BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bahwa distribusi kesempatan (kemakmuran) yang tidak merata merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggita Khusnur Rizqi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Formal Latar Belakang Material

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.1

Mobilitas Penduduk II

I. PENDAHULUAN. bertempat tinggal. Mobilitas penduduk terjadi antara lain karena adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi penduduk atau population geography merupakan cabang ilmu geografi.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENYEDIAAN HUNIAN BURUH INDUSTRI COMMUTER DI KAWASAN INDUSTRI TERBOYO SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ENDYANA PUSPARINI L2D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STATISTIK KOMUTER KOTA BEKASI 2014 HASIL SURVEI KOMUTER JABODETABEK 2014

Fenomena Migrasi dan Pergerakan Penduduk. kependudukan semester

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Industrialisasi merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas penduduk, terutama mobilitas dari pedesaan ke perkotaan. Banyak hal yang

ASPEK KEPENDUDUKAN I. Tujuan Pembelajaran

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT KETERANGAN MISKIN UNTUK PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DAN BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB III PRAKTEK ARISAN JAJAN DENGAN SISTEM BAGI HASIL DI TAMBAK LUMPANG KELURAHAN SUKOMANUNNGAL KECAMATAN SUKOMANUNGGAL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 99 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENDATAAN PENDUDUK NON PERMANEN

VII KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II METODE PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

HALAMAN PENGESAHAN...

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT KETERANGAN MISKIN UNTUK PELAYANAN BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Nomor 163 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2009 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 163 TAHUN 2009 PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 143 TAHUN 2009

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. alamnya, sehingga sangatlah wajar apabila Indonesia menjadi sebuah Negara

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyatnya. Menurut Tjiptoherijanto (2000) mobilitas penduduk

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 65 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG

BAB I PENDAHULUAN. kerja sektor informal.tenaga kerja sektor informal merupakan tenaga kerja yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. besar, dimana kondisi pusat kota yang demikian padat menyebabkan terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Thomas Maltus mengatakan dalam bukunya yang berjudul Essay on the

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN TAMBAN MENUJU KOTA BANJARMASIN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Desa Pangkalan Terap Kecamatan Teluk Meranti

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di

ASPEK KEPENDUDUKAN IV

Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)

Perluasan Lapangan Kerja

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Timur dan 7,12 hingga 8,48 Lintang Selatan. Sedangkan luas Provinsi

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 114 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN UANG DUKA BAGI WARGA TIDAK MAMPU KOTA TEGAL TAHUN ANGGARAN 2010

BAB III PROFIL UMUR DAN JENIS KELAMIN PENDUDUK KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. permasalaahan besar dalam perkembangan perkotaan. Salah satunya yaitu

Program LSK (Lambaga Spesialisasi Keterampilan) Untuk Mengatasi Masalah Migrasi Masuk Yang Berlebiha Di Provinsi Riau

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

SOSIOLOGI PERTANIAN ( )

ANALISIS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam penelitian ini adalah orang-orang yang telah dipilih menjadi sampel

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

MOBILITAS PENDUDUK Pertemuan ke 1,2,3,4 MIGRASI. Drs. CHOTIB, M.Si

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISA KARAKTERISTIK SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI DI KABUPATEN KUDUS

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia yang apabila dikelola dengan baik penduduk dapat menjadi salah satu modal dasar pembangunan nasional. Penduduk tidak hanya sebagai sasaran pembangunan tapi juga merupakan pelaku dari pembangunan itu sendiri. Sementara itu besarnya jumlah penduduk yang dimiliki Indonesia, tidak menjadi jaminan keberhasilan pembangunan, tanpa disertai dengan adanya pengelolaan yang baik. Meningkatnya jumlah penduduk yang tanpa diimbangi dengan peningkatan kualitas penduduk di bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, pada akhirnya hanya akan menimbulkan hambatan-hambatan dalam program pembangunan suatu negara. Fenomena dinamika kependudukan yang salah satunya adalah aspek mobilitas merupakan fenomena yang terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia. Dimana menurut Ananta (dalam Mantra 2012, hlm.176) bahwa suatu revolusi mobilitas tampaknya telah terjadi di Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh tersedianya prasarana transportasi dan komunikasi yang memadai dan modern. khususnya mobilitas penduduk dari desa ke kota, hal lain yang menjadi pendorong adalah karena terbatasnya kesempatan kerja pada sektor pertanian di desa. Disampaikan Manning dan Effendi (1985, hlm.11) bahwa kebanyakan negara sedang berkembang mengabaikan sektor pertanian untuk mendapat sumber daya dalam upaya meningkatkan usaha industrialisasi dan urbanisasi. Hal ini mengakibatkan ada beribu-ribu petani di pedesaan kehilangan tanah mereka karena diterapkannya mekanisasi pertanian sebelum waktunya, atau mengerjakan tanah pertanian yang sangat sempit karena pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Gejala ini menyebabkan mereka berusaha menyelamatkan diri dengan pindah ke kotakota yang tumbuh dengan pesat. (Manning dan Effendi,1985, hlm.8). 1

2 Mobilitas penduduk secara fisik dianggap sebagai cara yang efektif untuk memperbaiki kesejahteraan hidup, disampaikan oleh Ravenstein (dalam Mantra,2012,hlm.187) yang mengemukakan bahwa faktor paling dominan yang mempengaruhi seseorang untuk bermigrasi adalah sulitnya memperoleh pekerjaan dan pendapatan di daerah asal dan kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik di daerah tujuan. Agar mampu memenuhi dan mencukupi kebutuhan hidup keluarga, dimana pemenuhan kebutuhan inilah yang kemudian menjadi indikator tercapainya tingkat kesejahteraan penduduk. Kuningan sebagai salah satu Kabupaten yang berada di Jawa Barat dengan jumlah penduduk 1.280.158 jiwa dan luas wilayah mencapai 1.195,71 km², yang terdiri dari 32 Kecamatan, 361 Desa dan 15 Kelurahan, dimana mayoritas penduduknya bekerja pada sektor pertanian tapi banyak pula yang bekerja di luar daerah pada sektor informal, seperti berdagang dan kegiatan wiraswasta lainnya atau dengan istilah lain banyak penduduknya yang melakukan mobilitas sirkuler. Dalam kenyataanya Kuningan merupakan Kabupaten di Propinsi Jawa Barat, dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang relatif kecil, ditambah dengan 74% alokasi anggarannya habis untuk belanja pegawai (sumber:www.kuningannews.com edisi 23/12/2012). Kemudian kurangnya lapangan kerja, ditambah Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kuningan tahun 2014 merupakan UMK terkecil kedua di Jawa Barat yaitu sebesar Rp.1.002.000,-. Sedangkan, angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL) hasil survei Dewan Pengupahan Kabupaten (DPK) untuk dasar penentuan UMK Kuningan 2014, ditetapkan sebesar Rp.1.142.130.- (sumber:www.pikiran rakyat online.com edisi 06/11/2013). Hal tersebut menjadikan penduduknya lebih memilih untuk pergi ke luar daerah, dengan harapan bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik, umumnya untuk mencari pekerjaan dan melanjutkan pendidikan. Fenomena ini hampir terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Kuningan khususnya wilayah Kuningan Timur.

3 Secara administrasi cukup sulit mencari data penduduk yang melakukan mobilitas sirkuler, karena Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil hanya mencatat data penduduk yang melakukan mobilitas secara permanen. Oleh karena itu penulis harus melakukan observasi langsung ke lapangan dari tingkat RT, RW dan Desa. Fenomena tersebut terjadi pula di Kecamatan Karangkancana, yang pada tahun 2013 penduduknya tercatat sebanyak 21.729 jiwa, terdiri dari 11.506 laki-laki, 10.223 perempuan dan 6.585 KK, dengan 65% penduduknya merupakan usia kerja (Sumber:Disdukcapil Kabupaten Kuningan,2013). Selanjutnya dari hasil observasi lapangan yang penulis lakukan, diperoleh sebanyak 5.524 jiwa atau 25,42% penduduk Kecamatan Karangkancana yang aktif melakukan mobilitas ke luar daerah, atau yang lebih mereka kenal dengan istilah merantau. Oleh karena itu, dianggap perlu dilakukannya penelitian untuk mengetahui karakteristik mobilitas penduduk sirkuler yang terdapat di Kecamatan Karangkancana Kabupaten Kuningan. Sehingga menghasilkan identifikasi masalah sebagai berikut : B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu, terletak pada tingginya angka mobilitas penduduk sirkuler yang terdapat di Kecamatan Karangkancana Kabupaten Kuningan. Oleh karenanya perlu dilakukannya kajian mengenai karakteristik dari pelaku maupun fenomena mobilitas sirkuler, penjabaran dari hal tersebut yaitu, untuk karakteristik pelaku meliputi jenis kelamin, usia mobilisan, status perkawinan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan di daerah tujuan dan darah asal, lamanya pengalaman mobilitas, frekuensi pulang, lamanya waktu tinggal di daerah tujuan dan daerah, cara menghubungi keluarga dan cara tinggal di daerah tujuan dan keadaan sosial ekonominya. Sedangkan untuk karakteristik dari fenomena mobilitas sirkuler meliputi, faktor-faktor yang mempengaruhi

4 dan daerah yang menjadi tujuan mobilitas sirkuler. Untuk lebih jelasnya, penulis menjabarkannya dalam rumusan masalah sebagai berikut : C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah karakteristik pelaku mobilitas sirkuler di Kecamatan Karangkancana Kabupaten Kuningan? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya mobiltas sirkuler di Kecamatan Karangkancana Kabupaten Kuningan? 3. Daerah mana yang menjadi tujuan mobilitas sirkuler penduduk di Kecamatan Karangkancana Kabupaten Kuningan? 4. Bagaimanakah keadaan sosial ekonomi pelaku mobilitas sirkuler di Kecamatan Karangkancana Kabupaten Kuningan? D. Tujuan Penelitian Dengan memperhatikan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui karakteristik pelaku mobilitas sirkuler di Kecamatan Karangkancana Kabupaten Kuningan? 2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya mobiltas sirkuler di Kecamatan Karangkancana Kabupaten Kuningan? 3. Untuk mengetahui daerah yang menjadi tujuan mobilitas sirkuler penduduk di Kecamatan Karangkancana Kabupaten Kuningan? 4. Untuk mengidentifikasi keadaan sosial ekonomi pelaku mobilitas sirkuler di Kecamatan Karangkancana Kabupaten Kuningan? E. Manfaat Penelitian Setelah mengkaji permasalahan dan tujuan penelitian diatas, adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

5 1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan penduduk mobilisan, serta membuat program prioritas untuk menciptakan lapangan pekerjaan, agar dapat menekan terjadinya mobilitas penduduk ke luar daerah. 2. Sebagai sumber dan bahan referensi materi ajar Geografi di tingkat SMA/Sederajat kelas XI dengan materi pokok Dinamika dan Masalah Kependudukan. 3. Sebagai sumber dan bahan referensi bagi pengembangan penelitian selanjutnya. F. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN, yaitu berisi pemaparan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA, yaitu menguraikan teori-teori atau konsepkonsep yang relevan serta berkaitan dengan penelitian ini, seperti hakekat mobilitas penduduk, faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas penduduk, pengertian mobilitas sirkuler dan perilaku mobilitas penduduk. BAB III METODE PENELITIAN, yaitu menjelaskan tentang prosedur yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian ini, yang terdiri dari lokasi penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN, yaitu mendeskripsikan mengenai hasil yang didapatkan dari penelitian di lapangan, yang disesuaikan dengan rumusan masalah yang terdapat pada Bab I, serta mengacu pada konsepkonsep, ataupun teori yang terdapat dalam tinjauan teori pada Bab II. BAB V SIMPULAN DAN SARAN, yaitu menyimpulkan hasil dari jawaban yang ada pada rumusan masalah, dan memberikan saran-saran yang dianggap perlu dari hasil yang didapatkan dalam penelitian ini.

6