BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu menghadapi persaingan global. Persaingan global menuntut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada

BAB I PENDAHULUAN. ajar dan pengalaman belajar yang di programkan, direncanakan dan dirancang

I. PENDAHULUAN. Penilaian merupakan salah satu tahapan dalam keterlaksanaan standar proses

BAB I PENDAHULUAN menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Hal

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dan membentuk siswa dalam menuju kedewasaan. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional, pasal 1 ayat 1 tentang ketentuan umum menyatakan Pendidikan

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Implementasi Standar Proses Pembelajaran Pendidikan Agama

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

1. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN. segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah, 1996:11). Pembelajaran adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Beberapa penerapan pola peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Penelitian

Perihal Keunggulan Dan Kelemahan Kurikulum 2013

Elemen Perubahan dari Kurikulum 2006 ke Kurikulum (1) Identitas satuan pendidikan dan mata pelajaran, (2) tingkat kelas, (3)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menuntut

I. PENDAHULUAN. Tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat di Indonesia saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon oleh. kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

Pembelajaran IPA Biologi Berbasis Scientific Approach Di SMP Muhammadiyah 2 Depok Sleman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (research and

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI KELAS VIII MTs MA ARIF NU 1 CILONGOK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Penekanan dari upaya

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan mata pelajaran melalui pendekatan sciencetific learning

Sementara itu, Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford dalam

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rafika Warma, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN. aspek yakni aspek sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar adalah salah satu hal yang sangat kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersikap tenang dalam menghadapi ujian nasional. Orangtua dan

I. PENDAHULUAN. Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai

1. Salah satu yang ditekankan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan keilmuan (scientific

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN IPS SMA PGRI 2 KAYEN TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun pelajaran 2013/2014, pemerintah sudah menerapkan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN sangat banyak sekali perubahan setiap pergantian Menteri Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hidayat (2013:111) mengemukakan bahwa kurikulum di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penilaian guru tidak dapat mengetahui kemampuan peserta didik menerima

II. KAJIAN PUSTAKA. Robbins (2003:126) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan. lingkungan, yaitu sebagai proses dimana individu-individu

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama ini akan efektif jika guru

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan berbahasa tertentu

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen. Dalam prosesnya, siswa dituntut untuk meningkatkan kompetensinya dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, oleh karena itu sangat dibutuhkan

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya untuk membentuk sumber daya manusia yang dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Dengan demikian kebutuhan manusia yang semakin kompleks akan terpenuhi. Selain itu melalui pendidikan akan dibentuk manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia yang mempunyai karakteristik seperti di atas sangat diperlukan dalam menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mampu menghadapi persaingan global. Persaingan global menuntut modal pendidikan, kecakapan atau keahlian yang diterima secara mendunia agar dapat ikut bersaing dengan bangsa lain. Modal yang paling penting itu adalah terjalinnya saling komunikasi langsung yang bermanfaat dengan bangsa asing lainnya. Untuk berkomunikasi bahasa adalah sarana terpenting bagi setiap bangsa saling terhubung. Bahasa asing di Indonesia yang jamak saat ini adalah bahasa Inggris dan telah disepakati sebagian besar masyarakat dunia sebagai bahasa global. Untuk bisa mahir berbahasa Inggris diperlukan suatu pendidikan. Karena pendidikan sebagai hal mendasar yang harus dimiliki setiap individu. Semakin bagus mutu pendidikan semakin besar pula harapan tingkat kualitas output pendidikan itu. Padahal masalah peningkatan mutu pendidikan tentulah sangat berhubungan dengan masalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang sementara ini dilakukan di lembaga pendidikan kita masih 1

2 banyak yang mengandalkan cara-cara lama dalam penyampaian materinya. Dalam proses pembelajaran, pengembangan potensi-potensi siswa harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Selain itu pengembangan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan guru dan sesama siswa yang dilandasi sikap saling menghargai harus perlu secara terus menerus dikembangkan di dalam setiap even pembelajaran. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran dibutuhkan adanya pengelolaan pembelajaran yang baik agar tercipta proses pembelajaran yang baik pula. Selain siswa begitu juga dengan pengajarnya karena keahlian guru harus dikembangkan dan tidak terbatas pada penguasaan prinsip belajar yang telah diuraikan (Uno, 2008: 17). Kenyataannya pengelolaan dan pembelajaran adalah dua kegiatan yang sangat erat hubungannya, namun dapat dan harus dibedakan satu sama lain karena tujuannya berbeda. Kalau pembelajaran mencakup semua kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pembelajaran. Pengelolaan menunjukkan kepada kegiatan-kegiatan yang mencakup dan memperhatikan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar-mengajar. Berangkat dari kenyataan itu proses pembelajaran dan penilaian bahasa Inggris di SMP Negeri 4 Klaten telah menerapkan Kurikulum 2013 untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dengan pernah dibukanya kelas imersi yang menerapkan penggunaan dua bahasa (bilingual) yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, SMP Negeri 4 Klaten hal ini makin menjadi daya tarik masyarakat untuk menyekolahkan putra putrinya. Meski masyarakat menyadari bahwa Indonesia adalah bahasa

3 resmi utama yang digunakan secara nasional untuk berkomunikasi dalam proses pembelajaran keseharian, bahasa Inggris tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi para siswa ketika belajar dan berkomunikasi dengan guru bahasa Inggris. Sementara itu pada rumusan Kurikulum 2013 rumusan Standar Isi (SI) bahasa Inggris yang dikembangkan hanya berdasarkan dimensi keterampilan saja (rumusan diarahkan pada pengembangan perihal keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis), tanpa memasukkan dimensi pemahaman dan dimensi sikap, sehingga tidak mencerminkan kompetensi secara utuh. Maka diperlukan pencapaian hasil yang lebih nyata dari proses pembelajaran yang dapat diketahui diidentifikasi, untuk diberikan tindakan (pengelolaan) lebih lanjut terkait pembelajaran bahasa Inggris Kurikulum 2013 tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui penilaian. Penilaian merupakan sub sistem yang sangat di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena penilaian dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Pentingnya diketahui hasil ini karena dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi siswa. Dengan penilaian, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan

4 penilaian pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan. Nurgiyantoro (2011: 22) menyatakan bahwa penilaian merupakan proses sistematis dalam pengumpulan, analisis, dan penafsiran informasi untuk membuat keputusan. Dalam hal ini penilaian yang dimaksud dalam membuat keputusan adalah penilaian dalam proses kegiatan pembelajaran. Penilaian merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Melalui penilaian, kita akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau siswa serta keberhasilan sebuah program. Perkembangan konsep penilaian pendidikan saat ini menunjukkan perubahan ke arah penilaian autentik. Imas Kurniasih dan Berlin Sani (2014:48) menyatakan bahwa penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian ini memiliki keterkaiatan dan relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa, baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan,

5 keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan. Sementara itu penilaian proses belajar mengajar menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru siswa dan keterlaksanaan program belajar mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka pendek dan hasil belajar jangka panjang. Penilaian disini bukan berarti evaluasi karena penilaian disini adalah kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif. Sedangkan evaluasi adalah kegiatan yang meliputi pengukuran dan penilaian. Penerapan Kurikulum 2013 membuat siswa tidak lagi menjadi obyek pendidikan, tetapi menjadi subyek yang ikut mengembangkan tema dan materi yang ada. Dengan perubahan ini, berbagai standar dalam komponen pendidikan juga mengalami perubahan termasuk standar penilaian. Tujuan dari perubahan itu adalah mendorong siswa aktif dalam tiap materi pembelajaran. Dengan pendekatan saintifik, kurikulum ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Sejak tahun 2013, SMP Negeri 4 Klaten telah menjadi piloting proyek pelaksanaan Kurikulum 2013. Dengan penerapan kurikulum ini, SMPN 4 Klaten diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar dan

6 tugas mengelola kegiatan penilaian pembelajaran sehingga guru mampu melaksanaan penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan secara menyeluruh. Dulu, penilaian ranah sikap diserahkan pada mata pelajaran agama dan PPKn saja. Sekarang pemerintah mewajibkan penilaian ketiga ranah tersebut pada semua mata pelajaran. Penilaian bisa dilaksanakan secara autentik yaitu dalam proses pembelajaran. Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik mempunyai lima tahapan pembelajaran, yaitu mengamati, bertanya, mengasosiasi, mencoba, dan mengkomunikasikan. Tahapan-tahapan tersebut harus ada pada pembelajaran semua mata pelajaran. Dengan penilaian yang benar, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan penilaian pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan. Sesuai dengan Kurikulum 2013 yang lebih berpusat kepada siswa, maka dengan demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung, baik dalam bentuk validitas maupun reliabilitas. Keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses belajar siswa sebagaimana adanya (objektivitas hasil penilaian) sangat tergantung pada kualitas alat penilaiannya di samping pada cara pelaksanaannya. Penilaian hasil belajar merupakan hal yang penting dalam implementasi kurikulum. Pelaksanakan penilaian oleh guru dengan mengikuti standar penilaian yang ditetapkan oleh pemerintah. Dalam Permendikbud nomor 53 tahun 2015 dijelaskan bahwa Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah

7 proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran siswa dalam aspek sikap,aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar. Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa permasalahan dalam dunia pendidikan kita, di antaranya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembelajaran yang baik, dan penilaian. Kualitas sumber daya manusia yang dimaksud meliputi baik siswa, guru, maupun kepala sekolah. Siswa dengan kecepatan belajar yang berbedabeda menuntut guru agar memiliki kompetensi baik paedagogik, profesional, kepribadian, maupun sosial yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan lebih baik lagi. Undang-Undang No. 14 tahun 2015 tentang guru dan dosen, pasal 9 dan 10 menyatakan bahwa untuk memenuhi tuntutan tersebut, pendidik dalam hal ini adalah guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Sedangkan kepala sekolah berperanan penting dalam mengatur sekolah sehingga tercipta suasana pendidikan yang kondusif dan nyaman. Keberhasilan pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh pembelajaran yang baik. Untuk itu diperlukan suatu pedoman pembelajaran yaitu kurikulum.

8 Kurikulum selalu mengalami peubahan dan perkembangan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan arah kegiatan pendidikan termasuk kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, tuntutan, perubahan, dan perkembangan zaman. Termasuk dengan adanya Kurikulum 2013, pemerintah bermaksud meningkatkan sistem pembelajaran di Indonesia di antaranya melalui perubahan silabus, pendekatan dan metode pembelajaran, serta sistem penilaian yang baru untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian, guru harus selalu siap menyesuaikan diri dengan perubahan kurikulum tersebut. Tingkat keberhasilan kegiatan pembelajaran dapat diketahui melalui kegiatan penilaian pembelajaran tersebut. Maka pelaksanaan penilaian pembelajaran dengan menggunakan teknik penilaian yang tepat, sesuai dengan karakteristik materi pelajaran sangat penting dikuasai oleh guru. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, peneliti memfokuskan penelitiannya pada Bagaimanakah Pengelolaan Penilaian Pembelajaran bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMP Negeri 4 Klaten, yang kemudian dirinci menjadi sub fokus sebagai berikut: 1. Bagaimana pengelolaan penilaian aspek sikap pada pembelajaran bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMP Negeri 4 Klaten? 2. Bagaimana pengelolaan penilaian aspek pengetahuan pada pembelajaran bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMP Negeri 4 Klaten?, dan

9 3. Bagaimana pengelolaan penilaian aspek keterampilan pada pembelajaran bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMP Negeri 4 Klaten? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan penilaian aspek sikap pada pembelajaran bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMP Negeri 4 Klaten, 2. Mendeskripsikan penilaian aspek pengetahuan pada pembelajaran bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMP Negeri 4 Klaten, dan 3. Mendeskripsikan penilaian aspek keterampilan pada pembelajaran bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMP Negeri 4 Klaten. D. Manfaat Penelitian 1) Secara Teori Secara teori, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan wawasan dan pengetahuan dalam melaksanakan kegiatan penilaian aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap pada pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Inggris Kurikulum 2013 di SMP. 2) Secara Praktis a) Bagi kepala sekolah Sebagai bahan masukan untuk dapat meningkatkan kompetensi guru dalam melakukan penilaian pembelajaran.

10 b) Bagi guru Sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan penilaian pembelajaran yang merupakan salah satu tugas guru. c) Bagi murid Sebagai persiapan diri untuk mengikuti proses pembelajaran yang sebaik-baiknya karena dalam proses ini ada penilaian autentik. Selain itu, murid dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam belajar.