BAB I PENDAHULUAN. mencapai dan mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera. 1 Kestabilan

dokumen-dokumen yang mirip
HUKUM DAN APOTEK. (Tinjauan Terhadap Tanggung Jawab Apotek dalam Penjualan Obat-Obatan Daftar G di Surakarta) ABSTRAKSI SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global yang. sosial secara signifikan berlangsung semakin cepat.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti perlengkapan rumah, transportasi dan lain-lain 1.

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba

TINJAUAN PELAKSANAAN HUBUNGAN KERJA DI PT. NYONYA MENEER SEMARANG

Skripsi TANGGUNGJAWAB HUKUM PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI MOBIL BEKAS

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat melakukan segala macam kegiatan dalam kehidupan sehari-hari, tangga, sekolah, rumah sakit, dan industri-industri.

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara merupakan salah satu asas pokok. pembentukan pemerintah Negara Kesatuan Republik

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga Kerja Indonesia yang sering disebut Tenaga Kerja Indonesia

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. kemakmuran bagi rakyatnya. Namun apabila pengetahuan tidak diimbangi dengan rasa

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

PEMBIAYAAN DAN JAMINAN (Aspek Jaminan pada Perjanjian Pembiayaan Konsumen di PT. WOM Finance Tbk, Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dengan banyaknya industri rokok tersebut, membuat para produsen

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN DI PT.BUMIDA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya suatu perjanjian berawal dari suatu perbedaan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233.

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SURAKARTA

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

PERLINDUNGAN HUKUM INVESTOR DALAM TRANSAKSI PADA DERIVATIVES MARKET DI ASIA TRADE POIN FUTURE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, sehingga pemerintah. dan prasarana bagi masyarakat seperti jalan raya.

Disusun oleh: INDRIANTO HERIBOWO C

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

SKRIPSI PENGINGKARAN PUTUSAN PERDAMAIAN OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PERJANJIAN BERBAGAI PIHAK ANTARA CV. SARI REJEKI SUKOHARJO DAN TOKO JEMPOL BARU DALAM USAHA FURNITURE DI SUKOHARJO

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN BESARNYA SUKU BUNGA PINJAMAN DALAM SENGKETA HUTANG PIUTANG (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. surakarta, kamis 15 september 2016, pukul 19:30

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA TANAH KAS DESA DI DESA KENAIBAN KECAMATAN JUWIRING KABUPATEN KLATEN

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, maka manusia mengingkari kodratnya sendiri. Manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin ada kehidupan bersama-sama. Interaksi sosial ini berguna

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa banyak di. sewa yang telah diberikan oleh pihak penyewa.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan penyakit serta karena usia tua, yang dapat mengakibatkan

SKRIPSI PELAKSANAAN JUAL BELI DAN STATUS KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH APARTEMEN DI SOLO PARAGON

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

BAB I PENDAHULUAN. material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era reformasi merupakan era perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, perkembangan suatu bank mengalami krisis dapat diartikan. Sementara itu dalam bentuk memberikan pelayanan kepada

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

Pemanfaatan pembangkit tenaga listrik, baru dikembangkan setelah Perang Dunia I, yakni dengan mengisi baterai untuk menghidupkan lampu, radio, dan ala

PENGANGKATAN ANAK BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN SERTA PERLINDUNGANNYA MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Pacitan)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 1

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Karyawan)

BAB I PENDAHULUAN pada alinea keempat yang berbunyi Kemudian dari pada itu untuk

TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK PEMBAYARAN EKSPOR-IMPOR FURNITURE PADA CV.MUGIHARJO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat merupakan sesuatu yang mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah Indonesia, karena kesehatan masyarakat menjadi modal pokok dalam pertumbuhan kehidupan bangsa guna mencapai dan mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera. 1 Kestabilan kesehatan masyarakat dapat diusahakan dengan berbagai cara, salah satunya upaya yang biasa dilakukan adalah dengan mengkonsumsi atau menggunakan obat-obatan sebagai cara untuk penyembuhan dan pencegahan berbagai macam penyakit. Konsumsi obat telah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang telah dilakukan sejak jaman nenek moyang, yakni dengan memanfaatkan obatobatan tradisional yang berasal dari sari tumbuh-tumbuhan. Perilaku konsumtif tersebut seringkali melampaui batas dan kadang menyimpang dari aturan hukum yang ada tanpa sepengetahuan serta pemahaman dari masyarakat. Tingginya tingkat konsumsi obat-obatan oleh masyarakat mengakibatkan perlu adanya alat distribusi obat dan kelengkapan farmasi lainnya sehingga dapat menunjang kesediaan obat dimasyarakat. Distribusi obat-obatan dan perlengkapan farmasi tersebut biasa dilakukan oleh toko obat ataupun apotek yang siap melayani dengan menyediakan berbagai macam obat yang dibutuhkan 1 Cst. Kansil, Pengantar Hukum Kesehatan Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta, 1991, hal. 5 1

masyarakat. Persediaan dan peredaran obat yang bermutu tinggi, merata serta dapat dijangkau harganya oleh masyarakat selalu diusahakan baik oleh pemerintah maupun swasta melalui pendirian apotek dan toko obat di berbagai kota. Salah satu jenis obat yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk penyembuhan adalah obat-obatan daftar G (Gevaarlijk) yang tidak dijual secara bebas kepada masyarakat. Untuk mendapatkan obat-obatan daftar G pembeli harus dapat menunjukkan resep dari dokter. Menurut pasal 1 huruf k Undang- Undang Obat Keras (st. 1973 Nomor 641), obat daftar G adalah : Obat-obatan keras yang oleh Secretaris van Staat didaftar pada daftar obat-obatan keras 2. Sedangkan pada pasal 1 huruf a Undang-Undang Obat Keras (st. 1973 Nomor 641) obat-obat keras adalah : Obat-obatan yang tidak digunakan untuk keperluan tehnik yang mempunyai khasiat mengobati, menguatkan, membaguskan, mendesinfeksikan dan lain-lain, tubuh manusia, baik dalam bungkusan maupun tidak 3. Apotek sebagai sarana pelayanan kesehatan, melakukan pekerjaan kefarmasian dengan menyediakan serta meyalurkan obat dan perbekalan farmasi lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat, termasuk juga penyaluran obat-obatan daftar G. Sebagai alat distribusi perbekalan farmasi apotek harus bertindak secara 2 Perhuki Wilayah DKI, Hukum Kesehatan Indonesia : Himpunan Peraturan Perundang-undangan Tentang Pelayanan Kesehatan Perorangan di Indonesia, Jakarta, 1987, hal. 16. 3 Cst. Kansil, Op. Cit. hal. 180. 2

profesional dalam rangka tanggung jawab atas tugasnya tanpa mengesampingkan konsumen sebagai pemakai obat-obatan tersebut. Pekerjaan kefarmasiaan yang dilakukan oleh apotek memerlukan ketelitian, keahlian dan kecermatan karena menyangkut jiwa dan keselamatan orang banyak. Pekerjaan kefarmasiaan juga rawan akan terjadinya kesalahan, salah satunya adalah terjadi kelalaian (negligence) yang dilakukan oleh pihak apotek. Kelalaian tersebut dapat terjadi dalam hal penyerahan obat, pengambilan obat dan pembacaan resep, sehingga obat yang diberikan untuk dikonsumsi tidak sesuai dengan penyakit yang diderita oleh konsumen. Salah satu peristiwa yang pernah terjadi di Surakarta adalah adanya kelalaian pihak apotek dalam menyerahkan obat. Seorang pembeli membawa resep dari dokter ke sebuah apotek untuk digunakan dalam pembelian obat daftar G, dalam resep tersebut disebutkan bahwa obat daftar G yang harus dibeli adalah obat jenis A dengan kadar 500 mg, akan tetapi terjadi kesalahan dari pihak apotek dalam penyerahan obat sehingga pembeli diberi obat jenis A dengan kadar 750 mg yang mengakibatkan pembeli tersebut mengalami kelebihan dosis hingga terjadi reaksi yang menyebabkan gangguan pada kesehatannya 4. Mengingat hubungan antara pembeli dengan pihak apotek tersebut mengandung resiko yang dapat menyebabkan kerugian salah satu pihak, maka perlu ada persetujuan diantara kedua belah pihak. Persetujuan antara pembeli 4 Sulastomo, Beberapa Masalah Pelayanan Kesehatan, Jakarta : Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan, 1988. hal. 172. 3

obat dengan pihak apotek adalah dalam hal jumlah, jenis dan macam obat yang akan dibeli. Perjanjian antara pihak apotek dengan pembeli dalam transaksi penjualan obat-obatan daftar G tersebut termasuk dalam perjanjian timbal balik yaitu perjanjian jual beli. Perjanjian uang dilakukan dalam transaksi penjualan obat-obatan daftar G tersebut telah memenuhi syarat sahnya suatu perjanjian seperti ketentuan pasal 1320 KUH Perdata, yaitu 5 : 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya. 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan. 3. Suatu hal tertentu. 4. Suatu sebab yang halal. Dengan adanya perjanjian yang telah dilakukan antara pembeli dengan pihak apotek dalam penjualan obat daftar G, maka timbulnya kelalaian (negligence) dapat dikategorikan dalam perbuatan wanprestasi. Bentuk wanprestasi yang dilakukan oleh apotek dalam penjualan obat daftar G tersebut adalah bahwa prestasi yang diberikan oleh apotek tidak sebagaimana mestinya (keliru) yang menyebabkan timbulnya kerugian pada pihak lain yaitu pembeli. Sebagai akibat dari adanya wanprestasi yang dilakukan oleh pihak apotek, maka harus ada suatu bentuk pertanggungjawaban atas kelalaian atau kesalahan yang dilakukan. Pertanggungjawaban atas kelalaian yang dimaksud 5 R. Subekti, R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta : Pradnya Paramita, 2001, hal. 339. 4

adalah kelalaian yang dapat disebabkan karena adanya tindakan wanprestasi atau adanya suatu perbuatan melawan hukum (Onrechmatige Daad) 6. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul : HUKUM DAN APOTEK (Tinjauan Terhadap Tanggung Jawab Apotek dalam Penjualan Obat-Obatan Daftar G di Surakarta). B. Pembatasan Masalah Agar penelitian skripsi mengarah pada pembahasan yang diharapkan serta tidak menyimpang dari judul dan tujuan penelitian, maka penulis membatasi permasalahan pada aspek perjanjian yang terjadi dalam penjualan obat-obatan daftar G (Gevaarlijk) antar pembeli dan pihak apotek. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang penulis kemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pola-pola penjualan obat-obatan daftar G oleh apotek di Surakarta? 2. Bagaimanakah tanggung jawab pihak apotek apabila terjadi kesalahan dalam penjualan obat-obatan daftar G? 6 Suharnoko, Hukum Perjanjian : Teori dan Analisa Kasus, Jakarta : Prenada Media, 2004. hal. 116. 5

D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penyusunan skripsi ini pada garis besarnya terbagi menjadi dua tujuan yaitu : 1. Tujuan Objektif a. Untuk mendeskrepsikan tentang pola-pola penjualan obat-obatan daftar G oleh apotek di Surakarta. b. Untuk mendeskrepsikan mengenai tanggung jawab pelaku usaha (apotek) jika terjadi kesalahan dalam penjualan obat-obatan daftar G di Surakarta. 2. Tujuan Subjektif a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh penulis selama perkuliahan sebagai salah satu upaya dalam mengembangkan studi ilmu hukum. b. Memperluas dan memperdalam pengetahuan dalam ilmu hukum, khususnya hukum perdata dan hukum kesehatan mengenai tanggung jawab apotek dalam penjualan obat-obatan daftar G. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Mengkaji guna memperoleh masukan yang dapat digunakan untuk kemajuan almamater dalam mengembangkan bahan-bahan perkuliahan yang telah ada. 6

b. Bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan secara umum dan ilmu hukum pada khususnya terutama hukum perdata tentang perjanjian. 2. Manfaat Praktis Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam kaitannya dengan upaya memperkaya khasanah keilmuan, khususnya menyangkut tanggung jawab apotek dalam penjualan obat-obatan daftar G di Surakarta. F. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Metode Pendekatan Penelitian ini mendasarkan pada penelitian hukum yang dilakukan dengan pendekatan non doktrinal, karena dalam penelitian ini hukum tidak hanya dikonsepkan sebagai keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan dalam masyarakat, melainkan meliputi pula lembaga-lembaga dan proses-proses yang mewujudkan berlakunya kaidah-kaidah itu dalam masyarakat. 7 Penelitian ini mengutamakan data primer yang diperoleh di lapangan dengan tidak mengesampingkan data-data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari bahan kepustakaan. 2. Jenis Penelitian 7 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI Press, 1986. hal. 52. 7

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif, karena dalam penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan dan menjelaskan secara faktual, akurat dan sistematis tentang pola-pola penjualan obat daftar G dan tanggung jawab apotek apabila terjadi kesalahan dalam penjualan obat-obatan daftar G di Surakarta. 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Surakarta, dengan didasarkan pada pertimbangan bahwa Surakarta merupakan pusat perdagangan obat yang padat bagi daerah-daerah lain di sekitarnya dengan jumlah apotek yang relatif banyak, sehingga cukup relevan untuk melakukan penelitian. 4. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari : a. Data Primer Data primer diperoleh dengan cara mengumpulkan sejumlah keterangan melalui wawancara di lapangan. Wawancara dilakukan secara terarah dan sistematis dengan pihak-pihak yang dipandang mengetahui serta memahami tentang obyek yang diteliti serta melakukan pengamatan secara langsung di lapangan terhadap pelaksanaan perjanjian antara pembeli dengan pihak apotek dalam penjualan obat-obatan daftar G di Surakarta. 8

b. Data Sekunder Yaitu data yang berupa dokumen-dokumen tertulis, literature, arsip dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan obyek penelitian skripsi ini. 8 5. Metode Pengumpulan Data a. Studi Lapangan - Wawancara Metode ini dipergunakan untuk mendapatkan data primer yang dilakukan dengan interaksi dan komunikasi secara langsung dengan para informan yang mengetahui dan memahami tentang masalah yang diteliti. - Observasi Yaitu dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung dan sistematis terhadap data-data yang ada hubungannya dengan penelitian skripsi ini. b. Studi Pustaka Yakni dengan mengumpulkan data atau bahan-bahan kepustakaan yang dilakukan dengan cara membaca, mengkaji dan menelaah data sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini. 6. Metode Analisis Data Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan analisis kualitatif dengan model interaktif. Data yang terkumpul akan dianalisis melalui 3 (tiga) tahap, yaitu : 8 Bambang Waluyo. Metode Penelitian Hukum. Jakarta : Rajawali Pers, 2002, hal. 38. 9

- Reduksi data Yaitu bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. - Menyajikan data Yaitu sekumpulan informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilaksanakan yang meliputi berbagai jenis matrik, gambar skema jaringan kerja juga tabel. - Menarik kesimpulan (Verifikasi) Setelah memahami arti berbagai hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pernyataan-pernyataan, alur sebab akibat akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan. G. Sistematika Skripsi Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang arah dan tujuan penulisan skripsi ini maka dapat digambarkan sistematika skripsi sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembatasan Masalah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian 10

F. Metode Penelitian G. Sistematika Skripsi BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Obat-obatan Daftar G 1. Pengertian Obat 2. Jenis-jenis obat 3. Pengertian dan landasan hukum obat daftar G B. Tinjauan Umum Tentang Apotek 1. Pengertian dan landasan hukum Apotek 2. Kewajiban apotek sebagai sarana pelayanan kesehatan 3. Bentuk tanggung jawab apotek C. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian 1. Pengertian perjanjian 2. Asas-asas dalam perjanjian 3. Syarat sah perjanjian 4. Subyek dalam perjanjian 5. Unsur-unsur dalam perjanjian 6. Overmacht dan akibat hukumnya 7. Resiko 8. Wanprestasi dan akibat hukumnya 9. Perjanjian Jual Beli D. Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat 11

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perjanjian Penjualan Obat-Obatan Daftar G Oleh Apotek di Surakarta. B. Tanggung Jawab Pihak Apotek Apabila Terjadi Kesalahan Dalam Penjualan Obat-Obatan Daftar G Oleh Apotek di Surakarta. BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 12