STUDI TENTANG PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN KASUS DM (DIABETES MELLITUS) DI UPTD PUSKESMAS BOYOLALI I KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI TENTANG PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN KASUS DM (DIABETES MELLITUS) DI UPTD PUSKESMAS BOYOLALI I KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kasus Diabetes Mellitus (DM) (Depkes RI, 2008). International Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. mellitus (Perkeni, 2011). Secara umum hampir 80% prevalensi. diabetes mellitus adalah diabetes mellitus tipe 2.

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 2 No 1 Januari 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

ABSTRACT. Keywords : Accreditation, KARS, APK 3.2, APK, APK 3.3 Bibliography : 19 ( ) ABSTRAK

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia pada abad 21. WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2025,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

ANALISIS PROSES PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS KOMBOS KOTA MANADO Try Putra. I. Tampongangoy*, Grace D. Kandou*, Febi K. Kolibu*

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGIRIMAN LAPORAN KIA DARI PUSKESMAS KE DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

GAMBARAN PELAKSANAAN RUJUKAN LANJUT BERJENJANG PADA PASIEN BPJS DI PUSKESMAS NGESREP KOTA SEMARANG TAHUN 2015 ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci : Pelayanan, Informasi Obat.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 ayat 3 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis

PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) BERBASIS WEB DI PUSKESMAS PAJANG SURAKARTA

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

Mira Asmirajanti Fikes Universitas Esa Unggul Jl. Raya Arjuna no. 9 Jakarta Barat

PENATALAKSANAAN KASUS-KASUS EMERGENSI KEBIDANAN YANG BERASAL DARI RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Organisasi adalah salah satu komponen penting dalam

Tri Purnama Sari. : Kendala Petugas Rekam Medis, Kode Penyakit, BPJS ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN DI RSUD BANYUDONO

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP)

INTISARI STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN INFORMASI OBAT ANTIHIPERTENSI KEPADA PASIEN DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

mikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-372.html MIKM UNDIP

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

Tugas Akhir_103 BAB I PENDAHULUAN

TINJAUAN PENERAPAN SIMPUS DI BAGIAN PENDAFTARAN DI PUSKESMAS MIJEN SEMARANG TAHUN Achmad Ardy Sudrjad

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

SOP. KOTA dr. Lolita Riamawati NIP

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. mungkin terjadi (Suyono dan Erawati dalam Indriyani, 2007). Puskesmas Ngrambe, dibentuklah perkumpulan penderita Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

Dian Azani Dosen Akbid 165 Pekanbaru, Indonesia ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK TINJAUAN TERHADAP PENERAPAN HOSPITAL DOTS LINKAGE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL KOTA BANDUNG TAHUN 2012 DALAM UPAYA PENANGANAN TUBERKULOSIS PARU

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI DI RST BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INTISARI STUDI DESKRIPTIF KEBUTUHAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN PADA PUSKESMAS INDUK DI KABUPATEN BALANGAN BERDASARKAN METODE NILAI RASIO

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 59 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016

LEMBAR PENGE SAHAN ARTIKEL ILMIAH

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro


HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya dan keselamatan kerja (K3) dalam pemakaian alat medis, untuk

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

109 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

ANALISIS PENCATATAN KESEHATAN IBU HAMIL PADA BUKU KIA DALAM MEMONITOR KEHAMILAN DI FASILITAS KESEHATAN WILAYAH KERJA IBI RANTING NGEMPLAK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

ABSTRAK TINJAUAN TATALAKSANA REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KEPOLISIAN PUSAT RADEN SAID SUKANTO DI JAKARTA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

UKP (UPAYA KESEHATAN PERORANGAN)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI DIAGNOSA KEPERAWATAN AKTUAL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

INTISARI STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN INFORMASI OBAT ANTIBIOTIK KEPADA PASIEN DI PUSKESMAS SUNGAI MESA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

KONSULTASI & RUJUKAN DALAM PRAKTEK DOKTER KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. kencing manis semakin mengkhawatirkan. Menurut WHO pada tahun 2000

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS GAJAHAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

Transkripsi:

STUDI TENTANG PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN KASUS DM (DIABETES MELLITUS) DI UPTD PUSKESMAS BOYOLALI I KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh : Erni Widaryanti J410121012 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

STUDI TENTANG PELAKSANAAN SISTIM RUJUKAN DM (DIABETES MELLITUS) DI UPTD PUSKESMAS BOYOLALI I KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 Erni Widaryanti Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiyah Surakarta (febiola.putri31@yahoo.com) ABSTRAK Pelaksanaan rujukan di UPTD Puskesmas Boyolali I yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas belum dilakukan secara lengkap sesuai dengan petunjuk teknis yang seharusnya karena tidak ada Standart Operasional Prosedur dalam pelaksanaannya. Tujuan penelitian adalah bagaimana pelaksanaan sistem rujukan kasus DM di UPTD. Puskesmas Boyolali I Kabupaten Boyolali. Metode penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif, dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menggambarkan langkah-langkah pelaksanaan rujukan belum sesuai dengan Standar Operasional Prosedur rujukan di Puskesmas. Penentuan kasus rujukan belum diperhatikan dan belum sesuai dengan protap penentuan keadaan pasien. Penentuan tempat rujukan baru sebatas Rumah Sakit Banyudono dan Pandanaran, serta penerimaan informasi dari tempat rujukan belum sesuai harapan sehingga rencana tindak lanjut dan monitoring belum efektif. Kesimpulan akhir pada penelitian Pelaksanaan rujukan kasus DM belum sepenuhnya sesuai dengan Standard Operational Procedure yang ada di tingkat Puskesmas. Kata kunci : Sistem, Rujukan, Diabetes Mellitus ABSTRACT Implementation of referral health center in Boyolali I UPTD conducted by clinic staff had not done in complete accordance with the technical guidelines should be because there is no standard operating procedure in the implementation. The purpose of the study is how the implementation of the referral system in the case of DM UPTD. I Boyolali Boyolali health center. Methods This study uses descriptive qualitative research design, the research design used a cross-sectional approach to observation and in-depth interviews. Results illustrate the implementation of measures in accordance with the referral has not been standard operating procedure at the referral health center, Determination of referral cases have not been considered and not according to the standard procedure of determining the state of the patient, determination of the extent of the new referral hospital and Pandanaran Banyudono, as well as receiving information from the referral has not been as expected so that follow-up and

monitoring plans have not been effective. The final conclusion of the study reference implementation of DM cases not fully in accordance with the Standard Operational Procedures available at health center level. Keywords: System, Reference, Diabetes Mellitus PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran, memungkinkan dilakukan upaya pengendalian berupa kegiatan promotif, preventif serta penangulangan penyakit tidak menular, dimana salah satu penyakit tersebut yaitu kasus Diabetes Mellitus (DM) (Depkes RI, 2008). International Diabetes Federation (IDF) menyatakan pada tahun 2005 terdapat 200 juta (5,1%) dengan Diabetes Mellitus (DM), dan diperkirakan pada tahun 2025 meningkat menjadi 333 juta (6,3%), dimana di Negara Indonesia termasuk dalam 10 besar Negara dengan penduduk DM terbanyak. Hasil penelitian Epidemiologis di Jakarta, membuktikan adanya peningkatan prevalensi penyakit DM, berdasarkan Survei kesehatan rumah tangga 2001, menemukan prevalensi penduduk dikalangan usia 25-64 tahun, sebesar 7,5%; di Jawa dan BaIi surveilans faktor risiko di Depok (2001) yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) menemukan prevalensi DM pada usia 25-64 tahun sebesar 12,8%; dan dilakukan intervensi terhadap perilaku (Perkeni, 2002). Berdasarkan Data Kunjungan Pasien dengan rujukan di UPTD Puskesmas Boyolali I tahun 2013, ditemukan hasil rekapitulasi Tiga Besar Kasus Penyakit dengan Jumlah Rujukan Kasus DM: 256; Sesak Nafas: 28;

dan Thipoyd: 28 penderita data dilaporkan pada bulan Januari-November 2013. Wilayah Puskesmas Boyolali I ada di Daerah Perkotaan dan Kasus Penyakit diabetes ini banyak ditemukan di daerah perkotaan, banyak yang menganggap bahwa penyakit diabetes ini adalah penyakit keturunan, padahal dari sejumlah penderita penyakit ini, masih sedikit yang tercatat disebabkan oleh faktor keturunan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di UPTD Puskesmas Boyolali I dengan metode wawancara kepada petugas puskesmas menyatakan bahwa pada pelaksanaan kegiatan rujukan yang ada, mulai dari pertama kali pasien datang mendaftarkan diri, pembuatan administrasi surat rujukan, sampai pengiriman penderita, langkah-langkah rujukan yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas belum dilakukan secara lengkap sesuai dengan petunjuk teknis yang seharusnya karena tidak ada standart Operasional Prosedur dalam pelaksanaannya. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul Studi Tentang Pelaksanaan Sistem Rujukan Kasus DM di Puskesmas Boyolali I Kabupaten Boyolali. Tujuan penelitian ini adalah untuk Melakukan studi pelaksanaan sistem rujukan Kasus DM di UPTD. Puskesmas Boyolali I, Kabupaten Boyolali.

METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional analisis data bersifat terbuka artinya senantiasa mengalami penyempurnaan, perubahan dan perbaikan berdasarkan data yang masuk. Penelitian dilakukan di UPTD Puskesmas Boyolali I Kabupaten Boyolali pada bulan Desember 2013 Maret 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga paramedis Puskesmas Boyolali I yang berjumlah 5 orang. Teknik pengambilan sempel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan sistem rujukan Kasus Diabetes Melitus di UPTD Puskesmas Boyolali I Berdasarkan dari hasil wawancara terhadap narasumber 1,2,3,4 dan 5 pelaksanaan sistem rujukan kasus DM di UPTD Puskesmas Boyolali 1 bahwa langkah-langkah sistem rujukan di UPTD Puskesmas Boyolali I dalam pelaksanaanya tidak menggunakan SOP, dikarenakan SOP belum dibuat secara sistematis. Sehingga perlu dikaji ulang pelaksana sistem rujukannya 1. Langkah-langkah sistem rujukan kasus Diabetes Mellitus (DM) di UPTD. Puskesmas Boyolali I, Kabupaten Boyolali. Pelaksanaan rujukan di UPTD Puskesmas Boyolali 1 belum mengambarkan sistem sesuai dengan yang diharapkan, dimana sistem

dapat diartikan sebagai tata cara kerja yang saling berkaitan dan bekerja sama membentuk suatu aktivitas dalam mencapai suatu tujuan (Depkes RI, 2006). 2. Penentuan keadaan pasien yang harus dirujuk dalam sistem rujukan kasus DM di UPTD. Puskesmas Boyolali I, Kabupaten Boyolali. Menentukan kegawatdaruratan penderita, keputusan untuk melakukan rujukan dilakukan apabila puskesmas tidak dapat memberikan pelayanan medis dan/atau pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan pasien. Penentuan kondisi tersebut belum memperhatikan alur penapisan pada kasus DM yang seharusnya dilakukan penanganan atau harus dikirim ke pelayanan lebih lengkap. Hampir semua penderita dirujuk ke Rumah Sakit, dimana secara protap seharusnya memperhatikan beberapa hal. 3. Penentuan tempat tujuan rujukan dalam sistem rujukan kasus DM di UPTD. Puskesmas Boyolali I, Kabupaten Boyolali. Berdasarkan hasil wawancara pada informan utama, fasilitas kesehatan sebagai tempat rujukan yang selama ini menjadi tujuan pengiriman penderita puskesmas Boyolali 1 belum terprosedur dengan baik, komunikasi terkait tempat rujukan yang akan dituju baru berorientasi pada satu hal saja, yang mana faskes tersebut mampu menerima rujukan dari puskesmas dengan memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan kasus rujukan, mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju tidak dilakukan pemberitahuan terlebih dahulu

bahwa akan ada penderita yang dirujuk. Pada prinsipnya dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang mempunyai kewenangan dan terdekat, termasuk pelayanan kesehatan swasta yang tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita. Hanya pelaksanaannya belum terprosedur dengan baik. 4. Pengiriman Informasi tempat rujukan dalam sistem rujukan Kasus DM di UPTD Puskesmas Boyolali I, Kabupaten Boyolali. Pengiriman Informasi tempat rujukan belum begitu lengkap sehingga feed back tidak bisa dilakukan dengan baik, rencana tindak lanjut dan pengelolaan pasien kurang optimal, sehingga tidak bias memantau perkembangan kesehatan pasien. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Langkah-langkah sistem rujukan kasus Diabetes Mellitus (DM) di UPTD. Puskesmas Boyolali I, Kabupaten Boyolali pelaksanaan rujukan kasus DM di UPTD Puskesmas Boyolali I bahwa sistem rujukan belum sesuai dengan SOP, di mana SOP itu belum dibuat dan dirumuskan dari pihak UPTD Puskesmas Boyolali I. 2. Penentuan keadaan pasien yang harus dirujuk dalam sistem rujukan kasus Diabetes Mellitus (DM) di UPTD. Puskesmas Boyolali I, Kabupaten Boyolali belum memperhatikan penapisan kasus rujukan yang seharusnya, penentuan diagnosa yang tepat sangat menentukan keadaan pasien yang

seharusnya mendapatkan penanganan lebih lanjut dan tempat fasilitas sarana prasarana yang lebih memadai. 3. Penentuan tempat tujuan rujukan dalam sistem rujukan kasus Diabetes Mellitus (DM) di UPTD. Puskesmas Boyolali I, Kabupaten Boyolali belum memenuhi kriteria tempat rujukan yang seharusnya, dengan beberapa pertimbangan salah satunya jarak dan tenaga sehingga penentuan tempat rujukan yang paling tepat belum optimal. 4. Pengiriman Informasi tempat rujukan dalam sistem rujukan Kasus Diabetes Mellitus (DM) di UPTD. Puskesmas Boyolali I Kabupaten Boyolali belum begitu lengkap sehingga feed back tidak bisa dilakukan dengan baik, rencana tindak lanjut dan pengelolaan pasien kurang optimal. 5. Belum ada Standart Operational Procedure (SOP) sistem rujukan yang dilaksanakan di UPTD Puskesmas Boyolali I, Kabupaten Boyolali. B. Saran 1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Peningkatan monitoring dan evaluasi kasus rujukan di Boyolali, sehingga meminimalkan besaran jumlah rujukan ke RS yang menyebabkan kualitas pelayanan kurang maksimal. 2. Bagi UPTD Puskesmas Boyolali I. Peninjauan kembali dan evaluasi internal untuk penataan kembali sistem rujukan di Puskesmas dengan membuat SOP yang dapat mengacu pada Puskesmas lain.

3. Bagi Perawat UPTD Boyolali I Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan dan pengembangan diri sehingga meningkatkan keprofesionalan kerja untuk peningkatan pelayanan. 4. Peneliti selanjutnya Pengembangan penelitian lebih lanjut untuk melihat evaluasi dan kualitas pelayanan rujukan di puskesmas di wilayah Kabupaten Boyolali.

DAFTAR PUSTAKA Azwar S. 2008. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta Azwar, Azrul. 1996, Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta Depkes RI. 2006. Pedoman Sistem rujukan tingkat Kabupaten/Kota, Jakarta: Depkes RI Depkes RI. 2007. Pedoman Teknis Maternal-Perinatal di Tingkat Kabupaten/Kota, Jakarta: Depkes RI Depkes RI. 2008. Pedoman Sistem Rujukan Tingkat Kabupaten/Kota, Jakarta: Depkes RI Depkes RI. 2011. Profil Indonesia Sehat. Jakarta, PT. Rineka Cipta Gibson Et Al. Aksara 1987. Organisasi dan Managemen, Jakarta, Bina Putra Gibson J.L.1996. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, Edisi ke delapan, Jakarta. Bina Putra Aksara Heryanto, Nunu. 2002. Pentingnya Landasan Filsafat Ilmu Pendidikan bagi Pendidikan: Suatu Tinjauan Filsafat Sains. http://tumoutou.net/3_sem1_012 /nunu_h.htm Indarwati (2012) Sistem Rujukan Maternal Neonatal Studi Kualitatif di Puskesmas Grogol Sukoharjo. 21 Juli 2012 Kepmenkes RI. Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia Perkeni. 2002. Konsesus Pengelolaan Diabetes Millitus Tipe 2 Di Indonesia 2002. PB PERKENI Rochyati. P. 2003. Rujukan terencana dalam system rujukan paripurna, Surabaya. FK Unair Surabaya. Soegondo S (2005) Diagnosis dan Kalsifikasi Diabetes Mellitus Terkini. Dalam Soegondo S dkk (eds), Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Penerbit FKUI. Jakarta Syafrudin & Hamidah (2009) Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC

UPTD Puskesmas Boyolali I, Rekam Medis Tahun 201 Waspadji, Sarwono. (2005) Pertanyaan Pasien & Jawabannya Tentang Diabetes. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia