PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL PEMBAHASAN

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN. xii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GRAFIK I-1

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

BAB IV METODE PENELITIAN

untuk mencapai workabilitas dan nilai slump rencana terhadap kuat tekan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

HUBUNGAN KUAT TEKAN BETON DENGAN JEDA WAKTU PENGECORAN

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

DEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR

PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

III. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

BAB III LANDASAN TEORI

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PECAHAN BETON RECYCLE SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA BETON DENGAN MUTU RENCANA f c = 25 MPa

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

DAFTAR ISI. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Penelitian Sebelumnya... 8

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN BETON RECYCLE SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA BETON TERHADAP KUAT TARIK BELAH. DENGAN MUTU RENCANA f c = 25 MPa

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. 3.1.Ruang Lingkup

PENAMBAHAN LIMBAH PADAT PABRIK GULA (BLOTONG) SEBAGAI PENGGANTI SEMEN PADA CAMPURAN BETON

STUDI EKSPERIMENTAL SIFAT-SIFAT MEKANIK BETON NORMAL DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI AGREGAT KASAR

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai kuat tekan beton rerata pada umur 28 hari dengan variasi beton SCC

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

Berat Tertahan (gram)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB III METODE PENELITIAN

Volume 2, Nomor 3, Agustus 2012 ISSN

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

Penentuan faktor air semen ini menggunakan metode Inggris

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

pemecahan masalah. Agar penelitian tersebut berjalan lancar, runtut, dan terarah,

BAB IV METODE PENELITIAN

dengan menggunakan metode ACI ( American Concrete Institute ) sebagai dasar

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA LABORATORIUM DAN DATA HASIL PENGUJIAN

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboratorium dengan membuat

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

STUDI KUAT TEKAN BETON BERAGREGAT RAMAH LINGKUNGAN

III. METODE PENELITIAN. diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dan benda uji balok beton dengan panjang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENYELIMUTAN BETON DENGAN LEMKRA FIRE PROOFING TERHADAP KUAT BETON AKIBAT PEMBAKARAN

Lampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram

Transkripsi:

15 PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana Teknik Sipil Universitas Islam 45 Bekasi Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi Telp. 021-88344436 Email: rikasylvia@gmail.com ABSTRAK Kemajuan pengetahuan tentang teknologi beton telah dapat memenuhi tuntutan kebutuhan antara lain mudah pengerjaannya, cepat mengeras/mengering. Salah satunya adalah penggunaan bahan tambah seperti bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non kimia. Bahan tambahan plasticizer jenis Tricosal BV Liquid digunakan untuk meningkatkan workability (kemudahan pengerjaan) dengan mengurangi air beton dapat dikurangi. Metode yang digunakan dalam perencanaan campuran beton adalah metode ACI (American Concrete Institute). Campuran beton digunakan dengan menambah plasticizer sebesar 0,1%, 0,2%, 0,4% dan mengurangi air 2,5%, 5%, 10%, kemudian membandingkan dengan beton normal. Pengujian tekan beton dilaksanakan pada saat benda uji berumur 3, 7, 21 dan 28 hari Hasil penelitian didapat slump dan kuat tekan beton yang menggunakan bahan tambahan plasticizer lebih besar dari pada beton normal. Dengan nilai slump yang tinggi maka workabilitas beton lebih baik, sehingga betonnya menjadi lebih padat. Beton yang menghasilkan kuat tekan rata-rata maksimum (f cr = 489,83 kg/cm 2 ) yaitu beton yang menggunakan bahan tambahan plasticizer 0,1% tanpa pengurangan air. Kata kunci: bahan tambahan plasticizer, workability, slump, kuat tekan beton 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Beton sangat banyak dipakai secara luas sebagai bahan struktur bangunan. Hal ini disebabkan bahan-bahannya mudah diperoleh, diolah dan kemajuan pengetahuan tentang teknologi beton telah dapat memenuhi tuntutan kebutuhan. Beton tersebut diperoleh dengan cara mencampurkan semen Portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan membentuk masa padat. Macam-macam bahan tambah antara lain bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non kimia. Bahan tambahan plasticizer ialah bahan selain unsur pokok beton (semen, air dan agregat) yang ditambahkan pada adukan beton. Bahan tambahan plasticizer ini digolongkan sebagai bahan tambahan untuk meningkatkan workability, dimana dengan memberikan bahan tambahan ini kadar air beton dapat dikurangi tanpa kehilangan

16 workabilitas (kemudahan pengerjaannya). Oleh karenanya bahan ini diklasifikasikan secara umum sebagai bahan tambahan untuk mereduksi air. Bahan tambahan plasticizer ini bermanfaat bila ditambahkan pada beton segar yang ingin dirubah sifatnya karena alasan tertentu, tetapi tidak dapat dimodifikasi dengan merubah proporsi dari komposisi campuran beton normalnya untuk membuat campuran yang kaku menjadi lebih plastis, dimana dibutuhkan kekuatan yang tinggi dalam hubungannya dengan workabilitas yang baik. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku, khususnya slump dan kuat tekan beton, dengan berbagai variasi ukuran bahan tambahan dan air serta membandingkannya dengan beton normal (tanpa bahan tambah). Batasan Penelitian (1) Beton dengan desain awal campuran direncanakan mempunyai kuat tekan silinder f'cr = 400 kg/cm 2. (2) Desain beton menggunakan bahan tambahan untuk mereduksi air (plasticizer), dengan perbandingan semen, pasir, kerikil sama dengan desain awal. (3) Dalam penelitian ini, agregat yang digunakan untuk campuran beton adalah agregat bergradasi alami. Untuk agregat kasar digunakan agregat yang lolos saringan 40 mm, dan agregat halus yang lolos saringan 4,8 mm. (4) Untuk mendapatkan faktor koreksi, C = (L/10 x D) + 1,05 dilakukan pengujian terhadap tiga kubus ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm dan tiga silinder ukuran tinggi 30 cm dan diameter 15 cm terhadap setiap jenis benda uji. L adalah lebar benda uji, dan D diameternya. 2. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan studi eksperimental yang dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Bahan Departemen Pekerjaan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta. Persiapan Material Material pembentuk beton yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: Semen Portland tipe I merek Nusantara. Air dari Laboratorium Penelitian Bahan Departemen Pekerjaan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta. Agregat halus (pasir) dari Kali Progo. Agregat kasar (krikil) dari Kali Progo. Bahan tambahan tipe A jenis Tricosal BV Liquid. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: cetakan silinder, cetakan kubus, tongkat pemadat, mesin pengaduk atau bak pengaduk beton kedap air, timbangan, mesin tekan,

17 satu set alat pemeriksaan slump, satu set alat pemeriksaan berat isi beton, peralatan tambahan seperti ember, sekop, sendok, sendok perata, dan talam. Pemeriksaan agregat halus terdiri dari pemeriksaan kadar bahan organik, pemeriksaan kadar lumpur, analisa saringan dan modulus kehalusan, pemeriksaan berat jenis dan pemeriksaan berat volume. Pemeriksaan agregat kasar terdiri dari analisa saringan, pemeriksaan berat jenis dan pemeriksaan berat volume. Merencanakan campuran beton dengan metode ACI (American Concrete Institute). Dengan desain sebagai berikut campuran I adalah beton normal, campuran II adalah penambahan plasticizer 0,1% tanpa mengurangi air, campuran II adalah penambahan plasticizer 0,1% dan mengurangi air 2,5%, campuran IV adalah penambahan plasticizer 0,2% dan mengurangi air 5%, campuran V adalah penambahan plasticizer 0,4% dan mengurangi air 10%.: (1) Uji Kekentalan (Slump) Pengujian kekentalan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara pengujian slump menggunakan kerucut Abrams yaitu berupa kerucut terpancung dengan ukuran diameter atas 10 cm, diameter bawah 20 cm dan tinggi 30 cm. (2) Pengujian Kuat Tekan Beton Uji tekan dilakukan pada saat benda uji berumur 3, 7, 21, dan 28 hari. Alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah mesin desak hidrolis. Benda uji yang digunakan, kubus ukuran 15 cm dan silinder tinggi 30 cm dan berdiameter 15 cm masing-masing 3 buah. Sebelum dilakukan pengujian terhadap benda uji terlebih dahulu ditentukan berat dan ukurannya. 3. HASIL PENELITIAN DAN ANALISA Hasil Penelitian (1) Pemeriksaan Agregat Halus Pemeriksaan agregat halus yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: a. Pemeriksaan Kadar Bahan Organik Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan apakah agregat halus ini terdapat senyawa-senyawa organik yang dapat mengurangi mutu beton. Jumlah senyawa organik yang terdapat pada agregat halus dapat dikontrol dengan merendam contoh agregat yang akan diuji dalam larutan 3% NaOH, cairan dalam endapan tidak boleh lebih gelap dari warna pembanding. Dari hasil pengujian ternyata warna cairan di atas endapan lebih muda dari warna pembanding. Oleh karena itu dalam studi eksperimental ini pasir tersebut dapat langsung dipakai tanpa dicuci terlebih dahulu. b. Pemeriksaan Kadar Lumpur Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar lumpur yang dikandung oleh agregat yang akan dipergunakan sebagai bahan adukan beton. Pada agregat halus ini kandungan lumpurnya tidak boleh lebih dari 5%. Dari hasil penelitian

18 terhadap pasir yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan beton, didapat kandungan lumpurnya 3,482%. Dengan demikian pasir tersebut dapat langsung dipakai tanpa harus dicuci terlebih dahulu. c. Analisa Saringan dan Modulus Kehalusan Analisa saringan bertujuan untuk mengetahui distribusi butir (gradasi) agregat halus dengan menggunakan saringan. Dari analisa saringan yang dilakukan diperoleh modulus kehalusan butir (Mf) = 2,418. d. Pemeriksaan Berat Jenis Pemeriksaan berat jenis ini penting, untuk mengetahui berat jenis kondisi kering, berat jenis kondisi SSD, berat jenis semu (apparent), dan penyerapan (absorption). Dari hasil penelitian terhadap agregat halus didapat: Berat jenis kondisi kering = 2,601, Berat jenis kondisi SSD = 2,656, Berat jenis semu (apparent) = 2,751, Penyerapan (absorption) = 2,090%. e. Pemeriksaan Berat Volume Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui berat agregat dalam satu satuan volume, baik pada keadaan gembur maupun padat. Dari hasil penelitian didapat berat volume agregat halus (pasir) sebagai berikut: Berat volume gembur = 1,5286 kg/liter, Berat volume padat = 1,6578 kg/liter. (2) Pemeriksaan Agregat Kasar Pemeriksaan agregat kasar (kerikil) yang berdiameter maksimum 40 mm dan minimum 4,8 mm yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: a. Analisa Saringan Analisa saringan bertujuan untuk mengetahui distribusi butir (gradasi) agregat kasar dengan menggunakan saringan. Dari hasil penelitian didapat modulus kehalusan agregat kasarnya (Mf) = 2,432. b. Pemeriksaan Berat Jenis Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui berat jenis kondisi kering, berat jenis kondisi SSD, berat jenis semu (apparent), dan penyerapan (absorption). Dari hasil penelitian terhadap agregat kasar ini didapat: Berat jenis kondisi kering = 2,4108, Berat jenis kondisi SSD = 2,4768, Berat jenis semu (apparent) = 2,5800, Penyerapan (absorption) = 2,720%. c. Pemeriksaan Berat Volume Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui berat agregat dalam satu satuan volume, baik dalam keadaan gembur maupun padat. Dari hasil penelitian terhadap berat volume agregat kasar ini didapat: Berat volume padat Berat volume gembur = 1,6244 kg/liter, = 1,4611 kg/liter.

Kuat Tekan Rata-rata Beton (kg/cm²) Kuat Tekan Rata-rata Beton (kg/cm²) 19 (3) Desain awal campuran beton yang dibuat dalam penelitian ini mempunyai kuat tekan silinder f cr = 400 kg/cm 2 pada umur 28 hari, dengan kebutuhan semen 471 kg/m 3 beton, pasir 438 kg/m 3 beton, kerikil 1235 kg/m 3 beton, dan air 177 liter/m 3 beton. (4) Uji Kekentalan (Slump) Hasil pengujian slump ditunjukkan dalam tabel di bawah ini: Tabel 1. Hasil Pengujian Slump Campuran Air (l) Plasticizer Slump Rata-rata (ml) (cm) I 177-7,75 II 177 409,60 9,6 III 173 409,60 8,4 IV 168 819,13 8,3 V 159 1636,30 8,2 (5) Pengujian Kuat Tekan Beton Hasil dari pengujian tekan ditunjukkan pada grafik di bawah ini. 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 0 3 hari 7 hari 21 hari 28 hari Umur Campuran I Campuran II Campuran III Campuran IV Campuran V Gambar 1. Hasil Uji Kuat Tekan Rata-rata Beton Berbentuk Silinder 550 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 0 3 hari 7 hari 21 hari 28 hari Umur Campuran I Campuran II Campuran III Campuran IV Campuran V Gambar 2. Hasil Uji Kuat Tekan Rata-rata Beton Berbentuk Kubus

20 Analisa (1) Kekentalan/Slump Dari pengujian kekentalan, dihasilkan slump dalam batas yang direncanakan yaitu 7,5 10 cm. Begitu pula beton dengan bahan tambahan, slump yang dihasilkan juga dalam batas slump beton normal yang direncanakan. (2) Kuat Tekan Hasil pengujian kuat tekan rata-rata beton dapat dilihat pada Tabel 2 untuk beton berbentuk silinder dan pada Tabel 3 untuk beton berbentuk kubus. Tabel 2. Hasil Uji Kuat Tekan Rata-rata Beton Berbentuk Hitungan Teoritis Silinder dan Hasil No. Umur Beton (hari) 3 7 21 28 f cr hasil uji tekan (kg/cm 2 ) beton normal (campuran I) 229,40 247,38 341,76 355,24 1 dengan konversi untuk umur 3, 7 142,10 230,90 337,48 355,24 bahan tambahan 0,1% (campuran 246,16 255,76 345,07 362,97 2 II) dengan konversi untuk umur 3, 7 145,19 235,93 344,82 362,97 bahan tambahan 0,1% (campuran 240,50 254,65 343,42 368,00 3 III) dengan konversi untuk umur 3, 7 147,20 239,20 349,60 368,00 bahan tambahan 0,2% (campuran 241,34 285,77 351,36 362,29 4 IV) dengan konversi untuk umur 3, 7 144,92 235,49 344,18 362,29 bahan tambahan 0,4% (campuran 240,12 274,45 350,48 387,63 5 V) dengan konversi untuk umur 3, 7 155,05 251,96 368,25 387,63 6 f cr rencana (kg/cm 2 ) 160,00 260,00 380,00 400,00

21 Tabel 3. Hasil Uji Kuat Tekan Rata-rata Beton Berbentuk Kubus dan Hasil Hitungan Teoritis No. Umur Beton (hari) 3 7 21 28 f cr hasil uji tekan (kg/cm 2 ) beton normal (campuran I) 248,08 277,64 397,38 428,71 1 dengan konversi untuk umur 3, 7 171,48 278,66 407,28 428,71 bahan tambahan 0,1% (campuran 289,40 305,00 481,59 484,09 2 II) dengan konversi untuk umur 3, 7 193,64 314,66 459,89 484,09 bahan tambahan 0,1% (campuran 257,57 306,78 418,82 489,83 3 III) dengan konversi untuk umur 3, 7 159,93 318,39 465,39 489,83 bahan tambahan 0,2% (campuran 260,95 271,08 399,94 442,97 4 IV) dengan konversi untuk umur 3, 7 177,19 287,93 420,82 442,97 bahan tambahan 0,4% (campuran 258,87 324,53 421,91 434,28 5 V) dengan konversi untuk umur 3, 7 173,71 282,28 412,56 434,28 6 f cr rencana (kg/cm 2 ) 192,77 313,25 457,83 481,93 Dari Tabel 2 terlihat bahwa kuat tekan rata-rata beton hasil hitungan teoritis (konversi umur) berbentuk silinder berada di bawah kuat tekan rata-rata beton yang direncanakan. Hal ini disebabkan oleh kekerasan agregat kasar yang kurang baik, sehingga apabila digunakan untuk beton berkekuatan tekan tinggi, agregat kasar tersebut akan hancur terlebih dahulu yang mengakibatkan ikatan antar bahan pembentuk betonnya lepas. Sedangkan pada Tabel 3, kuat tekan beton rata-rata hasil uji tekan berbentuk kubus mengalami kenaikan dari kuat tekan rata-rata beton yang direncanakan yaitu pada beton yang menggunakan bahan tambahan plasticizer 0,1% tanpa pengurangan air (campuran II) dikeseluruhan umur dan pada beton yang menggunakan plasticizer 0,1% dengan pengurangan air 2,5% (campuran III) pada umur 7, 21, 28 hari. Hal ini disebabkan oleh kepadatan betonnya lebih baik karena pada campuran II dan III

22 pada beton segarnya mempunyai nilai slump tertinggi sehingga memudahkan dalam pengerjaan pemadatannya. Tetapi dari kedua tabel tersebut juga terlihat bahwa kuat tekan rata-rata beton yang menggunakan bahan tambahan plasticizer, hasil uji tekan pada 3, 7, 21 dan 28 hari baik berbentuk silinder maupun kubus berada di atas kuat tekan rata-rata beton normal. Pada beton berbentuk silinder, kuat tekan rata-rata tertinggi sesuai klasifikasi umurnya yaitu pada umur 3 hari terjadi pada campuran II sebesar 246,16 kg/cm 2, umur 7 hari terjadi pada campuran IV sebesar 274,45 kg/cm 2, pada umur 21 dan 28 hari terjadi pada campuran V sebesar 368,25 kg/cm 2 dan 387,63 kg/cm 2. Untuk kuat tekan beton rata-rata tertinggi di setiap umurnya pada beton berbentuk kubus terjadi pada campuran II untuk umur 3 hari (289,40 kg/cm 2 ) (481,59 kg/cm 2 ), pada campuran V untuk umur 7 hari (324,53 kg/cm 2 ), dan campuran III untuk umur 28 hari (489,83 kg/cm 2 ). Kenaikan kuat tekan beton rata-rata hasil uji tekan pada beton yang menggunakan bahan tambahan plasticizer disebabkan oleh nilai slump betonnya yang lebih tinggi dari pada beton normalnya. Dengan nilai slump betonnya yang lebih tinggi workabilitas betonnya menjadi lebih baik, sehingga betonnya menjadi lebih padat. (3) Faktor Konversi Kuat Tekan Beton Menurut peraturan beton, kuat tekan benda uji silinder adalah 0,83 kali kuat tekan benda uji kubus. Dari Tabel 4 didapat faktor konversi berdasarkan bentuk benda uji yang sesuai dengan faktor konversi ketetapan PBI 1971 adalah pada beton yang menggunakan bahan tambah plasticizer 0,1% dengan pengurangan air 2,5% (campuran III), sedangkan pada campuran II faktor konversinya berada di bawah faktor konversi PBI 1971 dan pada campuran I, IV dan V faktor konversi yang didapat di atas faktor konversi yang ditetapkan PBI 1971. Tabel 4. Perbandingan Faktor Konversi Kuat Tekan Beton Berbentuk Kubus dan Silinder yang Ditentukan oleh PBI 1978 dan Didapat dari Hasil Penelitian Campuran Faktor Konver si PBI 1971 Angka Konversi yang Didapat dari Kuat Tekan Rata-rata Benda Uji Silinder Dibagi Kuat Tekan Rata-rata benda Uji Berbentuk Kubus Rata-rata I 0,83 0,87 II 0,83 0,78 III 0,83 0,83 IV 0,83 0,91 V 0,83 0,87 Hal ini disebabkan kuat tekan beton rata-rata hasil pengujian berbentuk kubus jauh berada di atas kuat tekan beton rata-rata hasil pengujian berbentuk silinder, karena tingkat pengerjaan pemadatan benda uji berbentuk kubus lebih mudah, sehingga kepadatannya lebih baik dari pada benda uji berbentuk silinder. Penyebab lainnya adalah kekerasan agregat kasarnya yang kurang baik, sehingga pada waktu

23 dibutuhkan kekuatan tekan yang tinggi (benda uji kubus) agregat kasarnya hancur terlebih dahulu sebelum ikatan antara bahan pembentuk beton/agregatnya lepas sehingga faktor konversinya lebih tinggi dari pada yang telah ditetapkan. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan (1) Dari hasil pengujian yang didapat di laboratorium dapat ditarik kesimpulan bahwa agregat kasar bergradasi alami berasal dari Kali Progo tidak baik digunakan untuk beton yang direncanakan mempunyai kuat tekan rata-rata (f cr) = 400 kg/cm 2, karena kekerasan atau kepadatannya yang kurang baik dan kandungan lumpurnya terlalu banyak. (2) Hasil kuat tekan beton normal rata-rata yang dihasilkan dari pengujian di laboratorium, dengan menggunakan agregat yang bergradasi alami, sedikit berada di bawah kuat tekan rata-rata (f cr) = 400 kg/cm 2 yang direncanakan dengan metode ACI. (3) Nilai slump beton yang menggunakan bahan tambahan plasticizer jenis Tricosal BV Liquid lebih besar dari pada slump beton normal (tanpa bahan tambahan). (4) Beton yang menggunakan bahan tambahan plasticizer kuat tekan rata-ratanya lebih baik, dari pada beton normal (tanpa bahan tambahan). (5) Beton yang menghasilkan kuat tekan rata-rata maksimum adalah beton yang menggunakan bahan tambahan plasticizer 0,1% tanpa pengurangan air (campuran II). (6) Faktor konversi yang disebabkan bentuk benda uji yang ditetapkan oleh PBI- 1971 sebesar 0,83 hanya dapat digunakan pada beton yang menggunakan bahan tambahan plasticizer 0,1% dengan pengurangan air 2,5% (campuran III). (7) Faktor konversi dari umur beton 28 hari terhadap umur beton 3, 7 yang ditetapkan oleh PBI-1971 sebesar 0,40, 0,65 dan 095 aman digunakan kecuali pada beton normal (campuran I) berbentuk kubus pada umur 21 hari dan beton yang menggunakan bahan tambahan berbentuk kubus dan silinder pada umur 21 hari. Saran (1) Untuk mendapatkan mutu benda uji yang lebih baik maka pada saat pembuatan benda uji perlu diperhatikan cara pencampuran/pengadukan dan pemadatan. (2) Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik, diusahakan pada saat pembuatan benda uji yang memiliki komposisi campuran yang sama dilakukan satu kali pencampuran. (3) Untuk pembuatan beton yang mempunyai kuat tekan rencana rata-rata yang tinggi, sebaiknya digunakan agregat pecahan dan kalau terpaksa harus menggunakan agregat bergradasi alami, sebaiknya dilakukan pemeriksaan terhadap kekerasannya terlebih dahulu sebelum digunakan. (4) Konversi yang disebabkan bentuk benda uji sebaiknya dilakukan dari bentuk silinder ke bentuk kubus. (5) Konversi yang disebabkan oleh umur beton sebaiknya dilakukan terhadap benda uji berbentuk silinder (yang mempunyai kekuatan tekan rendah), sedangkan untuk benda uji berbentuk kubus (yang mempunyai kekuatan tekan tinggi) angka-angka konversi yang ada kurang tepat digunakan.

24 5. DAFTAR PUSTAKA, 1977, Peraturan Beton Bertulang Indonesia N.I.-2 1971, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung, 1989, SK SNI-14-1989-F Metode Pengujian Kuat Tekan Beton, Yayasan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, 1991, SK SNI-18-1990-03 Spesikasi Bahan Tambahan untuk Beton, Yayasan LPMB Departemen Pekerjaan Umum, Bandung, 1989, SK SNI-M-13-1989-F Metode Pengujian Berat Beton, Yayasan Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, 1991, SK SNI-28-1991-03 Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton, Yayasan LPMB Departemen Pekerjaan Umum, Bandung Antono, A., 1988, Teknologi Beton, Bahan Perkuliahan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Murdock L.J, Brook K.M., 1986, Bahan dan Praktek Beton, Terjemahan Ir. Stephanus Hendarko, Penerbit Erlangga, Jakarta Tjokrodimuljo, K., 1992, Teknologi Beton, Buku Ajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universias Gadjah Mada, Yogyakarta