BAB I PENDAHULUAN. 237,6 juta jiwa, sedangkan untuk jumlah remaja usia tahun sekitar 26,67

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. data BKKBN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Proses pola asuh orangtua meliputi kedekatan orangtua dengan remaja,

Program Gen Re dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja

BAB I PENDAHULUAN. kecanduan narkoba dan ujung ujungnya akan terinfeksi HIV Aids dengan hal

BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan tahap kehidupan seseorang mencapai proses

BAB I PENDAHULUAN.

I. PENDAHULUAN. sebanyak 237,6 juta jiwa, dengan 27,6% dari jumlah penduduknya adalah remaja

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR TERHADAP PROGRAM GENERASI BERENCANA DI SMA NEGERI 13 MEDAN TAHUN 2015

BAB II INFORMASI TENTANG GENERASI BERENCANA. remaja masa kini yang kian kompleks, yang bertujuan akhir untuk mengatasi laju

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Program For Appropriate Technology in Health (PATH, 2000)

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)


ALOKASI PUPUK UREA UNTUK KOMODITI HORTIKULTURA TAHUN 2015 Satuan: Ton

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN. goncangan dan stres karena masalah yang dialami terlihat begitu

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

SAMBUTAN SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEBUMEN P A D A SOSIALISASI PROGRAM GENERASI BERENCANA (GENRE) DI SMA NEGERI 2 KEBUMEN Sabtu, 13 Juni 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang berusia tahun. Remaja adalah

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia menghadapi banyak masalah berkaitan dengan bidang

BAB 1 : PENDAHULUAN. sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. selain jumlah sangat besar (menurut BPS tidak kurang dari 43,6 juta j iwa atau

BAB I PENDAHULUAN. Data Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) dan Perkumpulan. Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jateng tahun 2012 mengenai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Profil Wilayah Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permasalahan remaja yang dihadapi sekarang berkaitan dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

Key Words : Strategi Komunikasi, Bidang Bina Ketahanan Remaja, Jumlah Genre

LAPORAN KEGIATAN EVALUASI PASCA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ORIENTASI PENDIDIK SEBAYA DAN KONSELOR SEBAYA TAHUN 2010

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kelahian dibanding tahuin sebelumnya,namun ledakan

ANALISIS DAN EVALUASI PENGENDALIAN LAPANGAN BULAN DESEMBER 2015

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

Penutup. Sekapur Sirih

PENGORGANISASIAN PIK REMAJA YOLIN BOTUTIHE. Plt. Kasi. Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi BKKBN Provinsi Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN DENGAN METODE PEER EDUCATOR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV/AIDS

MENINGKATKAN PERAN SERTA REMAJA DALAM PELEMBAGAAN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA MENUJU PENDUDUK TUMBUH SEIMBANG 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Masalah yang dihadapi beberapa negara berkembang pada saat ini

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014

PROFIL KEMISKINAN DI KABUPATEN PESISIR SELATAN 2016

UPAYA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA DALAM MENGEMBANGKAN PROGRAM GENERASI BERENCANA (GENRE) DI KABUPATEN BERAU

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pendahuluan dalam babi secara garis besar memuat penjelasan

REMAJA GENRE: PELUANG MENUJU BONUS DEMOGRAFI

GENERASI BERENCANA G-E-N-R-E

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN PESISIR SELATAN 2016

BERITA RESMI STATISTIK

proses kaderisasi. Adanya dukungan kebijakan yang tidak diimbangi dukungan dana yang

BAB I PENDAHULUAN. saat usia remaja terjadi peningkatan hormon-hormon seksual. Peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. BKKBN merupakan singkatan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN ANGGARAN 2014

Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan

BAB I. PENDAHULUAAN. pada masa ini terjadi peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Batubara,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa remaja umumnya anak telah mulai menemukan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PEMBUKAAN AJANG KREATIVITAS REMAJA TINGKAT PROVINSI RIAU TAHUN 2016 DI KABUPATEN BENGKALIS

BETAPA SERIUSNYA PERMASALAHAN REMAJA KITA

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai: Actor s part; one s task or function yang berarti aktor; tugas seseorang

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh : DYAH ANGGRAINI PUSPITASARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki jumlah remaja sebesar 43,5 juta jiwa (usia 10-

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan lingkungan sosial dewasa ini ditandai dengan penekanan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja tertinggi berada pada kawasan Asia Pasifik dengan 432 juta (12-17 tahun)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal

Analisis Penguasaan Pengetahuan Hasil Penyuluhan Pendewasaan Usia Perkawinan Dalam Program Generasi Berencana Pada Remaja Di SMP Negeri 39 Bandung

Reproduksi Remaja (PIK-KRR)

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Usia mahasiswa berkisar antara tahun. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. seks mendorong remaja untuk memenuhi kebutuhan seksnya, mereka

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

TABEL 5. REVIEW TERHADAP RANCANGAN AWAL RKPD TAHUN 2018 KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No.23 Tahun 1992 mendefinisikan bahwa kesehatan

KOMISI PEMILIHAN UMUMM PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 81 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menurut data BPS jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa, sedangkan untuk jumlah remaja usia 10-24 tahun sekitar 26,67 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 63,4 juta jiwa. Dari hasil survei yang dilakukan BNN bekerja sama dengan Pusat Studi Kesehatan Universitas Indonesia tahun 2011 pada 16 provinsi terpilih menunjukkan dari 100 orang pelajar/ mahasiswa terdapat 4orang pernah menyalahgunakan narkoba, 3 orang menyalahgunakan dalam setahunterakhir, dan 2-3 orang dalam sebulan terakhir. Pelajar/ mahasiswapenyalahguna narkoba lebih berisiko melakukan seks pra nikah dibandingkan pelajar/ mahasiswabukan penyalahguna.survey ini juga menunjukkan secarakeseluruhan pelajar/ mahasiswa yang pernah melakukan perilaku seks pra nikah adalah 3%. Perbandingan angka perilaku seks pra nikah antara pelajar/ mahasiswapenyalahguna dan bukan penyalahguna adalah 13% : 3%. Dari perbandingan tersebut menunjukkan bahwa pelajar/ mahasiswapenyalahguna 4-7 kali lebih banyak dari yang bukan penyalahguna terkait perilaku seks pranikah.sementara itu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat angka kehamilan anak diluar nikah mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 terdapat 4,8 persen kehamilan terjadi pada anak usia 10 hingga 11 tahun. Sedangkan pada usia produktif usia 15 hingga 19 sebanyak 48,1 persen terutama pada usia 17 tahun. Jumlah yang banyak ini memerlukan perhatian khusus dari semua pihak, apalagi usia remaja adalah masa pancaroba, masa pencarian jati diri, ditambah lagi 1

dengan arus globalisasi dan informasi yang kian tak terkendali, mengakibatkan perilaku hidup remaja menjadi tidak sehat yangselanjutnya berdampak pada tiga resiko TRIAD KRR, seperti seks pranikah, narkoba, HIV dan AIDS. Kondisi ini apabila dibiarkan terus menerus makaakan mempengaruhi kualitas bangsa Indonesia 10 20 tahun yang akan datang.oleh karena itu diperlukan suatu program yang dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan penyiapan diri remaja menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih baik, menyiapkan pribadi yang matang dalam membangun keluarga yangharmonis, dan memantapkan perencanaan dalam menata kehidupan untuk keharmonisan keluarga Program Generasi Berencana (GenRe)merupakan salah satu programyang dikembangkan oleh Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional(BKKBN) dalam upaya menciptakan ketahanan keluarga dan mewujudkanpeningkatan kualitas remaja sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 52 Tahun2009, tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Program ini berdasarkan kepada Peraturan Kepala BKKBN Nomor: 88/PER/F2/2012, tanggal 2 April 2012tentang Pedoman PengelolaanPusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIKRemaja/Mahasiswa). Program GenRe adalah suatu program untuk memfasilitasi remaja belajar memahami dan mempraktekkan perilaku hidup sehat dan berakhlak guna mencapai Tegar Remaja yaitu remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari resiko Seksualitas, HIV dan AIDS, Narkotika, menjadi contoh, model, idola, dan sumber informasi bagi teman sebayanya, mendewasakan usia pernikahan, dan bercita-cita mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. 2

Program GenRe merupakan inovasi baruuntuk mengatasi masalah remaja.kegiatan yang ada dalam program ini sendiri berfokus kepada remaja untuk mempromosikan penundaan usia kawin, mengutamakan sekolah dan berkarya, sebagaipenyedia informasi kesehatan reproduksi seluas-luasnya, dan mempromosikanperencanaan kehidupan berkeluarga dengan sebaik-baiknya. Salah satunya yang dilakukan di kegiatan sekolah melalui Pusat Infromasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja). PIK Remaja ini dikelola dari, oleh dan untuk siswa sekolah guna memberikan informasi dan konseling kesehatan reproduksi serta perencanaan keluarga. Selain itu juga sebagai sarana siswa sekolah untuk berkonsultasi dan mengembangkan kemauan dan kemampuan positifnya.keberhasilan Program Generasi Berencanadalam rangka Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja ini merupakanwujud dari keberhasilan difusi inovasi pada sosialisasinya kepadaremaja. Program GenRe ini mempunyai jaringan komunikasi yang kompleks, mulai dari BKKBN Provinsi, SKPD Kabupaten/Kota, Balai Penyuluh KB/PLKB Kecamatan sebagai pengelola program ini dan sekolah. Pelaksanaan Program GenRe di Sumatera Barat dilakukan oleh beberapa unit kerja, antara lain: 1) BKKBN Sumatera bersama SKPD KB Kabupaten/ Kota, Koodinator Lapangan KB, PLKB yang disebut sebagai Pengelola Program GenRe; 2) Kepala Sekolah dan Guru BK yang dikenal sebagai Pembina PIK Remaja; 3) Pengelola PIK Remaja yang terdiri dari siswa sekolah SMP/SMU; 4) Pendidik Sebaya dan 5) Konselor Sebaya. Pengelola Program GenRe menjalin hubungan kerja dengan antar unit kerja hingga hingga ke tingkat sekolah (PIK Remaja). Hubungan antar unit kerja yang 3

terkait dalam program ini menjadi penting untuk membangun materi dan penyebaran informasi yang terarah. Pengamatan awal penulis menunjukkan Pengelola Program GenRe belum memahami sepenuhya perannya pada kegiatankegiatan yang ada, seperti tata cara pelaksanaan maupun tugas dan fungsi unit kerja tersebut. Masih ada unit kerja yang terlibat dalan Program Generasi Berencana yang belum memahami pesan atau informasi mengenai program ini. Semestinya Pengelola Program GenRe ini harus mampu menjalin komunikasi dengan seluruh unit kerja yang terkait dan memahami perannya dalam kegiatankegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan program ini. Sehingga informasi yang disampaikan menjadi jelas dan berpengaruh terhadap perkembangan PIK Remaja yang ada di Sumatera Barat. Menurut Kepala Sub Bidang Bina Ketahanan Remaja BKKBN Provinsi Sumatera Barat unit kerja SKPD Kabupaten/ Kota masih ada yang belum menanggapi serius program ini karena Program GenRe ini telah diadakan beberapa tahun yang lalu (wawancara awal, Kamis, 7 Januari 2016).Pengelola Program GenRe diharapkan bisa menghimpun, mengolah, menyediakan dan mempublikasikan semua informasi yang berhubungan dengan program ini. Dengan demikian, diharapkan tercipta komunikasi organisasi yang baik antar unit kerja yang ada dalam hal ini Pengelola Program GenRe itu sendiri, Pembina PIK Remaja dan Pengelola PIK Remaja. Menurut Liliweri (2014 : 372-373), pada hakikatnya komunikasi organisasi bertujuan untuk membagi informasi diantara seluruh aparatur organisasi dan juga sebagai tindakan koordinasi yang berkaitan dengan tugas dan fungsi organisasi. Komunikasi dalam organisasi menghubungkan individu-individu maupun kelompok- kelompok (satuan)kerja dalam sebuah sistem tertentu dan terjadi 4

pertukaran pesan diantara mereka. Muhammad (2009 : 102) mengatakan bahwa pertukaran pesan melalui suatu jalan tertentu disebut sebagai jaringan komunikasi. Berjalannya suatu organisasi selalu didukung dengan adanya keterlibatan anggota terkait fungsi dan tugasnya dalam struktur organisasi melalui jaringan komunikasi. Berfungsinya jaringan komunikasi dalam organisasi, dapat mengatur aktivitas komunikasi para anggota organisasi yang akan membentuk alur informasi berdasarkan struktur organisasi. Sebagai wujud/implementasinya, suatu program/kegiatan yang mempunyai jaringan komunikasi yang baik ada dalam suatu organisasi bisa dikembangkan ataupun dicontoh oleh organisasi lain. Wawancara awal dengan Bapak Marfen yang menjadi staf Pengelola Program GenRe di Kabupaten Pesisir Selatan mengungkapkan bahwa Program GenRe ini adalah program yang baru. Para PL KB masih banyak yang belum memahami program ini. Selain itu program ini menambah tugas para PLKB untuk memberikan penyuluhan ke SMP dan SMA yang ada di kecamatan. Menurut beliau, bagi yang serius tentunya akan melaksanakan tugas ini dengan sepenuh hati, akan tetapi bagi yang setengah hati melaksanakan tugas ini sekedar mengisi laporan saja. Hal ini menurutnya lagi tergantung kepada pendekatan PLKB ke pihak sekolah. PLKB harus membuka hubungan dengan pihak sekolah apabila ingin melaksanakan Program GenRe ini dengan baik (wawancara hari Senin, 11 Januari 2016). Berdasarkan informasi awal yang diperoleh dari Kepala Sub. Bidang Bina Ketahanan Remaja, Bapak Edi. Hasil temuan beliau saat turun langsung ke beberapa SMU dan SMP di Sumatera Barat, bahwa masih ada sekolah yang belum mendapatkan informasi penuh tentang Program GenRe ini. Pihak sekolah 5

belum memahami materi/ kegiatan dan kebijakan yang ada dalam program ini. Guru Pembina dan murid-murid sekolah tidak mengetahui informasi tahapan perngembangan dan pengelolaan PIK Remaja. Seharusnya telah ada perkembangan PIK Remaja sejak Program GenRe ini diluncurkan (wawancara awal,kamis, 7 Januari 2016). Pelaksanaan Program GenRe melalui PIK Remaja dikembangkan melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu Tahapan Tumbuh, Tahapan Tegak dan Tahapan Tegar. Pengembangan dan pengelolaan masing-masing tahapan pada PIK Remaja ini tersebut berdasarkan pada 1) Materi dan isi pesan (assets) yang diberikan; 2) Ciri Kegiatan yang dilakukan; 3) Dukungan dan jaringan (resources) yang dimiliki. Perkembangan PIK Remaja di Kabupaten/ Kota yang ada di Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini : 6

Tabel 1.1 Perkembangan PIK Remaja di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012-2015 NO KABUPATEN/KOTA PIK - REMAJA TUMBUH PIK - REMAJA TEGAK PIK - REMAJA TEGAR TOTAL PIK - REMAJA 2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) 1 Pesisir Selatan 20 20 20 16 5 5 5 5 0 0 0 0 25 25 25 21 2 Solok 21 21 19 20 11 11 13 14 1 1 1 1 33 33 35 35 3 Sijunjung 15 20 17 31 7 12 11 13 1 3 1 3 23 35 31 47 4 Tanah Datar 20 13 17 27 12 11 12 20 4 3 4 4 36 27 33 51 5 Padang Pariaman 15 15 15 15 8 8 8 8 2 2 2 2 25 25 25 25 6 Agam 15 13 11 13 12 9 10 8 3 4 3 4 30 26 25 25 7 Lima Puluh Koto 23 26 28 31 4 6 7 8 2 2 2 3 29 34 38 42 8 Pasaman 32 28 25 25 13 15 15 15 3 3 3 2 48 46 42 42 9 Kepulauan Mentawai 0 0 6 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 6 10 Dharmasraya 8 8 7 10 3 6 6 12 1 1 1 5 12 15 15 27 11 Solok Selatan 9 6 6 9 8 8 8 8 0 0 0 0 17 14 14 17 12 Pasaman Barat 11 11 11 11 6 6 6 6 0 0 0 0 17 17 17 17 13 Kota Padang 46 39 38 42 12 17 12 10 4 4 4 4 62 60 54 56 14 Kota Solok 5 7 7 10 3 3 3 5 3 3 3 2 11 13 15 17 15 Kota Sawah Lunto 8 8 7 8 2 2 3 2 0 1 0 0 10 11 10 10 16 Kota Padang Panjang 15 18 15 23 5 5 7 8 4 4 4 4 24 27 25 35 17 Kota Bukittinggi 10 8 8 19 3 2 4 6 0 0 0 1 13 10 12 26 18 Kota Payakumbuh 7 12 10 20 4 2 5 6 0 1 0 1 11 15 15 27 19 Kota Pariaman 18 18 10 6 9 10 11 13 4 5 4 5 31 33 24 24 JUMLAH 298 291 277 342 127 138 146 167 32 37 32 41 457 466 461 550 Sumber data : BKKBN Provinsi Sumatera Barat 2016 7

Dari bahasan tersebutpeneliti mengamati bahwa unit-unit kerja yang menjalankan program ini mempunyai suatu relasi tertentu dalam berkomunikasi didalam organisasinya. Secara hierarki pesan/ informasi yang disampaikan oleh Pengelola Program GenRe di Provinsi Sumatera Barat disampaikan dengan relasi yang berurutan mulai dari unit kerja di Perwakilan BKKBN Sumatera Barat hingga ke PLKB/PKB yang ada di desa/nagari dan kelurahan. hingga Program GenRe dapat berjalan baik dengan adanya saling keterkaitan antar unit kerja. Keterkaitan tersebut bisa dengan melakukan komunikasi yang efektif dan efisien dalam suatu jaringan komunikasi pada Program GenRe ini. Berdasarkan persoalan diatas, menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan penelitian tentang bagaimanajaringan komunikasi dan proses difusi inovasi Prorgam GenRe ini dengan mengangkat judul, Jaringan Komunikasi Pengelola Program GenRe dan Proses Difusi Inovasi Program Generasi Berencana di Provinsi Sumatera Barat. 1.2.Rumusan Masalah Program Generasi Berencana dilaksanakan sejak tahun 2012. Pelaksanaan program jika dilihat pada Tabel 1.1 memperlihatkan adanya peningkatan PIK Remaja di Sumatera Barat, namun di beberapa Kabupaten/ Kota memperlihatkan jumlah yang tetap bahkan ada yang menurun. Hal inilah yang menjadi masalah dalam pelaksanaan program ini secara umum. Menurut peneliti permasalahan jaringan komunikasi dalam hal pelaksanaan program ini penting untuk diteliti dan sampai saat ini belum ada penelitian terkait jaringan komunikasi dan proses difusi inovasi Program Generasi Berencana di Provinsi Sumatera Barat.Penelitian ini 8

ingin melihat respons sekolah terhadap pelaksanaan Program Generasi Berencana. Selain itu, penelitian jaringan komunikasi ini digunakan untuk menganalisis relasi atau jaringan dari objek yang diteliti. Dengan kata lain penelitian jaringan komunikasi ini digunakan sebagai teknik analisis data..ada dua hal yang penting dari jaringan komunikasi, yaitu aktor (dalam hal ini unit kerja) yang melihat fenomena atau peristiwa dari sisi mikro (aktor) dan relasi yang menjelaskan bagaimana aktor-aktor tersebut berinteraksi satu sama lain.yang menjadi perhatian dari studi jaringan komunikasi adalah data relasionalhubungan atau relasi antara satu aktor dan aktor lain. Aktor-aktor yang ada didalam jaringan komunikasi pada Program GenRe adalah Pengelola Program GenRe, Pembina PIK Remaja, Pengelola PIK Remaja, yaang terdiri dari Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya. Menurut Monge (1987 :241), pada analisis jaringan, proses komunikasi melibatkan relasi daripada atribut. Suatu relasi bukan hanya individu, melainkan karakteristik yang didefinisikan dalam relasi dua orang atau lebih secara bersamasama. Suatu jaringan komunikasi, dengan demikian adalah struktur yang dibangun atas dasar relasi komunikasi. Pengelola Program GenRe memiliki informasi, program dan kebijakan yang perlu diketahui oleh unit kerja lain yang terlibat. Sebagai salah satu pelaksana program ini, menjalin hubungan dengan unit-unit kerja yang lain mutlak diperlukan. Sehingga tujuan dari program ini dapat berjalan dengan baik.adapun tujuan dari program GenRe di Sumatera Barat adalah untuk memfasilitasi remaja agar belajar memahami dan mempraktikan perilaku hidup sehat dan berakhlak untuk mencapai ketahanan remaja sebagai dasar mewujudkan Generasi Berencana. 9

Penyelenggaraan Program GenRe ini dengan melibatkan siswa sekolah adalah merupakan pengembangan dari program lain yang sejenis sebelumnya. Pemerintah melihat program sebelumnya tersebut perlu didukung secara nasional melalui pengembangan disegala sisi. Program GenRe bisa dikategorikan sebagai inovasi, karena secara umum inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain. Untuk melihat proses inovasi pada Progam GenRe ini salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melihat pelaksanaannya di sekolah. Tujuannya agar bisa mengetahui sejauh mana Program GenRe ini dapat berjalan dan bermanfaat bagi sekolah.penelitian ini mendeskripsikan tentang jaringan komunikasi Pengelola Program GenRe dengan unit kerja yang terkait dan proses difusi inovasi Program GenRe di sekolah sekolah (SMP dan SMU Sederajat) yang ada Sumatera Barat. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat relasi Pengelola Program GenRe di Sumatera Barat dengan unit kerja/ aktor yang terlibat dalam program ini dan proses difusi inovasi Program GenRe di sekolah. Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana jaringan komunikasi yang dilakukan Pengelola Program GenRe dan proses difusi inovasi Program Generasi Berencana (GenRe) yang ada di sekolah di Sumatera Barat?, dengan pertanyaan penelitian : 1. Bagaimana peran Pengelola Program GenRe dalam pelaksanaan Program Generasi Berencana di Provinsi Sumatera Barat? 2. Bagaimana proses inovasi yang berlangsung di sekolah melalui PIK Remaja di sekolah? 10

Dari pertanyaan diatas diharapkan Pengelola Program GenRe dapat memahami perannya dalam jaringan komunikasi ini sebagai salah satu perwujudan dari strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan dari Program Generasi Berencana dan dapat mengetahui tanggapan sekolah terhadap pelaksanaan Program GenRe selama ini. 1.3.Tujuan Penelitian Bertitik tolak dari permasalahan yang dikemukakan diatas maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisisjaringan komunikasi Program Generasi Berencana (GenRe) yang dilaksanakan oleh Pengelola Program GenRe di Provinsi Sumatera Barat. 2. Untuk menganalisis proses difusi inovasi Program Generasi Berencana (GenRe)di sekolah. 1.4.Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna, baik secara praktis maupun secara akademis antara lain : a. Secara Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumbang saran, masukan dan bahan pertimbangan bagi setiap unit kerja yang terlibat dalam pengelolaan PIK Remaja di Sumatera Barat khususnya dan pelaksanaan Program Generasi Berencana pada umumnya 11

b. Secara Akademis Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi pengembangan kajian jaringan komunikasi, khususnya kajian jaringan komunikasi yang dipakai sebagai teknik analisis data.demikian juga dengan analisa pada proses difusi inovasi pada program-program Pemerintah khususnya pada program-program di BKBBN. 12