Soeharto Sudah Korupsi Sejak Pangdam Diponegoro?

dokumen-dokumen yang mirip
pengalaman putra 'tokoh integrasi' Tionghoa Indonesia pada 1965

Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965

Partai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar.

Kearifan guru sejarah, benar-benar diuji saat menyampaikan narasi sejarah 1965

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

G30S dan Kejahatan Negara

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946

Kenapa Soeharto Tidak Mencegah G30S 1965?

Materi Sejarah Kelas XII IPS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

Meninjau Kembali Pembantaian 50 Tahun Lalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan,

Surat-Surat Buat Dewi

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Bab ini merupakan tinjauan pustaka yang mengemukakan sumber-sumber

TRILOGI NOVEL MARITO

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang

Catherine, Svetlana, dan Pancasila

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

Buku «Memecah pembisuan» Tentang Peristiwa G30S tahun 1965

BAB I PENDAHULUAN. Bolaang Mongondow adalah sebuah suku bangsa di Indonesia. Dimana suku

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki sejarah panjang untuk mendapatkan kemerdekaannya di tahun Hanya saja, tidak banyak yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

Surat dari Praha, Kisah Cinta Sejati yang Terhalang Tirani

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

Presiden Republik Indonesia,

Meneladani Sikap Pahlawan Kita, Yos Sudarso.

BIOGRAFI MR. ASAAT DATUK MUDO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Cinta Kedua. Majalah Parents Desember Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi.

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berasal dari Tuhan, dan tidak dapat diganggu gugat oleh. Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan salah satu nilai dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85)

Pejuang Bersenjatakan Kamera Yang Hampir Dilupakan Posted by Senov - 17 Aug :08

Pilpres 2019 Pertarungan Antar-Dinasti:

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*BUNG KARNO PENYAMBUNG LIDAH RAKYAT INDONESIA CINDY ADAMS* *<EDISI ASLI: SUKARNO AN AUTOBIOGRAPHY, AS TOLD TO CINDY ADAMS>*

Salawati Daud, Walikota Perempuan Pertama Di Indonesia

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI

No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

BAB I PENDAHULUAN. Utara di sebelah Tenggara dan Selatan. (Adan 2006: 3)

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema

NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER

Pahit Kisah Dita Sari, Dipenjara & Dituduh Subversif Komunis

Tentang: TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA. Indeks: TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FORMAT KASUS - KOMPREHENSIF

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERANG DI INDONESIA. Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH

KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM PIDANA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA MASSA. I. Pembocoran Rahasia Negara. Pasal 112. II. Pembocoran Rahasia Hankam Negara

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1960 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN KEPADA PERINTIS PERGERAKAN KEBANGSAAN/KEMERDEKAAN

Pemenuhan Hak-Hak Veteran Republik Indonesia Oleh: Yeni Handayani *

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

2016, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 182, Tamb

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1959

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

Ketika Bung Karno Didemo Tentara

Presiden Republik Indonesia,

Transkripsi:

Soeharto Sudah Korupsi Sejak Pangdam Diponegoro? Ini Catatan Pranoto 07:10 01 OKT 2015 http://budaya.rimanews.com/buku/read/20151001/237184/soeharto-sudah-korupsi-sejak-pangdam-diponegoro-ini-catatan-pranoto- Rimanews - Pada setiap penghujung September, kisah-kisah kelam kekerasan pemberontakan 1965 kembali bergaung di Indonesia dan masih saja banyak pihak mempertanyakan kebenaran peristiwa berdarah itu. Sponsored 6 Hal Yang Harus Ditempa Rutin Oleh Seorang Petarung Jenderal (Purn) Pranoto Reksosamodra, salah seorang petinggi militer pada masa itu, puluhan tahun lalu telah menulis perjalanan hidupnya yang terkait dengan sejarah pergolakan kemerdekaan hingga masa gerakan 30 September 1965 yang dulu senantiasa dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Pranoto Reksosamodra menulis kisah hidupnya semata-mata untuk diwariskan kepada putra-putri dan cucunya, guna mengungkapkan kebenaran. Maklum, sang jenderal

ditangkap dan ditahan pada masa Orde Baru selama 15 tahun tanpa diadili, bahkan dilucuti hak-haknya sebagai seorang jenderal TNI. Catatan yang ditulisnya sedikit-demi sedikit ketika Pranoto menjalani masa tahanan, sebagian besar berupa tulisan tangan di atas berjilid-jilid buku tulis itu baru diterbitkan oleh penerbit Kompas pada 2014 setelah tersimpan lama, kini sudah dicetak ulang pada Januari 2015 sebanyak 3.000 eksemplar serta Mei 2015 sebanyak 4.000 eksemplar. Membaca tulisan Jenderal Pranoto yang jabatan terakhirnya adalah "caretaker" Menteri/Pangad dan Asisten III Menteri/Pangad, layaknya membaca dongeng seorang ayah atau seorang kakek kepada putra-putri dan cucunya, ceritanya mengalir bak karya fiksi. Buku yang disunting oleh Amalia Bachtiar disertai kata pengantar oleh sejarawan dari LIPI Asvi Warman itu diawali dengan cerita masa kecil Pranoto sebagai anak Desa Bagelen, Purworejo, yang bercita-cita menjadi guru, namun akhirnya menjadi tentara yang terlibat dalam perang gerilya memperjuangkan kemerdekaan. Bagian penting dari buku ini adalah ketika Pranoto bercerita dengan runtut mengenai kegiatannya pada 30 September hingga 1 Oktober 1965 dan juga masa-masa ketika menjabat sebagai Panglima Tentara Teritorium IV/Diponegoro, menggantikan Kolonel Soeharto, rekannya selama perjuangan. Pranoto menceritakan, pemeriksaan atas dugaan penyelewengan keuangan oleh pendahulunya itu membuat hubungan kedua sahabat itu meregang dan tidak pernah pulih kembali dan setelah peristiwa penculikan para jenderal pada 30 September 1965 dalam situasi politik yang tidak menentu, Soeharto memerintahkan penangkapan terhadap dirinya pada 16 Februari 1966. Dibuka dengan kisah kanak-kanaknya di Desa Bagelen, Purworejo, pembaca bisa menikmati suasana desa saat itu melalui penuturan Pranoto mengenai kenangan masa kecilnya, masa berselolah bahkan juga mengenai pengalamannya mencuri-curi mandi di sungai. Masa kanak-kanak yang dianggap pahit karena dipisahkan dari eyang canggah (kakeknya ayah) yang memanjakannya untuk ikut pada keluarga kakak sulung di Semarang hingga ke perantauan di Batavia (Jakarta pada waktu itu) disertai kisah-kisah menarik saat ia melihat hantu dan tersengat listrik.

Pranoto juga menulis kenakalannya sebagai anak ketika mengganggu adiknya dan berusaha menghindari kejaran ayah yang akan menghukumnya. Ketika akhirnya ia tertangkap dan mendapat hukuman fisik dipukul dengan lidi di kaki, ia pun mengeluarkan sumpah-serapah, "Besok bila aku menjadi bupati, bapak tidak akan kubelikan rumah gedung!" (hal.30). Keceriaan masa kanak-kanaknya pudar ketika ayahnya, R. Soempeno Reksosamodra meninggal dunia dan membuat ibunya, R.Ngt. Wasiah menjanda serta harus menghidupi sembilan anak (seorang anak sudah meninggal ketika kecil). Kegetiran akibat himpitan ekonomi membuat Pranoto yang lahir pada 16 April 1923 itu nyaris tidak bisa melanjutkan sekolah ke MULO (setingkat SMP) dan ibunya menyuruhnya mencangkul serta bercocok tanam. Ibu dan kakak-kakaknya bahu membahu menyekolahkan Pranoto yang merupakan anak ke sembilan dari sepuluh bersaudara dan anak lelaki kedua dalam keluarganya, setelah melihat tekatnya yang kuat untuk melanjutkan pendidikan dengan cita-cita menjadi guru. Memanggul Senjata Alih-alih menggapai cita-cita sebagai seorang pengajar, Pranoto malah memutuskan bergabung dalam militer melalui pendidikan Pembela Tanah Air (PETA) angkatan pertama yang menjadi awal karirnya sebagai tentara. Perang gerilya, pernikahan dengan gadis idaman, Rr. Soeprapti Poerwodisastro di masa perang dan lahirnya anak-anak pada masa sulit mewarnai hidup Pranoto yang banyak berjuang di seputar Jogjakarta-Salatiga-Semarang. Berkejar-kejaran dengan tentara Belanda (Agresi II), bersembunyi di ceruk sungai, melewati gorong-gorong penuh tinja, bersembunyi di rumah penduduk dan menyaksikan anak buah gugur, menjadi cerita sejarah yang memukau dan heroik. Pada saat itu Pranoto juga merekam memorinya mengenai kesan sederhana kehidupan sang raja Jawa, Sultan Habengkubuwono IX yang pernah mendapat "perintah" dari seorang pedagang beras di pasar untuk mengangkut beras di mobilnya, atau bagaimana ketika ia berlindung di bawah pohon gayam ketika pesawat militer Belanda menembakinya. "Tetapi masih malang pula nasibku. Buah gayam yang terkena tembakan mitraliur dari pesawat Mustang tadi rontok menjatuhi badanku, cukup sakit juga karena buahnya sebesar telur-telur itik" (hal.99).

Setelah Indonesia merdeka, Pranoto sempat dikirim ke Irian Jaya (Papua) untuk operasi pembebasan, kemudian juga menumpas pemberontakan dan mengamankan kekacauan di Sumatra Barat. Ia pun dikenal dekat dengan Presiden Soekarno, yang pernah memintanya "mendalang" pada suatu peringatan ulang tahun Soekarno di Istiana Merdeka. Semua perjuangannya seperti terlupakan ketika ia kemudian harus mendekam di rumah tahanan Boedi Oetomo dan Nirbaya selama 15 tahun tanpa tuduhan yang jelas dan tidak pernah diadili, kecuali beberapa kali pemeriksaan yang berupa wawancara oleh tim pemeriksa. Isi pemeriksaan pun ditulisnya dengan lengkap dan tersaji dalam buku ini, untuk pertamakali disiarkan ke muka publik. Keteguhan jiwa membuat ia tetap tidak kehilangan akal dan mengisi hari-hari yang kosong di balik dinding rumah tahanan dengan menulis, melukis, mengukir dan berbagai aktivitas lain yang digemarinya. Pembaca dapat menikmati kesaksian Pranoto di seputar peristiwa 1965 dan gerakan politik yang menyertainya sampai saat ia ditangkap pada 1966. Menurut Asvi Warman Adam dalam kata pengantarnya, buku ini menggambarkan perjuangan yang tidak pernah henti yang dilakukan Pranoto sejak 1945 hingga 1965. Namun ia dilemparkan dari puncak karir militer dan dicampakkan sebagai pesakitan politik yang tidak jelas kesalahannya. Buku ini, yang ditulis untuk kepentingan keluarga, menjelaskan kepada keturunannya sendiri akan keadaan yang sebenarnya, bisa menjadi catatan sejarah yang layak dibaca, bersanding dengan puluhan bahkan ratusan buku sejenis. Para pembaca akan dapat belajar dan menemukan kebenaran dengan mempelajari fakta-fakta sejarah dari sumber-sumber yang terpercaya, setidaknya seperti sang penyunting, Imelda Bactiar yang juga bersedia menelisik kebenaran kisah ini melalui riset pustaka dan penulusuran lapangan yang disertakan dalam catatan kakinya. Pranoto tutup usia pada 9 Juni 1992 tanpa mendapat jawaban akan kasus penahanan yang juga membuat karir militernya terhenti, tidak lagi menerima gaji dan pensiun serta tidak juga menerima pemberhentian resmi sebagai anggota militer aktif. "Nama baik Pranoto Reksosamodro perlu dipulihkan," tulis Asvi Warman Adam.

* * * Peresensi: Maria D. Andriana Judul Buku: Catatan Jenderal Pranoto Reksosamodra dari RTM Boedi Oetomo sampai Nirbaya Penerbit: Kompas tahun 2014.