JURNAL KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALJABAR DENGAN MEDIA UBIN ALJABAR CREATIVITY CLASS VIII STUDENT MATHEMATICS ACHIEVEMENT IN TERMS OF MATERIAL ALGEBRA WITH ALGEBRA TILES MEDIA Oleh: NURUL KHOMALASARI 12.1.01.05.0149 Dibimbing oleh : 1. Feny Rita Fiantika, M.Pd 2. Lina Rihatul Hima, S.Si, M.Pd PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2017
1
KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALJABAR DENGAN MEDIA UBIN ALJABAR Nurul Khomalasari 12.1.01.05.0149 nurulkhomalasari01@gmail.com Feny Rita Fiantika, M.Pd dan Lina Rihatul Hima, S.Si, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Penelitian ini di latar belakangi hasil pengamatan, wawancara dan pengalaman peneliti, bahwa kreativitas belajar siswa pada pembelajaran matematika masih tergolong rendah. Pembelajaran di sekolah, jarang sekali ada kegiatan yang menuntut berpikir kreatif sehingga siswa tidak terangsang untuk berpikir, bersikap, dan berperilaku kreatif. Siswa mengalami kesulitan berfikir abstrak, dimana siswa hanya membaca simbol-simbol yang tersedia pada aljabar (variabel, koefisien dan konstanta). Permasalahan peneliti ini adalah (1) Bagaimanakah kreativitas belajar siswa berkemampuan tinggi pada materi aljabar dengan media ubin aljabar? (2) Bagaimanakah kreativitas belajar siswa berkemampuan sedang pada materi aljabar dengan media ubin aljabar? (3) Bagaimanakah kreativitas belajar siswa berkemampuan rendah pada materi aljabar dengan media ubin aljabar?. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan subyek penelitian siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Prambon. Penelitian dilaksanakan dalam 3 pertemuan, menggunakan instrumen berupa lembar observasi aktivitas siswa, pedoman wawancara, dan tes soal kreativitas belajar siswa. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Kreativitas belajar siswa berkemampuan tinggi pada materi aljabar dengan media ubin aljabar mampu berpikir lancar. Siswa tersebut mampu berpikir luwes, berpikir orisinal dan mampu berpikir elaboratif. (2) Kreativitas belajar siswa berkemampuan sedang pada materi aljabar dengan media ubin aljabar cukup mampu berpikir lancar. Siswa tersebut mampu berpikir luwes, berpikir orisinal dan mampu berpikir elaboratif. (3) Kreativitas belajar siswa berkemampuan rendah pada materi aljabar dengan media ubin aljabar kurang mampu berpikir lancar. Siswa tersebut mampu berpikir luwes, berpikir orisinal dan cukup mampu berpikir elaboratif. Kata Kunci: kreativitas belajar, prestasi belajar, aljabar, media ubin aljabar. 2
I. LATAR BELAKANG Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang berbunyi Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk itu dalam pendidikan terdapat kegiatan belajar mengajar sebagai pokoknya. Ada dua komponen utama yang berperan dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu guru dan siswa. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar. Sultan (2004: 34) mengatakan bahwa, Belajar adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan. Inti kegiatan belajar adalah memulai pelajaran dari apa yang diketahui siswa. Artinya siswa sendiri yang dapat mengubah gagasan non ilmiah menjadi pengetahuan yang ilmiah sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator dan penyedia kondisi supaya proses belajar bisa berlangsung. Sardiman (2007: 21) belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses belajar itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang dapat dikelompokkan ke dalam faktor diri (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor internal meliputi bakat dan kecerdasan, kreativitas, motivasi, minat, dan perhatian. Sedangkan faktor eksternal ialah lingkungan sosial, lingkungan fisik, 3
dan fasilitas belajar. Faktor yang paling menentukan keberhasilan seseorang adalah faktor diri. Jika faktor diri sudah mendukung, besar kemungkinan yang bersangkutan akan berhasil. Sebabnya ialah jika seorang siswa sungguh-sungguh dalam belajar, ia akan berupaya mengatasi faktor luar yang kurang mendukung. Matematika yang diajarkan di sekolah lazim dikenal dengan matematika sekolah. Peranan matematika sekolah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupannya melalui pola berpikir matematika. Tetapi kenyataannya, matematika bagi sebagian besar siswa adalah pelajaran yang membosankan dan sedikit menakutkan. Berdasarkan hasil pengamatan saat melaksanakan PPL di SMP Negeri 1 PRAMBON, kreativitas belajar siswa pada pembelajaran matematika masih tergolong rendah. Tak heran jika hal ini menjadikan prestasi belajar matematika rata-rata menjadi lebih rendah bila dibandingkan dengan prestasi belajar mata pelajaran lainnya. Hal ini dapat terlihat dari hasil nilai rapot pelajaran matematika yang telah diperoleh, beberapa siswa masih berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 75. Dari jumlah siswa satu kelas 34, hanya 12 siswa atau sekitar 35% yang memperoleh nilai di atas KKM. Pada dasarnya siswa belajar melalui benda-benda kongkrit sebagai perantara atau visualisasi untuk memahami konsep yang abstrak. Materi dalam pelajaran matematika yang memerlukan konsep berfikir abstrak adalah aljabar. Menurut Harjono (2005: 2) aljabar adalah salah satu materi yang sulit bagi siswa. Pada umumnya siswa mengalami banyak kesulitan berfikir abstrak, karena siswa hanya membaca simbol-simbol yang tersedia pada aljabar (variabel, koefisien dan konstanta). Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu digunakan strategi untuk membantu siswa dalam mempelajari materi aljabar terutama pada sub bab operasi bentuk aljabar, salah satunya menggunakan media pembelajaran Ubin Aljabar. Dengan media ubin aljabar ini, penulis berharap siswa dapat terbantu memahami konsep dasar operasi bentuk aljabar. Lalu untuk selanjutnya siswa dapat mengerjakan tanpa media dan memahami rumus operasi bentuk aljabar dengan mudah. 1
Perlu disadari bahwa selama ini pendidikan formal hanya menekankan pada ranah kognitif (berpikir) saja. Sedangkan pada ranah afektif (sikap dan kepribadian) kurang diperhatikan. Terbukti pada pembelajaran di sekolah, jarang sekali ada kegiatan yang menuntut berpikir kreatif sehingga siswa tidak terangsang untuk berpikir, bersikap, dan berperilaku kreatif. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran diperlukan cara yang mendorong siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memunculkan potensi daya kreatif sebagai suatu bentuk pemikiran dari siswa untuk membangun ide-ide baru dengan mengkombinasikan, merubah, menerapkan ulang ide-ide yang sudah ada sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil dari wawancara dengan guru matematika bahwa dalam pembelajaran matematika siswa relatif kurang aktif. Hal ini kemungkinan terjadi karena siswa kurang percaya diri dalam mengungkapkan gagasan atau pendapat terhadap suatu masalah saat proses pembelajaran. Sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam memunculkan sikap yang kreatif saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan kepercayaan diri, siswa mempunyai ketertarikan untuk memberikan gagasan atau usulan terhadap suatu masalah dengan menyumbangkan banyak ide atau pendapat saat proses pembelajaran, memberikan jawaban yang lain dari pada yang lain, mengembangkan atau memperkaya gagasan jawaban suatu masalah, mengemukakan alasan kebenaran jawaban terhadap suatu masalah yang telah dibuat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut bersikap kreatif dalam belajar matematika. Kreativitas seseorang berpengaruh dalam prestasi belajar matematika di sekolah, karena siswa yang kreativitasnya tinggi juga menonjol prestasi belajarnya. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa bagi siswa yang kreatif, matematika memiliki kesan yang berbeda. Matematika dapat dijadikan tantangan dan ajang untuk berkreasi. Dapat pula diartikan bahwa kreativitas menentukan pencapaian kemampuan belajar matematika secara optimal, dan mampu meraih prestasi yang tinggi dalam belajar matematika. Prestasi yang tinggi dalam belajar 2
adalah keinginan setiap orang. Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas berperan terhadap prestasi belajar matematika di sekolah. Berdasarkan latar belakang yang telah diidentifikasi, maka penelitian ini dibatasi pada : 1) Media yang digunakan dalam pembelajaran adalah Media Ubin Aljabar. 2) Materi yang akan dibahas yaitu pada sub bab Operasi Bentuk Aljabar. 3) Aspek yang dinilai yaitu kreativitas belajar siswa pada pokok bahasan Aljabar kelas VIII semester ganjil yang meliputi: a. Aptitude (Berpikir Kreatif) : 1) Kelancaran (Fluency) 2) Kelenturan (Fleksibility) 3) Keaslian (Originality) 4) Kerincian (Elaborasi) b. Non-Aptitude (Sikap dan Kepribadian) : 1) Kepercayaan Diri 2) Keuletan 3) Apresiasi Estetik 4) Kemandirian Berdasarkan paparan di atas, peneliti ingin mengetahui : 1) Bagaimanakah kreativitas belajar siswa berkemampuan tinggi pada materi aljabar dengan media ubin aljabar? 2) Bagaimanakah kreativitas belajar siswa berkemampuan sedang II. pada materi aljabar dengan media ubin aljabar? 3) Bagaimanakah kreativitas belajar siswa berkemampuan rendah pada materi aljabar dengan media ubin aljabar? Dengan tujuan untuk mendiskripsikan : 1) Kreativitas belajar siswa berkemampuan tinggi pada materi aljabar dengan media ubin aljabar. 2) Kreativitas belajar siswa berkemampuan sedang pada materi aljabar dengan media ubin aljabar. 3) Kreativitas belajar siswa berkemampuan rendah pada materi aljabar dengan media ubin aljabar. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dalam hal ini sesungguhnya adalah prosedur penelitian yang menghasilkan datadata deskriptif tertulis berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut Moleong (2012: 11) datadata ini bisa berupa naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, memo ataupun dokumen resmi lainnya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif, 3
yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka (Sugiyono, 2014: 13). Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah : 1) Tahap Penelitian Pendahuluan 2) Uji Coba 3) Pengembangan Desain Penelitian 4) Tahap Pelaksanaan 5) Penulisan Laporan Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah : lembar observasi siswa, lembar wawancara dan lembar soal tes untuk memperoleh data kreativitas belajar siswa. Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu diadakan penilaian oleh validator ahli. Setelah instrumen memenuhi kriteria tertentu selanjutnya diadakan uji coba instrumen. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas setiap butir tes. Setelah dilakukan uji coba, kemudian dilakukan analisis butir soal tes. Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria kredibilitas (derajat kepercayaan). Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Dalam penelitian ini III. pengecekan keabsahan data dengan cara : Observasi yang diperdalam, triangulasi dan pembahasan teman sejawat. HASIL DAN KESIMPULAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan analisis data hasil penelitian,peneliti menginterpretasikan bahwa kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran materi aljabar dengan media ubin aljabar tergolong dalam kategori baik. Hal ini didukung dengan prosentase ketuntasan secara klasikal kreativitas belajar siswa yang diperoleh mencapai 71%. Hasil data tes soal, subyek CA merupakan subjek yang mewakili kemampuan tinggi, terlihat bahwa Subjek CA mampu berpikir lancar dari ia memahami soal, menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal dengan tepat. Subjek CA tersebut mampu berpikir luwes dengan menuliskan langkah-langkah menyelesaikan soalnya cukup baik. Subjek CA mampu berpikir orisinal dengan menuliskan alternatif / cara lain untuk menyelesaikan soal tersebut yaitu dengan cara manual. Subjek CA mampu berpikir elaboratif dengan menuliskan bukti/jawaban dari (kebenaran), yang menghubungkan antara penyelesaian cara manual dan 4
cara ubin aljabar secara tepat serta adanya kesimpulan dari penyelesaian ubin aljabar. Dan nilai yang diperoleh subjek CA dalam tes soal adalah 100. subjek CA Sedangkan hasil wawancara menunjukkan bahwa subyek CA dapat dikatakan sangat baik, hal ini didukung dengan skor yang diperoleh yaitu 10 dengan prosentase 100%. Hasil data tes soal, subyek MR merupakan subjek yang mewakili kemampuan sedang, terlihat bahwa Subjek MR cukup mampu berpikir lancar dari ia memahami soal, menuliskan apa yang diketahui dengan tepat sedangkan yang ditanyakan dari soal tersebut kurang tepat. Subjek MR tersebut mampu berpikir luwes dengan menuliskan langkah-langkah menyelesaikan soalnya cukup baik. Subjek MR mampu berpikir orisinal dengan menuliskan alternatif / cara lain untuk menyelesaikan soal tersebut yaitu dengan cara skema. Subjek MR mampu berpikir elaboratif dengan menuliskan (kebenaran), bukti/jawaban yang menghubungkan antara penyelesaian cara skema dan cara ubin aljabar dengan cukup baik tetapi ia tidak menuliskan kesimpulan dari penyelesaian ubin aljabar. Dan nilai yang diperoleh subjek MR dalam tes soal adalah 88. Sedangkan hasil wawancara subjek MR menunjukkan bahwa subyek MR dapat dikatakan baik, hal ini didukung dengan skor yang diperoleh yaitu 8 dengan prosentase 80%. Hasil data tes soal, subyek ED merupakan subjek yang mewakili kemampuan rendah, terlihat bahwa Subjek ED kurang mampu berpikir lancar, hal ini dilihat dari jawaban tes subjek ED yang tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut. Subjek ED tersebut mampu berpikir luwes dengan menuliskan langkah-langkah menyelesaikan soalnya cukup baik. Subjek ED mampu berpikir orisinal dengan menuliskan alternatif / cara lain untuk menyelesaikan soal tersebut yaitu dengan cara manual. Subjek ED cukup mampu berpikir elaboratif dengan menuliskan bukti/jawaban (kebenaran), yang menghubungkan antara penyelesaian cara manual dan cara ubin aljabar dengan cukup baik tetapi ia tidak menuliskan kesimpulan dari penyelesaian ubin aljabar. Dan nilai yang diperoleh subjek ED dalam tes soal adalah 75. 5
Sedangkan hasil wawancara subjek ED menunjukkan bahwa subyek ED dapat dikatakan baik, hal ini didukung dengan skor yang diperoleh yaitu 8 dengan prosentase 80%. Berdasarkan hasil observasi kreativitas belajar siswa pada pertemuan I dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar siswa berkemampuan rendah dan kreativitas belajar siswa berkemampuan sedang masih belum maksimal jika dibandingkan dengan siswa berkemampuan tinggi. Hal ini didukung dengan prosentase yang diperoleh siswa berkemampuan rendah dan siswa berkemampuan sedang adalah sama yaitu 50%, sedangkan prosentase yang diperoleh siswa berkemampuan tinggi adalah 75%, maka sesuai dengan ketentuan rubrik observasi kreativitas belajar siswa dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I hasil observasi kreativitas belajar siswa dapat dikatakan cukup, hal ini didukung dengan skor prosentase yang diperoleh yaitu mencapai 58%. Sedangkan hasil observasi kreativitas belajar siswa pada pertemuan II dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar siswa pada pertemuan II baik, hal ini didukung dengan skor prosentase yang diperoleh yaitu mencapai 83%. Hal ini juga didukung dengan adanya beberapa kenaikan prosentase yaitu pada subjek dan pencapaian klasikal. Kenaikan prosentase subjek terjadi pada ketiga subjek, untuk subjek berkemampuan tinggi skor prosentase menjadi 100%, dan untuk subjek berkemampuan sedang dan subjek berkemampuan rendah kenaikan prosentasenya sama yaitu menjadi 75%. Sedangkan ketuntasan secara klasikal kreativitas belajar siswa naik sebanyak 25% menjadi 83%. Berdasarkan hasil triangulasi dan analisis data yang diperoleh maka dari masing- masing hasil nilai baik itu hasil nilai tes soal, hasil observasi dan hasil wawancara data yang diperoleh tidak konsisten. Dimana data yang tidak konsisten tersebut terletak pada hasil rincian perbandingan antara hasil beberapa data yang didapatkan, yaitu data beberapa subjek. Data subjek tersebut adalah data subjek MR dan data subjek ED. Subjek MR memperoleh nilai tes soal 88, dengan hasil prosentase obsevasi 63% serta hasil prosentase wawancara 80%. Sedangkan subjek ED memperoleh nilai tes soal 75, dengan hasil 6
prosentase obsevasi 63% serta hasil prosentase wawancara 80%. Dari penjelasan tersebut maka hasil observasi dan hasil wawancara antara subjek MR dan subjek ED sebanding, yaitu dengan prosentase yang sama - sama 63% dan 80%. Sedangkan hasil nilai tes soal antara subjek MR dan subjek ED tidak sebanding, dimana subjek MR memperoleh nilai 88 dan subjek ED memperoleh nilai 75. Hasil penelitian ini mendukung teori yang sudah ada, yaitu implikasi pada teori-teori sebelumnya yang menyatakan bahwa perkembangan kreativitas sangat erat dengan perkembangan kognitif individu karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Otak bekerja apabila terjadi proses berfikir, proses berfikir merupakan bagian proses belajar (Ali dan Ansori: 2004). Sehingga, dengan aptitude (berpikir kreatif) dapat memberikan konstribusi bagi prestasi belajar yang optimal. Dapat disimpulkan bahwa dengan aptitude (berpikir kreatif), yang didalamnya terdapat unsur kelancaran (fluency), kelenturan (fleksibility), keaslian (originality), penguraian (elaborasi) dapat membantu siswa dalam menjawab soal secara beragam/bervariasi, memiliki imajinasi yang tinggi dalam menggambar bangun ruang, mengembangkan atau memperkaya gagasan jawaban suatu soal, mengemukakan alasan kebenaran jawaban soal yang telah dibuat, sehingga prestasi belajar matematika akan lebih baik. Kreativitas dalam penelitian ini, tidak hanya berhubunga erat dengan Aptitude (berpikir kreatif) saja, tetapi juga Non Aptitude (sikap dan kepribadian) yang didalamnya terdapat unsur kepercayaan diri, keuletan, apresiasi estetik dan kemandirian. Dengan mengkombinasikan Aptitude (berpikir kreatif) dan Non Aptitude (sikap dan kepribadian) dalam kreativitas belajar, maka akan didapatkan prestasi belajar yang lebih optimal dan diikuti dengan perilaku atau sikap yang terarah serta lebih baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar siswa memberikan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa, yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar matematika. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian, yang menunjukkan 7
IV. bahwa terdapat pengaruh positif berpikir kreatif terhadap prestasi belajar matematika (Supardi: 248-262). B. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1) Kreativitas belajar siswa berkemampuan tinggi pada materi aljabar dengan media ubin aljabar mampu berpikir lancar. Siswa tersebut mampu berpikir luwes, berpikir orisinal dan mampu berpikir elaboratif. 2) Kreativitas belajar siswa berkemampuan sedang pada materi aljabar dengan media ubin aljabar cukup mampu berpikir lancar. Siswa tersebut mampu berpikir luwes, berpikir orisinal dan mampu berpikir elaboratif. 3) Kreativitas belajar siswa berkemampuan rendah pada materi aljabar dengan media ubin aljabar kurang mampu berpikir lancar. Siswa tersebut mampu berpikir luwes, berpikir orisinal dan cukup mampu berpikir elaboratif. DAFTAR PUSTAKA Erika, Lutfatun Nasiha. 2013. Penggunaan Media Ubin Aljabar Dalam Memfasilitasi Siswa Belajar Operasi Aljabar Di Kelas VII MTs Negeri Tanjungtani Prambon Kabupaten Nganjuk. Skripsi: UN PGRI Kediri. Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Munandar, Utami. 2014. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Sajidin. 2013. Hubungan Antara Kreativitas Belajar Siswa dengan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X MAN Konda Kabupaten Konawe Selatan. Pendidikan Ekonomi FKIP Unhalu. Sardiman. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Supardi.U.S. Peran Berpikir Kreatif dalam Proses Pembelajaran Matematika. Jurnal Formatif 2(3):248-262. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 8