Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

dokumen-dokumen yang mirip
RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

RESPONS PERTUMBUHAN STUM MATA TIDUR KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK ORGANIK CAIR

RESPON PERTUMBUHAN STUMPKARET

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

PERTUMBUHAN STUM MATA TIDUR KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN LAMA PENYIMPANAN PADA KERTAS KORAN

PENGARUH LILIT BATANG BAWAH DAN PUPUK FOSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN STUM MATA TIDUR KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

JurnalAgroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.6.No.1, Januari 2018 (3): 14-19

Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh dan Sumber Bud Chips Terhadap Pertumbuhan Bibit Tebu (Saccharum officinarum) di Pottray

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

Respon Pertumbuhan Stump Karet (Hevea brassiliensis Muell Arg.) terhadap Pemotongan Akar Tunggang pada Berbagai Komposisi Media Tanam

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BUD CHIP TEBU (Saccharum officinarum L.) SKRIPSI OLEH:

Respons Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Aplikasi Mulsa dan Perbedaan Jarak Tanam

KORELASI BOBOT BENIH DENGAN KEJAGURAN BIBIT BATANG BAWAH KARET (Hevea brasilliensis Muell.-Arg.)

Charloq 1) Hot Setiado 2)

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (582) :

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH MEDIA DAN SUMBER BAHAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN STEK LIDAH MERTUA (Sansevieria trivaciata Lorentii ) Oleh:

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (560) :

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

SKRIPSI OLEH : ANI MEGAWATI SIMBOLON** BDP-AGRONOMI

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Lama Perendaman Auksin pada Bibit Tebu Teknik Bud Chip

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (39):

Perbandingan Pertumbuhan Jumlah Mata Tunas Bibit Bagal Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas GMP2 dan GMP3

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan bulan Juni 2011 Oktober 2011.

PENGARUH CAMPURAN MEDIA TUMBUH DAN DOSIS PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PEMBIBITAN

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

SKRIPSI OLEH : MARIA MASELA S. SITANGGANG/ AGROEKOTEKNOLOGI

PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK ORGANIK CAIR

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP BEBERAPA KOMPOSISI KOMPOS KULIT BUAH KAKAO DENGAN SUBSOIL ULTISOL DAN PUPUK DAUN

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT MUCUNA (Mucuna bracteata D.C) SECARA STEK PADA MEDIA TANAM LIMBAH KELAPA SAWIT DAN MIKORIZA SKRIPSI OLEH :

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT AREN ( Arenga pinnata Merr.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR SKRIPSI OLEH : MANAHAN BDP Pemuliaan Tanaman

Coressponding author : ABSTRACT

PERKECAMBAHAN BENIH TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) YANG DISIMPAN PADA SUHU DAN PERIODE YANG BERBEDA

PERTUMBUHAN JENIS MATA TUNAS PADA OKULASI BEBERAPA KLON TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg)

PENGARUH PUPUK ORGANIK GRANUL DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) OKULASI

PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA DAN AIR CUCIAN BERAS PADA BIBIT KARET

PENGARUH POPULASI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADA SISTEM POLA TUMPANG SARI SKRIPSI

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (7): 47-54

UJI KETAHANAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) HASIL RADIASI SINAR GAMMA (M 2 ) PADA CEKAMAN ALUMINIUM SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH:

Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Interval Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Bibit Jambu Air Madu Deli Hijau (Syzigium samarengense)

PELAKSANAAN PENELITIAN

TANGGAP PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT KAKAO

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST)

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

UJI BEBERAPA JENIS KOMPOS PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) STUM MINI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

Respons Pemberian Pupuk Hayati pada Beberapa Jarak Tanam Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae var. acephala)

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JAMBU AIR MADU DELI HIJAU (Syzgizium samarangense) SKRIPSI OLEH :

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

INNOFARM : Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 12, No. 2, Oktober 2013

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI PAKHCOY (Brassica rapa. L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KASCING SKRIPSI OLEH:

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

Pengaruh Media Tanam dan Panjang Slip Bahan Tanaman terhadap Pertumbuhan Tanaman

327. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP PRODUKSI KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) DI KEBUN HAPESONG PTPN III TAPANULI SELATAN

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PEMBIBITAN EDI HANDOKO

MIKROPROPOGASI TUNAS KANTONG SEMAR (Nepenthes gracillis Korth.) DENGAN PEMBERIAN NAA DAN BAP SECARA IN VITRO

SKRIPSI. Oleh : ERNIKA SEPTYMA BR PARDEDE/ AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DENGAN PUPUK HAYATI PADA PERBEDAAN VOLUME MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH :

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN URIN DOMBA

ABSTRACT. Keywords: budding shoot, rootstock stumped, benzilaminopurine (BAP) ABSTRAK

PENGAMATAN PERKEMBANGAN BENIH KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) KLON PB 260 DENGAN INTERVAL PENGENDALIAN GULMA YANG BERBEDA

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

DAN CABANG PADA ENAM KLON KARET ABSTRACT

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P ISSN O

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA TEKNIK BUD CHIP TIGA VARIETAS TEBU (Saccharum officinarum L.)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA(Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR ORGANIK URIN KAMBING PADA BEBERAPA JARAK TANAM

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PERLAKUAN ROOTONE F PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG Aglaonema Donna Carmen

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) TERHADAP PEMBERIAN MULSA DAN BERBAGAI METODE OLAH TANAH SKRIPSI

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

PENGEMBANGAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Pemberian Pupuk Bokashi dan Frekuensi Pembumbunan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBELAHAN UMBI BIBIT PADA BEBERAPA JARAK TANAM

Transkripsi:

Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) The Influence of Storage Period and Diameter Stump on Stump Rubber Growth (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Mitra Kasih Maruhawa, Asil Barus*, T. Irmansyah Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155 *Corresponding author: asilbarus24@gmail.com ABSTRACT The purpose of this research is to found out the influence of storage period and diameter stump on stump rubber growth. This research was conducted at experimental field of Agriculture Faculty, University of North Sumatera, Medan, in april until august 2015, using randomized block design with two factors, i.e storage period (0,5,10,15,20 days) and diameter of stump (1.6-2.0 cm, 2.1-2.5cm, 2.6-3.0 cm). Parameters observed were percentage of grow, time of break bud, height of bud, diameter of bud, amount of leaf, total leaf area, root length, root dried weight and shoot dried weight. The result showed that the storage period significantly affected on percentage of grow, diameter of bud, amount of leaf, total leaf area and root length. While the treatment diameter of stump significantly affected on percentage of grow and root length. The interaction of two factor significantly affected on percentage of grow and root length. Keywords : stump rubber, storage period, diameter of stump ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan dan diameter stum mata tidur terhadap pertumbuhan bibit karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.). Penelitian ini dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan, pada bulan April 2015 hingga Agustus 2015, menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor yaitu lama penyimpanan (0, 5 10, 15 dan 20 hari) dan diameter stum (1.6-2.0 cm, 2.1-2.5 cm, 2.6-3.0 cm). Parameter yang diamati adalah persentase tumbuh stum di lapangan, waktu melentis, panjang tunas, diameter tunas, jumlah daun, total luas daun, panjang akar, berat kering akar dan berat kering tajuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lama penyimpanan stum berpengaruh nyata pada parameter persentase tumbuh stum di lapangan, diameter tunas, jumlah daun, total luas daun dan panjang akar. Perlakuan diameter stum berpengaruh nyata pada parameter persentase tumbuh stum di lapangan dan diameter tunas. Interaksi antara lama penyimpanan dan diameter stum berpengaruh nyata pada parameter persentase tumbuh stum di lapangan dan panjang akar. Kata kunci : stum, lama penyimpanan, diameter stum PENDAHULUAN Tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) menjadi salah satu komoditi perkebunan yang memiliki prospek sangat baik ke depan. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia kebutuhan akan karet alam juga cenderung meningkat. Hampir setiap aktivitasnya, manusia selalu menggunakan karet alam misalnya sebagai bahan baku ban kendaraan (Vachlepi dan Thomas, 2013). Pada tahun 2012 luas perkebunan karet di Indonesia mencapai 3,4 juta Ha, atau 15 % dari luas total perkebunan di Indonesia yaitu 22,76 juta ha. Dari total perkebunan karet tersebut, seluas 2,9 juta Ha atau 85% merupakan Perkebunan Rakyat (PR). 1546

Indonesia dengan produksi sebesar 3,2 juta ton merupakan negara produsen karet alam terbesar ke-2 di dunia setelah Thailand. (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2013). Secara umum permasalahan utama perkebunan karet rakyat adalah masih rendahnya produktivitas kebun (sekitar 610 kg/ha/tahun) bila dibandingkan dengan produktivitas tanaman karet perkebunan besar yang mencapai sekitar 1100-1200 kg/ha/thn (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2005). Agar terjadi peningkatan produksi karet khususnya pada perkebunan rakyat, bahan tanam karet yang dianjurkan adalah bahan tanaman klon yang diperbanyak secara okulasi. Penggunaan bahan tanam klon sangat menguntungkan karena produktivitas tanaman lebih tinggi, masa tanaman belum menghasilkan lebih cepat, tanaman lebih seragam sehingga produksi pada tahun sadap pertama lebih tinggi serta memiliki sifat sekunder yang diinginkan seperti relatif tahan terhadap penyakit tertentu, batang tegap, responsif terhadap stimulan dan pupuk, serta volume kayu perpohon tinggi (Sagala, 2009). Stum okulasi mata tidur paling banyak dipesan oleh berbagai perusahaan perkebunan dari Pusat Penelitian Karet. Hal ini dikarenakan bibit stum okulasi mata tidur lebih mudah dan murah diangkut untuk jarak jauh (Pukesmawati dan Widyaiswara, 2014). Salah satu masalah yang dihadapi para pekebun jika menggunakan stum okulasi mata tidur sebagai bahan tanam ialah tingginya persentase kematian bibit di lapangan (Setiawan dan Andoko, 2005). Stum sebagai bahan tanam ada kalanya didatangkan dari daerah lain atau pada waktu penanaman keadaan lapang belum siap, sehingga perlu dilakukan penyimpanan stum. Suhu tinggi selama pengangkutan mengakibatkan proses metabolisme tanaman meningkat dan dalam keadaan gelap, tanaman menjadi panjang dan mengalami klorosis. Pengangkutan bibit terutama jarak jauh dilakukan dengan memasukkan bibit kedalam kardus yang dilapisi plastik. Selama pengangkutan suhu dijaga agar tidak lebih rendah dari 15 o C tetapi tidak lebih dari 30 o C (Sari, 2001). Selama proses penyimpanan, stum aktif melakukan metabolisme. Energi yang digunakan untuk kegiatan tersebut berasal dari cadangan makanan yang ada dibatang tanaman. Semakin besar diameter batang maka semakin banyak tersedia cadangan makanan untuk tanaman. Namun diameter batang yang besar biasanya berumur tua sehingga sifat meristematik pada jaringan mulai berkurang untuk membentuk organ baru. Oleh karena itu diameter batang mempengaruhi keberhasilan stum. Hasil penelitian Huik (2004) tentang ukuran diameter stek pada tanaman jati menunjukan bahwa pengaruh perlakuan ukuran diameter stek sangat nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan stek Tectona grandis L.F. Hal ini disebabkan karena adanya hubungan yang erat antara pertumbuhan tanaman dengan ketersediaan cadangan makanan yang ada dalam batang stek. Stek batang yang ditanam untuk dapat membentuk organ-organ vegetatif baru pertumbuhan dan perkembangan tanaman memerlukan pasokan energi. Pasokan energi ini yang biasanya diperoleh dari akar, pada stek dapat diperoleh dari cadangan makanan yang ada pada batang dikarenakan belum terbentuknya akar pada tanaman. Sehingga semakin besarnya ukuran diameter batang stek, maka akan tersedia lebih besar cadangan makanan untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan yang baik dari stek. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh lama penyimpanan dan diameter stum mata tidur terhadap pertumbuhan bibit karet. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian ± 25 meter diatas permukaan laut, yang dimulai pada bulan April 2015 sampai dengan Agustus 2015. Bahan yang digunakan yaitu stum mata tidur karet (klon: PB 260), polibag, kertas koran, kantong plastic, kardus, air, Fungisida dan top soil. 1547

Alat yang digunakan yaitu jangka sorong, meteran, timbangan analitik, oven, cangkul, pisau, gembor, kamera dan alat tulis. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor I : Lama Penyimpanan (L) dengan 5 taraf terdiri atas L0 :Tanpa Penyimpanan ; L1 : 5 Hari Penyimpanan ; L2 : 10 Hari Penyimpanan ; L3 : 15 Hari Penyimpanan ; L4 : 20 Hari Penyimpanan. Faktor II : Diameter Stum Mata Tidur (D) dengan 3 taraf terdiri atas D1 : 1,6 2,0 cm ; D2 : 2,1 2,5 cm ; D3 : 2,6 3,0 cm. Parameter yang diamati adalah persentase tumbuh stum di lapangan (%), waktu melentis (hari), panjang tunas (cm), diameter tunas (mm), jumlah daun (helai), total luas daun (cm 2 ), panjang akar (cm), berat kering akar (g) dan berat kering tajuk (g). HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Tumbuh Stum (%) perlakuan lama penyimpanan, diameter stum, dan interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap parameter persentase tumbuh stum di lapangan. perlakuan lama penyimpanan dan diameter stum terhadap parameter persentase tumbuh stum di lapangan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa pada tanpa penyimpanan, persentase tumbuh stum di lapangan cenderung tidak ada perbedaan. Pada penyimpanan 5 dan 10 hari, persentase tumbuh stum di lapangan adalah menurun dengan meningkatnya diameter. Pada penyimpanan 15 hari, persentase tumbuh stum di lapangan tertinggi pada perlakuan diameter 2.1-2.5 cm yaitu 26.67% dan terendah diameter 2.6-3.0 cm yaitu 13.33%. Pada penyimpanan 20 hari, persentase tumbuh stum di lapangan tertinggi pada perlakuan diameter 2.1-2.5 cm yaitu 20.0% dan terendah diameter 1.6-2.0 cm yaitu 0%. Perlakuan lama penyimpanan stum berpengaruh nyata pada parameter persentase tumbuh stum di lapangan dengan rataan tertinggi pada perlakuan lama penyimpanan sepuluh hari yaitu 46.67% dan terendah penyimpanan 20 hari yaitu 8.89%. Hal ini dikarenakan selama proses penyimpanan tanaman akan terus melakukan metabolisme dengan menggunakan cadangan makanan sehingga apabila tanaman semakin lama disimpan maka cadangan makanan yang tersedia akan semakin berkurang. Akibatnya ketika dilakukan penanaman di lapangan, tanaman kehilangan daya tumbuh membentuk akar yang akan digunakan untuk menyerap unsur yang ada didalam tanah untuk membentuk tunas. Hal ini sesuai dengan literatur Napitupulu (1982) yang menyatakan bahwa akar berfungsi sebagai alat pengisap air dan makanan dan sebagai penegak pohon. Pada masing masing diameter stum, persentase tumbuh stum di lapangan tertinggi pada perlakuan diameter 1.6-2.0 cm yaitu 32.% dan terendah diameter 2.6 3.0 cm yaitu 17.33%. Gambar 1 menunjukkan bahwa hubungan persentase tumbuh stum pada masing masing diameter dengan perlakuan lama penyimpanan stum berbentuk kuadratik yakni persentase tumbuh stum cenderung meningkat hingga penyimpanan 10 hari kemudian menurun kembali hingga penyimpanan 20 hari. Berdasarkan hasil pengamatan dan sidik ragam diperoleh bahwa interaksi lama penyimpanan dan diameter stum berpengaruh nyata pada parameter persentase tumbuh dengan rataan tertinggi pada kombinasi penyimpanan sepuluh hari dan diameter 1.6-2.0 cm. Hal ini diduga pada penyimpanan sepuluh hari cadangan makanan yang tersedia masih tersisa sehingga ketika dilakukan penanaman di lapangan stum masih dapat melanjutkan pertumbuhannya. Tanaman mengalami stress pada saat penyimpanan sehingga merangsang tanaman untuk membentuk akar. Selain itu umur tanaman yang masih muda memiliki jaringan yang aktif membelah untuk membentuk organ baru. Hal ini sesuai dengan literatur Siagian (1994) menyatakan bahwa bibit yang berada dalam keadaan kurang segar akan mengalami hambatan dalam perkembangan selanjutnya 1548

Persentase Tumbuh (%) Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No. 2337-6597 Tabel 1. Persentase tumbuh stum di lapangan (%) terhadap perlakuan lama penyimpanan dan diameter stum 1.6 2.0 2.1 2.5 2.6 3.00 0 33.33bc 33.33bc 33.33bc 33.33 5 40.00abc 20.00cd 13.33de 24.44 10 66.67a 53.33ab 20.0cd 46.67 15 20.00cd 26.67bcd 13.33 de 20.00 20 0.00 f 20.00cd 6.67 ef 8.89 32.00 30.67 17.33 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris dan kolom yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%. 70.00 65.00 60.00 55.00 50.00 45.00 40.00 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 0 5 10 15 20 D1 ŷ = -0.361x 2 + 5.504x + 31.23 R² = 0.778 D2 ŷ = -0.133x 2 + 2.266x + 28 R² = 0.255 D3 ŷ = 0.038x 2-1.828x + 29.90 R² = 0.726 D1 = 1.6-2.0 D2 = 2.1-2.5 D3 = 2.6-3.0 Gambar 1. Kurva respon parameter persentase tumbuh stum pada lama penyimpanan Berdasarkan hasil pengamatan dan sidik ragam diperoleh bahwa interaksi lama penyimpanan dan diameter stum berpengaruh nyata pada parameter persentase tumbuh dengan rataan tertinggi pada kombinasi penyimpanan sepuluh hari dan diameter 1.6-2.0 cm. Hal ini diduga pada penyimpanan sepuluh hari cadangan makanan yang tersedia masih tersisa sehingga ketika dilakukan penanaman di lapangan stum masih dapat melanjutkan pertumbuhannya. Tanaman mengalami stress pada saat penyimpanan sehingga merangsang tanaman untuk membentuk akar. Selain itu umur tanaman yang masih muda memiliki jaringan yang aktif membelah untuk membentuk organ baru. Semakin lama tanaman disimpan menyebabkan kondisi penyimpanan yang tidak kondusif bagi tanaman. Cadangan makanan yang tersedia terus berkurang akibatnya tanaman kehilangan daya tumbuh ketika ditanam dilapangan. Hal ini sesuai dengan literatur Siagian (1994) menyatakan bahwa bibit yang berada dalam keadaan kurang segar akan mengalami hambatan dalam perkembangan selanjutnya. Waktu Melentis (hari) Hasil analisis sidik ragam, perlakuan lama penyimpanan, diameter stum dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata pada parameter waktu melentis. perlakuan lama penyimpanan dan diameter stum terhadap parameter waktu melentis disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan lama penyimpanan stum, waktu 1549

melentis tercepat pada tanpa penyimpanan yaitu 26.33 hari diikuti penyimpanan 10 hari yaitu 27.44 hari, penyimpanan 15 hari yaitu 27.72 hari, penyimpanan 5 hari yaitu 32.33 hari, dan terendah penyimpanan 20 hari yaitu 34.33 hari. Perlakuan diameter stum, waktu melentis tercepat pada diameter 1.6-2.0 cm yaitu 23.66 hari diikuti oleh diameter 2.1-2.5 cm yaitu 29.13 hari dan terendah diameter 2.6-3.0 cm yaitu 33.96 hari. Tabel 2. Waktu melentis (hari) terhadap perlakuan lama penyimpanan dan diameter stum 1.6 2.0 2.1 2.5 2.6 3.00 0 20.00 30.00 29.00 26.33 5 25.00 29.00 43.00 32.33 10 25.67 24.33 32.33 27.44 15 24.00 26.67 32.50 27.72 20 0.00 35.67 33.00 34.33 23.66 29.13 33.96 Panjang Tunas (cm) Berdasarkan analisis sidik ragam perlakuan lama penyimpanan, diameter stum dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata pada parameter panjang tunas di 13 MST. perlakuan lama penyimpanan dan diameter stum terhadap parameter panjang tunas pada pengamatan 13 MST dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa perlakuan lama penyimpanan stum, panjang tunas cenderung menurun dengan semakin lama penyimpanan. Perlakuan diameter stum, panjang tunas tertinggi pada diameter 2.1-2.5 cm yaitu 20.88 cm, diikuti oleh diameter 2.6-3.0 cm yaitu 17.92 cm dan terendah diameter 1.6-2.0 cm yaitu 16.12 cm. Tabel 3. Panjang tunas (cm) terhadap perlakuan lama penyimpanan dan diameter stum 0 20.83 15.88 27.50 21.40 5 21.08 25.83 14.67 20.53 10 17.83 22.33 16.67 18.94 15 20.83 17.17 21.10 19.70 20 0.00 23.20 9.67 10.96 16.12 20.88 17.92 Diameter Tunas (mm) diketahui bahwa perlakuan lama penyimpanan dan diameter stum berpengaruh nyata terhadap parameter diameter tunas. Tetapi interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap parameter diameter tunas. perlakuan lama penyimpanan dan diameter stum terhadap parameter diameter tunas disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan lama penyimpanan stum, diameter tunas tertinggi pada penyimpanan 10 hari yaitu 6.75 mm yang tidak berbeda nyata dengan tanpa penyimpanan yaitu 6.37 mm, penyimpanan 5 hari yaitu 5.50 mm, penyimpanan 15 hari yaitu 5.34 mm, dan berbeda nyata pada penyimpanan 20 hari yaitu 2.92 mm. Perlakuan diameter stum, diameter tunas tertinggi pada diameter 2.1-2.5 cm yaitu 6.49 mm yang berbeda nyata dengan diameter 1.6-2.0 cm yaitu 4.87 mm dan diameter 2.6-3.00 cm yaitu 4.77 mm. Gambar 2 menunjukkan bahwa hubungan diameter tunas dengan perlakuan 1550

Diameter Tunas (mm) Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No. 2337-6597 lama penyimpanan stum berbentuk kubik yakni diameter tunas menurun hingga penyimpanan 5 hari kemudian meningkat hingga penyimpanan 10 hari kemudian menurun kembali hingga penyimpanan 20 hari. Tabel 4. Diameter tunas (mm) terhadap perlakuan lama penyimpanan dan diameter stum 0 6.15 6.13 6.83 6.37a 5 5.51 6.63 4.36 5.50a 10 6.61 7.27 6.38 6.75a 15 6.06 6.18 3.78 5.34a 20 0.00 6.26 2.49 2.92b 4.87b 6.49a 4.77b Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris dan kolom yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5% 7 6 5 4 3 2 1 0 ŷ = -0.002x 3 + 0.046x 2-0.260x + 6.278 R² = 0.933 0 5 10 15 20 Jumlah Daun (helai) Gambar 2. Kurva respon antara diameter tunas dengan lama penyimpanan diketahui bahwa perlakuan lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun. Tetapi perlakuan diameter stum dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah daun. perlakuan lama penyimpanan dan diameter stum terhadap parameter jumlah daun disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa perlakuan lama penyimpanan stum, jumlah daun tertinggi pada tanpa penyimpanan yaitu 11.22 helai yang tidak berbeda nyata dengan penyimpanan 10 hari yaitu 11.09 helai, penyimpanan 15 hari yaitu 9.83 helai, penyimpanan 5 hari yaitu 9.17 helai dan berbeda nyata pada penyimpanan 20 hari yaitu 5.22 helai. Perlakuan diameter stum, jumlah daun tertingi pada diameter 2.1-2.5 cm yaitu 11.19 helai, diikuti diameter 1.6-2.0 cm dan diameter 2.6-3.0 cm yaitu 8.37 helai. Gambar 3 menunjukkan bahwa hubungan jumlah daun dengan perlakuan lama penyimpanan stum berbentuk kuadratik yakni jumlah daun cenderung meningkat hingga penyimpanan 10 hari kemudian menurun kembali hingga penyimpanan 20 hari. Perlakuan lama penyimpanan stum berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun dengan rataan tertinggi pada perlakuan tanpa penyimpanan yaitu 11.22 helai dan 1551

Jumlah Daun (helai) Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No. 2337-6597 terendah penyimpanan 20 hari yaitu 5.22 helai. Lama penyimpanan stum juga berpengaruh nyata pada parameter panjang akar dengan rataan tertinggi pada perlakuan tanpa penyimpanan yaitu 21.56 cm dan terendah penyimpanan 20 hari yaitu 10.56 cm. Dari hasil penelitian dapat diketahui pada perlakuan tanpa penyimpanan menyebabkan tanaman tumbuh dengan baik. Perlakuan tanpa penyimpanan mengalami muncul tunas tercepat sehingga tunas berkembang lebih awal dibandingkan dengan tunas pada perlakuan lain. Hal ini sesuai dengan literatur Marchino (2011) yang menyatakan bahwa waktu melentis mata tunas bibit ada kaitannya dengan proses pembentukan dan perkembangan akar. Tunas akan ikut terbentuk apabila akar telah terbentuk dan berkembang dengan baik. Tabel 5. Jumlah daun (helai) terhadap perlakuan lama penyimpanan dan diameter stum 0 10.83 10.33 12.50 11.22a 5 9.50 11.00 7.00 9.17a 10 9.83 12.78 10.67 11.09a 15 11.67 10.50 7.33 9.83a 20 0.00 11.33 4.33 5.22b 8.37 11.19 8.37 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5% 12.00 10.00 ŷ = -0.023x 2 + 0.247x + 10.38 R² = 0.745 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 0 5 10 15 20 Gambar 3. Kurva respon antara jumlah daun dan lama penyimpanan Total Luas Daun (cm 2 ) diketahui bahwa perlakuan lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap parameter total luas daun. Tetapi perlakuan diameter stum dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap parameter total luas daun. perlakuan lama penyimpanan dan diameter terhadap total luas daun disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 menunjukkan bahwa perlakuan lama penyimpanan stum, total luas daun tertinggi pada penyimpanan 10 hari yaitu 382.64 cm 2 yang tidak berbeda nyata dengan tanpa penyimpanan yaitu 325.91 cm 2, penyimpanan 15 hari yaitu 323.00 cm 2, penyimpanan 5 hari yaitu 248.45 cm 2, dan berbeda nyata pada penyimpanan 20 hari yaitu 110.56 cm 2. Perlakuan diameter stum, jumlah daun tertinggi pada diameter 2.6-3.0 cm yaitu 321.04 cm 2, diikuti oleh 1552

Total Luas Daun (cm2) Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No. 2337-6597 diameter 2.1-2.5 cm yaitu 284.40 cm 2 dan diameter 1.6-2.0 cm yaitu 228.49 cm 2. Tabel 6. Total luas daun (cm 2 ) terhadap perlakuan lama penyimpanan dan diameter stum 0 304.60 123.88 549.24 325.91a 5 228.90 234.86 281.57 248.45ab 10 373.02 468.13 306.77 382.64a 15 235.95 402.33 330.71 323.00a 20 0.00 194.80 136.88 110.56b 228.49 284.80 321.04 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5% 400.00 350.00 300.00 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00 ŷ = -1.325x 2 + 19.38x + 283.0 R² = 0.634 0 5 10 15 20 Gambar 4. Kurva respon antara total luas daun dan lama penyimpanan Gambar 4 menunjukkan bahwa hubungan total luas daun dengan perlakuan lama penyimpanan berbentuk kuadratik yakni total luas daun cenderung meningkat hingga penyimpanan 10 hari kemudian menurun kembali hingga penyimpanan 20 hari. Panjang Akar (cm) perlakuan lama penyimpanan dan interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap parameter panjang akar. Namun perlakuan diameter berpengaruh tidak nyata pada parameter panjang akar. perlakuan lama penyimpanan dan diameter stum terhadap panjang akar disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 menunjukkan bahwa perlakuan tanpa penyimpanan, panjang akar tertinggi pada diameter 1.6-2.0 cm yaitu 31.33 cm, diikuti oleh diameter 2.6-3.0 cm yaitu 21.33 cm dan terendah diameter 2.1-2.5 cm yaitu 12.00 cm. Penyimpanan 5 dan 10 hari, panjang akar cenderung menurun dengan meningkatnya diameter stum. Penyimpanan 15 hari, panjang akar tertinggi pada diameter 1.6-2.0 cm yaitu 25.50 cm, diikuti oleh diameter 2.6-3.0 cm yaitu 17.67 cm dan terendah diameter 2.1-2.5 cm yaitu 16.30 cm. Penyimpanan 20 hari, panjang akar tertinggi pada diameter 2.1-2.5 cm yaitu 18.19 cm, diikuti oleh diameter 2.6-3.0 yaitu 5 cm dan terendah 1.6-2.0 cm yaitu 0 cm. Pada masing masing diameter stum, panjang akar tertinggi pada perlakuan diameter 1.6-2.0 cm yaitu 20.17 cm dan terendah diameter 2.6 3.0 cm yaitu 14.00 cm. Pada perlakuan lama penyimpanan diperoleh bahwa muncul tunas tercepat, panjang tunas, panjang akar, berat kering akar, berat kering tajuk tertinggi pada perlakuan tanpa penyimpanan. Hal ini dikarenakan cadangan makanan belum banyak digunakan jika dibandingkan dengan 1553

Panjang Akar (cm) Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No. 2337-6597 tanaman yang mengalami penyimpanan sehingga cadangan makanan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk pembentukan akar dan tunas. Hal ini sesuai dengan literatur Sitompul (1995) yang menyatakan bahwa setelah penanaman bahan tanam yang diperbanyak melalui stum, substrat yang terdapat di dalam batang tanaman akan mengalami perombakan untuk membentuk tunas. Hal ini juga didukung oleh literatur Sari (2001) yang menyatakan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan stum dikategorikan dalam faktor luar dan faktor dalam. Salah satu dari faktor dalam adalah cadangan makanan. Gambar 5 menunjukkan bahwa hubungan panjang akar dengan perlakuan lama penyimpanan stum berbentuk linear yakni total luas daun cenderung menurun hingga penyimpanan 20 hari. Tabel 7. Panjang akar (cm) terhadap perlakuan lama penyimpanan dan diameter stum 0 31.33a 12.00ab 21.33a 21.56 5 19.00a 17.33ab 12.50ab 16.28 10 25.00a 18.67a 13.50ab 19.06 15 25.50a 16.30ab 17.67ab 19.82 20 0.00c 26.67a 5.00bc 10.56 20.17 18.19 14.00 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris dan kolom yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5% 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 0 5 10 15 20 D1 ŷ = -0.183x + 5.967 R² = 0.538 D2 ŷ = 0.068x + 3.526 R² = 0.706 D3 ŷ = -0.104x + 4.395 R² = 0.627 D1 = 1.6-2.0 D2 = 2.1-2.5 D3 = 2.6-3.0 Gambar 5. Kurva respon antara panjang akar dan diameter stum pada lama penyimpanan Bobot Kering Akar (g) perlakuan lama penyimpanan, diameter stum dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap parameter berat kering akar. perlakuan lama penyimpanan dan diameter terhadap berat kering akar disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 menunjukkan bahwa perlakuan lama penyimpanan stum, berat kering akar tertinggi pada tanpa penyimpanan yaitu 1.57 g, diikuti oleh penyimpanan 15 hari yaitu 1.38 g, penyimpanan 10 hari yaitu 1.08 g, penyimpanan 5 hari yaitu 0.58 g dan penyimpanan 20 hari yaitu 0.36 g. Perlakuan diameter stum, berat kering tertinggi pada diameter 1.6-2.0 cm yaitu 1.25 g, diikuti oleh diameter 2.6-3.0 cm yaitu 1.01 g dan diameter 2.1-2.5 cm yaitu 0.72 g. 1554

Tabel 8. Berat kering akar terhadap perlakuan lama penyimpanan dan diameter stum 0 1.77 0.59 2.35 1.57 5 0.56 0.74 0.43 0.58 10 1.47 0.84 0.93 1.08 15 2.46 0.81 0.86 1.38 20 0.00 0.60 0.48 0.36 1.25 0.72 1.01 Bobot Kering Tajuk (g) perlakuan lama penyimpanan, diameter stum dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap parameter berat kering tajuk. perlakuan lama penyimpanan dan diameter terhadap berat kering tajuk disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 menunjukkan bahwa perlakuan lama penyimpanan stum, berat kering tajuk tertinggi pada perlakuan tanpa penyimpanan yaitu 5.92 g, diikuti oleh penyimpanan 10 hari yaitu 5.13 g, penyimpanan 15 hari 4.33 g, penyimpanan 5 hari yaitu 4.11 g, dan terendah penyimpanan 20 hari yaitu 2.06 g. Perlakuan diameter stum, berat kering tajuk cenderung tertinggi pada diameter 2.1-2.5 cm yaitu 4.75 g, diikuti oleh diameter 2.6-3.0 cm yaitu 4.63 g, diameter 1.6-2.0 cm yaitu 3.55 g. Tabel 9. Berat kering tajuk terhadap perlakuan lama penyimpanan dan diameter stum 0 6.73 2.26 8.78 5.92 5 3.68 5.21 3.44 4.11 10 4.90 6.46 4.02 5.13 15 2.43 5.67 4.88 4.33 20 0.00 4.15 2.02 2.06 3.55 4.75 4.63 SIMPULAN Perlakuan lama penyimpanan stum berpengaruh terhadap parameter persentase tumbuh stum di lapangan, diameter tunas, jumlah daun, total luas daun dan panjang akar. Perlakuan diameter stum berpengaruh terhadap parameter persentase tumbuh stum dilapangan dan diameter tunas. Interaksi antara lama penyimpanan dan diameter stum berpengaruh terhadap parameter persentase tumbuh stum di lapangan dan panjang akar. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Perkebunan., 2013. Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Tanaman Tahunan : Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet 2014. Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementrian Pertanian, Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan., 2005. Road Map Komoditas Karet Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Jakarta. Huik, E.M., 2004. Pengaruh Rootone F Dan Ukuran Diameter Stek Terhadap Pertumbuhan Dari Stek Batang Jati (Tectona grandis L.F). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, Ambon. 1555

Napitupulu, J.A., 1982. Pengantar Anatomi Tumbuhan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Pukesmawati, E. S., dan Widyaiswara, M., 2014. Pengemasan Stum Okulasi Mata Tidur Untuk Pengiriman. Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi, Jambi. Sagala, A.D., 2009. Teknis Budidaya Tanaman karet. Balai Penelitian Sungei Putih. Pusat Penelitian Karet. Galang. Sari, N. T., 2001. Pengaruh Penahan Kelembaban Dan Lama Penyimpanan Terhadap Stump Jati (Tectiona grandis L.f). Skripsi. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Setiawan, H., dan A. Andoko, 2005. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. Agro Media Pustaka, Jakarta. Siagian, R.M., 1994. Pengaruh Pemberian Rootone-F dan Lama Penyimpanan Stum Okulasi Mata Tidur Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Terhadap Pertumbuhannya di Pembibitan. Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Vachlepi, A dan Thomas W., 2013. Perkembangan Karet Alam di Myanmar. Warta Perkaretan 32 (1), Pusat Penelitian Karet, PT. Riset Perkebunan Nusantara, Bogor. 38-45. 1556