BAB I PENDAHULUAN. saham untuk pengambilan keputusan. Selain itu juga, laporan keuangan digunakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. menjembatani benturan kepentingan antara pihak principal (pemegang saham)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan pada

BAB I PENDAHULUAN. Laporan ini sangat berpotensi dipengaruhi kepentingan pribadi, sedangkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya dan tidak menyesatkan sehingga kebutuhan masing-masing pihak

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pemakai dalam pembuatan keputusan akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (Susan dan Trisnawati, 2011). Di dalam. mendapatkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

Analisis Pengaruh Opini Audit, ROA, Afiliasi KAP, dan DER Terhadap. Auditor Switching pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya eknomi bertambah pula jumlah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan berguna tidak saja bagi dunia bisnis, tetapi juga masyarakat luas

BAB I PENDAHULUAN. tentang keadaan perusahaan. Hassan & Ahmed (2012) menyatakan bahwa laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang digunakan oleh beberapa pihak untuk mengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan dalam mengungkapkan fakta-fakta yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. suatu keharusan bagi sebuah perusahaan, utamanya perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi, sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya

BAB I PENDAHULUAN. disajikan oleh pihak manajemen perusahaan. Manajemen (dalam teori. keagenan disebut agen) dan pemegang saham (dalam teori keagenan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini dengan semakin berkembangnya perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi (IAI, 2012). Pengguna laporan keuangan dapat meliputi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB I PENDAHULUAN. melakukan auditor switch. Faktor ini bisa berasal dari auditor atau KAP dan bisa

BAB I PENDAHULUAN. (Bapepam). Namun semakin banyaknya Kantor Akuntan Publik ini juga. menimbulkan sebuah pilihan yang dilematis, karena Kantor Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi keuangan dari suatu perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus

BAB V PENUTUP. Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh pergantian dewan komisaris,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak agen, yaitu manajemen sebagai pengelola perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham yang berisi tentang informasi akuntansi yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. principal) dengan kepentingan berbeda tersebut (Lee, 1993: 50, 65), yaitu

BAB V KESIMPULAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran KAP, ukuran klien, pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik adalah perseroan terbatas seperti yang dimaksud

BAB 1 PENDAHULUAN. mengaudit laporan keuangan yang di butuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak agen, yaitu manajer sebagai pengelola keuangan peruahaan. Untuk. opini audit yang berkualitas bagi masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kebutuhan akan jasa akuntan publik disebabkan oleh keinginan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang telah listing di Bursa

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan faktor-faktor mengenai perusahaan dan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. manajemen kepada stakeholder terutama terhadap pemilik perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu, saat ini maupun masa depan perusahaan. terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek

BAB I PENDAHULUAN. Pengelola perusahaan go public sebagai manajemen yang wajib

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. keharusan bagi sebuah perusahaan, utamanya perusahaan-perusahaan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat mempengaruhi tingkat independensi seorang auditor karena auditor

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pribadi, sementara pihak ketiga, yaitu pihak eksternal selaku pemakai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Menurut Robbitasari (2013), laporan keuangan suatu. pertimbangan dalam membuat keputusan yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tujuan perusahaan adalah dapat mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modal pada perusahaan tersebut. Untuk memperoleh modal dari

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kredibilitas yang berguna bagi pihak pihak pemakai laporan. serta kesesuaiannya dengan prinsip prinsip akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap akhir periode, manajemen perusahaan wajib menerbitkan laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu

BAB I PENDAHULUAN. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak internal dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang go public mempunyai kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. mereka kepada pihak-pihak yang membutuhkan. SFAC No 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Auditor dituntut memiliki sikap independensi dalam melaksanakan pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri sehingga diperlukan pihak yang independen, dalam hal ini akuntan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan yang sudah Go public, perusahaan tentunya

BAB I PENDAHULUAN. menentukan atau menilai posisi dan kegiatan keuangan dari suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai izin dari peraturan perundang-undangan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bisa dikatakan baik atau tidak. Menurut PSAK No. 1 (Revisi. yang digunakan untuk kelangsungan bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor independen (Nabila, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor. perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi

ABSTRAK. Kata kunci: financial distress, opini audit, pertumbuhan perusahaan, auditor switching.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investor, kreditor dan pemerintah untuk menilai kinerja dan melihat kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pemakainya sehingga memungkinkan kebutuhan masing-masing pengguna. laporan kauangan tersebut dapat terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. Modal (BAPEPAM). Dengan semakin banyaknya perusahaan go public, pemakainya (Susan dan Trisnawati, 2011).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan didalam dunia usaha dewasa ini semakin ketat, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori harapan, auditing dan auditor switching. Selain itu, disajikan juga konsepkonsep

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana dari pihak eksternal, dipihak lain pihak eksternal ingin

BAB I PENDAHULUAN. Opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan audit report

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi keuangan perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saja bagi dunia bisnis tetapi juga masyarakat luas (Wibowo dan Hilda,2009).

BAB I. Pendahuluan. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam. perusahaan, investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pelayanan akuntansi kepada masyarakat. UU no 5 tahun 2011 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kantor akuntan publik merupakan kantor tempat akuntan menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. gambaran atas kinerja mereka selama suatu periode waktu. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. gambaran atas kinerja mereka selama suatu periode waktu. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dalam teori keagenan (Agency Theory). Teori keagenan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. selaku pengelola atas sumber daya yang telah dipercayakan perusahaan. Maka

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi pemegang saham untuk pengambilan keputusan. Selain itu juga, laporan keuangan digunakan masyarakat umum untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam pembuatan keputusan akuntansi. Hal tersebut menyebabkan laporan keuangan mempunyai peran penting bagi perusahaan. Pemerintah mempunyai ketentuan bahwa setiap perusahaan yang akan go public diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. Audit dan proses audit memberikan evaluasi dari kemungkinan salah saji material dan mengurangi kemungkinan salah saji yang tidak terdeteksi (Watts & Zimmerman, 1986; Knechel, 2009). Akuntan publik bertanggung jawab terhadap kewajaran laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang telah disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Pada hasil akhir dari proses audit, akuntan publik harus membuat laporan audit yang memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan yang telah diauditnya secara keseluruhan. Pernyataan yang diberikan oleh akuntan

publik di dalam laporan auditnya berperan penting dalam dunia pasar modal, dikarenakan seorang investor dalam mengambil keputusan akan mempertimbangkan semua informasi yang didapatnya, termasuk salah satunya adalah pendapat yang telah diberikan oleh akuntan publik (IAI, 2002). Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, diantaranya pemilik perusahaan itu sendiri, kreditur, lembaga keuangan, investor, pemerintah, masyarakat umum dan pihak-pihak lainnya (Novianty, 2001). Pengguna laporan keuangan yang meliputi pihak principal (pemilik/investor) dan agent (manajemen perusahaan) memiliki kepentingan yang berbeda dalam penilaian laporan keuangan. Pihak ketiga yang independen dibutuhkan untuk memberikan penilaian dan mengeluarkan pendapat mengenai laporan keuangan. Dibutuhkan auditor yang independen untuk menjembatani perbedaan kepentingan yang ada sebagai pihak ketiga yang bersikap independen. Auditor sebagai pihak ketiga diharapkan dapat menjunjung tinggi sikap profesionalisme, independensi, dan objektifitas dengan tujuan untuk meningkatakan keandalan suatu laporan keuangan serta kewajaran informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Berdasar PSA No. 04 (SA 220), auditor harus bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena auditor melaksanakan pekerjaan untuk publik dan golongan umum. Kualitas audit mencakup dua hal yakni independensi dan kompetensi. Salah satu yang masih diperdepatkan dalam mempertahankan kualitas audit adalah pembatasan tenure audit. Menurut Fitriany (2011) semakin 2

lama hubungan antara auditor, baik partner audit (AP) maupun Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan kliennya akan mengurangi independensi auditor. Semakin panjang jangka waktu audit (hubungan auditor-klien yang lama), maka auditor semakin sering untuk mengkompromikan pilihan akuntansi dan pelaporan klien dalam rangka bisnisnya. Hal ini akan berdampak pada menurunnya kualitas audit. Namun dari segi kompetensi adanya rotasi dapat menyebabkan penurunan kualitas audit. Ketika auditor harus menghadapi perusahaan baru sebagai kliennya maka akan diperlukan lebih banyak waktu baginya untuk mempelajari terlebih dahulu klien barunya daripada ketika auditor melanjutkan penugasan dari klien terdahulunya (Chen et al. 2004). Beberapa penelitian mengatakan hal yang sama. Menurut Sumarwoto (2006) dalam Wijayani dan Januarti (2011) sikap independen akuntan publik dapat dipengaruhi oleh hubungan kerja yang cukup lama antara akuntan publik dengan klien. Hubungan yang cukup lama ini akan berdampak pada kualitas audit yang dihasilkan karena timbul rasa kesetiaan. Seorang auditor akan menghadapi situasi dilematis. Salah satunya ketika klien dan auditor tidak sepakat terhadap beberapa fungsi dan tujuan pemeriksaan. Keadaan ini memungkinkan klien untuk dapat mempengaruhi proses pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Situasi seperti inilah yang memerlukan sikap independensi dari seorang auditor. Apabila auditor memenuhi tuntutan klien, maka dia telah melanggar standar dan kode etik auditor, jika sebaliknya maka kemungkinan yang terjadi adalah auditor tersebut dihentikan dari penugasan dan klien akan berpindah ke Kantor Akuntan Publik yang lain yang dapat memenuhi tujuan klien. Pada intinya adalah klien menuntut 3

agar auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian, tanpa mempertimbangkan kenyataannya (Muawanah dan Indriantoro, 2001). Salah satu anjuran untuk mempertahankan keindependensian seorang auditor adalah rotasi wajib auditor untuk membatasi tenur auditor (AICPA, 1978a; AICPA 1978b). Secara tidak langsung seperti yang dijelaskan dalam paragraf sebelumnya, pembatasan audit tenure juga akan mempengaruhi kualitas audit. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan auditor dalam melindungi publik melalui peningkatan kewaspadaan untuk setiap kemungkinan ketidaklayakan, peningkatan kualitas pelayanan dan mencegah hubungan yang lebih dekat dengan klien (Nasser et al., 2006). Hasil dari penelitian Sylvia dkk (2011) mengungkapkan bahwa peraturan mengenai rotasi audit di Indonesia perlu ditinjau ulang karena tidak ditemukannya bukti bahwa jangka audit yang terlalu lama dan rotasi audit menurunkan kualitas audit. Pemerintah Indonesia sudah mengatur peraturan mengenai rotasi audit melalui Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 yang merupakan revisi dari KMK Nomor 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik. Peraturan yang pertama menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut oleh KAP yang sama dan 3 (tiga) tahun berturut-turut oleh auditor yang sama kepada satu klien yang sama (pasal 3 ayat 1). Kedua, akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut (pasal 3 ayat 2 dan 3). 4

Pada tahun 2015, Peraturan Pemerintah mengenai rotasi auditor yang baru diterbitkan tanggal 6 April 2015, yakni PP No. 20 tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik (PP 20/2015). Peraturan tersebut merupakan pengaturan lebih lanjut dari Undang-undang No.5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Saat ini berdasarkan Peraturan Pemerintah No 20 tahun 2015 tidak ada pembatasan lagi untuk KAP. Adapun pembatasan hanya berlaku untuk AP yaitu selama 5 tahun buku berturut-turut. Apabila menilik kebelakang, ada fenomena pergantian auditor yang terjadi. Ada beberapa perusahaan yang melakukan rotasi semu. Berikut beberapa contoh yang dapat peniliti tunjukkan untuk menunjukkan fenomena yang terjadi. Tahun 2009 Cahaya Kalbar (CEKA) menggunakan jasa KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja, di tahun 2010 mengganti KAP nya dengan Purwantono, Suherman & Surja. Perusahaan Delta Jakarta (DLTA) menggunakan jasa KAP Osman Bing Satrio & Co. dari tahun 2008-2011 dan kemudian berganti di tahun selanjutnya dengan KAP Osman Bing Satrio & Eny. Contoh yang ketiga adalah perusahaan Indofarma (Persero) Tbk yang di tahun 2013 menggunakan KAP Hendrawinata Eddy & Siddharta sedangkan di tahun selanjutnya berganti KAP dengan menggunakan Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil. Hal ini kemudian menjadi indikasi atas alasan mengapa pemerintah menghapus peraturan mengenai pembatasan tenure KAP. Perubahan mengenai peraturan pergantian auditor merupakan dasar peneliti untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi masa perikatan auditor dengan klien. Hal itu juga yang mempengaruhi dipilihnya 5

variabel-variabel pendukung dari penelitian ini. Banyak penelitian-penelitian tentang pergantian auditor pada perusahaan manufaktur yang telah dilakukan. Pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Nabila (2011). Penelitian tersebut menggunakan metode regresi logistik. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa ada beberapa variabel yang berpengaruh pada pergantian KAP pada perusahaan, antara lain: ukuran KAP (afiliasi); sementara variabel lain yakni: ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan tidak mempengaruhi adanya pergantian auditor. Kedua penelitian yang dilakukan oleh R.M. Aloysius Pangky Wijaya (2010). Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa pengujian variabel opini auditor, ukuran KAP, dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pergantian auditor, sedangkan pengujian terhadap financial distress, pergantian manajemen, dan peluang untuk manipulasi income tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Lely Nuryanti (2012) menggunakan metode regresi logistik mengemukakan bahwa opini audit dan pertumbuhan perusahaan sama sekali tidak mempengaruhi pergantian auditor. Ada perbedaan hasil penelitian dengan variabel yang sama yang dikemukakan oleh R.M. Aloyisius Pangky Wijaya sebelumnya dengan tahun penelitian tidak berbeda jauh. Penelitian R.M. Aloyisius Pangky Wijaya mengambil sampel di tahun 2007-2010 sedangkan Lely Nuryanti mengambil sampel ditahun 2007-2011. 6

Sedikit berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh Tri Hartatik, Rina Arifati, S.E., M.M., dan Rita Andini, S.E., M.M. menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi pergantian auditor adalah pergantian manajemen, opini audit, dan financial distress. Sedangkan variabel presentase ROA, ukuran KAP dan ukuran perusahaan tidak mempengaruhi pergantian auditor Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan pembuktian hasil mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian auditor (auditor switching) pada perusahaan manufaktur. Dari beberapa hasil penelitian diatas peneliti ingin meneliti kembali variabel-variabel sama namun memiliki pengaruh yang berbedabeda. Variabel yang dimaksud antara lain: opini audit, presentase ROA, afiliasi KAP, dan tingkat DER. Peneliti ingin melihat pergerakan rotasi audit selama PMK yang dikeluarkan tahun 2008 sampai digantikan dengan peraturan yang baru. Dipilih tahun penelitian 2014, dengan menghitung rata-rata dari tahun 2008-2014 karena merupakan tahun berlakunya Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK01/2008 mengenai rotasi KAP sebelum Keputusan tersebut digantikan dengan Peraturan Pemerintah tahun 2015. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian latar belakang ini dan alasan-alasan yang telah dikemukakan maka penulis memberikan judul penelitian ini Pengaruh Opini Audit, ROA, Afiliasi KAP, dan DER Terhadap Auditor Switching pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2014. 1.2. Rumusan Masalah 7

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam bagian latar belakang, maka rumusan masalah yang telah disusun dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah opini audit periode sebelumnya memengaruhi auditor switching perusahaan emiten? 2. Apakah presentase ROA memengaruhi auditor switching perusahaan emiten? 3. Apakah afiliasi KAP memengaruhi auditor switching perusahaan emiten? 4. Apakah tingkat DER memengaruhi auditor switching perusahaan emiten? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Opini audit sebelumnya memengaruhi auditor switching perusahaan emiten. 2. Prosentase ROA memengaruhi auditor switching perusahaan emiten. 3. Afiliasi KAP memengaruhi auditor switching perusahaan emiten. 4. Tingkat DER memengaruhi auditor switching perusahaan emiten. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Perusahaan, sebagai bahan informasi untuk mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi perusahaan di Indonesia khususnya bidang manufaktur untuk mengganti auditornya. 2. Kantor Akuntan Publik, sebagai masukan untuk meningkatkan independensi, objektivitas serta kualitas para auditornya. 8

3. Peneliti / Pembaca, sebagai bahan referensi dan pembanding studi / penelitian yang terkait dengan riset ini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi dan informasi bagi penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching suatu KAP. 1.5. Sistematika Penulisan berikut: Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai BAB I PENDAHULUAN Bab ini mengemukakan ide dasar yang mendasari penyusunan penelitian ini dan berisi latar belakang yang secara garis besar memuat hal-hal yang mengantarkan pada pokok permasalahan, rumusan masalah yang menjadi dasar dilakukannya penelitian, tujuan yang hendak dicapai dan manfaat yang diharapkan dari penelitian serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORITIS Bab ini berisi uraian tentang konsep-konsep dan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dirumuskan, yakni: Teori Keagenan, Auditor Switching, Opini Audit, ROA, Afiliasi KAP, dan DER, kerangka pemikiran, pengembangan hipotesis, serta penelitian yang terdahulu. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang populasi dan sampel, variabel penelitian dan definisi operasionalnya, jenis dan sumber data, metode 9

pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian, analisis data, interpretasi hasil dan pembahasan hasil. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang simpulan, keterbatasan penelitian, implikasi dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya. 10