BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (error) dan kecurangan (fraud). Fraud diterjemahkan dengan kecurangan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan (Zainal, 2013). Kecurangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan laporan keuangan, dan semakin kompleks suatu kegiatan bisnis maka. sebagai pedoman dalam mengambil suatu kebijakan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Tindakan kecurangan ini berkembang pesat ditengah-tengah perkembangan

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan juga merupakan media penting dalam memberikan informasi kinerja

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat peneltian, serta sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. pertimbangan yang dibuat auditor dalam menanggapi setiap bukti dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi bagian dari sorotan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan berperan untuk mengurangi risiko informasi yang terkandung

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan secara sepihak. G.Jack Blogna et. al. (1993) dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat bertahan dalam proses seleksi alam ini. non keuangan, bagi para stockholder (pemegang saham) dan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan bisnis dan ekonomi Indonesia diera globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. penilai yang bebas terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. berlaku di Indonesia dibutuhkan oleh pihak-pihak yang menggunakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. akuntan besar Big4 tetapi juga praktik perorangan lainnya. Untuk contoh kasus yang ada di indonesia yaitu PT Kimia Farma.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perusahaan-perusahaan go public membuat

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbukanya peluang usaha, maka menyebabkan risiko terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB I PENDAHULUAN. keputusan yang tepat. Tujuan laporan keuangan memberikan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan auditan lainnya maka auditor dituntut menjadi seorang ahli. Klien dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

STANDAR UMUM DAFTAR I SI. 201 Sifat Standar Umum Tanggal Berlaku Efektif 02

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik yaitu memberikan

Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek

BAB I PENDAHULUAN. kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para auditor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kasus kecurangan korporasi telah menjadi sorotan bagi semua kalangan di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Diharapkan semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai macam usaha untuk meningkatkan pendapatan agar tetap bertahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. membedakan dua jenis salah saji yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud).

BAB I PENDAHULUAN. mempekerjakan auditor untuk memeriksa catatan keuangan. Revolusi industri

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

Hasil pengujian secara simultan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijabarkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. kode etik profesi. Snoeyenbos et al. (1983) telah menggambarkan ini sebagai

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Audit dirancang untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tidak dipengaruhi oleh salah saji yang material dan juga memberikan keyakinan yang memadai atas akuntabilitas manajemen atas aset perusahaan. Kegagalan audit memberikan dampak negatif bagi auditor yang disebabkan bukti dan informasi yang kurang dipercaya keakuratannya. Kasus-kasus skandal akuntansi dalam tahun belakangan ini memberikan bukti lebih jauh tentang kegagalan audit yang membawa akibat serius bagi masyarakat bisnis (Hilmi, 2011). Salah satu bukti nyata mengenai kegagalan audit yaitu kasus PT Kimia Farma Tbk (PT KF). PT KF adalah Badan Usaha Milik Negara yang sahamnya telah diperdagangkan di bursa. Berdasarkan indikasi oleh kementrian BUMN dan pemeriksaan Bapepam, ditemukan adanya salah saji dalam laporan keuangan yang mengakibatkan lebih saji (overstatement) laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp 32,7 miliar yang merupakan 2,3% dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih. Salah saji ini terjadi dengan cara melebih sajikan penjualan dan persediaan 3 unit usaha dan dilakukan dengan menggelembungkan harga persediaan yang telah diotorisasi oleh 1

2 Direktur Produksi untuk menentukan nilai persediaan pada unit distribusi PT KF per 31 Desember 2001. Manajemen PT KF juga melakukan pencatatan ganda atas penjualan pada 2 unit usaha. Pencatatan ganda itu dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh auditor eksternal (Korory, 2008). Auditor harus dapat memahami karakteristik terjadinya kecurangan dengan menggunakan standar pengauditan mengenai pendeteksian kecurangan. Ramaraya (2008; dalam Hasanah, 2010) menyatakan bahwa identifikasi atas faktor-faktor penyebab, menjadi dasar untuk memahami kesulitan dan hambatan auditor menjalankan tugasnya dalam mendeteksi kecurangan. Auditor harus mengetahui bentuk-bentuk kecurangan seperti apa yang mungkin akan dihadapi ketika akan mengaudit, untuk dapat mengidentifikasi pihak-pihak yang dapat melakukan kecurangan tersebut. Prosedur audit yang tidak efektif dapat mengakibatkan kegagalan dalam usaha pendeteksian kecurangan, sehingga untuk mengantisipasinya adalah dengan menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan untuk pendeteksian kecurangan. Setelah menyusun langkah-langkah tersebut auditor harus menguji informasi dan dokumen-dokumen yang telah diperoleh beserta bukti lainnya agar auditor dapat menelusuri apakah informasi dan bukti tersebut dapat dipercaya keakuratannya. Kondisi mental dan pengawasan kerja yang buruk merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecurangan, sehingga untuk mencegahnya yaitu dengan cara seperti menciptakan lingkungan kerja yang positif, mempekerjakan dan mempromosikan

3 pegawai yang tepat, dan pentingnya melakukan pelatihan kepada semua pegawai baru terlebih dahulu mengenai ekspektasi perusahaan terhadap perilaku etika para pegawainya (Jusuf, 2008:386). Penerapan aturan etika berkaitan dengan prinsip-prinsip perilaku yang digunakan orang-orang dalam membuat pilihan dan yang mengarahkan perilakunya dalam situasi yang melibatkan konsep salah dan benar. Prinsip penerapan aturan etika profesi merupakan landasan perilaku etika profesional yang dapat memberikan kerangka dasar bagi aturan etika untuk mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota, yang meliputi: kompetensi, integritas, objektivitas, independensi, kehati-hatian, dan kerahasiaan (Hasanah, 2010). Penerapan aturan etika akuntan Indonesia memberikan panduan mengenai cara auditor berperilaku dalam menjalankan profesinya, yaitu untuk melakukan audit. Keraf (1998; dalam Farid dan Suranta, 2006:7; dalam Hasanah, 2010) menjelaskan bahwa terdapat dua sasaran pokok dari Kode Etik Akuntan Indonesia (IAI) yaitu: (1) Kode etik akuntan indonesia dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh tindak kecurangan dan kelalaian kaum profesional; (2) Kode etik ini memiliki tujuan untuk melindungi keluhuran profesi dari perilaku buruk orang-orang yang mengaku profesional. Auditor yang memiliki pengalaman yang berbeda, akan berbeda pula dalam memandang dan menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan dan juga dalam memberi kesimpulan audit terhadap obyek yang diperiksa berupa pemberian

4 pendapat. Semakin berpengalaman seorang auditor maka semakin mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang semakin kompleks, termasuk dalam mengungkap tindak kecurangan (fraud) yang kerap terjadi dalam perusahaan menurut Libby (1995; dalam Koroy, 2005; dalam Hilmi, 2011). Seorang auditor dapat dikatakan berpengalaman ketika sudah menjadi auditor selama bertahun-tahun, karena dapat mengatasi berbagai macam tugas yang berbeda-beda dan setiap masalah yang terdapat dalam tugas tersebut memiliki kesulitan yang berbeda pula, sehingga auditor dapat mengetahui bermacam masalah apa saja yang akan dihadapi ketika melakukan pengauditan. Menurut Herliansyah (2006, dalam Hasanah, 2010) memperlihatkan bahwa seseorang dengan lebih banyak pengalaman dalam suatu bidang memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai peristiwa-peristiwa. Pengalaman kerja yang semakin lama diharapkan auditor dapat semakin baik dalam pendeteksian kecurangan yang terjadi dalam perusahaan klien. Sikap skeptisme profesional dapat menjadi sulit, karena meskipun terdapat beberapa contoh kasus kecurangan dalam laporan keuangan tingkat tinggi, kecurangan material jarang terjadi dibandingkan dengan jumlah audit atas laporan keuangan yang dilakukan setiap tahun (Jusuf, 2008:379). Skeptisme profesional mewajibkan bahwa audit harus dirancang sedemikian rupa agar dapat memberikan keyakinan yang tinggi dan memadai untuk mendeteksi

5 baik kekeliruan maupun kemungkinan terdapat kecurangan yang bersifat material dalam laporan keuangan (Silalahi, 2013). Seorang auditor yang skeptis tidak akan langsung menerima pendapat yang diajukan klien melainkan pendapat tersebut akan diresapi dan dicocokan dengan bukti dan konfirmasi mengenai obyek yang sedang dipermasalahkan. Jika tidak cocok dengan pernyataan klien, maka auditor berhak mengajukan beberapa pertanyaan untuk klien (Noviyanti, 2008). Sikap skeptisme ini penting dimiliki untuk lebih waspada terhadap bukti audit yang bersifat kontradiksi, jadi bukti audit lebih dapat dievaluasi lebih lanjut dan membuat penaksiran yang lebih kritis, karena sebagian besar auditor tidak akan pernah menemukan kecurangan material sepanjang karir mereka. Skeptisme profesional juga perlu evaluasi kritis atas bukti audit, dimana informasi yang ditemukan terdapat salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan yang telah terjadi, auditor perlu mendapatkan bukti tambahan jika diperlukan, dan berkonsultasi dengan anggota tim lainnya (Jusuf, 2008:379). Tingkat skeptisme profesional yang rendah dapat menyebabkan kegagalan dalam mendeteksi kecurangan (Noviyanti, 2008). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan aturan etika, pengalaman auditor dan skeptisme profesional auditor memiliki pengaruh yang tinggi terhadap kinerja auditor dalam pendeteksian kecurangan. Penerapan aturan etika digunakan untuk mengungkapkan bila terdapat ketidaksesuaian antara informasi yang diterima dengan kriteria yang telah ditetapkan yang dilakukan secara

6 sengaja maupun tidak sengaja, dan pentingnya menerapkan aturan etika ini pada saat pengambilan keputusan, apakah keputusan tersebut dapat dipertanggung jawabkan keakuratannya. Pengalaman juga sangat diperlukan untuk melakukan pendeteksian kecurangan, tanpa adanya pengalaman maka seorang auditor tidak dapat mendeteksi adanya kecurangan. Sikap skeptis adalah sikap yang harus dimiliki seorang auditor untuk mendapatkan informasi serta bukti lainnya yang dapat dipercaya serta dipertanggung jawabkan keakuratannya. Penelitian kali ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Hasanah (2010). Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menggunakan tiga variabel independen, yaitu: penerapan aturan etika, pengalaman auditor, dan skeptisme profesional auditor. Penggunaan ketiga variabel tersebut sangat dibutuhkan mengingat kemampuan auditor untuk dapat mendeteksi kecurangan dengan membangun penerapan aturan etika sebagai suatu aturan atau standar yang menentukan tingkah laku para anggota dari suatu profesi serta dalam pengambilan keputusan. Pendeteksian kecurangan tidak hanya didapatkan dari teori pemeriksaan akuntansi (auditing) yang didapat selama masa kuliah, tetapi lebih banyak didapat dari pengalaman selama melakukan audit dan pentingnya juga memiliki sikap skeptisme profesional untuk dapat mendeteksi kecurangan (Hilmi, 2011).

7 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah yang tepat dapat diambil adalah: 1. Apakah penerapan aturan etika berpengaruh terhadap pendeteksian kecurangan? 2. Apakah pengalaman auditor berpengaruh terhadap pendeteksian kecurangan? 3. Apakah skeptisme profesional auditor berpengaruh terhadap pendeteksian kecurangan? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis: 1. Pengaruh penerapan aturan etika terhadap pendeteksian kecurangan. 2. Pengaruh pengalaman auditor terhadap pendeteksian kecurangan. 3. Pengaruh skeptisme profesional auditor terhadap pendeteksian kecurangan. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan akan diperoleh nantinya dari penelitian ini, antara lain: 1. Manfaat Akademik

8 Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya dan dapat menambah pengetahuan mengenai pendeteksian kecurangan laporan keuangan melalui penerapan aturan etika, pengalaman auditor, dan skeptisme profesional seorang auditor. 2. Manfaat Praktik Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk dapat membantu akuntan publik dalam mengidentifikasi sesuatu yang memiliki pengaruh terhadap pendeteksian kecurangan melalui penerapan etika, pengalaman auditor, dan skeptisme profesional auditor. 1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penyusunan skripsi ini dibagi menjadi: BAB 1: PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan secara singkat mengenai apa yang akan dibahas dalam penelitian ini yang berkaitan dengan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat dari diadakannya penelitian, dan sistematika skripsi. BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang hasil dari penelitian terdahulu dan teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini. Selain itu didukung juga dengan adanya hipotesis dan model penelitian untuk lebih meyakinkan atas hasil yang diperoleh dari penelitian ini.

9 BAB 3: METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan tentang variabel penelitian dan define operasional, populasi, dan sampel, proses memperoleh data meliputi jenis dan sumbernya, metode pengumpulan data, dan metode analisis. BAB 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menguraikan tentang karakteristik obyek penelitian, deskripsi data, analisis data yang diperoleh untuk dikaitkan dengan teori yang ada sehingga menyajikan hasil penelitian dan pembahasan masalah. BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN Pada bab akhir ini program penelitian berisikan simpulan dan saran yang ditarik dari hasil analisis yang telah didapat dan menampung saran-saran yang direkomendasi sebagai perbaikan.