NASKAH PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DIKELURAHAN GANDEKAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

KERENTANAN DAN KESIAPSIAGAAN DI DESA BAWAK KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TERHADAP BENCANA BANJIR NASKAH PUBLIKASI

ARTIKEL PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN BENCANA BANJIR

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JOYOSURAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA BERO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. satunya rawan terjadinya bencana alam banjir. Banjir adalah suatu

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII DALAM MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 12 KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

PEMETAAN SEKOLAH SMA/SMK BERDASARKAN KERAWANAN BENCANA UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN KEBENCANAAN SISWA DI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN GANDEKAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KORBAN BENCANA BANJIR DI DESA CEMANI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DAN GEMPA BUMI DI SMP NEGERI 1 GATAK

BAB 1 PENDAHULUAN. mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung mengganggu kehidupan manusia. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. sehingga sistim pengairan air yang terdiri dari sungai dan anak sungai

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota

ANGGI PRATIWI A

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI ANCAMAN BENCANA KEBAKARAN DI KELURAHAN KAUMAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKATA ARTIKEL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

RESPON MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

No.1087, 2014 BNPB. Badan Penanggulangan Bencana. Daerah. Pembentukan. Pedoman KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA,

HUBUNGAN KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI DENGAN PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII A B, DAN E DI SMP NEGERI 1 TULUNG DI KECAMATAN TULUNG KLATEN

PENGETAHUAN DAN KESIAPSIAGAAN GURU DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB I PENDAHULUAN. negara ini baik bencana geologi (gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api)

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GABUNGAN KELOMPOKTANI (GAPOKTAN) DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA BULU KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN KEDUNG LUMBU KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI

MITIGASI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai. ekonomi.meminimalkan risiko atau kerugian bagi manusiadiperlukan

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Geografi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (2006) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu. (Pribadi, Krisna. 2008)

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

BAB I PENDAHULUAN. Benua Australia dan Benua Asia serta terletak diantara dua Samudra yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara geografis, geologis, hidrologis, dan sosio-demografis, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas

BENTUK PENDIDIKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III LANDASAN TEORI

IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA SMP N 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kewilayahan dalam konteks keruangan. yang dipelajari oleh ilmu tersebut. Obyek formal geografi mencakup

BAB IV METODE PENELITIAN

KESIAPSIAGAAN SMP NEGERI 1 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO DALAM MENGHADAPI BENCANA ALAM NASKAH PUBLIKASI

PENGETAHUAN SISWA SMA MTA SURAKARTA KELAS X DAN KELAS XI TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR, GEMPA BUMI, DAN TANAH LONGSOR DI KECAMATAN WONOGIRI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MITIGASI BENCANA BENCANA :

TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bencana banjir merupakan limpahan air yang melebihi tinggi muka air

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

PERAN PEMERINTAH DESA DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA LOROG KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

2016 KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI KECAMATAN BOJONGLOA KALER

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Seminar Lokakarya Nasional Geografi di IKIP Semarang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti luas bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya.

PENGETAHUAN SISWA MTS MUHAMMADIYAH TAWANGSARI DALAM KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 1 GROGOL KECAMATAN GROGOL

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dikenal dengan sebutan bencana. Upaya meminimalisasi resiko. atau kerugian bagi manusia diperlukan pengetahuan, pemahaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. biasa akibat wabah penyakit menular (Depkes, 2007) alam di negara ini juga telah menyebabkan kerugian ekonomi paling sedikit US

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGURANGI RESIKO BENCANA BANJIR DIKECAMATAN JEBRES SURAKARTA

KAJIAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS DI KECAMATAN KOTAGEDE KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI SMA NEGERI 1 GANTIWARNO

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMA ISLAM 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GURU TERHADAP BENCANA GEMPABUMI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN TAHUN 2014

PENGETAHUAN GEOGRAFIS DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada di tiga lempeng tektonik dunia, yaitu: Lempeng Indo-

BAB I PENDAHULUAN. Letak tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang kaya

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 4 Surakarta dengan alamat Jalan Ahmad Yani. Tempurejo RT.05 RW.II, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari,

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Hal ini terungkap mengingat bahwa negara indonesia adalah salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya perubahan cuaca ekstrim. IPCC (2007) dalam Dewan Nasional Perubahan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN BAHAYA DAN KERENTANAN BANJIR DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian banjir dalam Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga

BAB I PENDAHULUAN. pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di. tsunami, banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya.

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI SMK TUNAS BANGSA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DIKELURAHAN GANDEKAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi ANTON WIJAYA PUTRA A 610090033 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

ABSTRAK KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DIKELURAHAN GANDEKAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA Anton Wijaya Putra, A 6100 900 33, Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Penelitian ini dilakukan di daerah rawan bencana banjir di Kelurahan Gandekan Kota Surakarta dengan judul : Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Rawa Bencana Banjir di Kelurahan Gandekan Kecamatan Jebres Kota Surakarta, yang bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui tingkat kerentanan sosial, kerentanan ekonomi, dan kerentanan lingkungan di Kecamatan Jebres, 2) untuk mengetahui kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir di Kelurahan Gandekan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling. Pengambilan sampel dalam penelitian melalui kuesioner, wawancara serta dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden dengan kuesioner untuk kesiapsigaan masyarakat. Data sekunder di peroleh dari instansi sekitar seperti kantor Kecamatan dan BPS untuk tingkat kerentanan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Untuk menganalisis data dengan menggunakan teknik skoring dan penggunaan rumus nilai indeks dabel untuk kesiapsiagaan masyarakat dan menggunakan kategori menurut Perka BNPB untuk tingkat kerentanan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Hasil penelitian ini, yaitu : 1). Kerentanan Sosial di Kecamatan Jebres tergolong sedang dengan angka kerentanan 25,5%, Kerentanan Ekonomi di Kecamatan Jebres tergolong sedang dengan angka kerentanan 0,76% dan Kerentanan Lingkungan di Kecamatan Jebres tergolong rendah dengan angka kerentanan 0,24%. 2). Kesiapsiagaan masyarakat di Kelurahan Gandekan dapat dikategorikan Siap dengan indeks nilai 75,21. Kata kunci: kesiapsiagaan, kerentanan bencana, banjir.

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditinjau dari karakteristik geografis dan geologis, Indonesia terletak pada daerah yang rawan bencana. Hampir semua jenis bencana alam berada di Indonesia, salah satu dari berbagai bencana yang paling dominan terjadi di indonesia adalah banjir. Manusia memiliki andil terhadap terjadinya banjir. Beberapa tindakan manusia yang memberi andil terhadap terjadinya banjir adalah Pertama: membangaun atau mendirikan tempat hunian yang berada di dataranrawan bencana banjir memberi andil terhadap bencana banjir yang membahayakan manusia dan aset-aset mereka. Kedua: pesatnya pembangunan dan perkembangan perkotaan memberi andil terhadap banjir di daerah perkotaan. Ketiga: penggundulan hutan serta hilangnya perakaran sehingga mengakibatkan erosi. Keempat: sampah yang dibuang ke sungai dan saluran air hujan (drainase) dapat menghambat atau bahkan menyumbat aliran air di sungai (Krishna S dkk : 2008). Sebagai fenomena alam yang berkaitan dengan ulah manusia, banjir terjadi akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi daerah hulu, kondisi daerah budidaya dan pasang surut air laut. Potensi terjadinya ancaman bencana banjir saat ini disebabkan keadaan badan sungai rusak, kerusakan daerah tangkapan air, pelanggaran tata-ruang wilayah, pelanggaran hukum meningkat, perencanaan pembangunan kurang terpadu, dan disiplin masyarakat yang rendah (Peraturan Kepala BNPB No.4 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana). Kelurahan Gandekan merupakan salah satu wilayah yang masuk ke dalam wilayah administrasi Kecamatan Jebres. Kelurahan Gandekan berada disebelah timur pusat kota dan juga pusat ekonomi Pasar Gede. Kelurahan Gandekan berbatasan dengan Kelurahan Sewu di sebelah timur, Kelurahan Sudiroprajan di sebelah barat dan utara. Di sebelah selatan dan barat, wilayah Gandekan dikelilingi oleh sungai, yakni Kali Pepe. Apabila

Kali Pepe meluap maka di Kelurahan Gandekan akan banjir yang tingginya dapat mencapai dua meter. Hal tersebut dapat membuat warga masyarakat panik dan kurang memperhatikan keselamatan diri. Oleh karena itu perlu adanya kesiapsiagaan masyarakat tidak hanya pada saat pasca bencana saja namun dilakukan pada pra bencana dan pada saat bencana. Adanya keterlibatan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir ini bertujuan untuk meminimalisir risiko bencana banjir. Oleh karena itu kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir di Kelurahan Gandekan Kecamatan Jebres Kota Surakarta sangat penting untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesiapsiagaan masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Data yang didapatkan diperoleh dari kuisoner, wawancara, dan dokumentasi. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui seberapa besarkah kerentanan bencana banjir di Kelurahan Gandekan Kecamatan Jebres Kota Surakarta b. Mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat Kelurahan Gandekan Kecamatan Jebres Kota Surakarta dalam menghadapi bencana banjir. 2. LANDASAN TEORI Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU RI No.24 Tahun 2007). Kesiapsiagaan di sini ditujukan kepada masyarakat disekitar daerah rawan bencana banjir, terutama masyarakat di Kelurahan Gandekan Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Agar masyarakat siap dalam menghadapi bencana banjir. masyarakat adalah Suatu kelompok orang yang berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai kelompok yang berbeda, diorganisasi, sebagai kelompok yang diorganisasi secara tetap untuk waktu yang lama dalam rintang kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja

pada daerah geografis tertentu. (W.F Connell, 1972) Menurut UU No.24 Tahun 2007 Bencana adalah sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Banjir adalah suatu kejadian saat air menggenangi daerah yang biasanya tidak digenangi air dalam waktu tertentu. Banjir umumnya terjadi pada saat aliran air melebihi volume air yang dapat ditampung dalam sungai, danau, rawa, maupun saluran air lainnya pada selang waktu tertentu. Hujan lebat yang terjadi dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan berlebihnya jumlah air yang dapat ditampung dalam sungai, danau, rawa, maupun saluran air lainnya, sehingga air meluap dan menimbulkan banjir yang menggenangi daerah disekitar sungai atau daerah pantai yang landai merupakan masyarakat yang paling berisiko terhadap ancaman banjir (Krishna S dkk : 2008). Kerentanan adalah kondisi atau karakteristik biologis, geografis, sosial, ekonomi, politik, budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut untuk mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertenu. 3. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data dibutuhkan suatu tempat penelitian. Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah di Kelurahan Gandekan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2013. B. Populasi, Sampel, dan Sampling Populasi penelitian ini adalah Kepala keluarga di Kelurahan Gandekan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 96 KK. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik Probability

sampling yang dimana Metode ini memiliki pendekatan bahwa setiap sampel memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam suatu penelitian dengan menggunakan alat-alat tertentu. 1. Wawancara (Interview) mengumpulkan sumber data yang berupa gambar/ foto di Kelurahan Gandekan. 4. Kuesioner (Angket) Teknik kuesioner dianggap teknik yang cocok digunakan apabila jumlah respondennya cukup besar dan mencakup wilayah yang sangat luas. D. Teknik Analisis Data 1. Analisis Kesiapsiagaan Menggunakan indeks kesiapsiagaan Wawancara tersrtuktur LIPI-UNESCO/ISDR, 2006. digunakan peneliti setelah mengetahui dengan pasti tentang semua informasi yang akan diperoleh. Wawancara yang dilakukan dalam perolehan data penelitian ini ditujukan kepada Kepala Keluarga di Kelurahan Gandekan. 2. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan pengamatan. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan kondisi geografis Kelurahan Gandekan. 3. Dokumentasi Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk Indeks = 100 Total skor riil parameter diperoleh dengan menjumlahkan skor riil seluruh pertanyaan dalam parameter yang bersangkutan. Indeks berada pada kisaran nilai 0 100, sehingga semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi pula tingkat preparednessnya. Tingkat Kesiapsiagaan Masyarakat No Nilai indeks Kategori 1. 80 100 Sangat siap 2. 65 79 Siap 3. 55 64 Hampir siap 4. 40 54 Kurang siap 5. Kurang dari 40 (0 39) Belum siap Sumber : LIPI UNESCO/ISDR,2006

masyarakat terhadap bencana banjir 2. Analisis Kerentanan Analisis kerentanan bencana banjir dengan menggunakan Peraturan Kepala BNPB Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana. Indikator yang digunakan untuk menganilisis kerentanan banjir adalah kerentanan sosial, ekonomi, fisik, dan lingkungan. 4. HASIL PENELITIAN a. Kerentanan Sosial, Ekonomi, dan Lingkngan di Kecamatan Jebres. Kerentanan sosial, ekonomi, dan lingkungan digunakan untuk mengetahui kondisi wilayah yang rentan terhadap banjir. Kerentanan tinggi maka dampak risiko bencana banjir juga tinggi apabila kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana rendah. Secara keseluruhan tingkat kerentana sosial, ekonomi, dan lingkungan adalah rendah (lampiran 1 tabel 1,2,3). b. Kesiapsiagaan Masyarakat Analisis indeks dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan di Kelurahan Gandekan. Perhitungan nilai indeks kesiapsiagaan menggunakan rumus: = Total skor parameter didapat dengan menjumlahkan skor riil seluruh pertanyaan dalam parameter yang bersangkutan. Indeks pada kisaran bernilai 10-100, sehingga semakin tinggi nilai indeks semakin tinggi pula tingkat preparednesnya. 5. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kerentanan Bencana di Kecamatan Jebres menunjukkan setiap parameter memiliki tingkat kerentanan yang berbeda. Secara keseluruhan tingkat kerentanan sosial dan kerentanan ekonomi di Kecamatan Jebres masuk kategori sedang, Parameter kerentanan lingkungan di Kecamatan Jebres termasuk kedalam klasifikasi rendah. Masyarakat di Kelurahan Gandekan memiliki kesiapsiagaan mental maupun fisik, hal ini dapat dilihat dari kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir yang hampir setiap tahun terkena

bencana tersebut, dari hasil analisis indeks penelitian tersebut kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir di Kelurahan Gandekan termasuk kedalam kategori siap. B. Saran Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang terkait. Melalui hasil penelitian di kelurahan Gandekan ini disarankan agar: 1. Pemerintah kelurahan setempat diharapkan dapat mengadakan sosialisasi maupun penyuluhan kepada masyarakat Gandekan agar masyarakat lebih mengerti mengenai arti kebencanaan. 2. Dengan adanya penelitian ini semoga dapat menjadi acuan oleh pihak masyarakat agar lebih memperhatikan lagi hal-hal yang menyebabkan banjir serta lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. 3. Peneliti selanjutnya jika ingin melakukan penelitian tentang kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir dapat dijadikan referensi.

DAFTAR PUSTAKA Azwar Saifuddin. 1997. Reabilitas dan Vasiliditas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Anonim. 2007. Pedoman Penanggulangan Bencana Banjir, Jakarta: BAKORNAS PB Anonim. 2009. Keperawatan Bencana, Banda Aceh Kerjasama Palang Merah Jepang-Palang Merah Indonesia: Japanese Red Cross Society Anonim. 2010. Solo Kota Kita. http://solokotakita.org/neighborhood/gandekan-2/ Dewi Purnamasari. 2012. 112 KK dan 59 rumah digandekan terkena dampak banjir. http://gaul.solopos.com/112-kk-dan-59-rumah-di-gandekanterkena-dampak-banjir-165165.html Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahas Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. F. Znaniecki. 1950. sistem Sosial Budaya Indonesia Kesenjangan Sosial Masyarakat di Indonesia. http://arti.blog.fisip.uns.ac.id/files/2011/12/uk-3.doc Hidayati, Deny dkk. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi & Tsunami. Jakarta: LIPI UNESCO/ISDR. Krisna, S dkk. 2008. Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga Bencana. Bandung: Institut Tekgnologi Bandung. Maarif, Syamsul. 2012. PERKA BNPB No. 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana. Jakarta. Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Mistra, 2007. Antisipasi Rumah di Daerah Rawan Banjir, Depok : Penebar Swadaya. Paimin, Sukresno, Irfan Budi. 2009. Teknik Mitigasi Banjir dan Longsor, Tropenbos Internasional Indonesia Programe. Poerwadarminta, WJS. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rafi i, Suryana. 1995. Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa. Robert J. Kodatie, Sugiyanto. 2002. Banjir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slamet Widodo. 2004. Metodologi Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press Sugiyono. 1998. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Sutrisno Hadi. 2007. Metodologi Riset Jilid II. Yogyakarta : Andi Offset. Sutrisno Hadi. 1992. Statistik 2. Yogyakarta : Andi Offset Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. W.F Connel. 1972. Masalah Individu Keluarga dan Masyarakat. http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_1 5.html Yasin Yusuf, 2005. Anatomi Banjir Kota Pantai Perspektif Geografi, Surakarta: Pustaka Cakra Surakarta.

LAMPIRAN 1 KLASIFIKASI KERENTANAN EKONOMI SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN Tabel 1 tingkat kerentanan sosial No. Desa Kepa datan Pend uduk Ratio Jenis Kela min Kerentanan Ratio Kemis kinan Ratio Orang cacat Ratio kelomp ok Umur Total Kerenta nan SOSIA L Klasifik asi 1 Kepatihan kulon 0.30 9 1 0.1 10 20.4 Sedang 2 Kepatihan wetan 0.30 10 1.1 0.0 10 21.4 Sedang 3 Sudiroprajan 0.30 10 0.1 0.0 10 21.3 Sedang 4 Gandekan 0.30 10 0.1 0.0 10 21.3 Sedang 5 Sewu 0.30 10 1.6 0.1 10 22 Sedang 6 Pucangsawit 0.30 10 0.1 0.1 10 20.5 Sedang 7 Jagalan 0.30 10 0.1 0.0 10 20.4 Sedang 8 purwodiningratan 0.30 9 1.8 0.0 10 21.1 Sedang 9 Tegalharjo 0.30 10 1 0.0 10 21.3 Sedang 10 Jebres 0.30 10 1.6 0.1 10 22 Sedang 11 Mojosongo 0.30 10 0.1 0.1 10 20.5 Sedang Sumber: Olah Data Peneliti Tabel 2. Klasifikasi parameter kerentanan ekonomi Kecamatan Jebres Desa KERENTANAN TOTAL Klasifikasi Lahan PDRB KERENTANAN Produktif EKONOMI Kepatihan kulon 0.36 0.4 0,76 sedang Kepatihan wetan 0.36 0.4 0,76 sedang Sudiroprajan 0.36 0.4 0,76 sedang Gandekan 0.36 0.4 0,76 sedang Sewu 0.36 0.4 0,76 sedang Pucangsawit 0.36 0.4 0,76 sedang Jagalan 0.36 0.4 0,76 sedang purwodiningratan 0.36 0.4 0,76 sedang Tegalharjo 0.36 0.4 0,76 sedang Jebres 0.36 0.4 0,76 sedang Mojosongo 0.36 0.4 0,76 sedang Sumber: Olah Data Peneliti

Tabel 3. Klasifikasi Parameter Tingkat Kerentanan Lingkungan Kerentanan Desa Hutan Lindu ng Hutan Alam Hutan Bakau Semak Belukar Rawa Total Kerentan an Lingkun gan Klasifikasi Kepatihan kulon 0.09 0.09 0.01 0.01 0.04 0.24 rendah Kepatihan wetan 0.09 0.09 0.01 0.01 0.04 0.24 rendah Sudiroprajan 0.09 0.09 0.01 0.01 0.04 0.24 rendah Gandekan 0.09 0.09 0.01 0.01 0.04 0.24 rendah Sewu 0.09 0.09 0.01 0.01 0.04 0.24 rendah Pucangsawit 0.09 0.09 0.01 0.01 0.04 0.24 rendah Jagalan 0.09 0.09 0.01 0.01 0.04 0.24 rendah purwodiningratan 0.09 0.09 0.01 0.01 0.04 0.24 rendah Tegalharjo 0.09 0.09 0.01 0.01 0.04 0.24 rendah Jebres 0.09 0.09 0.01 0.01 0.04 0.24 rendah Mojosongo 0.09 0.09 0.01 0.01 0.04 0.24 rendah Sumber: Olah Data Peneliti.