Eliminasi Gugur Bunga dan Buah Tanaman Kakao Theobroma cacao) dengan Suplay Hormon Auxin. Muhammad Yusuf Idris Universitas Andi Djemma ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas. berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kerontokan Bunga dan Buah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2017 di Rumah Paranet

PENGARUH PEMBERIAN HORMON TUMBUH DAN DIAMETER STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK JERUK NIPIS TANPA BIJI (Citrus aurantifolis S)

I. PENDAHULUAN. Lada (Piper nigrum Linn.) merupakan tanaman rempah-rempah yang memiliki

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA TANI DENGAN SISTEM KONDOMISASI PADABUAH KAKAO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

Uji Efektivitas Penggunaan Pupuk Organik (Karunia, Tablet Plus dan Bokashi) terhadap Perkembangan Tanaman Kakao (Theobroma cacao Linneaus)

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Universitas Lampung, dari bulan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura yang

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

Tipe perkecambahan epigeal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Ilmu Tanaman

PENDAHULUAN. Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas. berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki arti penting dalam bidang pertanian karena letaknya yang strategis.

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman buah semangka Citrullus vulgaris Schard. yang termasuk tanaman

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

I. PENDAHULUAN. Tanaman mentimun (Cucumis sativa L) termasuk dalam tanaman merambat yang

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pengamatan Buah per Tandan. Perkembangan ini dapat dilihat dari beberapa indikator seperti jumlah buah,

BAHAN DAN METODE. = µ + A i + B j + (AB) ij + C k + ijk

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ROOTONE-F PADA PERTUMBUHAN PULE PANDAK (Rauwolfia serpentina Benth)

PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABUTAN ALAM GAHARU

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas


I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

PENGARUH DIAMETER PANGKAL TANGKAI DAUN PADA ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS KAKO ABSTRAK

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan

EFEKTIVITAS JAMUR Beauveria bassiana TERHADAP HAMA Helopeltis sp. YANG MENYERANG TANAMAN KAKAO. Syamsul Makriful Akbar 1 dan Mariani 2 ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Tanaman panili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51

III. INDUKSI PEMBUNGAAN PADA TANAMAN KAKAO. Abstrak

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

(Gambar 1 Gejala serangan Oidium heveae pada pembibitan karet)

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, 2009.Pupuk Hantu untuk Pertanian Organik. Januari 2010.

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Penelitian ini

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian bertempat di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia di pasaran dunia. Kopi robusta (Coffea robusta) adalah jenis kopi

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

Gambar 3. Tanaman tanpa GA 3 (a), Tanaman dengan perlakuan 200 ppm GA 3 (b)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai macam tanaman hias. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

SKRIPSI. Persyaratan Sarjana-1. Disusun Oleh: VINA A FAKULTA

Penggunaan Pupuk Cair Daun Gamal (Gliricidia sepium) untuk Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao (Theobroma cacao. L)

I. PENDAHULUAN. Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis (L.) Blume) merupakan jenis. pesona, bahkan menjadi penyumbang devisa bagi negara.

Kuliah VII HORMON TUMBUHAN (AUKSIN) OLEH: Dra. Isnaini Nurwahyuni, M.Sc Riyanto Sinaga, S.Si, M.Si Dra. Elimasni, M.Si

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

BAB III METODE PENELITIAN Ketinggian tempat ± 90 m dpl, jenis tanah latosol.

BAB I PENDAHULUAN. kecil. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, peran industri sangat di

PEMBERIAN ROOTONE F TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG PURI (Mitragyna speciosa Korth)

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan (rumah kassa) Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Program Penanggulangan Kemiskinan Bukan Sekedar Bussiness As Usual Perencanaan Kesehatan Berbasis Data di Kabupaten Minahasa Utara

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Eliminasi Gugur Bunga dan Buah Tanaman Kakao Theobroma cacao) dengan Suplay Hormon Auxin Muhammad Yusuf Idris Universitas Andi Djemma ABSTRAK Untuk mengkaji lebih dalam factor gugurnya bunga dan buah tanaman kakao, serta untuk mengetahui pengaruh suplai hormone terhadap tingkat keberhasilan pembentukan bunga dan buah tanaman kakao, dengan pemberian hormon auxin. Efek pemberian suplai hormon auxin terhadap tanaman kakao dapat meningkatkan keberhasilan pembentukan bunga dan buah tanaman kakao, dengan perlakuan hormon auxin, B0 = tanpa auxin, B1 = dengan NAA, B2 = dengan IAA, B3 = dengan IBA. Setiap perlakuan di ulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 12 petak percobaan dengan setiap petak percobaan terdapat 5 tanaman sehingga terdapat 60 tanaman dalam 12 petak. Penyemprotan di lakukan pada bagian bantalan tanaman (tempat unculnya bunga dan buah) serta daun, dimana penyemprotan di lakukan antara pukul 06-10 pagi. Pengamatan dilakukan setiap minggu dimulai sejak penyemprotan perdana, dengan mengamati tingkat ketahanan bunga, terbentuknya buah dan panjang buah, selama tiga kali pengamatan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa suplai (bantuan) hormon dalam rangka ketahanan bunga dan suksesi pembentukan buah pada tanaman kakao (Theobroma cacao) menunjukkan hasil yang terbaik, khususnya pada perlakuan jenis auxin. NAA dengan ukuran 10 ppm memperlihatkan hasil yang terbaik untuk ketahanan bunga, suksesi pembentukan buah dan ukuran buah muda. Kata kunci : Eliminasi, Gugur bunga, Gugur buah, hormon auxin dan Tanaman kakao PENDAHULUAN Kakao merupakan komoditi unggulan Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan, komoditi ini merupakan tanaman bernilai ekonomi sangat tinggi dan mampu menambah devisa negara setelah sektor migas, Namun saat ini terjadi penurunan kualitas maupun kuantitas biji kakao yang berpengaruh pada anjloknya harga kakao Indonesia di pasar dunia. Kuantitas biji kakao dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah turunya produksi buah dalam usaha tani, yang berdampak semakin menurunnya gairah petani dalam membudidayakan tanaman kakao. Salah satu penyebab turunnya produksi tanaman kakao adalah akibat efek fisiologi gugurnya bunga dan buah yang masih muda pada tanaman kakao. Gugur bunga dan buah merupakan konsekuensi fisiologi yang memberikan kerugian yang sangat besar dalam usaha tani tanaman kakao. Kerugian di tingkat petani akibat gugur buah dapat menurunkan

produksi sekitar 45 %, bahkan untuk tanaman yang telah berusia diatas 20 tahun penurunan produksi dapat mencapai 85 %. Kejadian dan gejala ini ada yang meng-identifikasikan akibat serangan hama dan penyakit, namun peneliti mencoba mengamati proses gugurnya buah dari sudut pandang yang lain, dimana sifat fisiologi kakao menghasilkan bunga dan buah secara terus menerus, sehingga memerlukan energy yang lebih. Sedangkan energi tersebut dalam keadaan terbatas, energy tersebut berupa hormon (auxin). Hormon merupakan energy terbatas namun wajib (esensial) bagi pembentukan bunga dan buah tanaman kakao. Dalam situasi energy yang sangat terbatas jumlahnya, sedangkan pemanfaatan/kebutuhan yang sangat besar serta berlangsung terus menerus, akan terjadi kompetisi energy dari bunga dan buah dalam satu tanaman. Situasi gejolak hormonal ini, juga secara fisiologi akan mengakibatkan terbentuk kallus pada bantalan bunga/buah muda yang kemudian menghambat aliran energy, akhirnya buah menjadi layu, dan gugur dengan sendirinya. Berangkat dari uraian tersebut di atas mendorong peneliti untuk melakukan kajian lebih lanjut proses jatuhnya buah pada tanaman kakao yang terdapat korelasi dengan gejolak fisiologis hormon pada tanaman kakao, dikarenakan sifat tanaman kakao yang tidak berhenti menghasilkan bunga dan buah, sehingga terbatasnya energy termasuk hormone auxin. 1.1. Perumusan Masalah Berdasarka uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah sebagai berikut : 1. Salah satu penyebab turunnya produksi tanaman kakao adalah akibat efek fisiologi gugurnya bunga dan buah yang masih muda pada tanaman kakao. 2. Proses jatuhnya buah pada tanaman kakao yang terdapat korelasi dengan gejolak fisiologi hormone pada tanaman kakao, dikarenakan sifat tanaman kakao yang tidak berhenti menghasilkan bunga dan buah, sehingga terbatasnya energy termasuk hormon auxin. 1.2. Hipotesis Efek pemberian suplai hormon terhadap tanaman kakao dapat meningkatkan keberhasilan pembentukan bunga dan buah tanaman kakao. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bolong, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu, pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2011. Bahan dan Alat Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah NAA, IAA, IBA masing-masing 10 ppm, sedangkan alat yang dipergunakan adalah hands sprayer, timbangan elektrik, gelas ukur, tabung reaksi, ember baskom, dan alat tulis menulis. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan, dengan menguji dengan melakukan percobaan yang terdiri atas perlakuan : B0 = tanpa Auxin B1 = dengan NAA B2 = dengan IAA B3 = dengan IBA Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 12 petak percobaan dan setiap petak percobaan terdapat 5 tanaman sehingga terdapat 60 tanaman dalam 12 petak Pelaksanaan Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi kegiatan berupa : - Persiapan tanaman dan pembersihan lahan, pada tahapan ini pekerjaan yang dilakukan adalah memilih lokasi serta tanaman yang akan diteliti, selain itu dilakukan pembersihan lahan agar pekerjaan penelitian lebih lancar dan nyaman. - Mempersiapkan preparat berupa hormone IBA, IAA, NAA masingmasing 10 ppm. - Penyemprotan dilakukan pada tanaman setiap minggu selama 3 kali pengamatan, dimana penyemprotan dimulai setelah bunga mekar. - Penyemprotan dilakukan bada bagian bantalan (tempat munculnya bunga dan buah) serta daun, dimana penyemprotan dilakukan antara pukul 6-10 pagi. - Pengamatan dilakukan setiap minggu dimulai sejak penyemprotan perdana, dengan mengamati tingkat ketahanan bunga, terbentuknya buah, dan panjang buah, selama 3 kali pengamatan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dari Hasil Pengamatan dan pengukuran tingkat ketahanan bunga dan pembentukan buah tersebut diuraikan sebagai berikut : Ketahanan Bunga Hasil Pengamatan ketahanan bunga disajikan dalam tabel dengan mengukur

Jumlah Bunga Yang betahan tingkat ketahanan bunga dari setiap perlakuan. Hasil pengukuran tanaman tersebut dari pengukuran I sampai III disajikan pada tabel 1.a, 1.b dan 1.c. Sedangkan rata-rata tingkat ketahan bunga di sajikan pada tabel 2.a Dari pengamatan suksesi pembentukan buah tanaman kakao dari minggu I sampai dengan minggu III, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada line chart berikut : Hasil Pengamatan Tingkat ketahan Bunga 25 20 15 10 5 0 1 2 3 B0 21 19 10 B1 22 22 19 B2 20 18 13 B3 21 20 15 Gambar 1. Grafik Hasil Pengamatan Tingkat Ketahana Bunga Line Chart menunjukkan hasil bahwa perlakuan dengan menggunkan auxin NAA, menunjukkan tingkat ketahanan bunga yang terbaik pada tanaman kakao, dari pengukuran I sampai III dibandingkan IAA, IBA, dan Kontrol (B0). Suksesi Pembentukan Buah Hasil Pengamatan suksesi pembentukan buah disajikan dalam tabel dengan menghitung buah, hasil penghitungan buah yang terbentuk tersebut dapat dilihat pada tabel 2.b. Pengamatan peningkatan jumlah buah untuk perlakuan auxin NAA (B1), memperlihatkan hasil yang terbaik dibandingkan IAA (B2), IBA (B3), dan Kontrol (B0). IAA dan IBA untuk pengamatan suksesi pembentukan buah memperlihatkan hasil yang sama, hal tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :

Jumlah Buah Rata-rata Jumlah Buah Yang Terbentuk 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 B0 B1 B2 B3 Series1 1,6 3,4 2,4 2,4 Gambar 2. Histogram Rata-Rata Jumlah Buah Yang Terbentuk Dari graft diatas menunjukkan Pengamatan peningkatan jumlah buah untuk perlakuan auxin NAA (B1), memperlihatkan hasil yang terbaik dibandingkan IAA (B2), IBA (B3), dan Kontrol (B0). Sedangkan antara IAA dan IBA untuk pengamatan suksesi pembentukan buah memperlihatkan hasil yang sama, berbeda pada control (B0). Panjang buah Hasil Pengamatan pengukuran panjang buah muda disajikan dalam tabel dengan mengukur panjang buah, hasil pengukuran panjang buah yang terbentuk tersebut dapat dilihat pada tabel 2.c. Pengamatan peningkatan ukuran buah muda untuk perlakuan auxin NAA (B1), memperlihatkan hasil yang terbaik dibandingkan IAA (B2), IBA (B3), dan Kontrol (B0). Untuk pengamatan panjang buah tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :

Panjang Buah Rata-rata Panjang Buah Muda 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 B0 B1 B2 B3 Series1 0,4 0,68 0,64 0,56 Gambar 3. Histogram Rata-Rata Panjang Buah Muda Dari Pengamatan pengaruh peningkatan ukuran buah muda untuk perlakuan auxin NAA (B1), memperlihatkan hasil yang terbaik, meskipun bila dibandingkan IAA (B2), IBA (B3), tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Namun selisih keduanya menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan, kecuali pada control menunjukkan perbedaan dengan tanpa perlakuan auksin. 5.1. Pembahasan Hasil Percobaan menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis auksin berpengaruh baik terhadap komponen generative tanaman kakao, yakni ketahanan bunga dan suksesi pembetukan buah. Tanaman kakao, ( Tabel Lampiran: 1.a, 1.b, 1.c, 2.a dan 2.b ). Ketahanan Bunga Berdasarkan pengamatan yang pada tabel 2.a menunjukkan hasil bahwa perlakuan dengan menggunkan auxin NAA, menunjukkan tingkat ketahanan bunga yang terbaik pada tanaman kakao, dari pengukuran I sampai III dibandingkan IAA, IBA, dan Kontrol (B0). Efek fisiologi gugurnya bunga pada tanaman kakao, dapat disimpulkan akibat penurunan jumlah hormone sampai kebunga yang berakibat gugurnya bunga yang merupakan konsekuensi fisiologi dimana sifat fisiologi kakao menghasilkan bunga dan buah secara terus menerus, sehingga memerlukan energy yang lebih, khususnya hormone. Dimana merupakan energy terbatas namun wajib (esensial) bagi pembentukan bunga dan buah tanaman

kakao. Sehingga dengan adanya bantuan suplai hormone khususnya NAA memberikan efikasi positif terhadap ketahanan bunga terhadap pengguguran. Suksesi Pembentukan Buah Hasil Pengamatan suksesi pembentukan buah disajikan dalam tabel dengan menghitung buah, hasil penghitungan buah yang terbentuk tersebut dapat dilihat pada tabel 2.b. Dari pengamatan peningkatan jumlah buah untuk perlakuan auxin NAA (B1), memperlihatkan hasil yang terbaik dibandingkan IAA (B2), IBA (B3), dan Kontrol (B0). Sedangkan antara IAA dan IBA untuk pengamatan suksesi pembentukan buah memperlihatkan hasil yang sama, berbeda pada control (B0). Menurut Rismunandar, 1988. Berkurangnya atau tidak dihasilkannya auxin oleh endosperm dapat,mengakibatkan pembentukan jaringan sel yang terletak antara dasar tangkai buah dan bagian cabang/ranting sehingga menjadi lapisan pemisah antara kedua bagian tersebut. Dengan terbentuknya bagian pemisah tersebut, maka hubungan fisiologis antara cabang/ranting dan buah akan terputus. Akibatnya, buah akan kerdil bahkan akan mati dengan sendirinya. Situasi gejolak hormonal ini secara fisiologi akan mengakibatkan terbentuk kallus pada bantalan bunga/buah muda yang kemudian menghambat aliran energy, akhirnya buah menjadi layu, dan gugur dengan sendirinya. Maka dengan adanya penambahan bantuan hormone berupa Auksin, maka akan membantu suksesi pembantukan buah tanaman kakao. Panjang Buah Muda Berdasarkan hasil Pengamatan pengukuran panjang buah muda disajikan dalam tabel 2.c, menunjukkan pengaruh peningkatan ukuran buah muda untuk perlakuan auxin NAA (B1), memperlihatkan hasil yang terbaik, meskipun bila dibandingkan IAA (B2), IBA (B3), tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Namun selisih keduanya menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan, kecuali pada control menunjukkan perbedaan dengan tanpa perlakuan auksin. Dalam situasi energy yang sangat terbatas jumlahnya, sedangkan pemanfaatan/kebutuhan yang sangat besar serta berlangsung terus menerus, akan terjadi kompetisi energy khususnya auksin terhadap bunga dan buah dalam satu tanaman. Namun pada taraf ini menunjukkan pada proses pembesaran buah tidak dipengaruhi oleh hormone secara spesifik pada kelompok jenis auksin.

Kesimpulan Hasil percobaan menunjukkan bahwa suplay (bantuan) hormon dalam rangka ketahanan bunga dan suksesi pembentukan buah pada tanaman kakao menunjukkan hasil yang baik, khususnya pada perlakuan jenis Auksin. NAA dengan ukuran 10 ppm memperlihatkan hasil yang terbaik untuk ketahanan bunga, suksesi pembentukan buah dan ukuran buah muda. Meskipun pada Pengamatan suksesi pembentukan buah dan panjang buah tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok antara ketiga jenis kelompok auksin (NAA, IAA dan IBA). Saran. Dalam mengembangkan usaha tani budidaya tanaman kakao, untuk mengantisipasi terjadinya gugur bunga dan buah akibat gejolak hormonal, maka disarankan untuk menggunakan hormon kelompok jenis auksin khususnya NAA 10 ppm. Selain itu masih perlu dilakukan pengujian yang lebih mendalam lagi dengan perlakuan beberapa konsentrasi Auksin terhadap ketahanan bunga terhadap penguguran dan suksesi pembentukan buah. DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2003, Budidaya Kakao, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Anonimous, 1995. Menjadikan buah lebih manis, Redaksi Trubus, Penebar Swadaya, Jakarta Audus, L.J. 1940. Growth Substance. London : Leonard Hill Ltd. London Livy, 1985. Budidaya Anggrek, Penebar Swadaya. Jakarta Noble, Mary, 1953. You can Grow Orchids. Mary Noble. Florida Rismunandar, 1988. Hormon Tanaman dan Ternak, Penebar Swadaya. Jakarta