BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan mulai Bulan Desember 2013 Februari 2014. Lokasi yang dilakukan untuk penelitian ini adalah di Kabupaten Tangerang, adapun Objek penelitian ini adalah seluruh aparat yang bekerja di Kabupaten Tangerang. 3.2. Desain Penelitian Desain penelitian adalah sebuah kerangka kerja yang digunakan dalam mengadakan atau melakukan sebuah penelitian. Desain penelitian menyajikan rangkaian prosedur untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam menstrukturkan dan atau menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam penelitian (Malhotra dalam Baizuri, 2009). Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kausal, yaitu merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen, yaitu perilaku keorganisasian seperti pelatihan, kejelasan tujuan dan pengungkapan laporan keuangan terhadap variabel dependen, yaitu transparansi keuangan daerah. 40
41 3.3. Hipotesis Penelitian H a1 : H a2 : H a3 : Terdapat pengaruh antara faktor perilaku keorganisasian seperti pelatihan terhadap transparansi keuangan daerah secara parsial. Terdapat pengaruh antara faktor perilaku keorganisasian seperti kejelasan tujuan terhadap transparansi keuangan daerah secara parsial. Terdapat pengaruh antara pengungkapan laporan keuangan terhadap transparansi keuangan daerah secara parsial. 3.4. Variabel dan Skala Pengukuran Variabel yang terdapat dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain (variabel dependen), sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi variabel lain (variabel independen). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pelatihan, kejelasan tujuan, dan pengungkapan laporan keuangan. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah transparansi keuangan daerah. Skala pengukuran dari tiap variabel disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel independen Pelatihan Indikator 1. Pengetahuan tentang sistem dan tata cara dalam organisasi Ordinal Skala pengukuran
42 Kejelasan Tujuan 2. Pelatihan rutin mengenai sistem dan prosedur baru 3. Mengikuti seminar yang berkaitan dengan operasional 4. Mengikuti pelatihan operasional setiap 6 bulan sekali 5. Kesempatan untuk mengajukan mengikuti pelatihan 6. Pelatihan yang diikuti menambah pengetahuan 7. Pelatihan membantu dalam pekerjaan 8. Pelatihan membuat memahami pekerjaan 9. Pelatihan membantu mengerti pekerjaan lebih baik 1. Membuat perencanaan demi mencapai tujuan 2. Kepala Desa dan unsur-unsur Pemerintahan Daerah menetapkan langkah-langkah dalam pencapaian tujuan 3. Pegawai diberi arahan menganai tujuan organisasi 4. Pentingnya pemahaman individu terhadap tujuan oraganisasi 5. Konsistensi pelaksanaan langkahlangkah pencapaian tujuan 6. Mengerti dan memahami tujuan Ordinal
43 Pengungkapan Laporan Keuangan Variabel dependen Transparansi Keuangan Daerah organisasi 7. Berupaya melaksanakan sebaik mungkin 1. SKPD mampu menyusun laporan keuangan secara lengkap 2. SKPD mampu menyelesaikanlaporan keauangan tepat waktu 3. Informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan dalam kondisi yang sebenarnya 4. Hasil pengujian yang dilakukan oleh pihak yang berbeda menunjukan kesimpulan yang tidak berbeda jauh 5. Informasi yang dibuat dapat dibandingkan dengan laporan periode yang lalu 6. Laporan keuangan yang disusun dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam penyusunan anggaran berikutnya 7. Informasi yang dihasilkan bebas dari kesalahan yang bersifat material 8. Informasi yang dihasilkan dapat memnuhi kebutuhan para pengguna laporan keuangan Keterangan 1. Pengumuman pengelolaan APBD dapat meningkatkan transparansi 2. Informasi yang selama ini diberikan dapat meningkatkan pengelolaan Ordinal Skala pengukuran Ordinal
44 transparansi anggaran 3. Informasi yang diberikan kepada pubik mudah diperoleh 4. Akses memperoleh dokumen public sulit diperoleh karena birokrasi 5. Laporan keuangan dipublikasikan secara terbukamelalui media massa 6. Memberikan kemudahan pada pengguna laporan keuangan dalam memperoleh informasi 7. Masyarakat dapat mengakses laporan keuangan daerah melalui internet 8. Transparansi dapat mengakomodir dan maningkatkan usulan rakyat 9. Laporan keuangan disampaikan dan diperiksa BPK 10. Melakukan financial audit terhadap laporan keuangan daerah 3.5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang kemudian dikumpulkan sebagai bahan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer, yaitu informasi yang diperoleh dari pihak yang bersangkutan langsung, sedangkan data sekunder adalah informasi yang diperoleh dari pihak lain (Sekaran, 2010).
45 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu melalui Field (lapangan) dengan cara menyebarkan kuesioner langsung sepada sampel penelitian dan Library (kepustakaan) yaitu dengan membaca dan mencari sumber-sumber literatur yang berkaitan dengan penelitian. 3.6. Jenis Data Data adalah masukan (input) yang dapat diolah dan diproses untuk dijadikan sebagai sumber informasi. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan jenis data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari objek penelitian secara langsung melalui pengisian kuesioner. Kuesioner akan disebarkan kepada sampel untuk kemudian diisi dan hasil pengisiannya akan digunakan sebagai sumber data penelitian. Pertanyaanpertanyaan dalam kuesioner berisikan tentang seberapa jelas responden mengetahui tentang pelatihan, kejelasan tujuan, dan pengungkapan laporan keuangan di dalam objek penelitian yang nantinya akan menyebabkan pengaruh terhadap transparansi keuangan daerah. 3.7. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan orang atau sesuatu yang menarik yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berada di Pemerintahan Kabupaten Tangerang yang mempunyai 64 SKPD
46 Kriteria pemilihan sampel dilakukan dengan cara purposive judgement sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Gujarati dan Porter, 2009). Kriteria memilih sampel dari SKPD yang ada berdasarkan kepentingan SKPD tersebut dalam menggunakan informasi dari hasil laporan keuangan daerah, sehingga dari SKPD tersebut diambil tiga SKPD berikut: 1. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) 3. Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Sampling diambil sebanyak 120 dari total 12.231 pegawai yang berkerja sebagai pegawai di Kabupaten Tangerang. 40 Kuesioner disebar di masingmasing SKPD diatas. 3.8. Metode Analisis Data Teknik yang digunakan untuk menganalisis pengaruh antara perilaku keorganisasian seperti pelatihan, kejelasan tujuan dan pengungkapan laporan keuangan terhadap transparansi keuangan adalah dengan menggunakan analisis kuantitatif yang kemudian diolah dan diuji dengan menggunakan metode regresi berganda, yang terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang akhirnya tersaji secara metode kuantitatif. Adapun tahap-tahapnya adalah sebagai berikut. 1. Statistik deskriptif Analisis statistik deskriptif ini berguna sebagai alat untuk menganalisa data dengan cara menggambarkan sampel yang telah ada, tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku umum dan generalisasi. Analisis ini menghitung nilai
47 mean dan standar deviasi. Dalam Ghozali (2011) disebutkan bahwa alat analisis yang digunakan dalam uji statistik deskriptif antara lain adalah nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi. Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel 2. Pengujian asumsi klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut Ghozali (2011), ada dua cara untuk mengetahui apakah residual memiliki distribusi normal atau tidak. Cara tersebut adalah dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji normalitas yang dilakukan adalah dengan analisis Grafik Normal P-P Plot. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal. Dasar pengambilan keputusan : 1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Mutikolinieritas Multikolinearitas menunjukkan bahwa antara variabel independen mempunyai hubungan langsung (korelasi) yang sangat kuat. Multikolinearitas terjadi jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10.
48 Hipotesa pengujian multikolinearitas adalah sebagai berikut : Ho Ha : tidak ada Multikolinearitas : ada Multikolinearitas Kriteria keputusan pengujian multikolinearitas: Jika VIF > 10 maka Ho ditolak, ada multikolinearitas Jika VIF < 10 maka Ho gagal ditolak, tidak ada multikolinearitas c. Uji Autokorelasi Uji autokolerasi dilakukan dengan menggunakan Durbin-Watson, uji statistic ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara eror pada periode tertentu dengan periode sebelumnya. Dasar pengambilan keputusan uji autokorelasi lebih jelasnya ditampilkan pada table berikut ini. Tabel 3.2 Uji Autokorelasi Hipotesa Nol (H 0 ) Keputusan Kriteria Tidak ada autokorelasi positif tolak 0 < d <d L Tidak ada autokorelasi positif No desicion d L d d U Tidak ada autokorelasi negative tolak 4-d L < d < 4 Tidak ada autokorelasi negative No desicion 4-d U d 4-d L Tidak ada autokorelasi (positif atau negatif) Sumber : IBM SPSS, Gozali (2011) tidak ditolak d U < d < 4-d U d. Uji Heteroskedastisitas
49 Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varians dari setiap error bersifat heterogen yang berarti melanggar asumsi klasik yang mensyaratkan bahwa varians dari error harus bersifat homogen. Pengujian dilakukan dengan, jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Dalam Ghozali (2011) ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas antara lain adalah dengan melakukan uji park, uji glejser, uji white dan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (dependent) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID e. Uji Goodness of fit Uji Goodness of fit adalah bertujuan untuk melihat kesesuaian antar variabel. Pengukuran ini menjelaskan goodness of fit dari model dimana semakin mendekati 1 maka model semakin goodness of fit, sementara semakin mendekati 0 maka model semakin tidak goodness of fit. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada table model summary dan tertulis R square. f. Uji Hipotesis Selanjutnya untuk menguji hipotesis dengan menggunakan teknik statistik multiple regression model (regresi berganda) dengan regresi untuk menghubungkan pengaruh nilai kuantitatif dari beberapa variabel dependen dengan variabel independen.
50 a. Uji F ( uji serentak / uji model ) Uji F ( uji serentak/uji model ) digunakan untuk menguji hubungan regresi secara simultan dari variabel dependen yang bertujuan apakah secara bersamasama seluruh variabel independen terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Langkah-langkah Uji F adalah sebagai berikut : 1) menetukan hipotesis Ho = β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0 Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel independen terhadap variabel dependen Ha = β1 β2 β3 = β4 β5 0 Artinya ada pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel independen terhadap variabel diambil adalah 2) Penentuan keputusan Dengan tingkat signifikan sebesar 95 persen atau tingkat kesalahan 5 persen, kesimpulan yang diambil adalah a) Jika nilai signifikansi F< 0.05 atau Fhitung > F table maka Ho ditolak yang berarti semua variabel independent secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. b) Jika nilai signifikansi F > 0.05 atau F hitung < F table maka Ho gagal ditolak yang berarti semua variabel independent secara simultan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
51 b. Uji t ( uji Individu ) Uji t (Uji Individu) adalah pengujian koefisien regresi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Langkah-langkah Uji t adalah sebagai berikut. 1) Menentukan hipotesis Ho = β1 = 0 Berarti tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen 2) Menetukan keputusan Ha = β1 = 0 Dengan tingkat signifikan sebesar 95 persen atau tingkat kesalahan 5 persen, kesimpulan yang diambil adalah a) Jika nilai signifikansi t > 0.05 atau thitung < ttabel maka Ho ditolak yang berarti variabel independen terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. b) Jika nilai signifikansi t < 0.05 atau thitung > ttabel maka Ho gagal ditolak yang berarti variabel independent tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
52 g. Uji Regresi Rumus Regresi Berganda : Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e Keterangan : Y : Transparansi keuangan daerah x1 x2 x3 a b : Pelatihan : Kejelasan tujuan : Pengungkapan laporan keuangan : konstanta : koefisien e : Kesalahan (faktor pengganggu )