UJI KONTROL KUALITAS SEDIAAN SALEP GETAH PEPAYA (Carica papaya L) MENGGUNAKAN BASIS HIDROKARBON. Intisari

dokumen-dokumen yang mirip
FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH STRAWBERRY (Fragaria Sp.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM

PEMBUATAN SALEP ANTI JERAWAT DARI EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak

FORMULASI GEL ANTINYAMUK MINYAK ATSIRI BATANG SEREH WANGI (Cymbopogon nardus,l. Rendle )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

PENGARUH JENIS BASIS CMC NA TERHADAP KUALITAS FISIK GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.)

EVALUASI MUTU SALEP DENGAN BAHAN AKTIF TEMUGIRING, KENCUR DAN KUNYIT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

FORMULASI KRIM SERBUK GETAH BUAH PEPAYA (Carica papaya L) SEBAGAI ANTI JERAWAT

BAB I PENDAHULUAN. Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia,yang

BAB I PENDAHULUAN. lagi bagi bangsa Indonesia, dapat dikatakan bahwa di setiap daerah di

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan enzim protease, yaitu pada produksi keju. tinggi sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pada tubuh manusia.

YUWIDA KUSUMAWATI A

PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM. I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GEL. Pemerian Bahan. a. Glycerolum (gliserin)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang

PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP

PENGARUH CERA ALBA DAN VASELIN ALBUM TERHADAP SIFAT FISIS KRIM EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper Crocatum) Mega Ayu, Yetti Oktavianingtyas INTISARI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu bagian tanaman pepaya yang dapat dimanfaatkan sebagai obat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB I PENDAHULUAN. gel pengharum ruangan tersebut menghambat pelepasan zat volatile, sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FORMULASI KRIM PENYEMBUH LUKA TERINFEKSI Staphylococcus aureus EKSTRAK DAUN TAPAK KUDA (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet PADA TIPE A/M

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PROSES EKSTRAKSI MINYAK BUNGA MELATI (JASMINUM SAMBAC) DENGAN METODE ENFLEURASI. Elwina, Irwan, Ummi Habibah *) ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turunan asam amino fenil alanin yaitu 2-acetyl-1-pyrroline (Faras et al., 2014).

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

FORMULASI SEDIAAN KRIM TIPE M/A DARI MINYAK ATSIRI NILAM (Pogostemon cablin B.) DAN UJI AKTIVITAS REPELAN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENETAPAN KADAR MINYAK ATSIRI PADA CABE JAWA (Piper Retrofractum Vahl.) DENGAN METODE DESTILASI AIR

Di sampaikan Oleh: Azis Ikhsanudin

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

PEMBUATAN SEDIAAN KRIM ANTIAKNE EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan dari alam tersebut dapat berupa komponen-komponen biotik seperti

FORMULASI SEDIAAN BALSEM DARI EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum SanctumLinn) DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

I. PENDAHULUAN. adalah pewarna bibir. Pewarna bibir termasuk dalam sediaan kosmetik. untuk menyembunyikan kekurangan pada kulit sehingga dapat

FORMULASI SEDIAAN SEMISOLIDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penetapan Kadar Sari

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

HUBUNGAN BENTUK SEDIAAN OBAT BATUK TERHADAP KECENDERUNGAN DAYA BELI KONSUMEN DI APOTEK KETANDAN FARMA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ulangan 1 Ulangan 2 (%)

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

PENGARUH VARIASI GELLING AGENT

KRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi tetapi akibat buruk penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mencegah rabun senja dan sariawan (Sunarjono, 2003). Jeruk bali bisa dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut

I. PENDAHULUAN. yaitu permen keras, permen renyah dan permen kenyal atau permen jelly. Permen

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

UJI KONTROL KUALITAS SEDIAAN SALEP GETAH PEPAYA (Carica papaya L) MENGGUNAKAN BASIS HIDROKARBON Farida Rahmawati, Yetti O. K Intisari Telah dilakukan penelitian tentang uji kontrol kualitas salep getah pepaya (Carica papaya L) menggunakan basis hidrokarbon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontrol kualitas salep getah pepaya dengan basis hidrokarbon. Penelitian ini meliputi pembuatan salep dengan menggunakan bahan aktif getah pepaya dengan bobot salep hingga 10 g dengan metode triturasi, kemudian dilanjutkan dengan pengujian kontrol kualitas dari salep getah pepaya meliputi uji Organoleptis, Uji Daya Sebar, Uji Daya Lekat, Uji Daya Proteksi, dan Uji ph. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi experimental. Sampel yang digunakan adalah pepaya jenis semangka. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa getah papaya dalam sediaan salep memiliki uji kontrol kualitas Organoleptis dengan bentuk massa lembek, warna putih dan bau khas getah pepaya untuk Uji Daya Sebar tidak sesuai dengan literatur pada hasil Uji Daya Lekat sesuai dengan literatur untuk Uji Daya Proteksi salep tidak menimbulkan noda merah pada detik ke 15 sampai menit ke 5 dan hasil Uji ph 6 sesuai dengan literatur. Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian formula sediaan salep getah pepaya (Carica papaya L) adalah untuk uji organoleptis dan uji daya sebar tidak sesuai dengan literatur sedangkan untuk uji daya lekat, daya proteksi dan uji ph sudah sesuai dengan literatur Kata Kunci : Uji kontrol kualitas, Basis hidrokarbon, Buah pepaya semangka Farida Rahmawati, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten

20 CERATA Journal Of Pharmacy Science PENDAHULUAN Indonesia adalah Negara yang sangat kaya dengan berbagai jenis tanaman termasuk tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan pengobatan, misalnnya untuk mengurangi rasa sakit, menyembuhkan dan mencegah penyakit tertentu, mempercantik diri serta menjaga kondisi badan agar tetap sehat dan bugar (Mursito, 2001). Namun demikian banyak masyarakat yang belum mengetahui secara pasti tentang nama tanaman, kandungan, maupun manfaat tanaman dalam bentuk tunggal maupun ramuan yang juga banyak digunakan sebagai obat. Obat tradisional, yaitu obat yang didapat dari bahan alam (mineral, tumbuhan atau hewan), terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional (Syamsuni, 2006). Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah Tanaman pepaya (Carica papaya L) yang sudah banyak dikenal masyarakat untuk dikonsumsi buahnya dan hampir seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan baik sebagai bahan pangan maupun untuk bahan obat dan industri mulai dari akar, batang, kuntum bunga, buah, biji, kulit dan getahnya manfaat dari setiap bagian pepaya (Carica papaya L) antara lain sebagai obat pembasmi cacing kremi, sayur untuk menambah nafsu makan, sariawan, sembelit, luka bakar, jerawat, kutil, kaki pecah-pecah (Margono, 2000). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kontrol kualitas salep getah pepaya dengan basis hidrokarbon. Secara khusus untuk mengetahui untuk mengetahui hasil uji Organoleptis, untuk mengetahui hasil uji \Daya sebar, untuk mengetahui hasil uji Daya lekat, untuk mengetahui hasil uji Daya proteksi, untuk mengetahui hasil uji ph. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental dengan jenisnya yaitu eksperimental semu (Quasi eksperimental). Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu kualitas salep basis hidrokarbon yang dilanjutkan dengan uji kontrol kualitas salep diantaranya Organoleptis, Daya Menyebar, Daya Melekat, Daya Proteksi dan ph. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah buah papaya jenis semangka sebanyak 1 kg, daging buah berwarna merah seperti semangka dan rasanya manis, umur 3 4 bulan. Sampel yang digunakan yaitu getah papaya yang diperoleh dari hasil penyadapan buah papaya semangka sebanyak 1 kg menghasilkan 10 gram getah papaya. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasetika STIKES Muhammadiyah Klaten pada bulan Juni - Juli 2012. Analisa Data secara deskriptif berupa Organoleptis, Daya Menyebar, Daya Melekat, Daya Proteksi, dan ph salep getah papaya dalam basis hidrokarbon dan dilanjutkan dengan uji statistika dengan menggunakan uji SD (Standart Deviasi).

CERATA Journal Of Pharmacy Science 21 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Organoleptis Pengujian organoleptis dilakukan untuk mengetahui pemerian salep yang dihasilkan baik berupa bentuk, warna, dan bau. Hasil pengujian organoleptis salep dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini : Tabel 4.1 Organoleptis Formula Pemerian Bentuk Warna Bau I Masalembek Putih Khas aroma pepaya 2. Daya Sebar Salep Hasil pengujian daya sebar salep getah pepaya (Carica papaya L) dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini: Tabel 4.2 Daya Sebar Salep Beban Rata - rata Replikasi I (mm) Replikasi II (mm) Replikasi III (mm) Replikasi IV (mm) 0 g 38,7 39 42,5 40,7 50 g 43,7 47,5 49,2 45 100 g 52,5 51,2 47,5 47,5 150 g 47,5 47,5 47,5 47,5 200 g 47,5 47,5 47,5 47,5 X 45,98 46,54 46,84 45,64 SD 5,13 4,51 2,53 2,96 X SD 46,25 0,54074 3. Daya Lekat Salep Hasil pengujian daya lekat salep dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini Tabel 4.3 Daya Lekat Salep Replikasi Salepgetah papaya ( menit/detik ) I II III IV X SD 2 menit15detik 2 menit23detik 2 menit57detik 3 menit09detik 2menit 51detik 0,43menit

22 CERATA Journal Of Pharmacy Science 4. Daya Proteksi Salep Hasil pengujian daya proteksi salep dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini: Tabel 4.4 Daya Proteksi Salep Formula Waktu 15 detik 30 detik 45 detik 60 detik 3 menit 5 menit I - - - - - - Keterangan : + = muncul noda merah - = tidak muncul noda merah 5. Derajat Keasaman (ph) Salep Hasil pengujian ph salep dapat dilihat dalam tabel 4.5 dibawah ini : Tabel 4.5 Derajat Keasaman (ph) Salep Formula Derajat keasaman (ph) Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 I 6 6 6 6 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontrol kualitas salep getah papaya dengan menggunakan basis hidrokarbon. Getah papaya di dapatkan dari penyadapan buah papaya semangka sebanyak 1 kg yang diperoleh di tempat BapakArjo, Bolo JambeRT : 21 RW : 05 Bolowonosegoro, Boyolali dan dalam formulasi itu mengandung 2 % getah pepaya. Getah papaya dicampur dengan gliserin yang berfungsi sebagai humektan (pelumas/pelembab), alcohol dan juga nipagin yang berguna sebagai bahan pengawet anti bakteri cara penggunaanya dengan cara dilarutkan dalam air panas sampai larut setelah itu campuran yang pertama dicampur ke dalam vaselin yang telah di lelehkan fungsi dari pelelehan vaselin untuk memudahkan pencampuran bahan supaya lebih homogen. Selanjutnya dilakukan uji kontrol kualitas dari salep. Pengujian kontrol kualitas untuk salep diantaranya: Pengujian Organoleptis dilakukan untuk mengetahui pemerian salep yang dihasilkan baik berupa bentuk, warna, danbau. Dari tabel 4.1 diperoleh bahwa hasil uji organoleptis salep getah pepaya (Carica papaya L) menggunakan basis hidrokarbon yaitu berupa massa lembek, berwarnaputih, dan bau khas getah pepaya. Dari hasil uji organoleptis ternyata diperoleh bau salep yang kurang menyenangkan bila digunakan, hal ini dikarenakan getah papaya sendiri memiliki bau yang khas untuk menambah daya tarik salep dapat ditambahkan pewarna atau pewangi yang cocok supaya salep yang dibuat lebih menarik untuk digunakan. Pengujian Daya Sebar salep dilakukan dengan menggunakan extensiometer. Salep diharapkan mampu menyebar dengan mudah tanpa tekanan yang berarti sehingga mudah dioleskan dan tidak menimbulkan rasa sakit saat

CERATA Journal Of Pharmacy Science 23 dioleskan sehingga tingkat kenyamanan pengguna dapat meningkat. Rekomendasi Garg et al.,2009 daya sebar yang baik adalah 50-70 mm menunjukkan konsistensi semifluid yang sangat nyaman dalam penggunaan. Dari tabel 4.2 diperoleh bahwa nilai rata-rata dan standar deviasi daya sebar dari salep getah papaya Replikasi I (45,98 ± 5,13mm), Replikasi II (46,54±4,51mm), Replikasi III (46,84 ± 2,53mm), danreplikasi IV (45,64 ± 2,96mm). Dari hasil uji daya sebar salep getah papaya (Carica papaya L) dari Replikasi I IV tidak memenuhi standar literatur untuk penyebaran salep yang baik yaitu sekitar 50 70 mm hal ini mungkin dikarenakan basis yang digunakan adalah basis hidrokarbon yang memiliki sifat minyak yang dominan sehingga hanya menyerap atau mengabsorbsi sedikit air. Dari sifat minyak yang lebih dominan ini maka salep yang dihasilkan tidak terlalu lunak, Sehingga menghasilkan salep yang sulit untuk menyebar secara optimal, untuk meningkatkan kelunakan dari salep bias dikombinasikan dengan basis yang lain, seperti adepslanae, ceraflava yang dapat meningkatkan kelunakan dari salep sehingga dihasilkan daya sebar yang lebih optimal sehingga salep akan mudah dioleskan dan tidak menimbulkan rasa sakit saat dioleskan dan tingkat kenyamanan pengguna dapat meningkat. Pengujian Daya Lekat salep dilakukan untuk mengetahui salep yang mempunyai sifat lebih lama melekat pada kulit. Pengujian daya lekat salep dilakukan menggunakan rheoviskometer. Semakin lama daya lekat salep makaikat anantara salep dengan kulit semakin baik sehingga absorbs obat oleh kulit akan semakin baik. Sebaliknya jika ikatan antara salep dengan kulit kurang optimal obat akan mudah terlepas dari kulit. Dari tabel 4.3 diperoleh hasil bahwa uji daya lekat salep getah papaya (Carica papaya L) yaitu ( 2,51 ± 0,43 menit) dari hasil tersebut daya lekat salep sudah baik karena melebihi waktu sebagai syarat daya lekat yang baik dimana daya lekat salep yang baik menurut literatur yaitu lebih dari 4 detik (Nevi,2006). Karena semakin lama salep melekat pada kulit maka absorbs obat yang masuk dalam kulit semakin baik. Hal ini juga dapat dikarenakan basis hidrokarbon yang termasuk dalam basis salep berlemak dimana basis ini hanya menyerap atau mengabsorbsi sedikit air dari formulasi serta mampu meningkatkan hidrasi pada kulit dan sifat tersebut sangat menguntungkan karena mampu mempertahankan kelembapan kulit sehingga basis ini juga memiliki sifat moisturizer dan emmolient sehingga salep yang dihasilkan sedikit lunak dan daya lekatnya menjadi lebih lama. Pengujian Daya Proteksi salep dilakukan untuk mengetahui kemampuan salep untuk melindungi kulit dari pengaruh luar seperti asam, basa, debu, polusi dan sinar matahari. Pengujian daya proteksi salep dilakukan dengan KOH 0,1 N. Pada pengujian daya proteksi menggunakan KOH 0,1 N yang bersifat basa kuat

24 CERATA Journal Of Pharmacy Science dimana KOH 0,1 N mewakili zat yang dapat mempengaruhi efektivitas kerja salep terhadap kulit KOH 0,1 N akan bereaksi dengan phenoftalein yang akan membentuk warna merah muda, yang berarti salep tidak mampu memberikan proteksi terhadap pengaruh luar, sediaan salep yang baik seharusnya mampu memberikan proteksi terhadap semua pengaruh luar yang ditandai dengan tidak munculnya noda merah pada kertas saring yang ditetesi dengan KOH 0,1 N dapat mempengaruhi efektifitas salep tersebut terhadap kulit (Anonim, 2011) Dari tabel 4.4 diperoleh hasil bahwa salep getah papaya (Carica papaya L) pada uji proteksi terhadap KOH 0,1 N mampu memberikan proteksi atau perlindungan terhadap kulit (cairan KOH 0,1 N dari detik ke-15 sampai menit ke- 5 pada kertas saring) hal ini dibuktikan dengan tidak munculnya noda merah pada kertas saring yang ditetesi dengan cairan KOH 0,1 N sehingga salep memenuhi standar kualitas daya proteksi sediaan topikal. Pengujian ph sangat penting dilakukan karena akan terjadi kontak langsung dengan kulit sehingga akan mempengaruhi kondisi kulit. Pengujian ph salep dilakukan untuk mengetahui tingkat keasaman dan kebasaan sediaan salep terhadap kulit. Derajat keasaman (ph) diuji dengan ph stik yang dicelupkan pada salep yang telah diencerkan. Sediaan salep harus memiliki ph yang sesuai dengan ph kulit yaitu 4-6,5 (Yosipovitch, 2003) semakin kecil ph atau semakin asam sediaan semakin mudah mengiritasi kulit sedangkan semakin tinggi nilai ph dapat menjadikan kulit kering, oleh sebab itu pengujian ph sangat penting dilakukan dalam pembuatan sediaan topical agar sediaan yang dibuat tidak mengiritasi kulit saat digunakan. Dari tabel 4.5diketahui bahwa formula salep getah pepaya (Carica Papaya L) dihasilkan ph 6 danmasuk dalam range ph normal dari hasil uji ph sediaan mendekati ph kulit tidak terlalu asam dan tidak terlalu basa sehingga sediaan aman jika diaplikasikan pada kulit. KESIMPULAN DAN SARAN Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Uji Organoleptis dan Uji Daya sebar tidak sesuai dengan literatur. 2. Uji Daya Lekat, Uji Daya Proteksi dan Uji ph sudah sesuai dengan literatur Saran untuk penelitian ini adalah Penambahan parfum dan pewarna pada formula salep agar tampak menarik dan nyaman bila digunakan. Variasi formula bisa dikombinasikan dengan basis lain untuk meningkatkan kelunakan salep sehingga salep akan lebih mudah digunakan dan tidak menimbulkan rasa sakit saat dioleskan sehingga tingkat kenyamanan pengguna dapat meningkat.

CERATA Journal Of Pharmacy Science 25 DAFTAR PUSTAKA Anief.Moh. 2000. Farmasetika. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta. Anonim, 2011.Fenolftalein. (ml.scribd.com/doc/68737153/fenolftalein). 27 Juli 2012. Jam 10.28 WIB Anonim. 1978. Formularium Nasional. Edisi Kedua. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Anonim. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Anonim. 2008. Pepaya. ( http://www.plantamor.com/index.php?plant=277). 26 Desember 2011. Jam 13.33 Anonim.2011. Enzim Papain Dari Pepaya. (http://foodscience. Wikispaces.com/Papaya).23 Desember 2011. Jam 24.17 WIB. Anonim. 2011. Papain. ( http://id.wikipedia.org/wiki/papain ). 2011.jam 6. 43 WIB 20 Desember Anonim. 2011. Pepaya. ( http://foodscience.wikispaces.com/papaya). 23 Desember 2011. Jam 23.17 WIB Anonim.2005.Papaya.(http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=133). 22 Desember 2011. Jam 21.36 WIB. Anonim.2007.Pepaya.(http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=133). 22 Desember 2011. Jam 22.45 WIB. Anonim.2010.Penelitianeksperimen.(http://www.masbied.com/2010/03/20/penelitian -eksperimen/#more-2431). 23 Desember 2011. Jam 23.00 WIB. Charunia.Diah. 2009.Formulasi salep minyak atsiri rimpang temu giring (Curcuma heyneana Val.& v. Zijp.) dan uji aktivitas Candida albicans in vitro menggunakan basis polietilenglikol 4000 dan polietilenglikol 400. SKRIPSI.UMS. Erminapakki, Syaharuddin kasim, Muzakkirrewa, dan Sony. 2009. Uji aktivitas anti bakteri enzim papain dalam sediaan krim terhadap staphylococcus aureus. Jurnal farmasi dan farmakologi, Vol 13. Filzahazny. 2010. Salep. (http://filzahazny.wordpress.com/2010/01/15/salep-2/). 23 Desember 2011. Jam 21.45 WIB

26 CERATA Journal Of Pharmacy Science Firman, Sebayang. 2006. Imobilisasi Enzim Papain Dari Getah Pepaya Dengan Menggunakan Alginat. Jurnal Komunikasi Penelitian, Vol (18). Haryanto, Sugeng. 2009. Ensiklopedi tanaman obat Indonesia. Palmall. Yogyakarta Margono, Tri. 2000. Pepaya. Subdid Teknologi Pengolahan Pepaya. Jakarta Muhidin, D. 2001. Agroindustri papain dan pectin. Penebar Swadaya. Jakarta Mursito Bambang, 2001. Ramuan Tradisional Untuk Gangguan Ginjal. PT Penebar Swadaya. Jakarta. Nevi, S. 2006. Formulasi Sabun Transparan Minyak Nilam Sebagai Obat Jerawat. ( www.uhaka.ac,id/%3page%download_artikel). NurFitriani.2008.Penelitianeksperimen.(http://www.masbied.com/2010/03/20/penelit ian-eksperimen/#more-2431). 23 Desember 2011. Jam 23.00 WIB PT. Penebar swadaya. Jakarta Setyaningsih, Dwi dan Wahyudi Budi Setiawan. 2004. Kesetimbangan Papain dalam Getah Pepaya Padat dan Air pada Ekstraksi Papain :Variasi Kadar NaHSO 3 dalam Air. Disajikan dalam Seminar Nasional Teknik Kimia Undip. Semarang. Suhartono, M. T. 2009. Protease.PAU Bioteknologi IPB. Bogor. Sujono, Adiloka. 2002. TerapiBuah. PrestasiPustaka. Jakarta Syamsuni, H.A. 2006.IlmuResep. EGC. Jakarta Syamsuni, H.A.2005. FarmasetikaDasardanHitunganFarmasi.EGC. Jakarta Ujianto, Bambang. 2009. SalepGetahPepayaAtasi Kaki Pecah-pecah. (http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2009/08/25/35087/sal ep.getah.pepaya.atasi.kaki.pecah.pecah). 27 Desember 2011. Jam 20.05 WIB. Yosipovitch G, Greaves MW and Schmelz M. 2003. The Importance Of Skin ph (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=yosipovitch%202003%20lance t). Diakses tanggal 12 juli 2012. Jam 14.35