BAB III METODE PENELITIAN. corporate social responsibility, corporate governance, dan karakteristik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Praktik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. yang berhubungan dengan penerimaan pajak akan selalu dibahas.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui. menguji hipotesis dan kemudian diambil kesimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB III METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini sampel dan data penelitian diambil dari perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

BAB III METODE PENELITIAN. informasi laporan keuangan pada situs resminya di atau dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia melalui internet ( Perusahaan yang. Efek Indonesia periode tahun

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan quantitative research (penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode yang

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun Alasan pemilihan. mencerminkan kondisi nyata di lapangan.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, grwoth, media

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan keragaman data untuk penelitian yang akurat. Pemilihan sampel

BAB III METODE PENELIITIAN. dari sudut pandang profitabilitas, leverage, dan tanggung jawab sosial terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di bidang industri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya (Ulum dan

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tanggal 31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011 dan Sumber data dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode. laporan keuangan tahun 2013 sampai tahun 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. yang go publik, yakni perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Juli Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuktikan hubungan biasa (korelasi) antara variabel bebas (independent

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data

BAB III METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. yang mengacu pada indikator GRI (Global Reporting

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan, dan tata kelola perusahaan yang baik terhadap tax avoidance yang

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan dan corporate governance terhadap luas pengungkapan corporate

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tahun 2015 dengan objek penelitian yaitu Good

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun Pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode purposive sampling, dengan adanya beberapa kriteria dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel

METODA PENELITIAN. tersebut dapat berupa dokumen, laporan keuangan tahunan, atau laporan tahunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

DESAIN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variable bebas (independent

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dapat menerangkan pertanyaan peneliti (Copper dan Schindler, 2007). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk dijadikan subjek penelitian dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Milik

III.METODE PENELITIAN. go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia yang diambil dari website Data diperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. 2 variabel atau lebih dengan mencari pengaruh variabel independen terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. statistik serta pengujian hipotesis yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan pengujian hipotesis untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. pengujian hipotesis yang menjelaskan pengaruh variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tentang pengujian hipotesis yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti mengenai pengaruh corporate social responsibility, corporate governance, dan karakteristik kepemilikan perusahaan terhadap tindakan pajak agresif. 3.2 Populasi, Sampel dan Sampling Definisi populasi dan sampel menurut Sugiyono (2012) adalah Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2014 dan perusahaanperusahaan manufaktur yang telah menerbitkan laporan keuangan selama periode tersebut. Pengambilan sampel berdasarkan purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012). Sampel dipilih sesuai dengan kriteria yang ditentukan tujuannya untuk memperoleh sampel yang representative berdasarkan kriteria yang ditentukan adalah sebagai berikut: a. perusahaan tidak mengalami delisting selama periode 2010-2014, b. perusahaan menerbitkan atau mempublikasikan laporan keuangan tahunan dengan lengkap dan periode berakhir pada tanggal 31 Desember yang 34

35 terpublish di Bursa Efek Indonesia, c. perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan dengan denominasi rupiah (Rp), d. perusahaan tidak mengalami kerugian selama tahun penelitian. Hal ini karena akan menyebabkan nilai ETR menjadi negatif sehingga akan menyulitkan penghitungan, e. perusahaan yang memiliki ETR antara 0-1 sehingga dapat mempermudah dalam penghitungan, dimana semakin rendah nilai ETR (mendekati 0) maka perusahaan dianggap semakin agresif terhadap pajak, dan f. perusahaan yang memiliki nilai aset bersih positif selama tahun penelitian. 3.3 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya 3.3.1 Variabel Independen Definisi variabel independen menurut Sugiyono (2012) menyatakan bahwa. Variabel independen atau bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen pada penelitian ini yaitu corporate social responsibility, corporate governance dan karakteristik kepemilikan perusahaan. 3.3.1.1 Corporate Social Responsibility Corporate social responsibility diproksikan ke dalam pengungkapan CSR. Penelitian ini menggunakan check list yang mengacu pada indikator pengungkapan yang digunakan oleh Sembiring (2005) dalam Yoehana (2013) karena lebih sesuai dengan keadaan perusahaan di Indonesia, dimana pengungkapan CSR-nya masih bersifat umum dan belum rinci (Yoehana, 2013). Indikator ini terdiri atas tujuh kategori, yaitu lingkungan, energi, kesehatan, dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. Jumlah item yang diharapkan diungkapkan perusahaan manufaktur adalah sebanyak 78 item yang terdiri atas kategori lingkungan (13 item), kategori

36 energi (7 item), kategori kesehatan dan keselamatan tenaga kerja (8 item), 50 kategori lain-lain tenaga kerja (29 item), kategori produk (10 item), kategori keterlibatan masyarakat (9 item), dan kategori umum (2 item). Yoehana (2013) pengukuran ini dilakukan dengan mencocokkan item pada check list dengan item yang diungkapkan perusahaan. Apabila item y diungkapkan maka diberikan nilai 1, jika item y tidak diungkapkan maka diberikan nilai 0 pada check list. Setelah mengidentifikasi item yang diungkapkan oleh perusahaan di dalam laporan tahunan, serta mencocokkannya pada check list, hasil pengungkapan item yang diperoleh dari setiap perusahaan dihitung indeksnya dengan proksi CSRI. Adapun rumus untuk menghitung CSRI: (i) Keterangan: CSRIi : Indeks luas pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan i. Σxyi : nilai 1= jika item y diungkapkan; nilai 0= jika item y tidak diungkapkan. ni : jumlah item untuk perusahan i, ni 78. 3.3.1.2 Corporate Governance Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Commite tahun 1992, mendefinisikan corporate governance yaitu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan. Pengukuran untuk praktik dari corporate governance di jelaskan sebagai berikut. 1. Kepemilikan Institusional Menurut Khuarana dan Moser (2009) besar kecilnya konsentrasi kepemilikan

37 institusional maka akan mempengaruhi kebijakan pajak agresif oleh perusahaan, dan semakin besarnya konsentrasi short-term shareholder institusional akan meningkatkan kebijakan pajak agresif, tetapi semakin besar konsentrasi kepemilikan long-term shareholder maka akan semakin mengurangi tindakan kebijakan pajak yang agresif. Dalam penelitian ini kepemilikan institusional diukur menggunakan prosentase kepemilikan institusional dan akan dilambangkan dengan INSTit (Annisa, 2011). 2. Struktur Dewan Komisaris Keberadaan variabel dewan komisaris yang menunjang kinerja perusahaan dan meningkatkan efektifitas aktivitas monitoring diukur dengan menggunakan jumlah dewan komisaris yang ada dalam suatu perusahaan (Siallagan dan Machfoedz, 2006 dalam Anissa, 2011). Ukuran dewan komisaris diukur dengan cara menghitung jumlah anggota dewan komisaris yang dimiliki perusahaan yang disebutkan dalam laporan tahunan (Setyawan, 2013). Ukuran dewan komisaris yang digunakan dalam penelitian ini konsisten dengan Sembiring (2005) dalam Setyawan (2013) yaitu jumlah personil dalam anggota dewan komisaris. Jumlah dewan komisaris dilambangkan dengan DKit. Variabel struktur dewan komisaris juga diproksikan dengan presentase keberadaan dewan komisaris independen dalam suatu perusahaan terhadap jumlah total dewan komisaris sebagai proksi corporate governance (Mayangsari, 2003 dalam Annisa, 2012). Variabel dewan komisaris independen dilambangkan dengan INDPit. 3. Komite Audit Ukuran komite audit yang dimaksud adalah banyaknya jumlah anggota

38 komite audit dalam suatu perusahaan. Ukuran komite audit diukur dengan cara menghitung jumlah anggota komite audit yang dimiliki perusahaan (Setyawan, 2013). Jumlah komite audit dilambangkan dengan KOMITEit (Annisa, 2011). 4. Kualitas Audit Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor KAP The Big Four menurut beberapa referensi dipercayai lebih berkualitas sehingga menampilkan nilai perusahaan yang sebenarnya, oleh karena itu diduga perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four (PriceWaterHouseCooper PWC, Deloitte Touch Tohmatsu, KPMG, Ernst & Young- E&Y) memiliki tingkat kecurangan yang lebih rendah (Annisa dan Kurniasih, 2012). Untuk penelitian ini perusahaan yang diaduit oleh KAP The Big Four akan diberi nilai 1, dan apabila tidak diaudit oleh keempat KAP di bawah lisensi KAP The Big Four akan diberi nilai 0. Dalam peneilitian ini kualitas audit dilambangkan dengan AUDITit (Annisa,2011). 3.3.1.3 Kepemilikan Keluarga Peneiltiain ini mengklasifikasikan perusahaan menjadi perusahaan keluarga dan perusahaan non keluarga berdasarkan penelitian dari Arifin (2003) dalam Sari dan Martani (2010) mendefinisikan keluarga yaitu semua individu dan perusahaan yang kepemilikannya tercatat ( kepemilikan >5% wajib dicatat). Arifin (2003) dalam Hidayanti (2013) keluarga adalah seseorang yang berhubungan darah atau karena pernikahan. Penelitian ini kepemilikan keluarga diukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu nilai 1 jika proporsi kepemilikan keluarga > 50%, dan bernilai 0 jika sebaliknya (Hidayanti, 2013). 3.3.2 Variabel Dependen Menurut Sugiyono (2012) variabel dependen adalah variabel yang

39 dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu effective tax rate (ETR) yang digunakan untuk merefleksikan perbedaan antara perhitungan laba buku dengan laba fiskal (Frank dkk., 2009). Lanis dan Richardson (2012) dalam Yoehana (2013) menyatakan bahwa terdapat beberapa alasan menggunakan ETR sebagai proksi untuk mengukur agresivitas pajak, proksi ETR adalah proksi yang paling banyak digunakan dalam literatur, dan nilai yang rendah dari ETR dapat menjadi indikator adanya agresivitas pajak. Proksi ETR diukur dengan menggunakan proksi model dari penelitian Lanis dan Richardson (2012) yaitu sebagai berikut. (ii) 3.3.3 Variabel Kontrol Menurut Sugiyono (2012) variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.variabel kontrol pada penelitian ini menggunakan SIZE, LEV, CINT, dan ROA 3.3.3.1 Ukuran Perusahaan (SIZE) Lanis dan Richardson (2007) dalam Jessica dan Toly (2014) mengemukakan bahwa perusahaan besar lebih banyak melakukan agresivitas pajak dibanding perusahaan kecil karena perusahaan besar menginginkan laba dan kekuatan politik yang lebih daripada perusahaan kecil dan mampu untuk mengurangi beban pajak yang dikenakan. Menurut Lanis dan Richardson (2012), SIZE dapat diukur dengan rumus sebagai berikut.

40 (iii) 3.3.3.2 Leverage (LEV) Riyanto (2001) dalam Octaviana (2014) leverage merupakan rasio yang timbul apabila dalam kegiatan perusahaan menggunakan dana pinjaman atau dana yang memiliki bunga. Menurut Lanis dan Richardson (2012) LEV dapat diukur dengan rumus sebagai berikut. (iv) 3.3.3.3 Capital Intensity (CINT) Waluyo dan Kearo (2002) dalam Octaviana (2014) intensitas modal mencerminkan seberapa besar modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan pendapatan. Capital intensity dapat diukur dengan menggunakan model dari penelitian Lanis dan Richardson (2012) yaitu sebagai berikut. (v) 3.3.3.4 Return on Assets (ROA) Yoehana (2013) profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Return on asset dapat diukur dengan menggunakan model penelitian dari Lanis dan Richardson (2012) yaitu sebagai berikut. 3.4 Instrument Penelitian (vi)

41 Instrumen dalam penelitian ini adalah laporan perusahaan manufaktur yang telah diaudit tahun 2010-2014. 3.5 Sumber data Penelitian ini merupakan kuantitatif data yang digunakan sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, untuk periode 2010-2014. Data diperoleh Indonesian Capital Market Directory(ICMD) dan Bursa Efek Indonesia. 3.6 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengumpulan data dokumenter. pengumpulan data dokumenter dilakukan dengan kategori dan klasifikasi data-data tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen, buku, koran, majalah, dan sebagainya (Hidayanti, 2013). 3.7 Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif, analisis kuantitatif adalah analisa yang data penelitiannya menggunakan angka-angka dengan perhitungan statistik untuk menganalisis hipotesis. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linear berganda. Pengujian Statistik dilakukan dengan bantuan software program statistik Stastistical Product and Service Solution (SPSS) for windows versi 22.0. 3.7.1 Statistik Deskriptif Sujarweni (2014) statistik deskriptif adalah pengolahan data untuk tujuan mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sample atau populasi, sedangkan menurut Sugiyono (2012) statistik deskriptif

42 adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripisikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Annisa dan Kurniasih (2012) statistik deskriptif bertujuan untuk mengetahui nilai mean, maksimum, minimum dan standar deviasi dari variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian. 3.7.2 Uji asumsi Klasik Uji asumsi klasik pada penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji multikoleniaritas, uji heteroskedastisitas, dan autokorelasi. 3.7.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggagu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test, dengan membandingkan Asymptotic Significance dengan α = 5%. Dasar penarikan kesimpulan adalah data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Asymptotic Significance > 0,05 (Santoso, 2012 dalam Hidayanti, 2013). 3.7.2.2 Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Multikolonearitas adalah situasi adanya variabel-variabel bebas diantara satu sama lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah

43 sebagai berikut. 1. Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (di atas 0,90), maka merupakan indikasi adanya multikolonieritas. 3. Melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10 (Ghozali, 2013). 3.7.2.3 Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson, di mana syarat memenuhi uji autokorelasi pada uji Durbin-Watson jika du D-W 4-Du. Nilai du diperoleh dengan melihat tabel Durbin-Watson (Ghozali, 2013). 3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas (homokedastisitas) dimana variance residual satu pengamatan ke pengamatan lain

44 tetap. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, pada penelitian ini menggunakan out put berupa tampilan grafik dengan dasar analisis sebagai berikut. 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 dan pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). 3.7.3 Pengujian Hipotesis Untuk pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis multiple regression (regresi berganda) Keterangan: TAGit = α + β 1 CSRI it + β 2 INST it + β 3 INDP it + β 4 DK it + β 5 KOMITE it + β 6 AUDITit + β7family it + β 8 SIZE it + β 9 LEV it + β 10 CINT it + β 11 ROA it +e TAGit α β CSRIit INSTit INDPit DKit KOMITEit : agresivitas pajak perusahaan i tahun ke-t yang diukur menggunakan proksi: ETR : konstanta : koefisien regresi : pengungkapan item CSR perusahaan i tahun ke-t : kepemilikan Institusional : prosentase dewan komisaris independen : jumlah dewan komisaris : jumlah komite audit

45 AUDITit FAMILYit : kualitas audit : merupakan dummy variable, bernilai 1 jika proporsi kepemilikan keluarga > 50%, dan bernilai 0 jika sebaliknya LEVit : proporsi hutang jangka panjang terhadap aset perusahaan i tahun ke-t SIZEit : nilai natural logaritma market value of equity untuk perusahaan i, pada awal tahun t. CINTit : proporsi property, plant, and equipment terhadap total aset tetap perusahaan i tahun ke-t ROAit : Tingkat pengembalian aset perusahaan i tahun ke-t, e : error (kesalahan pengganggu) Setelah persamaan regresi terbebas dari asumsi dasar maka langkah selanjutnya yaitu pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini meliputi: 3.7.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Karena dalam penelitian ini menggunakan banyak variabel independen, maka nilai Adjusted R 2 lebih tepat digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Yoehana, 2013). 3.7.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji signifikansi simultan atau uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruji variabel dependen (Ghozali, 2013). Uji statistik F dalam pengambilan keputusan dikriteriakan sebagai berikut.

46 1. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau probabilitas lebih kecil dari tingkat Signifikansi (sig < 0,05), maka model penelitian dapat digunakan atau model tersebut sudah tepat. 2. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi (sig > 0,05), maka model penelitian tidak dapat digunakan atau model tersebut tidak tepat. 3.7.3.3 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Parsial (Uji t) Uji signifikansi Koefisiensi Korelasi Parsial (uji statistik t) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen. Pengujian secara simultan ini dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat signifikansi t dari hasil pengujian dengan nilai signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini. Cara pengujian parsial terhadap variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Jika nilai signifikansi t dari masing-masing variabel yang diperoleh dari pengujian lebih kecil dari nilai signifikansi yang dipergunakan yaitu 5 persen maka secara parsial variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Jika nilai signifikansi t dari masing-masing variabel yang diperoleh dari pengujian lebih besar dari nilai signifikansi yang dipergunakan yaitu 5 persen maka secara parsial variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.