame dengan tujuan yang sama. Karena tujuan reklame yang ada selama ini sebagian besar bersifat komersial maka nilai sewa ditetapkan untuk satu tujuan tersebut. c. Prinsip Kesederhanaan Prinsip kesederhanaan berarti bahwa ketentuan-ketentuan pajak dibuat sesederhana mungkin agar memudahkan proses perhitungan dan pemungutan, tanpa mengurangi penerapan prinsip keadilan. Dalam kajian ini, prinsip kesederhanaan diterapkan dengan membuat klasifikasi nilai sewa yang sesederhana mungkin. d. Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas Prinsip transparansi berarti bahwa wajib pajak mengetahui cara perhitungan besaran pajak yang terutang, sementara akuntabilitas berarti bahwa pajak yang dipungut oleh fiskus digunakan secara akuntabel. Dalam kajian ini, prinsip transparansi diterapkan dengan menyediakan secara rinci seluruh rincian perhitungan dalam rangka penetapan besaran pajak. Penerapan prinsip akuntabilitas sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab fiskus. Halaman 9

2. Nilai Sewa Reklame Dalam tabel mengenai perbandingan nilai sewa reklame yang disajikan sebelumnya terlihat bahwa secara rata-rata nilai sewa reklame di Kota Denpasar hanya sekitar 50 persen dari yang ditetapkan di Kabupaten Badung, kecuali untuk reklame jenis megatron. Jika dibandingkan dengan nilai sewa yang ditetapkan di Kota Surabaya dan DKI Jakarta, nilai sewa reklame di Kota Denpasar secara rata-rata hanya sekitar 3 persen dari yang ditetapkan di kedua kota tersebut. Persentase tersebut konsisten dengan perbandingan antara nilai sewa yang ditetapkan dengan nilai kontrak yang berhasil diperoleh. Terindikasi bahwa nilai sewa yang ditetapkan di Kota Surabaya dan DKI Jakarta sudah mendekati nilai kontrak antara penyelenggara dan pengguna reklame, sementara nilai sewa yang digunakan di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung masih jauh dari nilai kontrak tersebut. Nilai sewa yang disusun dan direkomendasikan melalui kajian ini didasarkan atas asumsi sebagai berikut. a. Nilai sewa diperhitungkan sebesar 40 persen dari taksiran nilai kontrak antara pihak penyelenggara dan pengguna reklame (dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah terdekat). b. Nilai sewa yang berlaku sekarang adalah sekitar 28 persen dari nilai kontrak antara pihak penyelenggara dan pengguna reklame. Perbedaan nilai sewa per m2 untuk dua kelompok ukuran reklame yang diberlakukan selama ini sesuai dengan prinsip keadilan vertikal, namun cenderung menimbulkan tambahan perhitungan yang bertentangan dengan Halaman 10

prinsip kesederhanaan. Sehubungan dengan itu, nilai sewa yang direkomendasikan melalui kajian ini tidak menggunakan tarif satuan yang berbeda untuk berbagai kelompok ukuran reklame, seperti yang diterapkan untuk reklame megatron (LED) dan reklame papan di Kota Surabaya dan DKI Jakarta. Untuk lokasi penempatan reklame, digunakan faktor pembobotan berdasarkan nilai strategis sebagai berikut. a. Nilai sewa untuk reklame di jalan utama diberi bobot 100 persen. b. Nilai sewa untuk reklame di jalan kelas 1 diberi bobot 80 persen. c. Nilai sewa untuk reklame di jalan kelas 2 diberi bobot 60 persen. Berdasarkan asumsi dan dasar perhitungan di atas, dan dengan tetap mempertahankan struktur utama nilai sewa yang berlaku saat ini namun dengan penyederhanaan, maka diajukan saran nilai sewa reklame sebagai berikut. No. Jenis Reklame Lokasi Penempatan Jalan Utama Jalan Kelas 1 Jalan Kelas 2 Satuan 1. Video dan Tampilan LED 19.642.000 15.713.000 11.785.000 m2/tahun 2. Reklame Papan 1.912.000 1.529.000 1.147.000 m2/tahun 3. Reklame Kain Permanen 480.000 384.000 288.000 m2/tahun 4. Reklame Kain Temporer 45.000 36.000 27.000 m2/hari 5. Reklame tempel/stiker 87.000 69.000 52.000 lembar/minggu 6. Reklame Selebaran 5.000 4.000 3.000 lembar/penyelenggaraan 7. Reklame berjalan/kendaraan 1.285.000 1.028.000 771.000 m2/tahun 8. Reklame Udara/Layang 668.000 534.000 400.000 satuan/hari 9. Reklame suara 3.000 2.000 1.000 menit/penyelenggaraan 10. Reklame film/slide 218.000 174.000 130.000 roll/penyelenggaraan 11. Reklame peragaan 128.000 102.000 76.000 penyelenggaraan/hari Halaman 11

E. TARIF PAJAK REKLAME Pasal 50 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 menyatakan bahwa tarif pajak reklame ditetapkan paling tinggi sebesar 25 persen, dan penerapannya diatur melalui Peraturan Daerah. Kota Denpasar telah menetapkan untuk mengenakan tarif tertinggi yang dimungkinkan, yaitu 25 persen. Dengan mempertimbangkan bahwa (1) reklame di jalan-jalan cenderung mengganggu estetika kota dan (2) daerah-daerah lain juga menetapkan pengenaan tarif pajak tertinggi maka disarankan agar tarif sebesar 25 persen tersebut tetap dipertahankan. F. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan, dapat diambil simpulan-simpulan sebagai berikut. a. Nilai sewa reklame yang ditetapkan di Kota Denpasar layak untuk ditingkatkan. b. Tarif pajak reklame sebesar 25 persen layak untuk dipertahankan. Untuk masa mendatang, disarankan agar Pemerintah Kota Denpasar secara rutin mengevaluasi nilai sewa reklame yang ditetapkan untuk memastikan bahwa nilai yang ditetapkan tersebut tidak terlalu jauh berbeda dari nilai kontrak antara penyelenggara dan pengguna reklame. Halaman 12

G. PENUTUP Demikian laporan ini disusun sebagai bagian dari pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan. Pelaksana kegiatan menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan. Semoga kajian ini memberi manfaat sesuai dengan yang diharapkan. Denpasar, 30 November 2015 Ketua Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana/Ketua Pelaksana Kegiatan, Dr. Dewa Gede Wirama, SE, MSBA, Ak. NIP 19641224 199103 1 002 Halaman 13