semangat untuk menjadi lebih baik dari kegiatan belajar tersebut. Fenomena yang telah dilakukan oleh Triana, 2010, yaitu tentang keluarga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. semangat untuk menjadi lebih baik dari kegiatan belajar tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

menggunakan analisis hubungan (korelasi). Karena digunakan untuk menguji hubungan antara 2 variabel atau lebih, apakah kedua variabel

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi.

BAB V PENUTUP. 1. Dukungan Sosial Teman Sebaya SMKN II Malang. Adapun hasil dari analisa adalah 138 siswa/siswi (71%) pada kategori tinggi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. 2003). Menurut jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk ke dalam jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN ORANGTUA DAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sekolah-sekolah regular dimana siswa-siswanya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying

BAB I PENDAHULUAN. untuk pertama kalinya belajar berinteraksi atau melakukan kontak sosial


BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS 2 SD NEGERI 2 MIMBAAN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

PENGARUH INTENSITAS KOMUNIKASI ANAK DENGAN ORANG TUA TERHADAP REGULASI DIRI SISWI KELAS VIII MTS RAUDLATUL ULUM PUTRI GONDANGLEGI MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI AKADEMIK MAHASISWA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Pendekatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. yang terjadi antara variabel satu dengan variabel lainnya Azwar (1998).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. kurang berkembang karena mereka tidak mengaktualisasikan seluruh potensi yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan cara atau metode yang benar dalam penelitian tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN

Educational Psychology Journal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Total 202 orang 100 %

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisanya padadata-data numerical (angka) yang di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. korelasional yaitu korelasi product moment dari Pearson.Menurut Arikunto

HUBUNGAN ANTARA KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. melakukan kajian expost factor yang bertujuan untuk melihat hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PAUD Sahabat Ananda berada di Perumahan Puncak Permata Sengkaling blok

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. khusus. Soemantri menyatakan bahwa istilah tunagrahita digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dengan pendekatan lapangan (field research). Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kerangka penelitian merupakan strategi yang mengatur latar (setting)

BAB III METODE PENELITIAN. karena analisisnya menggunakan data-data numerikal yang kemudian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 Mei sampai 28 Mei 2014 di SDIT

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penilitian ini adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan pada Variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

*) Alumni Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto **) Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

A. Latar Belakang Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling berkaitan. Motivasi belajar merupakan hal yang pokok dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tanpa motivasi seseorang tidak akan melakukan kegiatan pembelajaran. Motivasi sebagai penggerak seseorang untuk melakukan suatu hal untuk tujuan yang dikehendaki oleh para siswa. Bermula dari motivasi belajar seseorang memiliki semangat untuk menjadi lebih baik dari kegiatan belajar tersebut. Fenomena yang telah dilakukan oleh Triana, 2010, yaitu tentang keluarga yang menyekolahkan anak tunagrahita di salah satu tunagrahita di salah satu SLB di Semarang. Pertama, keluarga yang memiliki anak tunagrahita di SLB tersebut kurang maksimal memberikan perhatian terhadap putra putrinya. Kedua, keluarga cenderung menyerahkan begitu saja masalah pendidikan anak tunagrahita kepada pihak sekolah. Padahal dari pihak sekolah telah mengadakan program untuk membantu anak tunagrahita dalam meraih prestasi. Berdasarkan observasi pertama yang dilakukan peneliti kepada anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif pada bulan November 2014 terhadap 32 siswa. Anak-anak tersebut di dalam kelas inklusif, pada saat itu anak berkebutuhan khusus masih mengerjakan soal ujian pada pelajaran pertama ketika teman lain di kelas sedang menerima pelajaran ketiga. Walaupun seperti itu anak tersebut tidak menunjukan minder atau menyerah dalam mengerjakan soal ujian, anak tersebut dengan tenang tetap mengerjakan satu persatu soal yang dibantu oleh shadow atau guru pendamping, guru pendamping tersebut membantu pelan-

pelan dan terkadang membacakan soal yang dirasa sulit dipahami oleh anak berkebutuhan tersebut. Hal ini yang membuat peneliti ingin lebih lanjut mengenai bagaimana motivasi belajar anak berkebutuhan khusus. Attachment antara orang tua dan anak dalam hal ini memiliki peranan penting dalam perkembangan anak, terlebih anak berkebutuhan khusus, sehingga akan menjadikan manfaat dan dampak yang positif bagi perkembangan segala hal, seperti perkembangan sosial, interaksi, dan motivasi belajar. Bentuk attachment ini yaitu berupa memiliki kepercayaan ketika berada dengan orang tua, memiliki konsep diri yang bagus, merasa nyaman untuk berbagi masalah dengan orang tua. Dengan adanya attachment yang bagus diharpakan dapat membangun motivasi belajar yang tinggi terhadap anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif. Berdasarkan dari hasil penelitian dan permasalahan diatas, maka sebagai peneliti ingin mengetahui apakah ada Hubungan Attachment terhadap Motivasi Belajar Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusif. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana hubungan attachment antara orang tua dan anak berkebutuhan khusus? 2. Bagaimana motivasi belajar anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif? 3. Apakah ada hubungan antara attachment terhadap motivasi belajar anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi? C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan pola attachment antara orang tua dan anak kesulitan belajar. 2. Untuk mengetahui motivasi belajar anak kesulitan belajar di sekolah inklusi. 3. Untuk mengetahui adanya hubungan antara pola attachment antara ibu dan anak terhadap terhadap motivasi belajar siswa kesulitan belajar di sekolah inklusi. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini, diharapkan bisa memberikan manfaat dan berguna bagi keilmuan baik bagi aspek teoritis maupun aspek praktis sebagai berikut: I. Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru atau pengetahuan mengenai teori psikologi khususnya tentang hubungan antara pola attachment antara ibu dan anak terhadap terhadap motivasi belajar siswa kesulitan belajar di sekolah inklusi. II. Aspek Praktis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan untuk bahan bacaan bagi para orang tua yang memiliki anak kesulitan belajar sehingga dapat selalu meningkatkan motivasi belajarnya.

BAB II LANDASAN TEORI Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling berkaitan. Motivasi belajar merupakan hal yang pokok dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tanpa motivasi seseorang tidak akan melakukan kegiatan pembelajaran. Motivasi sebagai penggerak seseorang untuk melakukan suatu hal untuk tujuan yang dikehendaki oleh para siswa. Bermula dari motivasi belajar seseorang memiliki semangat untuk menjadi lebih baik dari kegiatan belajar tersebut. Attachment adalah relasi antara individu yang satu dengan individu yang lain yang spesifik, yang mengikat dalam rentang waktu tertentu, semua bayi terikat pada ibunya dalam tahun pertama kehidupannya, tetapi kualitas diantara mereka yang berbeda tergantung dari respons ibu mengenai kebutuhan buah hatinya masing masing. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif, dimana penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, beringkat atau frekuensi), yang dianalisis dengan menggunakan statisktik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian spesifik, dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel lain (Sevilla dkk, 2006).

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah korelasional karena bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi (Azwar, 2007), yaitu untuk menentukan hubungan antara attachment dengan motivasi belajar siswa di sekolah inklusif. B. Identifikasi Variabel Penelitian Adapun variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas : Attachment 2. Variabel Terikat : Motivasi Belajar Hubungan antara kedua variabel tersebut, sebagai berikut: 3. 4. Variabel X Attachment Variabel Y Motivasi Belajar C. Definisi Operasional 1. Variabel Bebas Attachment Attachment adalah suatu relasi antara dua orang yang memiliki perasaan yang kuat satu sama lain dan melakukan hal bersama untuk melanjutkan hubungan keterikatan. Attachment mengacu pada hubungan antara pengasuh atau orang tua dengan anak, dimana dari hasil attchment yang terjadi akan berimbas pada kehidupan masa depan anak baik dalam perkembangan sosial dan lainnya. 2. Variabel Terikat Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan hal yang pokok dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tanpa motivasi seseorang tidak akan melakukan kegiatan pembelajaran. Motivasi sebagai penggerak seseorang untuk melakukan suatu hal untuk tujuan yang dikehendaki oleh para siswa. Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling berkaitan. Bermula dari motivasi belajar seseorang memiliki semangat untuk menjadi lebih baik dari kegiatan belajar tersebut. Adapun dalam hal ini yang diukur menggunakan skor yang diperoleh dari pengukuran terhadap aspek-aspek yang terdapat dalam Menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar, mengarahkan kegiatan belajar. D. Sumber Data/ Subjek Penelitian 1. Populasi Adapun sampel dalam penelitian ini merupakan anak berkebutuhan khusus di Sekolah Inklusi SDN Sumbersari 1 & 2 Malang dan populasi siswa yang peneliti gunakan yaitu 32 orang. BAB IV HASIL & PEMBAHASAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi 1. SDN Sumbersari 1 2. SDN Sumbersari 2

2. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan peneliti dalam penelitian ini selama bulan Maret hingga April 2015 di mulai pada saat pengambilan data pertama mengenai tahap observasi, pengambilan data, pengujian skala, hingga wawancara pihak terkait untuk menambah data dan informasi. Hasil Validitas Skala Attachment NO ASPEK VALID GUGUR JUMLAH ITEM GUGUR 1 Secure Attachment (Aman) 3, 5, 6, 12 1, 2, 4, 9, 21, 22, 30 7 2 Anxious Attachment (Cemas) 3 Anvoidant Attachment (Menghindar) 8, 10,13, 15, 16, 24, 25, 14, 18, 19, 20, 26, 27 7, 17, 23 3 11, 14, 28, 29 JUMLAH 16 14 14 4 Hasil Validitas Skala Motivasi Belajar NO ASPEK VALID GUGUR JUMLAH VALID JUMLAH GUGUR 1 Menimbulkan kegiatan belajar 1, 8, 10, 17, 19, 22, 2, 9, 19, 31 7 4 2 Menjamin kelangsungan belajar 3 Mengarahkan kegiatan belajar 23 3, 6, 11, 12, 14, 15, 18, 25 15, 21, 27, 29 9 4 4, 7, 13, 5, 20, 26, 3 5 16, 24, 30 28, 32 JUMLAH 20 13 20 13 Pembahasan

1. Tingkat Attachment Orang Tua Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusif Dari analisis dapat diketahui bahwa tingkat attachment pada kategori tinggi 18,75%, sedang 56,25%, dan rendah 25%. Dengan melihat frekuensi tersebut, dapat dilihat bahwa dari 32 orang sampel memperoleh attachment,tetapi pada taraf yang berbeda beda. Terdapat 6 orang berada pada taraf tinggi, 18 orang pada taraf sedang, dan 8 orang yang berada pada taraf rendah. 2. Tingkat Motivasi Belajar Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusif Dari hasil analisis penelitian, dapat diketahui bahwa tingkat motivasi belajar anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif menunjukkan hasil yang bervariasi, mulai dari taraf tinggi, sedang, dan rendah. Prosentase motivasi belajar berdasarkan kategori di atas, maka dapat di peroleh frekuensi yaitu pada kategori tinggi 28.125%, 50% sedang, dan rendah 21.875%. Dengan melihat frekuensi tersebut, dapat dilihat bahwa dari 32 orang sampel memperoleh attachment,tetapi pada taraf yang berbeda beda. Terdapat 9 orang berada pada taraf tinggi, 16 orang pada taraf sedang, dan 7 orang yang berada pada taraf rendah. 3. Hubungan Attachment terhadap Motivasi Belajar Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusif Pada penelitian ini, hasil analisis yang menggunakan teknik Korelasi Produk Moment pada media SPSS 16.0 for windows yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel x yaitu attachment dan variabel y adalah motivasi belajar, dimana attachment sebagai variabel bebas dan

motivasi belajar sebagai variabel terikat. Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara attachment dengan motivasi belajar. Hal tersebut terlihat dari p < α, yakni 0.000 < 0.01. Terdapat hubungan positif antara attachment dengan motivasi belajar yang ditunjukkan oleh nilai r sebesar 0,739, artinya bahwa semakin tinggi tingkat attachment yang ada antara orang tua dan anak berkebutuhan khusus maka semakin tinggi pula tingkat motivasi belajar anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif. Artinya hipotesis tentang hubungan antara attachment dengan motivasi belajar anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif dapat diterima. BAB V PENUTUP Saran 1. Bagi Orang Tua yang Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus Orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus untuk lebih meningkatkan lagi attachment dengan cara lebih terbuka dengan anak, sering ajak bicara anak agar anak terbiasa menceritakan kejadian apapun yang dialaminya, tujuan sehingga orang tua mendapatkan informasi, pengetahuan, dan bagaimana mendidik anak berkebutuhan khusus / ABK dengan lancar dan lebih baik. Peneliti menyarankan pengasuhan dengan pola Secure Attachment atau kelekatan aman karena pada pola pengasuhan tersebut menimbulkan dampak positif dan manfaat bagi perkembangan baik sosial maupun akademis anak.

2. Bagi Lembaga Sekolah Inklusif Bagi lembaga Sekolah Inklusif maupun lembaga SLB (Sekolah Luar Biasa) Peranan kolaborasi antar guru pendamping khusus (shadow), guru kelas, serta orang tua sangat penting dalam upaya ikut meningkatkan motivasi belajar ABK dan keefektifan belajar di sekolah inklusif maupun SLB (Sekolah Luar Biasa). Guru pendamping khusus dan berfungsi sebagai penghubung kepada siswa lain, guru mata pelajaran, orang tua ABK, orangtua siswa dan seluruh komponen lainnya. Mengadakan acara pertemuan komunikasi antar orang tua dengan para pengajar anak berkebutuhan khusus untuk mendukung perkembangan ABK. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, khususnya penelitian ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) yaitu tentang motivasi belajar dapat menggunakan variabel lain yaitu faktor teman sebaya (peer) / hubungan anak dengan teman sebayanya, pola asuh orang tua, persaingan antar saudara, adanya anggota keluarga lain didalam keluarga inti. Melihat dari segala hal dan faktor yang mempengaruhi motivasi belajar ABK disekolah inklusif maupun SLB (Sekolah Luar Biasa).