BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN WAYANG KULIT DALAM SAPARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan normanorma

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA POKGIAT Pajangan Triwidadi Pajangan Bantul

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Muhammad Ghozali

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar yang terdapat di Indonesia,

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN DESA KLARI KECAMATAN KLARI KABUPATEN KARAWANG NOMOR. TAHUN Tentang : LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 SERI A NOMOR 24

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN KECAMATAN WIROSARI DESA KALIREJO PERATURAN DESA KALIREJO KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 01 TAHUN 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-H TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KECAMATAN WALIKOTA SURAKARTA,

BAB I PENDAHULULAN. sebenarnya ada makna yang terkandung di dalamnya yang diharapkan dimengerti oleh sasaran

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEPALA DESA DALAM MELESTARIKAN TRADISI GOTONG ROYONG DI DESA TABA PASEMAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

BAB III HASIL PENELITIAN

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 20-I TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KELURAHAN WALIKOTA SURAKARTA,

MODEL KOMUNIKASI PELAYANAN PUSTAKAWAN TERHADAP PEMUSTAKA DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA.

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

STRATEGI KOMUNIKASI BANK INDONESIA DALAM MENSOSIALISASIKAN CIRI-CIRI KEASLIAN UANG RUPIAH KARYA ILMIAH. Oleh: RHAZAQ ABRAHAM SATTAR

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Upacara tradisional merupakan wujud dari suatu kebudayaan. Kebudayaan adalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

MEDIA KOMUNIKASI JENIS (3) BENTUK (4) JANGKAUAN (2) Rabu, 28 Oktober 2015 Class B -KOMUNIKASI Pertemuan 7

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam

PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

BAB II LANDASAN TEORI

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menggunakan jasa spa. Membuat setiap perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

LAMPIRAN 1 PETA KELURAHAN DUKUH KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA. Sumber: (Monografi Desa Warak, 2014).

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai budaya masyarakat, adat istiadat dan kebiasaan yang dilakukan turun

KEPALA DESA SIPAYUNG KECAMATAN SUKAJAYA KABUPATEN BOGOR PERATURAN DESA SIPAYUNG NOMOR 04 TAHUN 2001 TENTANG

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesenian wayang golek merupakan salah satu kesenian khas masyarakat

Unsur-unsur, sifat, dan fungsi komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR. TAHUN. TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI PAMEKASAN,

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

SALINAN KEPALA DESA OLEHSARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA OLEHSARI NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNSUR, PRINSIP, MODEL KOMUNIKASI

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN WAYANG KULIT DALAM SAPARAN 5.1 Strategi Komunikasi Generasi Belajar Mengenal Tradisi (GBMT) Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan (Effendi 2008:29). Mengacu kepada pengertian yang dikemukakan Effendi diatas, yang harus dipahami adalah apa yang harus dilakukan dalam rangka penyusunan strategi komunikasi pelaksanaan GBMT. 5.1.1 Perencanaan Komunikasi Perencanaan komunikasi adalah sebuah dokumen tertulis yang menggambarkan tentang apa yang harus dilakukan yang berhubungan dengan komunikasi dalam pencapaian tujuan, dengan cara apa yang dapat dilakukan sehingga tujuan tersebut dapat dicapai, dan kepada siapa program itu ditujukan, dengan peralatan dan dalam jangka waktu berapa lama hal itu bisa dicapai (Cangara, 2013:45). Tahap perencanaan komunikasi GBMT yang dilakukan meliputi: 1. Menetapkan Tujuan dan Membentuk Panitia, Tujuan dalam mengenalkan generasi muda terhadap kegiatan budaya yakni dengan 7 : 7 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 35

a. Mengangkat kembali nilai-nilai kebersamaan warga masyrakat tanpa perbedaan usia, sudut pandang, denominasi dan latar belakang. b. Mengenalkan generasi muda terhadap budaya lama dengan membuatnya bersentuhan langsung dengan kultur tradisi budaya leluhur. c. Saling menghargai budaya antar generasi sehingga tercipta kolerasi yang baik. Dasar kegiatan diadakannya pagelaran wayang kulit mengacu pada SURAT KEPUTUSAN PELAKSANAAN MERTI DESA TAHUN 2013 No: /SKep/RW.VI/PMD/XI/2013. Menimbang a) Bahwa untuk mempersiapakan pementasan pagelaran Wayang Kulit dalam rangka Merti Desa ( Saparan ) 2013. b) Bahwa berdasarkan butir (a) tersebut dan dalam rangka memperlancar kegiatan saparan maka perlu membentuk panitia Merti Desa. Mengacu kepada dasar penyelenggaraan diatas RT VIII membentuk panitia penyelenggaraan GBMT sebagai dasar kegiatan diadakannya pagelaran wayang kulit. Secara langsung Ketua RT yang berketempatan ditunjuk menjadi Ketua Panitia penyelenggara. Dibentuknya kepanitiaan tersebut guna mempermudah jalannya kegiatan. Dilaksanakan kurang lebih dua bulan sebelum pelaksanaan melalui rembug 8 desa. 8 Bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti musyawarah bersama. 36

SUSUNAN PANITIA GENERASI BELAJAR MENGENAL TRADISI 2014 Penasihat Penanggung Jawab Ketua Wakil Ketua Sekretaris Bendahara Seksi Konsumsi Seksi Acara Seksi Kesenian Seksi Tempat dan Penerangan Seksi Keamanan Dan Parkir Seksi Among Tamu Seksi Sinoman Seksi Penerbitan Pedagang Seksi Kegiatan Luar Seksi Usaha Dana Seksi Perlengkapan Seksi Dokumentasi : Martono Dan Suwarno : Mukimin : Agus Prasetyo : Muslimin : Ilyas Indra : Wahyudi : PKK RT.08 RW.06 : Joko Sarwono : Sugiyono Dan Hardi : Mulyono : Mujiman dan Joko Manjukono : Yohanes dan Muslih : Sugiyanto Dan Rahmad Joko : Sarwanto : Radiman : Ketua RT.01 RT.08 : Gatot Suyandi : Robby dibantu Karang Taruna 37

2. Aksi atau Menentukan Arah Kegiatan, SURAT KEPUTUSAN PELAKSANAAN MERTI DESA TAHUN 2013 No:SKep/RW.VI/PMD/XI/2013, menetapkan Panitia mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinir penyelenggaraan Merti Desa (saparan). Serangkaian kegiatan diatas dilakukan dalam aksi GBMT 2014, Ketua Panitia dan tokoh yang dihormati masyarakat selain merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinir, mereka mempunyai tanggung-jawab menggerakkan atau mengajak generasi muda berpartisipasi dalam kegiatan budaya. Hal itu diperkuat dengan penuturan (Bpk. Agus Prasetyo, Ketua RT VIII) menyebutkan bahwa : Kami sebagai Panitia bertugas untuk melaksanakan kegiatan dengan saling terbuka agar tercipta koordinasi yang baik antar anggota kepanitiaan. Mengkoordinir mereka bukanlah hal yang mudah, karena faktor luar ataupun pekerjaan mereka yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Namun dengan kesadaran diri, mereka menyadari dan mampu menyisihkan waktunya untuk dharma bakti kepada lingkungan. Mengajak generasi muda untuk bersentuhan langsung, bisa dengan cara mengikutsertakan mereka pada kegiatan budaya ataupun kepanitiaan dan mengadakan free Hotspot. 9 Mengajak generasi muda dalam pembuatan video dokumenter bertemakan budaya, secara tidak langsung pemuda sudah mengikuti jalannya acara kegiatan budaya. Unsur pemuda dalam kepanitiaan agar generasi muda mengetahui atau belajar cara berorganisasi dalam kegiatan budaya. Adanya Free Hotspot, menarik remaja yang awalnya sekedar ingin internetan gratis meraka datang dan melihat pertunjukan wayang kulit. 9 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 38

3. Menentukan Sumber Daya, Sumber daya adalah hal-hal yang dibutuhkan dalam melaksanakan aksi agar tercapainya tujuan yakni dengan partisipasi masyarakat. Istilah partisipasi adalah keikut-sertaan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan. Sedang di dalam kamus sosiologi disebutkan bahwa, partisipasi merupakan keikutsertaan seseorang di dalam kelompok sosial untuk mengambil bagian dari kegiatan masyarakatnya, di luar pekerjaan atau profesinya sendiri (Mardikanto, 2010:151). Keikutsertaan masyarakat desa Warak dalam menentukan sumber dana tanpa paksaan atau kesadaran diri untuk mengambil bagian dari kegiatan masyarakatnya. Diperlukan tenaga, pikiran dan dana untuk sebuah pertunjukan wayang kulit, seperti: pembayaran dalang, peralatan/ niaga, konsumsi, keamanan, penerangan, sesaji, dokumentasi. Hal itu diperkuat dengan penuturan (Bpk. Agus Prasetyo, Ketua RT 08) menyebutkan bahwa : Pengadaan pagelaran wayang kulit harus didukung oleh seluruh masyarakat Warak masalah finansial ataupun waktu dan tenaganya. Dana dibutuhkan sebagai anggaran untuk pengadaan pertunjukan wayang kulit. Tidak sedikit biaya yang dikeluarkan, dibutuhkan dana kurang lebih dua puluh juta guna nanggap wayang dan keperluan pendukung kegiatan lainnya. Iuran warga RW VI menjadi pendukung utama, sebesar Rp.37.500,- sumber dana lainnya didapat dari donatur, pedagang dan sponsor. 10 10 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 39

5.1.2 Manajemen Komunikasi Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya - sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah diterapkan (Handoko, 2012:8). Manajemen komunikasi digunakan untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Mengacu pada pengertian Handoko diatas tahap manajemen komunikasi GBMT dilaksanakan dengan kegiatan meliputi : 1. Kegiatan Pelaksanaan, Pelaksanaan manajemen komunikasi berarti tindakan yang dilakukan dengan kesepakatan bersama dan disetujui oleh anggota. Setiap anggota melaksanakan tugas sesuai dengan perannya. Namun dalam prakteknya semua anggota bahkan warga bisa saling membantu jika diperlukan bantuan. 11 Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku. Istilah persuasi (persuasion) bersumber pada perkataan Latin persuasio. Kata kerjanya adalah persuadere yang berarti membujuk, mengajak, atau merayu (Effendy, 2008:21). Komunikasi persuasif dalam GBMT digunakan untuk mengajak masyarakat berpartisipasi pengadaan pagelaran wayang kulit, untuk membujuk generasi muda mengenal dan bersentuhan langsung dengan kegiatan budaya pagelaran wayang kulit, sehingga membantu jalannya kegiatan untuk memperlancar proses kegiatan kedepan. 11 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 40

2. Pengorganisasian, Pengorganisasian adalah penugasan tanggung jawab tertentu dan pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur formal dimana pekerjaan ditetapkan, dibagikan dan dikoordinasikan (Handoko, 2012:24). Berikut penjelasan tugas atau tanggung jawab sesuai dengan kepanitian GBMT 2014. 12 Penasihat Tugas penasihat yaitu memberi pengarahan, nasihat, saran-saran mengenai hal-hal terkait Saparan, khususnya terkait ritual-ritual khusus dan pelaksan pagelaran wayang kulit. Penanggung Jawab Tugas penanggung jawab yaitu mengangkat Panitia yang telah diusulkan, bersama dengan seluruh lingkungan RT.01-08 menentukan jumlah iuran, dan memberikan mandat kepada Panitia untuk melaksanakan rencana kegiatan. Ketua Tugas ketua yaitu mengorganisir, mengontrol anggota panitia dalam kegiatan yang akan dijalankan. Wakil Ketua Tugas wakil ketua yaitu membatu ketua panitia dalam mengelola kesekretariatan dan pembagian kelompok kerja yang bertugas. 12 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 41

Sekretaris Tugas sekretaris yaitu pembuatan surat menyurat, undangan, dan notulensi Panitia. Bendahara Tugas bendahara yaitu membuat laporan data-data keuangan pemasukan dan pengeluaran. Seksi Acara Tugas seksi acara yaitu menyusun dan melaksanakan jalannya acara yang dilaksanakan. Seksi Kesenian Tugas seksi kesenian yaitu menentukan dalang yang akan dihadirkan. Seksi Usaha Dana Tugas seksi usaha dana yaitu Ketua RT.01 s/d RT.08 telah melakukan penarikan iuran sesuai kesepakatan dalam pertemuan rutin RW.06 Warak yaitu sebesar Rp 37.500,- Seksi Keamanan Dan Parkir Tugas seksi keamanan dan parkir yaitu menjaga keamanan dan ketertiban saat acara berlangsung. Seksi Among Tamu Tugas seksi among tamu yaitu berdiri dipintu utama untuk menerima dan mempersilahkan tamu undangan untuk dipersilahkan duduk. Seksi Konsumsi PKK RT.08 RW.06 Tugas seksi konsumsi yaitu menyiapkan keperluan konsumsi. 42

Seksi Tempat dan Penerangan Tugas seksi tempat dan penerangan yaitu bertanggung jawab mengatur arahan tempat yang digunakan untuk pagelaran wayang kulit serta mengusahakan segala kebutuhan penerangan tempat tersebut. Seksi Penerbitan Pedagang Tugas seksi penerbitan pedagang yaitu mendaftar dan mengkoordinir pedangang yang akan berjualan disepanjang jalan saat pagelaran wayang kulit. Seksi Perlengkapan Tugas seksi perlengkapan yaitu bertanggung jawab dalam pengadaan dan pengecekan kebutuhan acara. Seksi Sinoman Tugas seksi sinoman yaitu bertanggung jawab dan berkoordinasi dengan seksi konsumsi untuk melakukan pengaturan makan dan minum untuk wiyaga, panitia, keamanan dan tamu. Seksi Kegiatan Luar Tugas seksi kegiatan luar yaitu melakukan pengamatan langsung dikegiatan non wayang kulit dengan menuliskan dokumentasi tertulis. Seksi Dokumentasi Tugas seksi dokumentasi yaitu mengabadikan kegiatan dengan merekam atau foto. 43

3. Pengarahan, Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan (leading), secara sederhana, adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan (Handoko, 2012:25). Ketua panitia dan orang yang dihormati mengarahan anggota panitia untuk bergerak sesuai dengan susunan kepanitian masing-masing guna meningkatkan efisiensi kegiatan. Kemampuan untuk memimpin program GBMT dibutuhkan komunikator demi kelancaran komunikasi untuk mengordinir anggota panitia dengan sikap: a. Reseptif, Bagi komunikator tidak akan ada ruginya untuk menerima gagasan dari orang lain, sebab tidak jarang sebuah gagasan yang semula dinilai buruk dapat dikembangkan sehingga menjadi sebuah gagasan yang bermanfaat (Effendy, 2008:16-21). Hal itu menguatkan pendapat (Bpk. Agus Prasetyo, Ketua RT 08) menyebutkan bahwa : Senang sekali jika ada warga yang menyalurkan pemikirannya untuk berbagi. Saya akan menerima gagasan, bahkan kritik tersebut, karena kegiatan ini menyangkut kepentingan bersama. 13 13 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 44

b. Dijestif, Kemampuan komunikator dalam mencernakan gagasan atau informasi dari orang lain sebagai bahan bagi pesan yang akan ia komunikasikan. Ia mampu memahami makna yang lebih luas dan lebih dalam dari yang tersurat, ia mampu melihat intinya yang hakiki seraya dapat melakukan prediksi akibat dari pengaruh gagasan atau informasi tadi (Effendy, 2008:16-21). Kemampuan itu dapat dilihat dari pendapat (Bpk. Agus Prasetyo, Ketua RT 08): c. Asimilatif Saparan, pertunjukan wayang kulit itu dilaksanakan atas dasar nguriuri warisan budaya yang dimiliki. Jika hanya melaksanakan tanpa memahami makna didalamnya bisa jadi kegiatan budaya akan hilang karena kurang memahami pentingnya nilai didalamnya. Tokoh masyarakat, sesepuh desa ataupun orang tua yang memahami makna kebudayaan harus berperan mengenalkan dan mengajarkan kepada generasi muda akan pentingnya warisan budaya dari nenek moyang. Kegiatan budaya pasti mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan kebersamaan didalamnya 14 Kemampuan komunikator dalam menggoreskan gagasan atau informasi yang ia terima dari orang lain secara sistematis dengan apa yang telah ia miliki dalam benaknya, yang merupakan hasil pendidikan dan pengalamannya (Effendy, 2008:16-21). Formulasi dari perpaduan kedua aspek tersebut dikembangkan sehinggga menjadi sebuah konsep GBMT 2014. Kemampuan itu menguatkan pendapat (Bpk. Agus Prasetyo, Ketua RT 08) menyebutkan bahwa : 14 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 45

4. Pengendalian. Pengaruh globalisasi menyebabkan sebagian dari generasi muda terkena dampaknya, mereka lebih menyukai hal yang berbau digital dan menyendiri. Kalau hal itu terus terjadi, mungkin saja kegiatan budaya saparan atau pertunjukan wayang kulit kehilangan penerus kebudayaan yang tidak mengeri makna dan nilai kebaikan didalamnya. Dengan mengangkat tema Generasi Belajar Mengenal Tradisi (GBMT) diharapkan mereka mengenal dan memahami makna kegiatan dengan bersentuhan langsung pada saat kegiatan dilaksanakan. 15 Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pengawasan (controlling), atau sekarang banyak digunakan istilah pengendalian. Pengawasan (controlling) adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan (Handoko, 2011: 25). Hal itu diperkuat oleh pendapat (Bpk. Agus Prasetyo, Ketua RT 08) menyebutkan bahwa : Memantau seluruh kegiatan apakah berjalan sesuai dengan perencanaan yaitu dengan terjun langsung atau memantau perkembangan baik dari laporan data tertulis dari sekretaris atau dari anggota panitia lainnya. Sehingga mampu memberi arahan atau menegur apabila salah satu anggota dianggap kurang efektif dalam melaksanakan tugasnya. 16 Mengenai evaluasi kegiatan kepanitiaan Saparan dapat dilihat di bagian lampiran Laporan PertanggungJawaban 2014. 15 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 16 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 46

5.2 Pengaruh Tingkat Keberhasilan Strategi Komunikasi Untuk mantapnya strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam Rumus Lasswell. Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan tersebut (Effendy, 2008:29-30). Setelah mengetahui bagaimana operasional dari perencanaan komunikasi dan menejemen komunikasi, melalui rumus yang dikemukakan oleh Harold D Lasswell dapat dilihat apa saja yang berpengaruh atas tingkat keberasilan strategi komunikasi GBMT. Gambar 5.1 Ilustrasi Teori Komunikasi Lasswell source message receiver Source, message, channel, dan receiver diatas saling terikat dan memegang peranan penting sebagai dasar tetap adanya pertunjukan wayang kulit mampu bertahan hingga kini. 1. Who, Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, 47

organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa inggrisnya disebut source, sender atau encoder (Cangara, 2007:24). Komunikator yang dimaksudkan yaitu Tokoh masyarakat setempat, meliputi Tetua atau sesepuh desa Warak, Ketua RW VI, Ketua RT dan Kepanitiaan sebagai pembuat atau pengirim informasi dalam menjalankan kegiatan pertunjukan wayang kulit. 17 2. Say what, Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau information (Cangara, 2007:24). Pesan biasanya mengandung isi mengenai nilai-nilai kebaikan bagi kehidupan bermasyarakat, penyampaian kritik sosial yang sedang terjadi, informasi dan nasihat. 18 3. In which channel, Media yang dimaksud disini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima (Cangara, 2007:25). Wayang kulit memegang peranan yang digunakan sebagai media tradisional menyampaikan pesan dari tokoh masyarakat (komunikator) untuk kepada masyarakat (komunikan) dan hiburan yang berbentuk tontonan dan tuntunan. 19 17 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 18 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 19 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 48

4. To whom, Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau Negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber (Cangara, 2007:26). Komunikan yang dimaksudkan yaitu seluruh masyarakat desa Warak dan warga lain yang hadir pada saat diadakan pagelaran wayang. Khusus generasi muda yang menjadi sasaran kami dengan harapan dapat memahami dan meneruskan warisan nenek moyang. 20 5. With what effect, Pengaruh atau efek adalah perbedaaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang (Cangara, 2007:26). Perubahan seperti bertambahnya pengetahuan merupakan efek yang diharapkan oleh tokoh masyarakat agar mereka memahami dan mampu meneruskan kegiatan kebudayaan yang dimiliki agar tidak termakan oleh jaman dengan bersentuhan langsung dan hadir dalam lokasi pertunjukan wayang kulit. 21 6. When. (Kapan dilaksanakannya?), Pertunjukan wayang kulit dalam tradisi saparan dilaksanakan secara periodik- 20 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 21 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 49

setahun sekali bulan Sapar, Jum at wage atau Selasa wage dalam tanggalan nasioanal jatuh pada tanggal 16 Desember 2014. 22 7. How. (Bagaimana melaksanakannya?), Sebelum menghadirkan pertunjukan wayang kulit maka tokoh masyarakat dan pendukungnya mengadakan pertemuan (musyawarah) kurang lebih dua bulan sebelum acara guna persiapan keseluruhan yang dibutuhkan. Seperti merencanakan tujuan kegiatan, pembentukan kepanitian, pelaksanaan dan mengkoordinir. 23 8. Why. (Mengapa dilaksanakan demikian?) Komunikasi turut menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya (Mulyana, 2009:6). Secara turun temurun kegiatan itu terus dilakukan dan dikomunikasikan dengan menjelaskan makna, mengajak bersentuhan langsung dengan kegiatan budaya kepada generasi selanjutnya guna nguri-uri budaya sebagai warisan turun temurun yang menjadi kebanggaan masyarakat desa ditengah arus globalisasi. 24 Dalam prespektif ilmu kajian media wayang adalah kebudayaan sekaligus media komunikasi untuk tontonan dan tuntunan. Saparan adalah kebudayaan sekaligus media untuk melestarikan wayang kulit. Budaya adalah komunikasi dan komunikasi adalah budaya (Mulyana, 2009:6). Wayang kulit secara komunikasi adalah media tontonan dan tuntunan. Wayang kulit secara antropologi adalah kebudayaan. 22 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 23 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 24 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 50

5.3 Keberhasilan Strategi Komuniaksi GBMT Tahap akhir dari strategi komunikasi berhasil atau tidak, diperlukan tinjauan mengenai pelaksanaan kegiatan komunikasi. 5.3.1 Keberhasilan Komuniaksi Model Lasswell Tabel 5.4 Tingkat Kebrhasilan Model Komunikasi Lasswell NO UNSUR KOMUNIKASI PELAKSANAAN 1. Who Tetua atau sesepuh desa Warak, Ketua RW VI dan Ketua RT 8 (Panitia) 2. Say what Cerita mengenai nilai kebaikan, kritik sosial, informasi dan hiburan. 3. In which channel Wayang Kulit. HASIL V Menutut (Cangara,2007:24) menyatakan siapa komunikatornya. V Menutut (Cangara,2007:24) menyatakan Pesan apa yang dinyatakan. V Menutut (Cangara,2007:25) menyatakan Media apa yang digunakan. 4. To whom Masyarakat Desa Warak. V Menutut (Cangara,2007:26) menyatakan siapa komunikannya 5. With what effect Masyarakat memahami kegiatan budaya dan meneruskan warisan leluhur. 6. When Secara eriodik setahun sekali. Bulan Sapar, Jum at wage dalam tanggalan Jawa. 7. How Musyawarah ± dua bulan sebelum acara untuk persiapan kebutuhan pelaksanaan. 8. Why Nguri-uri budaya Jawa sebagai warisan leluhur. Ket: V = Sesuai O = Tidak Sesuai V Menutut (Cangara,2007:26) menyatakan efek apa yang diharapkan komunikator kepada komunikan. V Menutut (Effendy, 2008:30) menyatakan kapan dilaksanakan. V Menutut (Effendy, 2008:30) menyatakan bagaimana melaksanakannya. V Menutut (Effendy, 2008:30) menyatakan mengapa dilaksanakan demikian. BERHASIL 51

5.3.2 Efektif & Efisien Strategi Komunikasi Tingkat keberhasilan strategi komunikasi mempertahankan wayang kulit dilihat melaui manajemen, yakni dengan melihat efisiensi dan efektivitas. Menurut ahli manajemen Peter Drucker (Handoko, 2012:7) menyebutkan bahwa: Efektifitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things), sedang efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing thing right). Tabel 5.5 Efektif & Efisien Tingkat Keberhasilan Strategi Komunikasi Dalam Mempertahan Wayang Kulit PERENCANAAN NO KOMUNIKASI 1. Tujuan - SURAT KEPUTUSAN PELAKSANAAN MERTI DESA TAHUN 2013 No: /SKep/ RW.VI/ PMD/XI/2013. (membentuk panitia) 2. Aksi -SURAT KEPUTUSAN PELAKSANAAN MERTI DESA TAHUN 2013 No: /SKep/ RW.VI/PMD/XI/2013. (merencanakan, melaksanakan, mengkoordinir) 3. Sumber Daya -Menentukan SDM (dana, tenaga dan pikiran) untuk kelancaran kegiatan. PELAKSANAAN - Membentuk panitia penyelenggara GBMT -Semua bertanggung jawab atas tugas sesuai dengan struktur kepanitian. -Partisipasi masyarat dengan ikut serta dalam merencanakan hingga pelaksanaan. -Iuran masyarakat HASIL V Efektif & Efisien V Efektif & Efisien V Efektif & Efisien V= Sesuai Rencana BERHASI O= Tidak Sesuai Rencana L 52

5.3.3 Faktor Kondusif & Penghambat Wayang Kulit Beberapa faktor pendukung secara umum dalam strategi komunikasi GBMT mempertahankan pertunjukan wayang kulit, yaitu: 1. Adanya upacara bersih desa atau saparan, pertunjukan wayang kulit secara langsung mampu bertahan sebagai warisan budaya. 25 2. Keberadaan media tradisional tidak dapat dilepaskan dari masyarakat atau komunitas budaya pendukungnya (Gunarjo, 2011:5). Hal itu sejalan dengan minat masyarakat desa Warak terhadap wayang kulit sebagai warisan leluhur yang harus dilestarikan dan menjadikan wayang kulit sebagai hiburan atau penghubung masyarakat setempat sehingga tetap guyub dan sayuk. Selain itu mendapat dukungan juga dari Pemerintah Kota Salatiga. Peran generasi muda yang turut terlibat dalam kepanitian dengan tradisi yang dilakukan diharapkan generasi muda mengenal dan bersentuhan dengan budaya tersebut sehingga mampu meneruskan warisan leluhur dikemudian hari. 26 3. Adanya penonton pertunjukan wayang kulit, karena sebuah pertunjukan wayang kulit tidak ada artinya tanpa kehadiran penontonnya. 27 25 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 26 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 27 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 53

Gambar 5.2 Pagelaran Wayang Kulit Dalam Tradisi Saparan Sumber: Dok. Pribadi, 2014. Gambar 5.3 Kehadiran Penonton Pegelaran Wayang Kulit Sumber: Dok. Vidio Pagelaran Wayang Kulit RW VI Warak, 2013. 54

Gambar 5.4 Apresiasi Penonton Yang Tinggal di Warak Sumber: Dok. Vidio Pagelaran Wayang Kulit RW VI Warak, 2013. Gambar 5.5 Peran Generasi Muda Yang Turut Terlibat Kepanitian Mendokumentasikan Pagelaran Wayang Kulit Sumber: Dok. Pribadi, 2014. 55

Gambar 5.6 Dokumentasi Pagelaran Wayang Kulit Oleh Generasi Muda Sumber: Dok. Pribadi, 2014. Gambar 5.7 Penugasan Generasi Muda Bagian Sekretariat Sumber: Dok. Pribadi, 2014. 56

Faktor penghambat dalam strategi komunikasi GBMT dalam mempertahankan wayang kulit, yaitu: 1. Cuaca. Musim hujan menjadi kendala sebagian masyarakat untuk datang menonton wayang kulit, namun pagelaran wayang kulit tetap dilaksanakan semalam suntuk. 28 2. Waktu. Mengenai keterbatasan waktu, dimana dalam pertunjukan wayang kulit selama delapan jam non stop dianggap terlalu pakem oleh generasi muda. Namun dalam pertunjukan wayang, penonton bebas memilih waktu sesuai acara yang diminati, misal saat cerita yang disukai, gara-gara, sinden, bahkan selama menonton wayang mereka bisa sambil mengobrol atau berjualan. Dengan demikian tidak seluruh pesan yang disampaikan dalang melalui pagelaran wayang dapat diterima. 29 28 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 29 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014. 57