s\iya>b dan sara>bi>l. Meskipun sama-sama berarti pakaian, ketiganya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karena itu memahami Al-Qur an mutlak diperlukan bagi setiap muslim.

BAB I PENDAHULUAN. busana yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. istilah jilboobs baru muncul belakangan ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB II KONSEP PAKAIAN DAN TEORI SEMANTIK

Membahas Kitab Tafsir

BAB I PENDAHULUAN. Kelas Menengah di Yogyakarta, Kontekstualita, (Vol. 30, No. 2, 2015), hlm. 140.

BAB V PENUTUP. pembahasannya dalam Islam, khususnya dalam al-qura>n, sebab cadar

Tak Mau Berjilbab, Alasan dan Jawaban

BAB III PANDANGAN MAHASISWA FAKULTAS SYARI AH DAN HUKUM UIN SUNAN AMPEL SURABAYA TENTANG BUSANA MUSLIMAH

VARIASI JILBAB DI KALANGAN MAHASISWI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. jilbab. Selain dari perkembangan fashion atau mode, jilbab juga identik dengan

BAB I PENDAHULUAN. laku serta keadaan hidup pada umumnya (Daradjat, 1989). Pendapat tersebut

BAB V PEMBAHASAN. mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebagai mahasiswa aktif tahun

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.

- Meniti Jalan Keindahan 121. Daftar Pustaka 130

BAB IV ANALISIS SABAR DALAM SINETRON CATATAN HATI SEORANG ISTRI. dibandingkan dengan media-media massa lainnya. Ini dikarenakan sinetron

ALASAN MEREKA YANG ENGGAN BERJILBAB

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. menerima ilmu kemudian menyebarkannya. Kaum muslimin (pria) wajib

I. PENDAHULUAN. Islam menyerukan seorang wanita muslimah untuk mengulurkan jilbab-jilbab

BAB I PENDAHULUAN. diperdengarkan oleh telinga kita saat ini. Suatu kain yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. penting dari hidup manusia yang mempunyai fungsi lebih yaitu sebagai etika

BAB V PERBANDINGAN PENAFSIRAN TOSHIHIKO IZUTSU DENGAN MUFASSIR MUSLIM. dari al-qur an saja. Namun validitas metode yang dipakai dalam

BAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Melalui upaya pendidikan Islam, nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dapat

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang dibawakan kepada para rasul-nya. Apabila seseorang tidak mau tunduk

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diskriminasi jilbab menjadi salah satu catatan penting diberbagai

1 1 I 2. 3 I II. Zuhair bin Harb mengabarkan kepadaku dan Jarir juga mengabarkannya dari Suhail, dari Ayahnya, dari ayah Hurairah berkata :

BAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian yang pesat di indonesia dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. publik, baik di lingkungan pemerintah maupun di lingkungan swasta.

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat memiliki sifat yang dinamis, selalu berubah-ubah mengikuti

TENTANG BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH DI KABUPATEN SOLOK SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

KEJUJURAN MENDATANGKAN MANFAAT. Selasa, 17 Jumadil Ula 1435 / 18 Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Wanita muslim umumnya identik dengan hijab. Dalam agama Islam,

Islam dan Sekularisme

Bab II Tinjauan Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar


PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA NOMOR : 024/PR/UNISNU/IX/2013 TENTANG

BAB IV ANALISIS PERILAKU KONSUMTIF SANTRIWATI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA KALIWUNGU KENDAL DALAM PEMBELIAN JILBAB

BAB I PENDAHULUAN. memberikan ketetapan begitu jelas dalam Al-Qur an sebagai panduan bagi

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Nomor : Dj.I/255/2007. Tentang TATA TERTIB MAHASISWA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

MENGHAYATI PERAN ISTRI

DORONGAN FISIOLOGIS, PSIKIS DAN SPIRITUAL DALAM AL QUR AN. Imron

BAB I PENDAHULUAN. diakses tanggal 27 April 2016 pukul 08:43 WIB.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. komunitas-komunitas hijabers di Indonesia. 1. Sebagai sebuah perkumpulan, komunitas hijabers mempunyai ciri

ASAL MUASAL JILBAB. Sahih Bukhari 4, Number 148:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

PEMAKAI BUSANA MUSLIMAH DAN AKHLAK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 GUNUNG TERANG TULANG BAWANG BARAT TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

NASEHAT LUQMAN AL-HAKIM DALAM AL-QUR AN SURAT LUQMAN AYAT 13-19

Berkawan dengan Orang Shalih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek

BAB I PENDAHULUAN. aurat atau dikenal dengan istilah hijab. Di Indonesia, istilah jilbab lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari

BAB IV ANALISIS PESAN RELIGIUS FOTOGRAFI HIJAB ISLAMI PUTRI HIJAB LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. bapak dari seluruh umat manusia. Dengan kelebihan 1

BAB I PENDAHULUAN. penutup aurat wanita kini sedang ramai dipergunakan sebagai trend center dunia

VARIASI MAKNA PADA TERJEMAHAN SURAT AL-MURSALAT

Data Hasil Wawancara. (Jum at, 5 Mei 2017 Pukul WIB)

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap aktivitasnya. Pemandangan perempuan berjilbab di Indonesia

TEORI PENELITIAN METODE PENELITIAN

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

Islam Punya Cara Terhormat Untuk Memuliakan Wanita

TAFSIR AL-QUR AN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengenakan jilbab atau kerudung sudah menjadi sesuatu yang

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

BAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Hijab merupakan simbol komunikasi dan sebagai identitas bagi wanita,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Oleh : Ir. Saptawati

Aku tahu cara mencapai cita cita adalah dengan berusaha dengan ujur Salinlah 2 :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah sajalah hati akan menjadi tenteram (QS Ar Ra d : 28).

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan bagi perempuan untuk menjaga fitrahnya. Berhijab adalah. Sebagaimana kewajiban berhijab dalam Al-Qur'an Q.

BAB IV ANALISIS ETIKA PERGAULAN REMAJA PUTRI DALAM AL-QUR AN SURAT AL-AHZAB AYAT 32-34

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

lagi. Allah tidak akan mengampuni pelakunya dan Allah pasti akan

BAB IV KONSEP AL-QUR AN TENTANG PAKAIAN PERSPEKTIF SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Mungkin dulu media massa lebih dominan kepada berita

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.

BAB III PENYAJIAN DATA LAPANGAN. A. Gambaran Umum Majelis Ta lim Masjid Nur sa id 1. Sejarah berdirinya Majelis Ta lim

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai etika normatif bagi pemeluknya diharapkan dapat

Transkripsi:

189 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Al-qur an menggunakan tiga term untuk menyebut pakaian, yaitu liba>s, s\iya>b dan sara>bi>l. Meskipun sama-sama berarti pakaian, ketiganya mempunyai perbedaan makna. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut: a. Kata liba>s mempunyai arti pakaian yang dikenakan, percampuran, ketenangan dan menutupi. Sedangkan penggunaannya dalam al- Qur an selain mempunyai arti tersebut, liba>s juga berarti amal salih. Dari beberapa arti tersebut bisa kita ketahui tergantung di mana kata tersebut dipakai. Akar kata liba>s adalah lam, ba, sin yang berarti percampuran atau saling merasuki (mukha>lat}ah wa mudakha>lah). Pakaian dikatakan liba>s karena benda itu bercampur dan melekat dengan pemakainya. Malam juga disebut liba>s karena malam meliputi seseorang seperti pakaian. Suami istri juga disebut liba>s karena keduanya saling bercampur dan saling menutupi keburukan satau sama lain. Ketakutan dan kelaparan juga disebut liba>s karena keduanya meliputi seseorang. Taqwa juga disebut liba>s karena ketaqwaan sangat mempengaruhi dan meliputi seseorang. Liba>s berarti segala sesuatu yang dipakai, baik penutup badan, kepala atau yang dipakai di jari dan tangan seperti

190 gelang dan cincin, oleh karena itu kata liba>s bisa digunakan dalam bentuk verba seperti yalbas, talbas maupun bentuk nomina. Kata liba>s mempunyai konotasi positif, seperti pakaian indah dan perhiasan. Oleh karena itu kata ini digunakan al-qur an untuk menggambarkan pakaian di dunia dan di surga, tidak untuk pakaian di neraka. b. Kata s\iya>b merupakan bentuk plural dari kata s\aub. Akar kata s\iya>b adalah s\a, wawu, ba. Akar kata ini mempunyai arti kembali, pulih, penuh, balasan perbuatan, dan pakaian. Kata s\iya<b yang berarti pakaian, hanya digunakan dalam bentuk nomina, tidak dalam bentuk verba. S \iya<b digunakan untuk mengungkapkan segala jenis pakaian, baik pakaian luar maupun dalam, pakaian jelek ataupun indah. Pakaian yang menutup tubuh ataupun tidak. Oleh karena itu al-qur an menggunakan kata s\iya>b untuk menggambarkan pakaian di dunia maupun di neraka. c. Kata sara>bi>l merupakan bentuk plural dari kata sirba>l. Kata ini mempunyai arti gamis, kemeja, atau baju besi. Adapula yang mengatakan sirba>l adalah pakaian, apapun jenis pakaiannya. Adapun penggunaan kata sara>bi>l dalam al-qur an adalah untuk menggambarkan pakaian yang berfungsi sebagai pelindung, baik dari faktor cuaca maupun ketika perang, hal ini sesuai dengan makna dasarnya yakni baju besi yang berfungsi sebagai pelindung ketika perang. Al-Qur an mengatakan pakaian di neraka dengan

191 sebutan sara>bi>l karena dengan baju besi panas api neraka akan lebih membakar manusia. d. Dari uraian di atas terlihat ada perbedaan mendasar dalam tiga term al-qur an yang berarti pakaian, liba>s berfungsi sebagai penutup aurat dan perhiasan, s\iyab berarti pakaian secara general, pakaian dalam bentuk apapun, dan sara>bi>l berarti sebagai pakaian yang melindungi. 2. Menurut perspektif semantik Toshihiko Izutsu, pakaian harus mencakup tiga fungsi di atas, yakni harus menutup aurat, indah dan melindungi. Hal ini berbeda dari sudut pandang pakaian di masa pra-qur anic yang hanya berfungsi sebagai keindahan. Dalam al-qur an konsep pakaian mengalami perkembangan sudut pandang budaya (weltanschauung). Kata pakaian dalam al-qur an mempunyai kaitan erat dengan kata taqwa, sau ah (aurat), zi>nah (perhiasan), khima>r (kerudung) dan hijab (penutup). Al- Qur an memberikan posisi penting dalam konsep pakaian. Pakaian tidak hanya dipakai di dunia namun juga di akhirat. Terlihat dalam hal ini Allah berusaha merubah sudut pandang orang Arab dalam hal berpakaian. Jika sebelumnya mereka hanya memandang pakaian dalam persepsi sekuler maka dalam al-qur an Allah mengenalkan konsep pakaian dalam persepsi religius dan eskatologis. Pakaian mencerminkan diri seseorang, dalam konsep sekuler kepantasan berpakaian mencerminkan derajatnya di mata manusia dan dalam konsep religi pakaian mencerminkan ketaqwaan seseorang terhadap Rabbnya.

192 3. Penafsiran metode semantik Izutsu sudah memenuhi standart penafsiran yang telah dirumuskan oleh ulama. Jika dibandingkan penafsiran klasik seperti Al-Zamakhsyari, al-ra>zi dan Sayyid Qutb, hasil penafsiran Izutsu lebih komprehensif secara konseptual. Izutsu berhasil menarik sudut pandang al-qur an mengenai sesuatu dan mengkonsepkannya secara utuh, sehingga ada pengertian dan batasan yang jelas. Dengan mengetahui konsep pakaian secara jelas dan utuh maka kita lebih mudah memilah dan memilih mana pakaian yang sesuai dengan aturan syari at meskipun mode terus berkembang. B. Saran Sebuah penelitian tentu tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, begitu pun dengan penelitian ini. Banyak hal yang penulis belum bisa sempurnakan. Dan masih banyak celah yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti selanjutnya, khususnya dalam bidang semantik. Kekurangan tersebut mencakup beberapa aspek, baik dari segi teori, deskripsi, analis, langkahlangkah dalam mengaplikasikan penafsiran semantik Toshihiko Izutsu maupun perbandingan yang agaknya kurang relevan. Adapun saran-saran yang bisa penulis berikan adalah: 1. Untuk seluruh civitas akademika IAIN Tulungagung, khususnya Ibuibu Dosen dan mahasiswi, dengan mengetahu i konsep pakaian secara komprehensif dalam al-qur an, diharapkan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dan menjadikan al-qur an sebagai sumber hidayah dan way of life dalam hal apapun yang akan terus

193 melekat dalam kehidupan. Konsep dan batasan pakaian dalam al- Qur an sudah jelas meski mode pakaian terus berkembang, khususnya pakaian muslimah. Hendaknya memakai pakaian yang pantas pakai, sesuai identitas sebagai ilmuwan muslimah, karena pakaian merupakan cermin pribadi seseorang. 2. Untuk adik-adik mahasiswa selanjutnya, penelitian semantik ini terbuka untuk mahasiswa fakultas Adab dan Ushuluddin, dan masih perlu adanya kajian dalam konsep atau kata kunci yang lain, karena dengan pendekatan semantik akan sangat membantu memahami makna kosakata al-qur an yang sarat akan pesan moral, budaya dan peradaban, sebab bahasa merupakan sesuatu yang dinamis sehingga pendekatan semantik akan membantu mengungkap masing-masing sudut pandang budaya yang melingkupi suatu bahasa, sehingga peneliti bisa menjelaskan konsep secara utuh. 3. Kajian tentang konsep pakaian dalam al-qur an perlu adanya perbandingan dengan metode penafsiran yang lain yang sama-sama dari genre tafsir kontemporer, misalnya konsep pakaian dalam perspektif hermeneutik, tematik ataupun dari sarjana kontemporer lain semisal konsep pakaian menurut Syahrur, Edward Sa id dan lain sebagainya, sehingga ada perbandingan berimbang antar konsep dalam masing-masing pendekatan penafsiran yang digunakan. Oleh karena itu penelitian ini masih bisa dilanjutkan khususnya oleh mahasiswa Ushuluddin.