PENGARUH LAMA PENDIDIHAN TERHADAP KADAR KIO3 PADA GARAM BERYODIUM MERK X

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KALIUM IODAT DALAM GARAM DAPUR YANG BEREDAR DI PASAR KOTA BITUNG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral

ANALISIS IODAT DALAM BUMBU DAPUR DENGAN METODE IODOMETRI DAN X-RAY FLUORESCENCE

PENENTUAN KADAR IODIDA SECARA SPEKTROFOTOMETRI BERDASARKAN PEMBENTUKAN KOMPLEKS IOD-AMILUM MENGGUNAKAN OKSIDATOR PERSULFAT ABSTRAK ABSTRACT

PENENTUAN KADAR IODIDA SECARA SPEKTROFOTOMETRI BERDASARKAN PEMBENTUKAN KOMPLEKS AMILUM-IODIUM MENGGUNAKAN OKSIDATOR IODAT ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada

Promotion Title KANDUNGAN IODIUM PADA GARAM DAPUR DI PASAR BATUAH MARTAPURA MARET Haitami

MAKALAH KIMIA ANALITIK 1. Iodo Iodimetri

Analisis Vitamin C. Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

ANALISIS KESTABILAN KALIUM IODAT DALAM GARAM TERHADAP PERUBAHAN TEMPERATUR MENGGUNAKAN METODE TITRASI IODOMETRI DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini

MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium klorida (>80

ABSTRAK EFEK SUHU DAN JANGKA WAKTU PEMANASAN TERHADAP KADAR PROTEIN YANG TERKANDUNG DALAM SARANGBURUNG WALET PUTIH (Collocalia fuciphagus)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KALIUM IODAT DALAM GARAM DAPUR

BAB III METODE PENELITIAN

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

Bab IV Hasil dan Pembahasan

KIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH

TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI. Senin, 28 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Uji emisi formaldehida panel kayu metoda analisis gas

PENGARUH LAMA PENAMBAHAN BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM LINN.) DALAM MINYAK GORENG BEKAS PAKAI TERHADAP PENURUNAN BILANGAN PEROKSIDA

ANALISIS KLORIN PADA BERAS YANG BEREDAR DI PASAR KOTA MANADO

MODUL Dasar-Dasar Kimia Analitik. Kelompok 2 :

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang,

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pengambilan sampel dilaksanakan di pasar tradisional dan pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernafasanya. organ-organ yang terdapat pada setiap bagian tersebut adalah:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

MODUL 2 PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM YOU C Kurnia Sandwika Henry Liyanto Ignatio Glory

IDENTIFIKASI YODIUM PADA GARAM DAPUR DI DESA TENGAH, DESA HULU DAN TANJUNG ANOM KECAMATAN PANCUR BATU TAHUN 2011

PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA YOU-C1000 DAN VITACIMIN DENGAN METODE IODIMETRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

MENGAPA DAN BAGAIMANA IODISASI GARAM RAKYAT DI INDONESIA? Oleh Arif Rahman Hakim, S.St.Pi (Penyuluh Perikanan Pada Pusat Penyuluhan KP, BPSDMKP)

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Metodologi Penelitian

STUDI PENGARUH PROSES PENCUCIAN GARAM TERHADAP KOMPOSISI DAN STABILITAS YODIUM GARAM KONSUMSI

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION


PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL TELUR DENGAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI DAN KONSENTRASI EMULSIFIER TERHADAP KARAKTERISTIK CAKE BERAS SKRIPSI

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS HASIL PERTANIAN

PENGARUH LAMA PENGGORENGAN TERHADAP KADAR VITAMIN C DAN DAYA TERIMA KERIPIK PEPAYA YANG DIGORENG MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN VAKUM

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

BAB I PENDAHULUAN. proses metabolisme di dalam tubuh. Gangguan akibat kekurangan yodium

Setiap system kesetimbangan melibatkan reaksi-reaksi endoterm dan eksoterem. Kenaikan suhu system akan menguntungkan reaksi eksoterem

BAB I PENDAHULUAN. namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

LAMPIRAN A. Prosedur pembuatan larutan dalam penelitian pemanfaatan minyak goreng bekas. labu takar 250 ml x 0,056 = 14 gram maka

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

PEMERIKSAAN SISA KLOR METODE IODOMETRI

Pelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

PENGARUH LAMA PEMANASAN DALAM RICE COOKER TERHADAP KANDUNGAN ZAT BESI (Fe) DAN TOTAL MIKROBA NASI PUTIH

PENENTUAN DAYA SERAP ARANG AKTIF TEKNIS TERHADAP IODIUM SECARA POTENSIOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN PROGRAM STUDI S-1 KIMIA

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penurunan Bilangan Peroksida dengan kulit pisang kepok (Musa normalis L)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

EFEKTIVITAS AIR PERASAN BUAH NANAS (Ananas comocus) PADA PENINGKATAN NILAI MUTU MINYAK KELAPA (Coconus nucifera)

So 4, K 3, HCO 3-, Br -, dan

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS FARMASI

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

Transkripsi:

146 PENGARUH LAMA PENDIDIHAN TERHADAP KADAR KIO3 PADA GARAM BERYODIUM MERK X INFLUENCE OF BOILING TIME ON THE KIO3 SPECIES CONTENT IN IODIZED SALT MERC X Liony Wihardika Info Artikel Sejarah Artikel : Diterima 16 Juni 2015 Disetujui 21September 2015 Dipublikasikan 16 Desember 2015 Kata Kunci: Garam iodin, Lama pendidihan, KIO 3 Keywords : Iodine salt, Boiling Time, KIO 3 Abstrak Latar belakang: Garam merupakan salah satu pelengkap kebutuhan pangan dan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Iodium dalam bentuk KIO 3 pada garam adalah mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah relatif kecil, tetapi mempunyai peranan penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Faktor lama pemanasan atau pemasakan dapat berpengaruh terhadap kestabilan iodat atau penurunan kadar iodat. Penurunan kadar iodat tesebut diduga akan berpengaruh terhadap kualitas garam beryodium. Tujuan: Mengukur dan membandingkan kadar KIO 3 dalam garam beryodium dari masing-masing perlakuan yaitu pada saat mendidih dan pada waktu 10 menit pendidihan. Metode: Jenis penelitian ekperimental. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lama pendidihan dan variabel terikatnya adalah kadar KIO 3. Hasil: Kadar rata-rata pada kontrol sebesar 65,88 ppm, pada saat mendidih sebesar 64,29 ppm dan pada 10 menit pendidihan sebesar 63,09 ppm. Setelah dilakukan uji One-Way Anova menunjukkan bahwa nilai signifikasi <0,05 yaitu sebesar 0,039. Bila nilai signifikasi <0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Simpulan dan saran: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas garam menurun setelah pemanasan 10 menit. Garam sebaiknya dimasukkan saat makanan hampir matang dan siap untuk disajikan. Abstract Background: Salt is one of the supplementary food needs and source for the human body electrolyte. Iodine in the form KIO 3 on salt is a mineral needed by the body in relatively small quantities, but it has an important role for the formation of the thyroxine hormone. Factors prolonged heating or cooking can affect the stability of iodate or iodate levels decrease. Decreased levels of proficiency level iodate expected to affect the quality of iodized salt. Objectives: Measuring and comparing the levels of KIO 3 in iodized salt of each treatment, namely when boiling and at 10 minutes boiling. Methods: experimental study. The independent variable in this study is the long boiling and the dependent variable is KIO 3 levels. Results: The average level in the control of 65.88 ppm, during the boiling of 64.29 ppm and at 10 minutes boiling at 63.09 ppm. After the One-Way ANOVA test showed that significant value <0.05 is 0.039. If the significance value <0.05 then H 0 is rejected and H 1 accepted. Conclusions and suggestions: Based on the results of the study showed that the quality of the salt decreases after heating 10 minutes. The addition of salt do when the boil water order KIO 3 in iodized salt is not reduced. Korespondensi : Staf Laboran Laboatorium SIMA Malang. E-mail: leonywihardika30@gmail.com P-ISSN 2355-6498 E-ISSN 2442-6555

147 PENDAHULUAN Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) masih menjadi masalah serius bagi kesehatan masyarakat di Indonesia, mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. Sejak tahun 1997 pemerintah berupaya untuk menurunkan prevalensi GAKI melalui program iodisasi garam. Namun, cakupan konsumsi garam mengandung cukup iodium secara nasional masih 62,3 % 1. Kadar minimal iodium yang dihitung sebagai KIO 3 dalam garam beryodium sesuai SNI adalah sebesar 30 mg/kg 2. Garam merupakan salah satu pelengkap dari kebutuhan pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Walaupun Indonesia termasuk negara penghasil garam, tetapi untuk kebutuhan garam dengan kualitas baik masih banyak diimpor dari luar negeri, terutama dalam hal ini garam beryodium serta garam industri 2. Hampir seluruh makanan menggunakan garam sebagai penyedap rasa, serta banyak digunakan untuk bahan tambahan dalam industri pangan. Selain itu, karena harga garam dapur relatif murah dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, maka pemerintah memilih garam dapur menjadi garam konsumsi sebagai media penyampaian iodium ke dalam tubuh. Menurut keputusan Presiden No.69 tahun 1994, semua garam yang beredar di Indonesia harus mengandung iodium yaitu garam yang telah diperkaya dengan kalium iodat (KIO 3 ) 3. Iodium merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah relatif kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Hormon tiroksin ini sangat berperan dalam metabolisme di dalam tubuh. Kekurangan iodium dapat berakibat buruk bagi manusia, akibat yang dapat ditimbulkan antara lain berkurangnya tingkat kecerdasan, pertumbuhan terhambat, penyakit gondok, kretin endemik, berkurangnya kemampuan mental dan psikologi, meningkatnya angka kematian prenatal, serta keterlambatan perkembangan fisik anak (lambat dalam mengangkat kepala, tengkurap dan berjalan) 3. Menurut pengujian yang dilakukan oleh Badan POM RI tentang pengaruh lama penyimpanan, suhu dan kelembaban relatif terhadap kestabilan iodat dan terjadinya spesiasi iodium dalam garam beriodium menunjukan adanya pengaruh interaksi dari ketiga parameter tersebut, yang ditunjukan dengan terjadinya penurunan kadar iodat dan terbentuknya spesi iodida dan iodium, begitu juga pengaruh cara iodisasi, ph dan lama pemanasan/pemasakan. Berdasarkan latar belakang di atas serta dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh lama pendidihan terhadap kadar KIO 3 pada garam beryodium merk X. METODE PENELITIAN Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Non Random Sampling atau bukan secara acak dengan teknik Purposive Sampling 4. Sampel yang dipilih adalah garam kemasan bermerk X karena dari hasil survey yang telah dilakukan, garam merk X mempunyai nilai iodium tertinggi dengan range terendah yaitu sebesar 40-80 ppm daripada kesepuluh garam kemasan bermerk lainnya. Diambil 5 garam merk X dengan nomor produksi atau nomor batch yang sama kemudian dihomogenkan dalam satu wadah selanjutnya diambil secara acak untuk ditimbang sebagai sampel. Sampel ditimbang sebanyak ± 25 gram untuk masing-masing. Penetapan kadar iodium sampel garam dilakukan menggunakan titrasi metode

148 Iodometri. Sebelum proses titrasi penetapan kadar, larutan Na 2 S 2 O 3 distandarisasi terlebih dahulu sesuai dengan prosedur yang telah tersedia. Berikutnya untuk penetapan kadar, sampel garam yang digunakan dibuat menjadi tiga jenis sampel yang berbeda, yaitu sampel tanpa pendidihan / kontrol (sampel A), sampel dengan pemanasan sampai mendidih (sampel B), dan sampel dengan pendidihan selama 10 menit (sampel C). Setelah pemanasan dihentikan, masing-masing larutan sampel ditambahkan dengan larutan H 3 PO 4 dan 0,1 gram KI. Larutan kemudian dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 hingga berwarna kuning muda untuk selanjutnya ditambah dengan indikator amilum 1%. Titrasi dilanjutkan hingga warna biru pada larutan tepat hilang. Selanjutnya dicatat volume larutan Na 2 S 2 O 3 yang dibutuhkan masingmasing sampel dan ditentukan kadar iodiumnya. Penetapan kadar iodium pada sampel A, B, dan C masing-masing dilakukan sebanyak lima kali. HASIL PENELITIAN Hasil perhitungan kadar iodium pada sampel garam menggunakan titrasi metode Iodometri ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Data perhitungan kadar iodium Kode sampel Volume titran (ml) Kadar KIO 3 (ppm) A 9,420 65,890 B 9,200 64,300 C 9,020 63,090 Keterangan: Kode Sampel A : Kontrol Kode Sampel B : Perlakuan 1 (saat mendidih) Kode Sampel C : Perlakuan 2 (saat 10 menit pendidihan) Hasil perhitungan kadar iodium selanjutnya dibuat grafik. Gambar grafik kadar KIO 3 rata-rata sampel ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Grafik kadar KIO 3 rata-rata pada sampel Hasil uji statistik menggunakan uji One-Way Anova untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil uji one-way anova Antar Kelompok Dalam Kelompok Total Jumlah kuadrat 19.667 27.462 47.129 Df 2 12 14 Rata-rata kuadrat 9.833 4.297 F 4.297 Sig. 0,039 PEMBAHASAN Standarisasi pada tahap awal penelitian dilakukan sebanyak tiga kali dan penetapan kadar dilakukan sebanyak lima kali untuk memperkecil nilai kesalahan. Sampel garam merk X yang digunakan pada penelitian ini termasuk garam meja karena dilihat dari tekstur garamnya yang lebih halus dan berkualitas bagus dilihat dari penampakan warnanya yang putih bersih. Titrasi Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium-iodida atau

149 senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO 4.5H 2 O 5. Titrasi iodometri, adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia. Standarisasi natrium tiosulfat dapat dilakukan dengan menggunakan lartan kalium iodat, kalium dikromat, tembaga sulfat dan iod sebagai standar primer. Natrium tiosulfat bereaksi dengan kalium iodida dalam larutan asam dengan membebaskan iod. Titrasi iod yang dibebaskan, dengan larutan tiosulfat sambil terus dikocok, bila warna cairan telah menjadi kuning pucat ditambahkan larutan kanji dan teruskan titrasi sampai warna berubah dari biru menjadi tak berwarna 6. Setelah didapatkan volume titrasi untuk masing-masing sampel, data yang didapatkan digunakan untuk menghitung kadar KIO 3 pada masing-masing sampel. Pada sampel kontrol didapatkan kadar iodium rata-rata sebesar 65,88 ppm, pada sampel dengan kondisi tepat mendidih sebesar 64,29 ppm dan sampel dengan 10 menit pendidihan sebesar 63,09 ppm. Selanjutnya data tersebut dibuat grafik untuk melihat pengaruh lama pendidihan terhadap kadar KIO 3 dalam sampel. Data hasil analisis kadar KIO 3 dalam sampel kemudian diuji secara statistik menggunakan uji One-Way Anova untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh. Hasil uji statistik diketahui bahwa nilai signifikasi sebesar 0,039. Bila nilai signifikasi < 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh lama pendidihan terhadap kadar KIO 3 pada garam beryodium merk X. Kadar rata-rata sampel pada masingmasing perlakuan mengalami perubahan yang signifikan yang diakibatkan karena perbedaan temperatur. Semakin lama waktu pemanasan, kadar KIO 3 dalam sampel garam semakin menurun. Hal ini disebabkan ketika proses pelarutan KIO 3 terdisosiasi menjadi ion K + dan IO 3 - (iodat). Akibat proses pemanasan, iodat berubah menjadi iodium. Iodium memiliki sifat yang mudah teroksidasi karena pengaruh pemanasan, sehingga kadar iodium dalam sampel garam ikut menurun. Kestabilan iodat dalam garam beriodium dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kelembaban udara, suhu dan waktu penyimpanan jenis pengemas, adanya logam terutama besi, kandungan air, cahaya dan keasaman. Faktor-faktor tersebut merupakan penyebab terjadinya penurunan mutu garam beriodium selama penyimpanan, proses pengolahan dan pemasakan. Penurunan kadar iodium yang terbesar terjadi pada garam yang disimpan dalam kemasan plastik daripada di dalam botol gelas dan yang disimpan pada suhu 37 o C dengan kelembaban relatif dibawah 76%. Selain itu juga kestabilan iodium akan dipengaruhi oleh jenis makanan, kandungan air dan suhu pemanasan saat pemasakan. Menurunnya kandungan iodium saat pemasakan ini berkisar antara 36,6% sampai 86,1% 7. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa lama pendidihan berpengaruh signifikan terhadap kadar KIO 3 dalam garam beryodium merk X. Semakin lama waktu pendidihan semakin berkurang kadar iodium dalam sampel. SARAN Sebaiknya saat proses pengolahan makanan khususnya saat pendidihan, garam dimasukkan saat makanan hampir matang dan siap untuk disajikan agar kadar KIO 3 dalam garam beryodium tidak berkurang karena semakin lama proses pendidihan semakin berkurang kadar KIO 3 tersebut.

150 REFERENSI 1. Yuniati, H. 2012. Pengaruh Perbedaan Media dan Waktu Pengasinan pada Pembuatan Telur Asin Terhadap Kandungan Iodium Telur. Media Litbang Kesehatan 22(3). 2. Sasongkowati, R. 2014. Bahaya Gula, Garam dan Lemak. Indoliterasi. Yogyakarta. 3. Kapantow, A.N., Fatimawali, dan A Yudistira. 2013. Identifikasi dan Penetapan Kalium Iodat dalam Garam Dapur yang Beredar di Pasar Kota Bitung dengan Metode Spektrofotometri UV- Vis. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi- UNSRAT 2(1). 4. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. 5. Gandjar, I.G dan A. Rohman. 2012. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 6. Bassett, J., R.C.Denny, G.H. Jeffery, J. Mendham. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. EGC. Jakarta. 7. Cahyadi, W. 2007. Kestabilan Garam Beriodium dalam Sediaan Makanan Selama Proses Pemasakan. INFOMATEK 2(2).