ANALISIS BEBAN PENDINGIN PADA RUANG KULIAH PRODI NAUTIKA JURUSAN KEMARITIMAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH JENIS REFRIGERANT DAN BEBAN PENDINGINAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA KEBUTUHAN BEBAN PENDINGIN DAN DAYA ALAT PENDINGIN AC UNTUK AULA KAMPUS 2 UM METRO. Abstrak

PENGARUH TEKANAN TERHADAP PENGKONDISIAN UDARA SISTEM EKSPANSI UDARA

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

ANALISIS BEBAN PENDINGINAN DAN KALOR UNIT PENGKONDISIAN UDARA DAIHATSU XENIA

MESIN PENGERING HANDUK DENGAN ENERGI LISTRIK

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor ISSN INOVASI MESIN PENGERING PAKAIAN YANG PRAKTIS, AMAN DAN RAMAH LINGKUNGAN

JTM Vol. 04, No. 1, Februari

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

MESIN PENGERING PAKAIAN ENERGI LISTRIK DENGAN MEMPERGUNAKAN SIKLUS KOMPRESI UAP

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini diberi judul Perencanaan dan Pemasangan Air. Conditioning di Ruang Kuliah C2 PSD III Teknik Mesin Universitas

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING

BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

STUDI KINERJA MESIN PENGKONDISI UDARA TIPE TERPISAH (AC SPLIT) PADA GERBONG PENUMPANG KERETA API EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III PERENCANAAN, PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN, DAN PEMILIHAN UNIT AC

Analisis Konsumsi Energi Listrik Pada Sistem Pendingin Ruangan (Air Conditioning) Di Gedung Direktorat Politeknik Negeri Pontianak

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

Analisis Konsumsi Energi Listrik Pada Sistem Pengkondisian Udara Berdasarkan Variasi Kondisi Ruangan (Studi Kasus Di Politeknik Terpikat Sambas)

STUDI EVALUASI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KAMPUS BUKIT JIMBARAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Hotel Sapadia Siantar. Hotel Danau Toba International Medan. Rumah Sakit Columbia Asia Medan

STUDI SPESIFIKASI TEKNIK WATER CHILLER VAC IEBE

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

OPTIMASI PENGGUNAAN AC SEBAGAI ALAT PENDINGIN RUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol.

BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA

BAB 22 DASAR REFRIGERASI DAN PENGKONDISIAN UDARA SUNYOTO

REDESAIN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA ISUZU NEW PANTHER

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persyaratan ruangan yang baik adalah ruangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

BAB II LANDASAN TEORI

Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293, Indonesia 2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi

Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober

Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin

DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENDINGIN UNTUK KAPAL NELAYAN KAPASITAS 8 TON

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Ahmad Farid* dan Moh. Edi.S. Iman Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal Jl. Halmahera km 1, Tegal *

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

PEMBUATAN ALAT PENGERING SERBUK TEMBAGA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM REFRIGERASI KOMPRESI UAP

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambahnya ketinggian jelajah (altitude) pesawat maka tekanan dan

PENGARUH KECEPATAN PUTAR POROS KOMPRESOR TERHADAP PRESTASI KERJA MESIN PENDINGIN AC

BAB IV PERHITUNGAN PENDINGIN GEDUNG

BAB IV ANALISA DATA PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN

PERANCANGAN SISTEM PENDINGIN UNTUK PEMBEKUAN IKAN PADA KONTAINER KAPASITAS 8 TON

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

PENGARUH DEBIT ALIRAN AIR TERHADAP PROSES PENDINGINAN PADA MINI CHILLER

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN INSTALASI TATA UDARA RUANG AUDITORIUM DIREKTORAT JENDRAL AHU KEMENKUMHAM

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN

Kata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan

Recovery Energi pada Residential Air Conditioning Hibrida sebagai Pemanas Air dan Penyejuk Udara yang Ramah Lingkungan

Bunga. Sayuran. Cold Storage. Hortikultura

Pengantar Sistem Tata Udara

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI TATA UDARA GEDUNG

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak

Komparasi Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Temperatur dan Tekanan Mesin Pendingin

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB III METODOLOGI DATA PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer

Transkripsi:

ANALISIS BEBAN PENDINGIN PADA RUANG KULIAH PRODI NAUTIKA JURUSAN KEMARITIMAN Mika Patayang (1), Erry Yadie (2) Staf Pengajar Jurusan Kemitraan Polnes Samarinda 1, 2 ) jl. batu cermin sempaja ujung kampus kemaritiman polnes samarinda patayangmika_nautikapolnes@yahoo.com ABSTRAK Kenyamanan dalam suatu ruangan merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang efektifitas kegiatan seseorang berada dalam ruang yang sejuk membuat semua orang merasa nyaman oleh karenan itu pengkondisian udara suatu ruangan sangat perlu diperhatikan. Pada penelitian ini dilakukan untuk menghitung beban pendingin pada ruang kuliah nautika pada Jurusan Kemaritiman dimana dalam penelitian ini beban pendingin berasal dari perpindahan panas melalui dinding, perpindahan panas melalui kaca, panas dari taruna/i dan panas dari lampu. Penelitian dilakukan pada pukul 08.00;12.00 dan 16.00 dari hasil penelitian diperoleh bahwa beban pendingin pada pukul 08.00 sebesar 6384,990 Watt, beban pendingin pada pukul 12.00 sebesar 3719,3402 Watt, bebab pendingin pada pukul 16.00 sebesar 4886,9729 Watt. dari hasil diatas disarankan bahwa untuk memperoleh kenyamanan dalam ruang kelas nautika dibutuhkan minimal 2 AC 1 PK Kata kunci : refigerasi, beban pendigin PENDAHULUAN Sistem pengkondisian udara dewasa ini memang berperan penting. Hal ini terlihat semakin banyak digunakan perlengkapan ini secara luas diberbagai bidang kegiatan manusia antara lain ruang kerja, gudang pendinginan bahkan pengkondisian udara di kendaraan semuanya itu bertujuan agar setiap orang yang berada dalam ruanga tersebut merasa nyaman. Pengkondisian udara merupakan suatu kemewahan, namun telah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi, tanpa adanya peralatan ini banyak kegiatan yang tidak dapat dilakukan dengan baik, apa lagi kegiatan yang dilakukan didalam ruangan seperti prosen belajar mengajar demi untuk menunjang berjalannya proses belajar mengajar dengan baik maka ruangan perkuliahan khususnya di prodi Nautika Jurusan Kemaritiman (gambar 1. ruang perkuliahan tampak samping). Gambar 1. Ruang perkuliahan tampak samping Di hitung beban pendinginannya agar pengkondisian udara dalam ruangan tersebut dapat dilakukan dengan baik agar dapat memberikan kenyamanan bagi taruna/i dan dosen pada saat proses belajar mengajar. Mengingat kegiatan taruna/i pada prodi Nautika Jurusan kemaritiman sangat padat dimana sebelum memulai perkuliahan para taruna/iwajib mengikuti apel pagi kurang lebih 30 menit dan setelah itu taruna/i berlari menggelilingi kampus dan juga melakukan kegiatan lainnya maka secara otomatis mereka mengeluarkan keringat akibat adanya kegiatan tersebut dan setelah itu TURBOISSN 2301-6663 Vol. 3 N0. 2 13

mereka harus masuk ruangan kelas untuk melakukan proses belajar mengajar dan jika ruangan kelas tersebut udaranya tidak dikondisikan maka kenyamanan dalam kelas tidak ada atau jika pengkondisian udaranya tidak tidak sesuai dengan jumlah beban pendinginannya maka kenyamanan dalam ruangan perkuliahan itu tidak dapat tercapai maka sangat penting untuk menganalisa beban pending pada ruangan kelas agar dapat memperlancar prosen belajar mengajan oleh karena penelitian akan dilakukan. Analisa Beban Pendingin Pada Ruang Kuliah Prodi Nautika Jurusan Kemaritiman LANDASAN TEORI Udara panas menyebabkan rasa tidak nyaman untuk beraktifitas.kondisi akan semakin parah apabila orang bekerja atau beraktifitas di dalam ruang yang tertutup dengan sirkulasi udara yang terbatas. Udara dengan kelembaban tinggi dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, hal ini karena pada kondisi tersebut orang menjadi mudah berkeringat. Untuk mengatasi kondisi tersebut, udara di dalam ruangan harus dikondisikan sehingga mempunyai karakteristik yang cocok dengan kondisi tubuh orang yang menempati ruangan. Di dalam suatu ruangan yang udaranya dikondisikan, temperatur dan kelembaban udara dapat dikontrol sampai kondisi dimana penghuni ruangan merasa nyaman. Peralatan yang dapat dipakai untuk pengkondisian udara biasanya adalah air conditioner (AC), humidifier (pelembab), fan atau blower. Disamping untuk mengontrol temperatur udara, AC dapat digunakan sekaligus untuk sirkulasi sehingga kondisi udara tetap bersih. Fan dan bower hanya digunakan untuk sirkulasi udara saja.gambar komponen mesin pendingin dan diagram P-h dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. komponen utama mesin pendingin dan diagram P-h Air conditioner atau alat pengkondisi udara termasuk jenis mesin yang bekerja mengikuti siklus termodinamika yaitu siklus kompresi uap atau daur kompresi uap. Fluida kerja yang dipakai untuk daur ini biasa dinamakan refrigeran. Daur kompresi uap diaplikasikan pada mesin-mesin refrigerasi.sebagai contoh adalah freezer, mesin ini banyak dipakai untuk mengkondiskan benda pada suhu rendah. Sebagai contoh bahan pangan seperti buahbuahan, sayur-mayur, makanan kaleng, atau lainnya sering ditempatkan di dalam freezer supaya lebih awet dan tetap segar. Freezer banyak dipakai industri makanan atau industri obat untuk pegawetan.. Teknik pengkondisian udara adalah teknik memidahkan panas dari atau ke suatu rungan sehingga diperoleh temperatur dan kelembaban udara yang diinginkan. Mesin yang dapat melakukan perpindahan itu adalah heat pump. Ada dua macam pompa kalor bergantung dari kebutuhan akan panas atau tidak membutuhkan panas. Mesin pompa panas yang menyerap panas dari suhu ruangan kemudian dibuang kelingkungan disebut mesin pendingin. Sedangkan mesin pompa kalor yang menyerap panas dari lingkungan untuk dipakai untuk memanasii ruangan disebut pompa kalor Tujuan dari memindahkan panas dari satu tempat ke tempat lainnya adalah untuk mengkondisikan udara dengan temperatur dan kelembaban yang pas untuk kenyamanan, atau untuk lainnya seperti pengawetan, dan pengeringan. Sebagai contoh ruangan kelas untuk proses belajar mengajar, pada musim panas atau kemarau, ruangan cenderung panas pada waktu proses pengajaran. Beban pendinginan diperoleh dari suhu lingkungan, radiasi matahari, para siswa dan guru. Beban pendinginan paling besar diperoleh dari pemanasan radiasi matahari. Dengan menganalisis bebanbeban pendinginan, dapat dibuat rancangan sistem untuk mengkondisikan udara di dalam ruangan kelas menjadi nyaman untuk proses pengajaran. Seandainya indikasi kenyamanan kelas hanya terpaku pada temperatur saja, misalkan temperatur ruang kelas pada 25 0C yaitu sama dengan temperatur di luar kelas, proses pengkondisian udara harus dapat mencapai TURBOISSN 2301-6663 Vol. 3 N0. 2 14

temperatur tersebut. Sebagai contoh penyelesaiannya adalah dengan memasang kipas sedemikian hingga sirkulasi udara lancar, ditambah dengan pemasangan tabir matahari pada jendela kaca untuk megurangi efek radiasi panas matahari. Kalau kebutuhan kenyamanan dirasa pada temperatur yang lebih rendah lagi, misalkan pada 18 0C, sehingga harus dipasang air conditioner (AC) yang mampu mengkondisikan udara sampai temperatur tersebut. Jendela-jendela kaca harus dengan tabir matahari ditutup untuk menghindari beban pendinginan yang besar dari radiasi matahari. AC akan bekerja menyerap kalor dari ruangan kelas kemudian dibuang kelingkungan di luar kelas. Karena ruang kalas, sebagian kalor nya diserap AC, temperaturnya menjadi turun. Biasanya berbarengan dengan proses penyerapan kalor kelembaban udara juga ikut berubah karena temperatur turun, ada sebagian uap air di dalam kelas mengembun, sehingga kadar uap air di dalam ruangan kelas menurun. Dari contoh tersebut terlihat bahwa proses pengkondisian udara bukan berarti hanya proses pendinginan, tetapi proses untuk pencapaian temperatur yang dirasa nyaman bagi pengguna ruangan. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu Penelitian. Penelitian ini akan di laksanakan pada tanggal 20 mei- 30 mei 2014. b. Tempat Penelitian Ruang perkuliahan Prodi Nautika Jurusan Kemaritiman. Metode Pengumpulan Data a. Observasi dimana melakukan pengamatan, pengukuran dan pencatatan dilapangan yang nantinya menjadi data primer. b. Metode kepustakaan Jenis Data a. Data primer berupa temperature ruangan program studi nautika dan dimensi dari ruangan tersebut. b. Data sekunder berupa data dari spesifikasi dari air condisening (AC) HASIL PENELITIAN A.Hasil Penelitian Data yang diperoleh No. Item Jumlah 1. Lampu 8 2. Kaca 8 3. Orang 24 4. Pintu 1 Gambar 3. contoh ruangan yang di kondisikan udarahnya Keterangan 1. Ukuran gedung = 350 cm x 900 cm & 500 cm x 350 cm 2. Tebal dinding = 3,5 m = 350 cm 3. Ukuran kaca = 40 cm x 100 cm (jenis kaca tunggal (4 mm)) 4. Pintu = 160 cm x 200 cm 5. Kondisi cuaca = Cerah TURBOISSN 2301-6663 Vol. 3 N0. 2 15

Barat B Arah Utar A Selata Nautik Gambar 4. Gedung Perhitungan untuk pukul 08.00;12:00;16.00 1. Luas Gedung Luas 1 = 350 cm x 900 cm = 315.000 cm 2 (sisi selatan) Luas 2 = 500 cm x 350 cm = 175.000 cm 2 (sisi barat) 2. Luas Kaca = 40 cm x 100 cm x 8 = 32.000 cm 2 3. Luas Pintu = 160 cm x 200 cm = 32.000 cm 2 4. Perolehan kalor melalui dinding qw = [UA(CLTD) barat] + [UA(CLTD) selatan] dimana U = 2,6315 w/m 2 k Tabel 1. untuk CLTD C LOBI Timur Jam 08.00 12.00 16.00 Selatan 2 6 12 Barat 2 6 22 Untuk jam 08.00 Qw = [2,6315 w/m 2 k x 17,5 m 2 x 2] + [2,6315 w/m 2 k x 28,8 m 2 x 2] = 92,1025 + 113,2 = 205, 3025 D E Untuk jam 12.00 Qw = [2,6315 w/m 2 k x 17,5 m 2 x 6] + [2,6315 w/m 2 k x 28,3 m 2 x 6] = 276,3075 + 446,8287 = 723,1362 Untuk jam 16.00 Qw = [2,6315 w/m 2 k x 17,5 m 2 x 22] + [2,6315 w/m 2 k x 28,8 m 2 x 12] = 1013,1275 + 893,6574 = 1906,7849 Tabel 2. peroleh kalor melalui dinding Wakt Perolehan Panas u Barat Selatan Total 08.00 92,1025 113,2 205,3025 12.00 276,3075 446,828 7 723,1362 16.00 1013,127 5 893,657 4 Perolehan kalor melalui kaca Gambar 5. radiasi matahari melalui kaca Qsq = [A.I T.(shading)] selatan Dimana : A = luas total jendela I T = radiasi matahari Z = factor transmisi Shading = factor bayangan Tabel 3. Untuk radiasi matahari Azimut Radiasi Waktu Selatan 08.00 54 12.00 67 16.00 54 1906,784 9 TURBOISSN 2301-6663 Vol. 3 N0. 2 16

Kaca biasa Shading = 0,55 (terang) Untuk jam 08.00 Qsg = [3,2 m 2 x 54 x 0,7 x 0,55] = 66,528 Untuk jam 12.00 Qsg = [3,2 m 2 x 67 x 0,7 x 0,55] = 82,544 Untuk jam 16.00 Qsg = [3,2 m 2 x 54 x 0,7 x 0,55] = 66,528 Tabel 4. Perolehan kalor dari kaca Perolehan Waktu panas Total Selatan 08.00 66,528 66,528 12.00 82,544 82,544 16.00 66,528 66,528 5. Perolehan panas melalui Manusia Jumlah penghuni/taruna = 30 orang Jenis pekerjaan 08.00 = 300 w 35 12.00 = 150 w 25 16.00 =150 w 25 Untuk jam 08.00 Kalor Sensibel = 0,35 x 300 x 0,58 x 30 = 1827 w Kalor Laten = 0,45 x 300 x 30 x 1 = 4050 w Untuk jam 12.00 Kalor Sensibel = 0,75 x 150 x 0,58 x 30 = 625,5 w Kalor Laten = 0,45 x 150 x 30 x 1 = 2025 w Untuk jam 16.00 Kalor Sensibel = 0,25 x 150 x 0,58 x 30 = 652,5 w Kalor Laten = 0,45 x 150 x 30 x 1 = 2025 w Tabel 5. Perolehan kalor laten Waktu Kalor Laten Sensibel Total 08.00 4050 1827 5877 12.00 2025 652,5 2677,5 16.00 2025 652,5 2677,5 Beban kalor lampu Asumsi jumlah lampu = 8 Daya terpasan = 40 Jenis lampu = Floorescent; jenis x -1 FU = 0,9 Fb = 1 Q = (daya lampu, w) (FU) (Fb)(CCF) = (40)(0,9)(1)(0,82) Q = 29,52 w Panas total yang diberikan lampu pada beban perolehan panas Qlampu = 29,52 x 8 = 236,16 w Aliran udara melalui pintu diabaikan karena akan terjadi jika ada perbedaan suhu yang besar antara dalam ruangan dan luar ruangan. Tabel 6. perolehan kalor dari sumber pada jam 08.00;12.00;16.00 Jam Jendela Dinding Manusia Lampu Total 08.00 66,528 205,3025 5877 236,16 6384,990 12.00 82,544 723,1362 2677,5 236,16 3719,340 16.00 66,528 1906,784 2677,5 236,16 4886,972 TOTAL 14991,30W Dimana 1 PK diperhitungkan 9000 Btu/h Untuk pukul 08.00 Total panas = 6384,9905 watt x 3,413 Btu/h = 21791,9725 Btu/h = = 2,42 buah Untuk pukul 12.00 Total panas = 3719,3402 watt x 3,413 Btu/h = 12694,108 Btu/h = = 1,4 buah TURBOISSN 2301-6663 Vol. 3 N0. 2 17

Untuk pukul 16.00 Total panas = 4886,9729 watt x 3,413 Btu/h = 16679,238 Btu/h = = 1,85 buah PEMBAHASAN Dari hasil penelitian diatas diperoleh jumlah dipeoleh total jumlah kalor pada ruang kuliah prodi nautika.yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini; Jam Jendela Dinding Manusia Lampu Total 08.00 66,528 205,3025 5877 236,16 6384,9905 12.00 82,544 723,1362 2677,5 236,16 3719,3402 16.00 66,528 1906,7849 2677,5 236,16 4886,9729 TOTAL 14991,303 W Dalam perhitungan diambil tiga waktu karena waktu tersebut diatas merupakan waktu dimana taruna/i memiliki aktifitas yang sangat tinggi. Besarnya beban pendingin yang di hasilkan sangat mempengarui kerja dari mesin pendingin sehingga performansi dari mesin pendingin tidak maksimal. Besarnya beban pending akan dapat berpengaruh terhadap temperature dalam ruangan tetap tinggi sehingga tidak membuat nyaman dan juga memaksa kerja dari mesin pendingin tersebut serhingga dapat menagibatkan kerusakan pada komponen mesin pendingin tersebut. Dari hasil penelitian tiap kalor yang di hasilkan untuk tiap jam berbedabeda untuk perolehan kalor dari jendela terbesar diperoleh pada pukul 12:00 hal tersebut disebabkan oleh karena radiasi matahari pada jam 12:00 paling besar yaitu 67 sehingga perolehan kalor melalui jendela/kaca pada pokul 12:00 sebesar 82,544 watt. Perolehan kalor melalui dinding terbesar terjadi pada pukul 16:00 hal tersebut dikarenakan kondisi ruangan bagian selatan berhubungan langsung dengan lingkungan sehingga CLTD lebih besar dan luas daerah perpindahan panas yang kontak dengan lingkungan lebih besar sebesar 1906,7849 Watt. KESIMPULAN Dari hasi perhitungan diperoleh beban pendingin sebagai berikut: Jam Jendela Dinding Manusia Lampu Total 08.00 66,528 205,3025 58,77 236,16 6384,9905 12.00 82,544 723,1362 2677,5 236,16 3719,3402 16.00 66,528 1906,7849 2677,5 236,16 4886,9729 TOTAL 14991,303 W DAFTAR PUSTAKA 1. Anwar, Khairil, dkk. Efek Temperatur Pipa Kapiler Terhadap Kinerja Mesin Pendingin. Jurnal Mekanikal, Vol.1 No.1 Januari 2010. Pp. 30-39. 2. Arismunandar, W., H.Saito. Penyegaran Udara. Edisi keenam, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. 2002. 3. Gunawan Ricky,2000 Teknik Refrigerasidan Tata Udara 4. Hasan Basri, M. Pengaruh perubahan tekanan kondensor dan tekanan evaporator terhadap kinerja mesin refrigerasi focus 808. Thesis pascasarjana Universitas Hasanuddin 2007 5. Holman,J.P. 1994. Perpindahan Kalor.Erlangga, Jakarta : Indonesia 6. Jordan, R.C. dan Priester, G.B., 1956, Refrigeration and Air Conditioning, Second 7. Edition, Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall, Inc. 8. Stoecker, W.F. 1994. Refrigerasi danpengkondisian Udara.Jakarta TURBOISSN 2301-6663 Vol. 3 N0. 2 18