BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar. BAkti KCP Karanganyar memfokuskan pelayanan pembayaran uang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Bank Tabungan Pensiunan Nasional

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) a. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN)

BAB I PENDAHULUAN. bahwa tidak selamanya manusia dapat bekerja. Ada saatnya ketika sudah

PROGRAM PENSIUN. 2.2 TNI / POLRI dan PNS dari Kementerian Pertahanan yang diberhentikan sebelum 1 April 1989

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

- Pensiun PNS Pusat dan PNS Departemen Hankam yang pensiun sebelum 1 April 1989

BAB III PEMBAHASAN. a. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasioanl Tbk. pinjaman kepada para anggotanya.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

TABUNGAN HARI TUA (THT)

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Bank Tabungan Pensiunan Nasional. pegawai pensiunan militer yang kemudian diberi nama Bank Pegawai

Prosedur Pengajuan Klaim Gaji Pensiun Pada PT. Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor

BAB III PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. 1. Sejarah Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Purna Bakti. KCP Karanganyar

BAB III GAMBARAN UMUM PT. BANK BTPN KCP BURANGRANG BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia perbankan di Indonesia saat ini mengalami

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada pembahasan bab lima ini akan disampaikan kesimpulan mengenai

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.05/2015 TENTANG

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Kegiatan analisis sistem merupakan kegiatan penguraian suatau sistem

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, T

Pengajuan Kredit Pensiun Pada PT. Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk. (BTPN) Purna Bakti Cabang Blitar

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

III. METODOLOGI PENULISAN. Design penelitian ini adalah penelitian dengan sifat data deskriptif kuantitatif

BAB IV PELAKSANAAN TABUNGAN BERENCANA PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUBUK SIKAPING

Ringkasan Informasi Produk/Layanan

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTITUSI. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) pada awalnya bernama Bank

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA

Ringkasan Informasi Produk/Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Mikro

BAB I PENDAHULUAN. Mengamati perkembangan perekonomian dari sisi informasi dimasa sekarang ini,

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Bank Tabungan Pensiunan Nasional

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN PT. DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. menjadi PT. TASPEN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. didirikan dengan nama Bank Karya Produksi Desa (BKPD) Kecamatan

Ringkasan Informasi Produk/Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Ritel

CHECK LIST PERSYARATAN DOKUMEN KLAIM

KELENGKAPAN BERKAS USULAN PENSIUN DAN PEMBERHENTIAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

PROSEDUR PEMBERIAN HAK DAN PERHITUNGAN PREMI ASURANSI TABUNGAN HARI TUA (THT) KEPADA PESERTA PADA PT. TASPEN (PERSERO) KCU JAKARTA Nama : Utari

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pembiayaan Pensiunan pada Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembantu Krian mahasiswa dapat memberikan kesimpulan dan saran kepada

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses permohonan sampai dengan pencairan kredit nasabah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SELAMAT DATANG PESERTA RAPAT KOORDINASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA UNIVERSITAS MATARAM DENGAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. Nomor : MDC.DPS/PKS. /2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Kantor Cabang

BAB V PENUTUP. 1. Kebijakan yang diberikan PT. Bank Nagari Cabang Sijunjung dalam. a. Kredit Kepada Masyarakat yang Berpenghasilan Tetap (Kredit

Peran Dan Fungsi Asuransi Sebagai Coverage Kredit Nasabah Yang Meninggal Pada Bank Bjb Kantor Cabang Pembantu Cijerah

Evaluasi Sistem Pemberian Kredit Pensiun Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. KCP Ujung Berung Bandung

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN. Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) merupakan

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT PENSIUN PADA PT. BANK TABUNGAN PENSIUN NASIONAL TBK. (BTPN) KCP KARANGAYAR TUGAS AKHIR

Program Pinjaman Dana Tunai

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Iuran Dana Pensiun. Pengembalian. Nilai Tunai.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Singkat PT. Bank Jabar Banten Cabang Utama Bandung

SOSIALISASI PT.DANA TABUNGAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI (PERSERO)

PEMBUKAAN PENGENALAN TASPEN VISI DAN MISI PROGRAM TASPEN

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT MIKRO UTAMA PADA BANK BJB KANTOR CABANG CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam berbagai kegiatan, berbagai macam kebutuhan selalu

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 4.1 Sejarah Berdirinya BNI Syariah Cabang Pekanbaru. syariah di Indonesia karena PT. BNI merupakan bank besar pertama

A. Paket Mitra Pelapak (PMP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bank adalah suatu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Bank

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BAB IV ANALISIS SISTEM

METODE PENELITIAN. program ini sudah dimulai sejak tahun 1960 yang dirintis melalui Konfrensi

DAFTAR WAWANCARA Jawab

PENSIUN PEGAWAI DAN PENSIUN JANDA / DUDA PEGAWAI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PEMBERHENTIAN DENGAN HAK PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB I

V GAMBARAN UMUM BANK DANAMON INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali pada perusahaan sektor perbankan. kegiatan oprasional. Kegiatan perbankan sudah diaturdalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sampailah pada hasil kesimpulan dari penulisan Tugas Akhir ini dengan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

POLA KEBIJAKAN PENGURUS CREDIT UNION PANTURA LESTARI Alamat : Jl. Ketapang Siduk KM 33 Desa Sei. Putri Kec. Matan Hilir Utara, Kab.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah PT Bank Riau Kepri Capem Tanjung Batu

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. merupakan tonggak awal berdirinya Bank Pembangunan Daerah (BPD) diseluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. jantung dari sebuah bank yang memegang porsi terbesar dari asset bank. Hingga kini

SYARAT DAN KETENTUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

Prosedur Pembayaran Klaim Tabungan Hari Tua (THT) Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Bogor

BAB X ASURANSI SOSIAL PEGAWAI NEGERI DAN ABRI

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN UANG DUKA BAGI KELUARGA PENDUDUK MISKIN KABUPATEN SUKOHARJO

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SANTUNAN KEMATIAN BAGI WARGA YANG BERKARTU TANDA PENDUDUK KABUPATEN JEMBRANA

KEPUTUSAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDesa) "PODHO JOYO" DESA SUKOREJO KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK NOMOR : 01/KEP/BUMDesa-PJ/2015 TENTANG

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT MIKRO PADA PT BPR CHARIS UTAMA JATIROGO TUBAN TUGAS AKHIR. Program pendidikan diploma III.

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah.

BAB II GAMBARAN UMUM BANK BTPN

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA. PROSEDUR PEMBAYARAN GAJI PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (persero), Tbk UNIT AJUNG MANGLI

Transkripsi:

A. Gambaran Umum Perusahaan BAB III PEMBAHASAN 1. Sejarah BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar merupakan salah satu cabang usaha yang dimiliki oleh Bank Tabungan Pensiunan Nasional. BTPN Purna BAkti KCP Karanganyar memfokuskan pelayanan pembayaran uang pensiun. BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar juga berpeluang menyalurkan kredit yang ditujukan kepada para pensiunan. Berikut sejarah BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar pada Tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Sejarah BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar Tahun Keterangan 1995 Perencanaan pembukaan BTPN Unit Karangayar dengan pengurusan perizinan pada Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar. 1996 BTPN Karanganyar mulai beroperasi dengan status Kantor Unit/ Kantor Kas. 2008 Mengingat kebutuhan nasabah yang meningkat maka BTPN Unit Karanganyar berganti status menjadi Kantor Cabang Pembantu. 2013 Sekarang Setelah diadakannya studi kelayakan, BTPN KCP Karanganyar berganti status menjadi Branch. Sumber : BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar Tahun 2013

2. Visi dan Misi BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar a. Visi Menjadi bank mass market terbaik, mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia dengan segmen masyarakat berpenghasilan rendah dan segmen usaha mikro dan kecil. b. Misi Bersama kita ciptakan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih baik. 3. Nilai-Nilai Perusahaan a. Dapat di Percaya 1) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan, 2) Kompeten yaitu memiliki pengetahuan dan keterampilan. b. Peduli 1) Sopan dan rendah hati dalam setiap interaksi, 2) Mengerti sebelum dimengerti. c. Fokus pada Hasil 1) Memulai dengan tujuan dan mengakhiri dengan prestasi serta pembelajaran, 2) Fokus pada yang bisa kami lakukan. d. Sinergi e. Mencapai yang terbaik

4. Struktur Organisasi BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar Struktur organisasi adalah suatu susunan dan struktur yang menggambarkan tiap-tiap bagian dan posisi pada organisasi. Struktur organisasi untuk menjalankan kegiatan pekerjaan antara karyawan satu dengan lainnya, yang masing-masing mempunyai peranan dan tanggung jawab sesuai dengan batasannya. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar Sumber: BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar 5. Deskripsi Jabatan dan Fungsi Jabatan Deskripsi jabatan dan fungsi jabatan dalah suatu tugas dan wewenang yang dimiliki karyawan pada suatu perusahaan. Pembagian masing-masing tugas dibagi secara merata sesuai dengan jabatan dan kemampuan yang dimiliki oleh karyawan.

Deskripsi jabatan dan fungsi jabatan pada BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut: Tabel 3.2 Deskripsi Jabatan dan Fungsi Jabatan Jabatan Deskripsi Jabatan Fungsi Jabatan a. Brach Head Merencanakan, mengkoordini, mengelola, mensupervisi seluruh a) Mememastikan pencapaian sesuai dengan target yang diharapkan kantor cabang. kegiatan BTPN. b) Melakukan pengawasan dan pengendalian atas prosedur kerja. c) Melaksanaan pengawasan terhadap seluruh transaksi b. Operational SPV Mengelola seluruh kegiatan operasional di BTPN. c. Back Office Mengkoordinasi penyelesaian temuan audit interen untuk memastikan kegiatan operasional berjalan dengan baik. d. Customer Service Bertanggungjawab untuk melakukan seluruh aktivitas pelayanan kepada KCP sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. yang telah disetujui. a) Melakukan pengawasan dan pengendalian atas prosedur kerja dan pelaksanaan kegiatan operasional. b) Mengelola dan memantau ketersediaan uang tunai untuk menjaga likuiditas persediaan uang kas harian. a) Memtau keakuratan data atas laporan eksternal seperti: laporan pajak, Laporan mingguan, laporan informasi debitur. b) Melakukan pembukaan terhadap transaksi. c) Memantau kegiatan operasional kas, pembukaan. a) Menerima keluhan nasabah dan mencarikan solusi yang terbaik sesuai dengan peraturan dan ketentuan. b) Melakukan survey kepuasan nasabah. c) Melayani pembukaan

Jabatan Deskripsi Jabatan Fungsi Jabatan rekening baru (deposito, tabungan,giro) d) Memberikan informasi kepada nasabah tentang produk-produk BTPN. e. Teller Melaksanakan transaksi harian yang mencangkup, menerima dan membayarkan uang kepada nasabah. f. Credit Acceptance SPV g. Credit Acceptance Officer Bertanggungjawab untuk melakukan seluruh aktivitas pelayanan kepada calon nasabah mengenai informasi kredit. Bertanggung jawab atas administrasi kredit. a) Melakukan pemeriksaan jumlah saldo awal dengan uang tunai yang ada di kotak uang. b) Melakukan transaksi perbankan (penyetoran dan penarikan dana tunai dan non tunai, pencairan dana kredit dan pembayaran kredit). c) Meneliti keabsahan bukti kas yang diterima. d) Melakukan pembukaan hasil transaksi harian pada buku kas harian. e) Menyusun laporan kas harian. a) Memberikan pelayanan kepada calon nasabah baru maupun pembaharuan yang akan mengajukan pinjaman kredit pensiun. b) Memastikan seluruh persyaratan dokumentasi sehubungan dengan kredit pensiun telah dilengkapi. a) Memeriksa kelengkapan formulir pengisian permohonan pemberian kredit pensiun serta dokumen pendukung. b) Membuat dan mencetak Surat Perjanjian Kredit. c) Melakukan wawancara terhadap calon debitur yang akan mengajukan kredit pensiun. d) Membuat laporan harian

Jabatan Deskripsi Jabatan Fungsi Jabatan hasil rekapitulasi penyaluran kredit pensiun. e) Membuat Payment Schudule untuk setiap transaksi penyaluran kredit pensiun. h. Sales and Bertanggungjawab a) Melakukan analisis Marketing SPV untuk mengelola terhadap data-data calon pelaksanaan proses debitur untuk menyusun pemasaran kredit daftar nasabah potensial. pensiun untuk memastikan b) Membangun hubungan pencapaian target kerjasama yang baik bisnis. dengan melakukan kunjungan kepada calon nasabah. c) Mengawasi pelaksanaan pemberian kredit kepada calon nasabah dan memastikan proses berjalan sesuai ketentuan yang berlaku. i. Sales and Bertanggungjawab a) Memelihara dokumen Marketing untuk melakukan dan agunan/jaminan Officer pemasaran pinjaman kredit yang ada sampai pensiun pada calon dokumen tersebut debitur maupun diserahkan kembali pembaharuan untuk meningkatakan kepada nasabah. b) Membantu nasabah jumlah nasabah dalam proses take over sesuai dengan target (pelunasan kredit di yang ditentukan. instansi lain). Sumber : BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar

6. Produk-Produk BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar menyediakan beberapa produk diantaranya ialah : a. Produk Pinjaman/Kredit Kredit pensiun adalah produk pinjaman yang diberikan kepada para pensiunan dengan pembayaran angsura melalui pemotongan bulanan dari uang pensiunan mereka. Kredit pensiun pada BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar memberi banyak manfaat dan kemudahan bagi calon nasabah. Persyaratan pengajuan kredit juga sangat mudah bagi nasabah peminjam. Produk kredit yang ada di BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut: Tabel 3.3 Produk-Produk BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar Nama Produk 1) Kredit Pensiun Sejahtera (kredit pensiun) Keterangan Keunggulan Persyaratan Produk ini tersedia dalam pilihan jangka waktu 1-12 tahun dengan plafon kredit maksimal Rp 300 Juta. a) Persyaratan yang mudah. b) Angsuran tetap atau di potong langsung setiap bulannya. c) Fasilitas kredit lunas bila nasabah meninggal karena di lindungi oleh lembaga asuransi jiwa kredit. a) SK pensiun asli. b) Salinan KTP yang masih berlaku. c) Referensi manfaat pensiun. d) Salinan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk pinjaman Rp 50 juta.

Nama Produk 2) Kredit Pensiun Sejahtera (kredit pensiun) 3) Kredit Pensiun Sejahtera Plus (kedit prapensiun) Keterangan Keunggulan Persyaratan Produk kredit pensiun sejahtera ini tersedia dalam pilihan jangka waktu 1-12 tahun dengan plafon kredit maksimal Rp 300 Juta. Kredit Pensiun Sejahtera Plus merupakan fasilitas kredit yang dirancang khusus untuk pegawai yang maksima 6 (enam) bulan akan memasuki masa pensiun. d) Pilihan asuransi: Allianz, Generali Indonesia, Avrist. a) Persyaratan yang mudah. b) Angsuran tetap atau di potong langsung setiap bulannya. c) Fasilitas kredit lunas bila nasabah meninggal karena di lindungi oleh lembaga asuransi jiwa kredit. d) Pilihan asuransi: Allianz, Generali Indonesia, Avrist. a) Pelunasan seluruh kewajiban di bayar dengan Tabungan Hari Tua (THT). b) Persyaratan mudah. c) Fasilitas kredit mencapai Rp 300 juta. d) Jangka waktu kredit a) SK pensiun asli. b) Salinan KTP yang masih berlaku. c) Referensi manfaat pensiun. d) NPWP e) untuk pinjaman Rp 50 juta. a) SK pensiun asli. b) Salinan KTP yang masih berlaku. c) Referensi manfaat pensiun (salinan tabungan/ dokumen setara). d) Salinan NPWP untuk

Nama Produk Keterangan Keunggulan Persyaratan 1-6 bulan. pinjaman e) Fasilitas Rp 50 juta. kredit lunas e) Dokumen bila nasabah meninggal dunia karena persyaratan pengurusan pensiun. dilindungi asuransi jiwa kredit. f) Pilihan asuransi: Allianz. Sumber : BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar B. Pembahasan Masalah 1. Mekanisme penerusan dana pensiun kepada ahli waris pada BTPN Purna Bakti Kantor Cabang Pembantu Karanganyar Program pensiun (http://www.taspen.com/?page_id=348, 22/06/2016, 14.00) merupakan jaminan hari tua berupa pemberian uang setiap bulan kepada peserta yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) pusat dan daerah otonom, pejabat negara, anggota ABRI yang dinas dan pensiun sebelum 1 April 1989, anggota veteran dan pegawai KAI. Program pensiun memiliki tujuan untuk memberikan jaminan hari tua bagi pegawai negeri pada saat mencapai usia pensiun, sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri setelah yang bersangkutan memberikan pengabdian kepada Negara. Kelompok pensiun yang diberikan yaitu kepada pensiun PNS pusat dan PNS Departemen Hankam yang pensiun sebelum 1 April 1989, pensiun PNS Daerah Otonom, pensiun pejabat negara, pensiun ABRI yang

diberhentikan dengan hak pensiun sebelum 1 April 1989, pensiun PT KAI, tunjangan veteran. Ketika pensiunan meninggal dunia maka gaji pensiunan tersebut bisa dialihkan kepada ahli warisnya supaya nasabah tidak dianggap sebagai nasabah tidak aktif. BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar membantu kepengurusan dana pensiun terusan kepada ahli waris. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Dian diketahui hak-hak keluarga (ahli waris) dari penerima pensiun yang meninggal dunia antara lain : a. Pensiunan Terusan yaitu diberikan apabila almarhum meninggalkan istri/suami dan anak yang masih dalam tanggungan pensiun. b. Uang Duka Wafat merupakan pemberian santunan kepada keluarga/ahli waris yang ditinggalkan oleh penerima pensiun. c. Pensiunan Janda/duda yaitu diberikan kepada istri/suami yang sah, setelah istri/suaminya meninggal dunia dan dibayarkan mulai bulan berikutnya setelah pembayaran Pensiun Terusan berakhir. 1) Janda berhak menerima gaji terusan dan gaji janda dari pensiunan yang meninggal dunia. Jika dikemudian hari janda menikah lagi secara resmi maka janda tidak berhak lagi menerima gaji terusan dan gaji janda atau diberhentikan sementara, apabila bercerai janda bisa mengurus gaji jandanya kembali. 2) Duda berhak menerima gaji terusan dan gaji duda dari pensiunan yang meninggal dunia. Jika dikemudian hari duda menikah lagi

secara resmi maka duda tidak berhak lagi menerima gaji terusan dan gaji duda atau diberhentikan total. 3) Tunjangan yatim/piatu yaitu diberikan kepada setiap anak yang sah dari pensiunan yang meninggal dunia, diberikan apabila almarhum tidak meninggalkan istri/suami dan dibayarkan mulai bulan berikutnya setelah pembayaran pensiun terusan berakhir. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Dian diketahui Alur Penerusan Dana Pensiun kepada Ahli Waris BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar dapat dilihat pada gambar 3.3 sebagai berikut:

Gambar 3.2 Alur Penerusan Dana Pensiun kepada Ahli Waris BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar Sumber: BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar

Dalam praktiknya BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar membantu untuk kepengurusan dana pensiun terusan kepada janda/duda dari Pegawai Negeri yang telah meninggal dunia. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Dian bagian Sales Support mekanisme penerusan dana pensiun kepada ahli waris sebagai berikut: a. Ahli waris datang ke BTPN untuk melaporkan bahwa debitur dari keluarga ahli waris telah meninggal dunia. Tahap ini ahli waris hanya membawa surat kematian dari desa yang dilegalisir oleh kepala desa setempat. b. Setelah menerima laporan dari pihak ahli waris maka CA (Credit Acceptance) atau CS (Customer Service) akan memberikan persyaratan Uang Duka Wafat (UDW) yang merupakan pemberian santunan kepada keluarga atau Ahli Waris penerima pensiun untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan oleh penerima pensiun. c. Kemudian ahli waris melengkapi berkas berkas Persyaratan UDW. 1) UDW terbagi dua yaitu untuk UDW punah (tidak ada ahli waris) dan UDW janda/duda. a) Persyaratan Pembayaran UDW Punah (Almarhum/almarhumah yang tidak memiliki ahli waris) seperti : (1) 1 Lembar Blangko Surat Pengajuan Pembayaran (SPP) Klim. (2) 1 Lembar Blangko Surat Keterangan Kuasa Ahli Waris. (3) 1 Lembar Blangko Surat Keterangan Penguburan (Apabila pemohon bukan anak kandung).

(4) 1 Lembar Blangko Surat Pernyataan Tidak Mengambil Uang Pensiun (Diketahui kantor juru bayar Bank/Pos). (5) 1 Lembar potokopi Surat Keputusan (SK) Pensiun. (6) 1 Lembar potokopi Surat Kematian dilegalisir Lurah/Kepala Desa. (7) 1 Lembar potokopi Karip/Strook Pensiun. (8) 1 Lembar potokopi Kartu Keluarga (KK) yang meninggal & potokopi Kartu Keluarga (KK) Pemohon. (9) 1 Lembar potokopi KTP/SIM Pemohon yang masih berlaku. b) Persyaratan Pembayaran UDW yang masih memiliki ahli waris yaitu janda/duda/yatim/piatu : (1) 2 Lembar potokopi Surat Keputusan Pensiun (2) 2 Lembar potokopi Surat Kematian dilegalisir Lurah/Kepala Desa (3) 2 Lembar potokopi Surat Nikah dilegalisir KUA/Catatan Sipil (4) 2 Lembar potokopi Karip/Strook Pensiun (5) 2 Lembar potokopi KTP/SIM yang masih berlaku (pemohon) (6) 6 Lembar Pas Photo 3X4 Hitam Putih pemohon (7) Bagi Pensiun ABRI melampirkan 2 Lembar potokopi Bintang Jasa diligalisir dan aslinya dibawa.

2) Ahli waris melengkapi dan menyerahkan persyaratan UDW tersebut ke PT.TASPEN, kemudian PT. TASPEN akan mengurus uang duka wafat. 3) Setelah proses uang duka wafat selesai, ahli waris akan mendapatkan bukti voucher UDW dari PT. TASPEN yang menjadi syarat untuk mengajukan klaim asuransi apabila nasabah memiliki pinjaman di BTPN dan ahli waris juga mendapatkan formulir untuk gaji terusan dari PT. TASPEN untuk penerusan gaji utuh selama empat bulan. d. Setelah itu ahli waris kembali ke BTPN, menemui CA kemudian CA melihat data di sistem apakah debitur mempunyai pinjaman atau tidak di BTPN. Apabila debitur tidak mempunyai pinjaman di BTPN maka ahli waris hanya mengurus UDW Taspen saja tidak perlu mengajukan klaim asuransi dan tidak mendapatkan uang duka wafat dari BTPN dan ahli waris bisa mengurus janda/duda. Apabila ahli waris mempunyai pinjaman di BTPN maka ahli waris berhak mengajukan klaim asuransi terlebih dahulu. e. Apabila debitur tersebut memiliki pinjaman di BTPN maka ahli waris berhak mengajukan klaim asuransi. 1) Ahli waris harus melengkapi berkas berkas tersebut meliputi persyaratan pengajuan klaim seperti : a) 5 Lembar potokopi Surat Kematian yang dilegalisir oleh Kepala Desa.

b) 5 Lembar potokopi Surat Kematian dari Rumah Sakit/ Kepolisian (Apabila meninggal di rumah sakit/kecelakaan). c) 5 Lembar Surat Keterangan Ahli Waris dari kelurahan yang di legalisir Kepala Desa. d) 5 Lembar potokopi KTP almarhum/almarhumah dan ahli waris. e) 5 Lembar potokopi Kartu Keluarga (KK) f) 5 Lembar potokopi KARIP/Buku Pensiun. g) 5 Lembar Kwitansi angsuran taguhan yang terakhir. h) 1 Lembar Tanda terima SK pensiun (pada waktu menagajukan pinjaman). i) 5 Lembar potokopi Voucher dari UDW dari TASPEN. 2) Setelah berkas-berkas klaim asuransi sudah lengkap, ahli waris mendapatkan uang duka sebesar Rp. 300.000,- (Tiga Ratus Ribu Rupiah) melalui Teller BTPN. 3) Setelah itu Customer Service akan mengecek data dan menyerahkan kebagian Back Office untuk kelengkapan data selanjutnya. 4) Langkah selanjutnya Back Office bertugas untuk mengecek kembali kelengkapan berkas-berkas dan mencocokan data tersebut. 5) Setelah data tersebut benar selanjutnya Back Office akan memasukan (menginput) data seperti nama dan keterangan kematian. Apabila debitur memiliki pinjaman diatas Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) maka ahli waris harus menyertakan Surat Rekam Medis yang menyatakan kronologis kesehatan dari debitur tersebut.

6) Setelah semua data tersebut di Input dan lengkap maka, data tersebut harus di verifikasi, verifikasi ini dilakukan oleh supervisor yang bertujuan untuk meninjau ulang berkas dari Customer Service kemudian dilanjutkan oleh Back Office. Sedangkan debitur diharapkan menunggu dirumah hingga pihak Bank BTPN menghubungi untuk memberitahu apakah pengajuan klaim asuransi tersebut cair. 7) Setelah berkas-berkas tersebut lengkap dan sesuai dengan kecocokan data yang ada maka berkas tersebut siap dikirim ke Perusahaan Asuransi. 8) PT. Asuransi akan menghubungi Bank Tabungan Pensiunan Nasional apabila klaim asuransi tersebut telah cair maka sebelumnya pihak Bank harus memeriksa kembali apakah pencairan sesuai dengan besarnya pengajuan klaim asuransi. Apabila tidak cair pihak BTPN akan menghubungi pihak asuransi kembali. Biasanya pihak asuransi tidak dapat mencairkan dengan alasan kurang lengkapnya berkas atau syarat tambahan yang diminta seperti Rekam Medis atau kronologi kesehatan, tetapi selama berkas atau syarat tersebut lengkap maka pihak asuransi akan langsung mencairan pengajuan klaim. 9) Proses Pengajuan Klaim Asuransi ini berkisar 2-3 minggu, apabila klaim tersebut cair maka Pihak BTPN akan menghubungi pihak ahli waris untuk memberi informasi bahwa klaim asuransi telah cair dan untuk mengambil SK dari debitur tersebut.

f. Setelah ahli waris mengurus UDW di PT. TASPEN dan klaim asuransi cair (apabila nasabah memiliki pinjaman di BTPN), maka ahli waris menerima gaji terusan yaitu gaji utuh (gaji pokok) pensiunan yang meninggal dunia selama empat bulan. g. Setelah mendapatkan gaji utuh terusan empat bulan, maka pada bulan ke empat ahli waris mengurus terusanjanda/duda/yatim/piatu. 1) Mengurus terusan janda/duda/yatim/piatu dengan persyaratan meliputi: a) 1 Lembar blangko Formulir Permintaan Pembayaran (FPP) b) 1 Lembar blangko Surat Pengesahan Tanda Bukti Diri (SPTB) c) 1 Lembar potokopi SK Pensiun + asli d) 1 Lembar potokopi KTP Pemohon + asli e) 1 Lembar potokopi buku tabungan (bagi pensiunan yang menghendaki pembayaran lewat bank) f) 4 Lembar pas photo ukuran 3x4 hitam putih/ berwarna g) 1 Lembar surat keterangan masih sekolah/kuliah bagi anak yang berusia diatas 21 tahun h) 1 Lembar surat keterangan penetapan pewalian dari pengadilan (sebagai pewalian untuk yatim/piatu yang masih di bawah umur) 2) Melakukan pembukaan rekening tabungan atas nama ahli waris (janda/duda/yatim/piatu) dengan persyaratan meliputi: a) KTP (janda/duda/yatim/piatu) b) NPWP (bila gaji diatas Rp.2.000.000,-)

c) Karip d) Kartu Keluarga e) Pas photo 3x4 sebanyak 3 lembar f) SK Pensiun alamrhum/alhamrhumah g) menggunakan gaji terusan dari TASPEN 3) Setelah janda/duda melengkapi persyaratan-persyaratan tersebut maka, pihak BTPN akan mengirimkan berkas janda/duda tersebut ke PT. TASPEN untuk di proses selama satu hari dan BTPN akan mengurus pembukaan rekening baru atas nama ahli waris. 4) Setelah itu PT. TASPEN akan mentransfer gaji pertama janda/duda ke BTPN. h. Setelah janda/duda menerima gaji utuh selama empat bulan maka, pada bulan kelima dan setiap bulan selanjutnya janda/duda akan menerima gaji terusan janda/duda sebesar 36 persen (36%) dari gaji pokok pensiun yang meninggal dunia dan anak mendapatkan tunjangan anak sebesar dua persen (2%). Apabila janda/duda sudah meninggal dunia dan masih memiliki anak yang memiliki kriteria masih bersekolah atau kuliah, belum mencapai usia 25 tahun, belum pernah menikah dan tidak memiliki penghasilan sendiri menerima tunjangan anak saja sebesar dua persen (2%). Apabila anak tersebut dibawah 17 tahun maka saudara kandung/keluarga dari pensiun yang meninggal dunia bisa menjadi wali untuk membantu anak mendapatkan tunjangan.

2. Permasalahan yang terjadi pada penerusan dana pensiuns kepada ahli waris pada BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar Perusahaan sebagai sebuah organisasi memiliki dua permasalahan dalam menjalankan fungsi dan tujuannya, yaitu permasalahan internal dan permasalahan eksternal. a. Permasalahan Internal adalah permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri. Berdasarkan pengamatan pada saat penelitian diketahui permasalahan internal yang terjadi pada penerusan dana pensiun kepada ahli waris antara lain: 1) Kurangnya SDM yang membantu pengurusan ahli waris ke PT. TASPEN. Pada BTPN KCP Karanganyar hanya memiliki satu pegawai yang mengurus ke PT. TASPEN yaitu marketing dan juga merangkap sebagai sales support karena bisa saja sewaktu-waktu terjadi banyak nasabah yang ingin menguruskan ahli waris. b. Permasalahan eksternal adalah permasalahan-permasalahan yang terjadi, yang dipengaruhi oleh faktor dari luar perusahaan. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Dian diketahui permasalahan eksternal yang terjadi pada penerusan dana pensiun kepada ahli waris antara lain: 1) Ketika istri/suami sah dari pensiunan yang telah meninggal dunia ingin mengurus status janda/duda tetapi SK Pensiun almarhum/almarhumah yang sebagai persyaratan janda/duda belum menjadi SK otomatis yang membutuhkan waktu satu bulan dan gaji terusan janda/duda tertahan sampai menjadi SK otomatis.

2) Ketika pensiunan yang telah meninggal dunia memiliki ahli waris yaitu istri/suami, jika dikemudian hari janda/duda dari pensiunan menikah lagi secara resmi dan masih memiliki pinjaman di BTPN. 3) Ketika pensiunan yang telah meninggal dunia tidak meninggalkan istri/suami melainkan meninggalkan anak sebagai ahli waris yang berumur di bawah 17 tahun atau belum mempunyai KTP maka anak tersebut tidak bisa menerima tunjangan anak karena tidak ada yang mewakilinya atau wali yang lambat dalam mengurusnya sehingga anak (ahli waris) tidak dapat segera menerima tunjangan anak. 4) Ketika pensiunan yang telah meninggal dunia tidak memiliki ahli waris (punah) dan pihak keluarga tidak segera mengurus ke BTPN sehingga gaji pensiunan akan menumpuk di BTPN dan menjadi nasabah fiktif. 3. Solusi yang dilakukan oleh BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar dalam mengatasi permasalahan pada penerusan dana pensiun kepada ahli waris. a. Berdasarkan Berdasarkan pengamatan pada saat penelitian diketahui solusi dari permasalahan internal yang terjadi pada penerusan dana pensiun kepada ahli waris antara lain : 1) Dengan menambah jumlah SDM untuk membantu pengurusan ke PT. TASPEN sehingga tidak terjadi penumpukan data nasabah yang ingin mengurus ahli waris ini.

b. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Dian diketahui solusi dari permasalahan eksternal yang terjadi pada penerusan dana pensiun kepada ahli waris antara lain : 1) Pegawai BTPN bagian Sales Support akan mengurus SK Pensiun yang belum otomatis menjadi SK Pensiun otomatis proses pengurusannya selama satu bulan dan setelah SK Pensiun otomastis jadi maka gaji terusan janda/duda yang tertahan selama proses itu akan di terima janda/duda pada bulan berikutnya. 2) Apabila pensiunan yang telah meninggal dunia seorang bapak masih memiliki ahli waris yaitu istri/janda pensiunan tersebut menikah lagi secara resmi maka gaji terusan janda di putus sementara. Tetapi jika janda dari pensiunan tersebut bercerai dari pernikahan yang terbarunya itu maka gaji terusan janda dapat diteruskan lagi dengan mengurus persyaratan seperti terdahulu yaitu persyaratan kejanda/dudaan. Apabila pensiunan yang telah meninggal seorang istri kemudian memiliki ahli waris yaitu bapak/duda pensiunan tersebut menikah lagi secara resmi maka gaji terusan duda diputus total di karenakan yang menerima gaji terusan hanya istri/janda. Apabila janda/duda masih memiliki pinjaman di BTPN maka harus secepatnya melunasi sisa pinjaman tersebut dengan membuat surat perjanjian dengan BTPN untuk melunasi pinjaman dikarenakan sistem pembayaran pinjaman dengan memotong otomatis dari gaji bulanan yang di terimasehinggajika janda/duda itu menikah lagi

maka gaji terusan pensiunan terputus sehingga tidak bisa memotong gaji. 3) Apabila pensiunan yang telah meninggal dunia memiliki ahli waris hanya anak kandung (yatim/piatu) yang belum mencapai usia 25 tahun, tidak mempunyai penghasilan sendiri, belum menikah maka anak mendapatkan tunjangan anak sebesar dua persen (2%) dari gaji pokok pensiunan yang meninggal dunia, apabila anak tersebut dibawah 17 tahun tidak bisa menerima tunjangan anak dan dari pihak keluarga sebagai wali harus segera mengurus supaya anak tersebut bisa mendapat tunjangan anak dengan cepat dan wali harus menyertakan surat keterangan penetapan pewalian dari pengadilan. 4) Apabila pensiunan tidak memiliki ahli waris (punah) yang dalam arti tidak meninggalkan istri dan tidak meninggalkan anak kandung atau apabila hanya meninggalkan anak kandung tetapi sudah berusia lebih dari 25 tahun, sudah mempunyai penghasilan sendiri dan sudah menikah, maka gaji terusan pensiunan tersebut sudah punah maka pihak keluarga atau saudara kandung (kakak/adik) pensiunan yang telah meninggal dunia bisa melakukan penutupan rekening tabungan supaya tidak dianggap nasabah fiktif oleh pihak BTPN Purna Bakti.