BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 81 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE BOLANGO NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH KECAMATAN PRAYA DESA MEKAR DAMAI Alamat : Jln. Taruna Jaya 01 Km Tlpn/Hp Kode Pos 8351I

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

KEPALA DESA NGLANGGERAN KECAMATAN PATUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 12 Tahun : 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 5 TAHUN 2018 T E N T A N G

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERANGKAT DESA

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

KEPUTUSAN PANITIA PENGISIAN LOWONGAN PAMONG DESA DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

No. Kegiatan Waktu Ket 1 Pembentukan Panitia 2 Maret 2018 Pemerintah Desa 2 Penyusunan Tatib 5-8 Maret 2018 Panitia. 9 Maret 2018

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 13

KEPALA DESA KALITEKUK KECAMATAN SEMIN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 44 Tahun : 2016

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 8

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR 4 TAHUN 2016

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

KEPUTUSAN PANITIA PENGISIAN LOWONGAN PAMONG DESA DESA MULYODADI KECAMATAN BAMBANGLIPURO KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 28

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

, u BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGISIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015

PERATURAN DESA CINTARASA KECAMATAN SAMARANG KABUPATEN GARUT NOMOR : 5 TAHUN 2016 SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KEJA PEMERINTAH DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lem

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PERANGKAT DESA

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

BUPATI ROKAN HILIR PROVINSI RIAU

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2017

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMERINTAHAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2017 SERI E.1 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 37 TAHUN 2017

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA

PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2016

Transkripsi:

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 dan Pasal 15 Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa,perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 2. Undang-Undang Nomor 67 Tahun 1958 tentang Perubahan Batas-batas Wilayah Kotapraja Salatiga Dan Daerah Swatantra Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1652); 3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3079); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1992 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Dan Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3500); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016Nomor 5); 9. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2016 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 14); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Semarang. 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

4. Bupati Semarang yang selanjutnya disebut Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Semarang. 5. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat Daerah yang ada di Kabupaten Semarang. 6. Camat adalah Pemimpin Kecamatan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. 7. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Pemerintah Desa adalah kepala desa dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 10. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah. 11. Penjabat Kepala Desa adalah seorang pejabat yang diangkat oleh Bupati untuk melaksanakan tugas, hak dan wewenang serta kewajiban kepala desa dalam kurun waktu tertentu. 12. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. 13. Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam Sekretariat Desa, dan unsur pendukung tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan kebijakan yang diwadahi dalam bentuk pelaksana teknis dan unsur kewilayahan. 14. Dusun adalah bagian wilayah dalam Desa yang merupakan lingkungan kerja penyelenggaraan pemerintahan Desa. 15. Kepala Dusun adalah unsur pembantu Kepala Desa sebagai satuan tugas kewilayahan. 16. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD. 17. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disingkat APB Desa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa. 18. Pengangkatan Perangkat Desa adalah suatu proses pengisian kekosongan jabatan Perangkat Desa yang dilaksanakan melalui seleksi. 19. Tim Seleksi Calon Perangkat Desa yang selanjutnya disebut Tim adalah Tim yang dibentuk Kepala Desa untuk menyelenggarakan seleksi Calon Perangkat Desa. 20. Penjaringan adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim yang meliputi kegiatan penentuan persyaratan, pengumuman dan pendaftaran Bakal Calon. 21. Penyaringan adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim untuk memperoleh calon perangkat desa yang berhak mengikuti seleksi menjadi perangkat desa. 22. Bakal Calon Perangkat Desa yang selanjutnya disebut Bakal Calon adalah warga masyarakat Desa setempat yang mendaftarkan diri sebagai Calon Perangkat Desa. 23. Calon Perangkat Desa yang selanjutnya disebut Calon adalah Bakal Calon Perangkat Desa yang memenuhi persyaratan administrasi dan berhak mengikuti seleksi. 24. Mutasi Jabatan Perangkat Desa adalah kewenangan Kepala Desa untuk melakukan alih jabatan terhadap Perangkat Desa yang berkedudukan setara atau setingkat kecuali jabatan Kepala Dusun.

25. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah unsur pembantu Bupati dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi : a. pengangkatan Perangkat Desa; b. mutasi jabatan Perangkat Desa; dan c. pemberhentian Perangkat Desa. BAB III PENGANGKATAN PERANGKAT DESA Bagian Kesatu Umum Pasal 3 (1) Pengangkatan perangkat desa terdiri atas: a. seleksi Calon; b. penetapan Perangkat Desa; dan c. pelantikan Perangkat Desa. (2) Seleksi Calon meliputi tahapan : a. persiapan; b. penjaringan Bakal Calon; c. penyaringan Calon; d. pelaksanaan seleksi; dan e. pelaporan hasil seleksi oleh Tim kepada Kepala Desa. (3) Penetapan perangkat desa meliputi tahapan : a. konsultasi hasil seleksi oleh Kepala Desa kepada Camat; b. rekomendasi tertulis Camat kepada Kepala Desa; dan c. penerbitan keputusan pengangkatan perangkat desa. (4) Pengangkatan perangkat desa merupakan wewenang kepala desa definitif dan tidak dapat dilaksanakan oleh Penjabat Kepala Desa. Pasal 4 Kepala Desa memberitahukan secara tertulis kepada Bupati melalui Camat paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum mulai pelaksanaan pengangkatan Perangkat Desa. Bagian Kedua Persiapan Seleksi Calon Pasal 5 (1) Kepala Desa bersama BPD membentuk Tim Seleksi Calon yang terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris dan 3 (tiga) orang anggota.

(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. 1 (satu) orang dari unsur Perangkat Desa; b. 1 (satu) orang dari unsur LKMD; c. 1 (satu) orang dari unsur PKK Tingkat Desa; d. 1 (satu) orang dari unsur Karang taruna Tingkat Desa; dan e. 1 (satu) orang dari unsur Ketua RW. (3) Pembentukan Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan berdasar hasil musyawarah mufakat dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. (4) Fungsi Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah membantu kepala desa dalam melakukan seleksi CalonPerangkat Desa. (5) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempunyai tugas : a. merencanakan, mengkoordinasikan, dan menyelenggarakan semua tahapan pelaksanaan seleksi CalonPerangkat Desa; b. menetapkan jadwal tahapan seleksi CalonPerangkat Desa; c. menyusun rencana Anggaran dan Biaya seleksi Calon Perangkat Desa; d. bersikap profesional, obyektif dan netral; e. memperlakukan Calon secara adil dan setara; f. melaksanakan penjaringan Bakal Calon : (1) mengumumkan lowongan Perangkat Desa secara tertulis di seluruh Dusun; dan (2) menerima pendaftaran Bakal Calon. g. melaksanakan penyaringan Calon : (1) melaksanakan penelitian persyaratan administrasi Bakal Calon; (2) menetapkan Calon yang lolos penelitian persyaratan administrasi; dan (3) mengumumkan Calon yang lolos penelitian persyaratan administrasi. h. melaksanakan kerjasama pelaksanaan seleksi berupa seleksi praktek komputer dan seleksi tertulis bagi Calon dengan pihak ketiga yang berkompeten; i. mengumumkan hasil seleksi Calon kepada masyarakat di tempat umum yang mudah di akses sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat; j. membuat berita acara hasil seleksi; dan k. melaporkan hasil seleksi kepada Kepala Desa. (6) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Desa. Pasal 6 Tim menyusun jadwal tahapan seleksi Calon dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah terbentuknya Tim. Bagian Ketiga Penjaringan Bakal Calon Paragraf 1 Persyaratan Pendaftaran Bakal Calon Pasal 7 Pendaftaran Bakal Calon berasal dari warga Desa yang memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta memelihara dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika; c. berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah Umum atau yang sederajat; d. berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42 (empat puluh dua) tahun pada saat mendaftar; e. terdaftar sebagai penduduk Desa dan bertempat tinggal di Desa paling sedikit 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran; f. sehat jasmani dan rohani berdasarkan surat keterangan dokter Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas); g. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling sedikit 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang; h. berkelakuan baik berdasarkan surat keterangan catatan kepolisian (SKCK); i. memiliki kemampuan mengoperasionalkan komputer; j. bebas sebagai pemakai dan/ atau pengedar narkoba; dan k. untuk jabatan pelaksana kewilayahan harus terdaftar sebagai penduduk dusun dan bertempat tinggal di dusun setempat paling sedikit 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran. Paragraf 2 Tahapan Penjaringan Bakal Calon Pasal 8 (1) Tim mulai melaksanakan pengumuman pendaftaran Bakal Calon paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pembukaan pendaftaran. (2) Tim menerima pendaftaran Bakal Calon dari masyarakat desa setempat dalam jangka waktu selama 10 (sepuluh) hari. (3) Pendaftaran Bakal Calon paling sedikit 2 (dua) orang untuk satu formasi jabatan perangkat desa. (4) Bakal Calon melaksanakan pendaftaran melalui Tim dengan mengajukan lamaran secara tertulis kepada Kepala Desa dengan dilengkapi persyaratan yang telah ditentukan dan dibatasi 1 (satu) orang hanya mendaftar untuk 1 (satu) formasi jabatan Perangkat Desa. (5) Tim menerima dan meneliti kelengkapan persyaratan administratif Bakal Calon yang dibuktikan dengan tanda bukti penerimaan berkas persyaratan. (6) Dalam hal bakal calon yang mendaftar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kurang dari 2 (dua) orang, Tim memperpanjang waktu pendaftaran paling lama menjadi 20 (dua puluh) hari. (7) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6) tetap tidak diperoleh Bakal Calon kurang dari 2 (dua) orang, maka seleksi Calon pada formasi jabatan dimaksud ditunda pada tahap seleksi yang akan dilaksanakan dikemudian hari yang ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Desa.

Bagian Keempat Penyaringan Calon Pasal 9 (1) Tim melaksanakan penelitian persyaratan administrasi Bakal Calon yang terdiri atas : a. surat permohonan menjadi Perangkat Desa yang dibuat oleh yang bersangkutan yang ditujukan kepada Kepala Desa diatas kertas bermaterai cukup; b. fotocopy Kartu Tanda Penduduk yang dilegalisir pejabat yang berwenang; c. surat keterangan bertempat tinggal paling sedikit 1 (satu) Tahun sebelum pendaftaran dari Rukun Tetangga dan Rukun Warga setempat mengetahui Kepala Desa; d. surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas bermaterai cukup; e. surat pernyataan memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika, yang dibuat oleh yang bersangkutan diatas kertas bermaterai cukup; f. fotocopy Ijazah pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan ijazah terakhir yang dilegalisir oleh pejabat berwenang; g. fotocopy akta kelahiran yang dilegalisir pejabat yang berwenang; h. surat keterangan berbadan sehat dari Puskesmas; i. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK); j. surat keterangan dari pengadilan yang menerangkan bahwa tidak pernah menjalani pidana penjara atau kurungan berdasarkan Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hokum tetap, karena tindak pidana yang dikenakan ancaman pidana paling sedikit5 (lima) tahun; k. surat pernyataan memiliki kemampuan mengoperasionalkan komputer yang akan dibuktikan dalam seleksit praktek komputer pada tahap selanjutnya diatas kertas bermeterai cukup; l. surat keterangan bebas narkoba dari Rumah Sakit Umum milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah; m. surat izin tertulis dari pejabat pembina kepegawaian bagi PNS; n. surat cuti dari Camat bagi anggota BPD; o. surat cuti mengikuti pencalonan dari Kepala Desa bagi Ketua Lembaga Kemasyarakatan Desa; dan p. surat cuti dari Kepala Desa bagi Perangkat Desa (Kepala Urusan, Kepala Seksi dan Kepala Dusun) yang mendaftar formasi jabatan Sekretaris Desa. (2) BPD dan Ketua Lembaga Kemasyarakatan Desa, jika diangkat menjadi Perangkat Desa maka harus mengundurkan diri dan diberhentikan dari jabatannya sebagai BPD dan Ketua Lembaga Kemasyarakatan Desa. (3) Perangkat Desa yaitu Kepala Urusan, Kepala Seksi atau Kepala Dusun jika diangkat menjadi Sekretaris Desa maka harus diberhentikan dari jabatannya sebagai Kepala Urusan, Kepala Seksi atau Kepala Dusun. Pasal 10 Terhadap dokumen yang dijadikan persyaratan administrasi Calon sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (1), jika dipandang perlu oleh Tim dapat dilakukan klarifikasi faktual kepada lembaga atau institusi yang mengeluarkan dokumen.

Pasal 11 (1) Dari hasil penelitian persyaratan administrasi Bakal Calon, Tim membuat Berita Acara hasil penelitian persyaratan administrasi Bakal Calon dan menetapkan Calon yang lolos penelitian persyaratan administrasi. (2) Tim mengumumkan Calon yang lolos penelitian persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada masyarakat dengan menempel pada tempat umum yang mudah di akses sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Bagian Kelima Pelaksanaan Seleksi bagi Calon Pasal 12 (1) Calon yang lolos penelitian persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (1) berhak mengikuti seleksi. (2) Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. wawancara dengan bobot nilai 10 (sepuluh) % (perseratus); b. ujian praktek komputer dengan bobot nilai 30 (tiga puluh) % (perseratus); dan c. ujian tertulis dengan bobot nilai 60 (enam puluh) % (perseratus). (3) Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diselenggarakan oleh Tim bekerjasama dengan pihak ketiga yang berkompeten. (4) Pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (3), adalah lembaga independen yang berbadan hukum dan berkompeten menyelenggarakan seleksi bagi Calon. (5) Pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus mendapatkan rekomendasi dari SKPD yang membidangi Desa. Pasal 13 (1) Tim dan Pihak ketiga menyepakati segala hal dalam penyelenggaraan seleksi yang dituangkan dalam perjanjian kerjasama. (2) Jadwal dan Tata tertib seleksi disampaikan oleh Tim kepada Calon dan diumumkan dengan menempel pada tempat umum yang mudah di akses sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Pasal 14 (1) Pelaksanaan seleksi diselenggarakan oleh pihak ketiga bersama Tim dengan menjaga transparansi, profesionalisme dalam pelaksanaannya dan hasil seleksi harus dapat diketahui pada hari itu juga. (2) Hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa nilai dan peringkat Calon yang memperoleh nilai tertinggi sampai dengan terendah. (3) Dalam hal terdapat nilai tertinggi yang sama lebih dari 1 (satu) orang, maka diadakan seleksi ulang untuk Calon tersebut pada hari itu juga. (4) Tim mengumumkan hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada masyarakat dengan menempel pada tempat umum yang mudah di akses sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

Pasal 15 Tim membuat Berita Acara hasil seleksi Perangkat Desa dan melaporkan hasil seleksi Perangkat Desa kepada Kepala Desa paling lama 1 (satu) x 24 (dua puluh empat) jam pada hari pelaksanaan seleksi. Bagian Keenam Penetapan Perangkat Desa Pasal 16 (1) Pengangkatan Perangkat Desa ditetapkan berdasarkan hasil seleksi Perangkat Desa dengan ketentuan yang ditetapkan menjadi Perangkat Desa adalan Calon yang memperoleh nilai tertinggi atau peringkat pertama dari hasil seleksi. (2) Berdasarkan hasil seleksi dan ketentuan pengangkatan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa melaksanakan konsultasi secara tertulis kepada Camat paling lama 3 (tiga) hari setelah adanya laporan dari Tim. (3) Camat memberikan rekomendasi tertulis terhadap calon Perangkat Desa paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah adanya konsultasi tertulis dari Kepala Desa. (4) Rekomendasi yang diberikan Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah berupa persetujuan atau penolakan berdasarkan persyaratan Calon dan prosedur seleksi yang ditentukan. (5) Dalam hal Camat memberikan persetujuan, Kepala Desa menerbitkan Keputusan Kepala Desa tentang Pengangkatan Perangkat Desa. (6) Dalam hal rekomendasi Camat berisi penolakan, Kepala Desa melakukan kembali seleksi Calon. (7) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Camat belum memberikan rekomendasi tertulis, maka Kepala Desa menetapkan Perangkat Desa sesuai hasil seleksi. Bagian Ketujuh Pelantikan Perangkat Desa Pasal 17 (1) Sebelum memangku jabatan Perangkat Desa mengucapkan sumpah/janji menurut agamanya dan dilantik oleh Kepala Desa. (2) Susunan kata-kata sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut : Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku Perangkat Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara; dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang Undang Dasar 1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (3) Perangkat Desa menjalankan jabatan setelah melaksanakan pengambilan sumpah/ janji dan pelantikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Bagian Kedelapan Pembiayaan Pasal 18 (1) Pembiayaan pengangkatan perangkat desa bersumber dari APBDesa. (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan antara lain untuk : a. honorarium tim; b. biaya jasa konsultan (pihak ketiga); c. biaya alat tulis kantor; d. biaya dekorasi (spanduk/ MMT) dan dokumentasi; e. biaya penggandaan/ foto copy; f. biaya makan minum rapat/ sosialisasi; dan g. biaya pelantikan; (3) Anggaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus berdasarkan standar indeks harga barang dan jasa yang ditetapkan oleh Bupati serta sesuai dengan prinsip efisiensi dan efektifitas. BAB III MUTASI JABATAN PERANGKAT DESA Pasal 19 (1) Kepala Desa dapat melakukan mutasi jabatan terhadap Perangkat Desa kecuali jabatan Kepala Dusun. (2) Mutasi jabatan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan wewenang Kepala Desa definitif. (3) Mutasi jabatan terhadap Perangkat Desa hanya dilakukan bagi Perangkat Desa yang berkedudukan setara. Pasal 20 (1) Mutasi jabatan Perangkat Desa dilaksanakan melalui mekanisme sebagai berikut: a. Kepala Desa melakukan evaluasi terhadap kinerja Perangkat Desa dan kajian mutasi Perangkat Desa; b. Hasil evaluasi dan kajian sebagaimana dimaksud pada huruf (a), dikonsultasikan oleh Kepala Desa kepada Camat; c. Camat memberikan rekomendasi tertulis terhadap mutasi jabatan Perangkat Desa paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak konsultasi oleh Kepala Desa; d. Berdasarkan rekomendasi tertulis Camat sebagaimana dimaksud pada huruf c, Kepala Desa menetapkan Keputusan Kepala Desa tentang mutasi jabatan Perangkat Desa. (2) Mutasi jabatan terhadap Perangkat Desa dilaporkan kepada Bupati melalui Camat paling lambat 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal pelaksanaan mutasi jabatan.

BAB IV PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA Bagian Kesatu Pemberhentian Sementara Perangkat Desa Pasal 21 (1) Pemberhentian sementara Perangkat Desa dilaksanakan oleh Kepala Desa terhadap Perangkat Desa karena : a. ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan yang dibuktikan dengan surat dari instansi yang berwenang; b. tertangkap tangan dan ditahan yang dibuktikan dengan surat dari instansi yang berwenang; c. ditetapkan sebagai terdakwa yang dibuktikan dengan surat dari instansi yang berwenang; dan d. terkena sanksi administrasi karena melanggar larangan sebagai Perangkat Desa. (2) Pemberhentian sementara Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewenangan Kepala Desa definitif dan dapat dilaksanakan juga oleh Penjabat Kepala Desa setelah berkoordinasi dengan BPD dan konsultasi kepada Camat. (3) Dalam hal Perangkat Desa diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Perangkat Desa yang lain ditunjuk sebagai Pelaksana Harian oleh Kepala Desa dengan Surat Perintah Tugas. Pasal 22 Pemberhentian sementara Perangkat Desa karena sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (1) huruf d dilaksanakan oleh Kepala Desa dengan tahapan sebagai berikut: a. Kepala Desa melaksanakan koordinasi dengan BPD; b. Kepala Desa memberikan teguran lisan kepada Perangkat Desa yang bersangkutan; c. apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah teguran lisan tidak ada tindak lanjut perbaikan dari Perangkat Desa yang bersangkutan, maka Kepala Desa memberikan Surat Peringatan I (pertama) secara tertulis kepada yang bersangkutan. d. apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah Surat Peringatan I (kesatu) tidak ada tindak lanjut perbaikan dari Perangkat Desa yang bersangkutan, maka Kepala Desa memberikan Surat Peringatan II (kedua) secara tertulis kepada yang bersangkutan. e. apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah Surat Peringatan II (kedua) tidak ada tindak lanjut perbaikan dari Perangkat Desa yang bersangkutan, maka Kepala Desa memberikan Surat Peringatan III (ketiga) secara tertulis kepada yang bersangkutan. f. apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah Surat Peringatan III (ketiga) tidak ada tindak lanjut perbaikan dari Perangkat Desa yang bersangkutan, maka Kepala Desa setelah berkonsultasi dengan Camat melaksanakan pemberhentian sementara terhadap Perangkat Desa yang bersangkutan dengan Keputusan Kepala Desa.

Bagian Kedua Pemberhentian Perangkat Desa Pasal 23 (1) Pemberhentian Perangkat Desa merupakan kewenangan Kepala Desa definitif dan dapat dilaksanakan juga oleh Penjabat Kepala Desa setelah berkoordinasi dengan BPD dan berkonsultasi dengan Camat. (2) Perangkat Desa berhenti karena: a. meninggal dunia; b. permintaan sendiri; atau c. diberhentikan. (3) Perangkat Desa yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c karena: a. usia telah genap 60 (enam puluh) tahun atau habis masa tugasnya berdasarkan surat keputusan pengangkatannya; b. dinyatakan sebagai terpidana berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; c. berhalangan tetap; d. tidak lagi memenuhi syarat sebagai perangkat Desa; dan/ atau e. melanggar larangan sebagai perangkat Desa. Pasal 24 Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari Perangkat Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf f tidak melaksanakan tindak lanjut perbaikan, maka Kepala Desa dapat melaksanakan pemberhentian terhadap Perangkat Desa yang bersangkutan. Pasal 25 Pemberhentian perangkat desa dilaksanakan melalui mekanisme sebagai berikut : a. Kepala Desa melaksanakan koordinasi dengan BPD; b. Kepala Desa melaksanakan konsultasi tertulis kepada Camat paling lama 7 (tujuh) hari setelah koordinasi dengan BPD. c. Camat memberikan rekomendasi tertulis berupa persetujuan atau penolakan terhadap pemberhentian perangkat desa yang bersangkutan paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak konsultasi dilakukan oleh Kepala Desa. d. rekomendasi tertulis Camat sebagaimana dimaksud pada huruf c didasarkan pada persyaratan pemberhentian perangkat Desa. e. berdasarkan rekomendasi Camat, maka Kepala Desa menetapkan pemberhentian perangkat desa yang bersangkutan dengan Keputusan Kepala Desa. f. apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf c, Camat belum memberikan rekomendasi tertulis, maka Kepala Desa dapat menetapkan pemberhentian perangkat desa yang bersangkutan dengan Keputusan Kepala Desa. g. Keputusan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada huruf e atau f disampaikan Kepala Desa kepada Camat paling lambat 14 (empat belas) hari setelah ditetapkan.

BAB V PENUTUP Pasal 26 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Semarang. Ditetapkan di Ungaran pada tanggal 01-09-2016 BUPATI SEMARANG, Diundangkan di Ungaran pada tanggal 02-09-2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SEMARANG, MUNDJIRIN GUNAWAN WIBISONO BERITA DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 NOMOR 38