DASAR PENGUKURAN LISTRIK
OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan
Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus, tegangan, hambatan menggunakan multimeter.
Prinsip Dasar Pengukuran kuantitas sinyal Sinyal sinyal Transducer Conditioner yang diukur Display/ Recorder
Pendahuluan Transducer atau elemen pendeteksi yaitu elemen sistem pengukuran yang berfungsi mengubah satu bentuk informasi (signal) menjadi bentuk informasi lain. Perubahan bentuk informasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan bentuk informasi yang dapat diukur.
Pendahuluan Signal conditioner yaitu elemen sistem pengukuran yang berfungsi mengkonversi informasi dari transducer menjadi bentuk informasi yang dapat ditampilkan (didisplay). Elemen ini bertugas memperbesar informasi dari transducer agar dapat terbaca pada display alat pengukuran.
Pendahuluan Display yaitu elemen sistem pengukuran yang berfungsi mengkonversi signal instrumen dari satu bentuk menjadi bentuk lain yang didesain untuk memberikan persepsi bagi pengamat (orang yang melakukan pengukuran).
Penempatan Display 1) Display lokal langsung di alat yang diukur, murah (tanpa transmisi dan sistem digital) 2) Display panel lokal beberapa alat ditampilkan pada panel di sekitar peralatan 3) Control room hasil pengukuran ditampilkan di ruang khusus 4) Remote monitoring
Tegangan (Voltage) Tegangan listrik (Voltage) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik. Tegangan dinyatakan dalam satuan V (Volt). Besaran ini mengukur energi potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Rumus: V=I.R
Arus (Ampere) Arus listrik atau dalam versi bahasa inggris sering disebut "electric current" dapat didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Biasanya arus memiliki satuan A (Ampere) atau dalam rumus terkadang ditulis I. Arus listrik merupakan gerakan kelompok partikel bermuatan listrik dalam arah tertentu.
Hambatan (Ohm) Resistor atau yang biasa disebut tahanan atau penghambat, adalah suatu komponen elektronik yang memberikan hambatan terhadap perpindahan elektron (muatan negatif). Kemampuan resistor untuk menghambat disebut resistansi atau hambatan. Resistor adalah komponen yang paling banyak digunakan. Resistor berguna untuk mengatur besarnya kuat arus listrik yang mengalir melalui suatu rangkaian listrik.
Multimeter Multimeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur Voltage (Tegangan), Ampere (Arus Listrik), dan Ohm (Hambatan/resistansi) dalam satu unit. Multimeter sering disebut juga dengan istilah Multitester atau AVOMeter (singkatan dari Ampere Volt Ohm Meter). Terdapat 2 jenis Multimeter dalam menampilkan hasil pengukurannya yaitu Analog Multimeter (AMM) dan Digital Multimeter (DMM).
Multimeter Sehubungan dengan tuntutan akan keakurasian nilai pengukuran dan kemudahan pemakaiannya serta didukung dengan harga yang semakin terjangkau, Digital Multimeter (DMM) menjadi lebih populer dan lebih banyak dipergunakan oleh para Teknisi Elektronika ataupun penghobi Elektronika.
Cara Mengukur Tegangan 1) Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV 2) Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Analog Multimeter) **Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter. 3) Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah pada terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai terbalik. 4) Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
Cara Mengukur Tegangan 1) Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV 2) Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 220 Volt, putar saklar selector ke 300 Volt (khusus Analog Multimeter) **Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter. 1) Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan AC, tidak ada polaritas Negatif (-) dan Positif (+) 2) Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
Cara Mengukur Arus (Ampere) 1) Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA 2) Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang akan diukur adalah 100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A). Jika Arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam Multimeter akan putus. Kita harus menggantinya sebelum kita dapat memakainya lagi. 3) Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban, 4) Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan tersebut. Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke Input Tegangan (+) Beban ataupun Rangkaian yang akan kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini. 5) Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
Cara Mengukur Resistor 1) Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω) 2) Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke tanda X yang artinya adalah Kali. (khusus Multimeter Analog) 3) Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
Kapasitor (Kondensator) Komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan arus listrik di dalam medan listrik sampai batas waktu tertentu dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan arus listrik. Kapasitor ditemukan pertama kali oleh Michael Faraday (1791-1867). Fungsi dari Kapasitor: 1. Sebagai kopling antara rangkaian. 2. Penghematan daya listrik. 3. Penyaring / filter dalam rangkaian catu daya (power supply). 4. Meredam noise atau ripple.
Cara Mengukur Kapasitor 1) Atur posisi skala Selektor ke tanda atau Simbol Kapasitor. 2) Hubungkan Probe ke terminal kapasitor. 3) Baca Nilai Kapasitansi Kapasitor tersebut.
Dioda komponen aktif semikonduktor yang terdiri dari persambungan (junction) P-N. Sifat dioda yaitu dapat menghantarkan arus pada tegangan maju dan menghambat arus pada tegangan balik. Dioda berasal dari pendekatan kata dua elektroda yaitu anoda dan katoda. Dioda semikonduktor hanya melewatkan arus searah saja (forward), sehingga banyak digunakan sebagai komponen penyearah arus. Secara sederhana sebuah dioda bisa kita asumsikan sebuah katup, dimana katup tersebut akan terbuka manakala air yang mengalir dari belakang katup menuju kedepan, sedangkan katup akan menutup oleh dorongan aliran air dari depan katup. Anoda (+) Katoda (-) Simbol Dioda
Cara Mengukur Dioda 1) Aturkan Posisi Saklar pada Posisi Dioda 2) Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda 3) Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda. 4) Baca hasil pengukuran di Display Multimeter 5) Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.42 V) 6) Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda 7) Baca hasil pengukuran di Display Multimeter 8) Tidak terdapat nilai tegangan pada Display Multimeter. **Jika terdapat nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak. Display harus menunjukan nilai tegangan(voltage) Tidak ada nilai tegangan (Voltage) pada Display Multimeter
Transistor Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Cara Mengukur Transistor Pada prinsipnya untuk menguji atau cara test transistor adalah dengan menguji fungsi dasar transistor sebagai saklar. Apabila fungsi dasar transistor sebagai saklar dapat dilakukan oleh transistor tersebut maka transistor dalam keadaan baik. Transistor sebagai skalar adalah transistor akan mengalirkan arus antara kolektor dan emitor pada saat basis diberi tegangan bias dan sebaliknya pada saat basis tidak diberi tegangan bias maka tidak boleh ada arus yang mengalir antara kolektor dan emitor transistor.
Cara Mengukur Transistor 1) Mengatur selektor multimeter pada posisi Hfe seperti gambar berikut. 2) Masukan pin transistor pada terminal Hfe input transistor dalam beberpa posisi sampai diperoleh data Hfe transistor yang ditampilkan pada display multimeter. Apabila tidak ada penunjukan display (tetap 0) maka transistor tersebut rusak
Cara Mengukur Transistor 3) Setelah ditemukan posisi transistor pada terminal input Hfe saat bisa menampilkan nilai Hfe transistor pada display multimeter maka kita telah mengetahui pin kaki transistor tersebut dan jenis transistor tersebut seperti terlihat pada gambar berikut. 4) Transistor yang kita test adalah transistor jenis PNP dan memiliki faktor penguatan (Hfe) sebesar 212 kali dan dengan urutan kaki sesuai pada terminal input Hfe multimeter.