Pencarian Rute Terpendek pada Tempat Wisata di Kota Bogor Menggunakan Metode Heuristik

dokumen-dokumen yang mirip
KECERDASAN BUATAN. Simple Hill Climbing. Disusun Oleh:

KECERDASAN BUATAN METODE HEURISTIK / HEURISTIC SEARCH ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST., M.KOM

PENCARIAN RUTE TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DEPTH FIRST, BREATH FIRST DAN HILL CLIMBING (STUDY COMPARATIVE)

Pencarian Rute Terpendek dengan Menggunakan Algoritma Depth First, Breath First dan Hill Climbing (Study Comparative)

Pencarian. Kecerdasan Buatan Pertemuan 3 Yudianto Sujana

Artificial Intelegence/ P_3 EKA YUNIAR

PENCARIAN RUTE TERPENDEK ARENA KONTES ROBOT PEMADAM API INDONESIA (KRPAI) MENGGUNAKAN ALGORITMA HILL CLIMBING

METODE PENCARIAN DAN PELACAKAN

BAB III METODE PELACAKAN/PENCARIAN

ALGORITMA PENCARIAN (HEURISTIC)

SISTEM PENENTUAN LINTASAN TERPENDEK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA SIMPLE HILL CLIMBING

HEURISTIC SEARCH. Irvanizam Zamanhuri, M.Sc Dr. Taufiq A. Gani, M.EngSc

HEURISTIC SEARCH UTHIE

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA SIMPLE HILL CLIMBING

Metode Pencarian & Pelacakan dengan Heuristik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Kecerdasan Buatan. Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian Solusi. Masalah. Masalah Sebagai Ruang Keadaan 10/7/2015

Contoh 4/7/ HEURISTIC METHOD. Pencarian Heuristik

Teknik Pencarian Heuristik

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE HILL CLIMBING

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV TEKNIK PELACAKAN

Pendakian Bukit (Hill Climbing)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama bagi para pengguna sarana

memberikan output berupa solusi kumpulan pengetahuan yang ada.

SEARCHING. Blind Search & Heuristic Search

ANALISA KEBUTUHAN WAKTU PADA PROSES PENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang juga diterapkan dalam beberapa kategori game seperti real time strategy

ALGORITMA PENCARIAN. 1. Iterative-Deepening Depth-First Search (IDS) Nama : Gede Noverdi Indra Wirawan Nim : Kelas : VI A

03/03/2015. Agenda Teknik Dasar Pencarian Teknik Pemecahan Masalah Strategi Pencarian Mendalam Pencarian Heuristik

Pertemuan-07 INFORMATIKA FASILKOM UNIVERSITAS IGM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

BAB I PENDAHULUAN. generasi pertama pada tahun 1972 dikenal dengan game konsol yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN 1-1. Howard. W. Sams & Co.1987, hal 1. 1 Frenzel, L.W. Crash Course In Artifical Intelligence And Expert Systems. 1st Edition.

Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Case Study : Search Algorithm

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENCARIAN RUTE TERPENDEK PENGIRIMAN SANGKAR BURUNG MENGGUNAKAN METODE BFS (Breath First Search) DAN DFS (Depth First Search) SKRIPSI

PENGGUNAAN METODE HILL CLIMBING UNTUK PENCARIAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI TENGAH

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENERATE AND TEST PADA PENCARIAN RUTE TERPENDEK

Masalah, Ruang Keadaan dan Pencarian 4/7/2016. fakultas ilmu komputer program studi informatika

PENERAPAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND DALAM MENENTUKAN RUTE TERPENDEK UNTUK PERJALANAN ANTARKOTA DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya, wisata belanja, hingga wisata Alam. Untuk menarik minat

METODE PENCARIAN BFS dan DFS

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III ALGORITMA BRANCH AND BOUND. Algoritma Branch and Bound merupakan metode pencarian di dalam ruang

ALGORITMA PENCARIAN (1)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah lintasan terpendek berkaitan dengan pencarian lintasan pada graf

ANALISA ALGORITMA GENETIKA DALAM TRAVELLING SALESMAN PROBLEM SIMETRI. Lindawati Syam M.P.Siallagan 1 S.Novani 2

Update 2012 DESAIN DAN ANALISIS ALGORITMA SEARCHING

PROTOTIPE IMPLEMENATSI ALGORITHMA HILLCLIMBING UNTUK MEMBUAT JADWAL PRODUKSI GARMENT DI PT XX

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh pemilik kos sedangkan lama waktu penyewaan ditentukan sendiri

Kecerdasan Buatan. Penyelesaian Masalah dengan Pencarian... Pertemuan 02. Husni

PENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) MENGGUNAKAN ALGORITMA RECURSIVE BEST FIRST SEARCH (RBFS)

PENERAPAN METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING PADA MODEL PENCARIAN RUTE TERDEKAT FASILITAS PELAYANAN DARURAT DI KOTA BOGOR BERBASIS ANDROID

Search Strategy. Search Strategy

ALGORITMA PENCARIAN SIMPUL SOLUSI DALAM GRAF

METODE BRANCH AND BOUND UNTUK MENEMUKAN SHORTEST PATH

Analisis Penggunaan Algoritma Backtracking dalam Penjadwalan Kuliah

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

Algoritma Branch & Bound untuk Optimasi Pengiriman Surat antar Himpunan di ITB

PENGGUNAAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENCARIAN JALAN (PATH-FINDING)

BAB 2 LANDASAN TEORI

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penerapan Metode Best First Search Pada Permainan Tic Tac Toe

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Penghematan BBM pada Bisnis Antar-Jemput dengan Algoritma Branch and Bound

Analisis Beberapa Algoritma dalam Menyelesaikan Pencarian Jalan Terpendek

PENERAPAN METODE HILL CLIMBING UNTUK PENCARIAN RUTE LOKASI KULINER TERDEKAT DI SUMATERA UTARA BERBASIS ANDROID

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND

DAFTAR ISI. Tim Redaksi... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii

PENYELESAIAN MASALAH 8 PUZZLE DENGAN ALGORITMA HILL CLIMBING STEPEST ASCENT LOGLIST HEURISTIK BERBASIS JAVA

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE TABU SEARCH

Penerapan Algoritma Branch and Bound untuk Penentuan Jalur Wisata

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dikunjungi. Daerah Kabupaten Kulon Progo yang letaknya sangat

TEKNIK PENCARIAN HEURISTIK (HEURISTIC SEARCHING)

KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL.. xviii. 1.1 Latar Belakang Masalah 1

Oleh : CAHYA GUNAWAN JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2012

Penerapan Algoritma Greedy dan Breadth First Search pada Permainan Kartu Sevens

Kecerdasan Buatan Penyelesaian Masalah dengan Pencarian

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

Metode Searching. Blind/Un-informed Search. Heuristic/Informed Search. Breadth-First Search (BFS) Depth-First Search (DFS) Hill Climbing A*

Pelacakan dan Penentuan Jarak Terpendek terhadap Objek dengan BFS (Breadth First Search) dan Branch and Bound

Pengembangan Teknik Pencarian Optimal Menggunakan Algoritma Generate and Test dengan Diagram Precedence (GTPRE)

PENGGUNAAN ALGORITMA FLOYD WARSHALL DALAM MASALAH JALUR TERPENDEK PADA PENENTUAN TATA LETAK PARKIR

Pembahasan Pencarian Lintasan Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra dan A*

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM PELACAKAN PADA MATA KULIAH KECERDASAN BUATAN BERBASIS MULTIMEDIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KECERDASAN BUATAN MASALAH, RUANG KEADAAN DAN PENCARIAN ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST., M.KOM

Perbandingan Algoritma Depth-First Search dan Algoritma Hunt-and-Kill dalam Pembuatan Labirin

PERBANDINGAN METODE PENCARIAN DEPTH-FIRST SEARCH, BREADTH-FIRST SEARCH DAN BEST-FIRST SEARCH PADA PERMAINAN 8-PUZZLE

Hal penting dalam menentukan keberhasilan sistem cerdas adalah kesuksesan dalam pencarian.

Transkripsi:

Pencarian Rute Terpendek pada Tempat Wisata di Kota Bogor Menggunakan Metode Heuristik Irwansyah Saputra Jurusan Ilmu Komputer, STMIK Nusa Mandiri Jakarta Irwansyah9205@gmail.com Abstrak: Pencarian rute terpendek saat berwisata sangat berguna untuk meringkas perjalanan dan menghemat biaya, sehingga waktu liburan dapat digunakan lebih optimal. Pencarian rute terpendek dapat dilakukan menggunakan metode heuristik. Heuristik seringkali disebut sebagai lawan dari kata algoritmik dalam dunia pemrograman. Heuristik adalah suatu proses yang mungkin dapat menyelesaikan suatu masalah tetapi tidak ada jaminan bahwa solusi yang dicari selalu dapat ditemukan. Dengan kata lain, heuristik adalah sebuah teknik yang mengembangkan efisiensi dalam proses pencarian, namun dengan kemungkinan mengorbankan kelengkapan (completeness). Salah satu metode heuristic adalah Hill Climbing. Metode ini dapat mengubah alur lintasan menjadi graf yang memiliki titik sebagai pengganti kota dan sisi untuk jarak antar kota agar lebih mudah dihitung. Keunggulan metode Hill Climbing yaitu semua solusi yang mungkin akan diperoleh kemudian diperiksa dari sisi kiri satu persatu, sehingga akan diperoleh solusi dengan hasil yang optimal. Kata Kunci: Heuristik, Hill Climbing, Wisata Kota Bogor 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bogor merupakan kota yang sering dijadikan tujuan oleh beberapa kota di sekitarnya seperti Jakarta, depok, tangerang dan bekasi. Menurut data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Bogor yang dilansir oleh BPS, rata-rata orang yang berwisata di kota Bogor sekitar 2 juta wisatawan antara tahun 2008 hingga 2014. Bahkan kota Bogor selalu dikunjungi warga Belanda yang tinggal di Batavia sebelum kemerdekaan karena cuaca yang sejuk dan nyaman. Selain memiliki cuaca yang sejuk, Bogor juga memiliki beberapa tempat wisata yang dapat dikunjungi antara lain Istana Bogor, Kebun Raya Bogor, Prasasti Batu Tulis dan Setu Gede. Saat melakukan perjalanan ke tempat wisata sering kali seseorang membawa peta sebagai petunjuk jalan. Penggunaan peta dalam bentuk ini secara visual mampu menggambarkan rute yang akan ditempuh dari kota asal ke tempat wisata. Pemakain peta kertas mempunyai kendala secara visual harus dapat mengurutkan rute mana yang akan di tempuh, selain itu penggunaan peta jenis ini tidak memungkinkan untuk dapat memberikan suatu saran rute mana yang paling efektif dan efisien. Sehingga, jarak tempuh antar tempat wisata tidak menentu 1

yang mengakibatkan kunjungan ke tempat wisata menjadi tidak optimal. Algoritma pencarian (searching algorithm) memiliki cara kerja yang berbeda karena didasarkan pada relevansi masalah dari kasus terkait. Salah satu metode algoritma pencarian adalah Hill Climbing. Metode ini merupakan proses pengujian yang dilakukan dengan menggunakan fungsi heuristik. Pembangkitan keadaan berikutnya sangat tergantung pada feedback dari prosedur pengetesan. Tes yang berupa fungsi heuristik ini akan menunjukkan seberapa baiknya nilai terkaan yang diambil terhadap keadaan-keadaan lainnya yang mungkin. Permasalahan yang muncul dari latar belakang di atas adalah saat melakukan suatu perjalanan hendaknya dapat menemukan suatu rute yang paling efektif dan efisien sehingga dapat menekan biaya selama dalam perjalanan dan kunjungan ke tempat wisata menjadi lebih optimal. 1.2. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menemukan rute yang efektif dan efisien dengan penerapan algortima pencarian Hill Climbing. 1.3. Tinjauan Pustaka 1.3.1. Metode Hill Climbing Metode Hill Climbing hampir sama dengan metode pembangkitan & pengujian (Generate and Test), hanya saja proses pengujian dilakukan dengan menggunakan fungsi heuristik. Pembangkitan keadaan berikutnya sangat tergantung pada feedback dari prosedur pengetesan. Tes yang berupa fungsi heuristik ini akan menunjukkan seberapa baiknya nilai terkaan yang diambil terhadap keadaan-keadaan lainnya yang mungkin. Metode ini merupakan proses pengujian yang dilakukan dengan menggunakan fungsi heuristik. Pembangkitan keadaan berikutnya sangat tergantung pada feedback dari prosedur pengetesan. Tes yang berupa fungsi heuristik ini akan menunjukkan seberapa baiknya nilai terkaan yang diambil terhadap keadaan-keadaan lainnya yang mungkin. Sehingga, dengan metode ini eksplorasi terhadap keputusan dilakukan dengan cara pencarian mendalam dengan mencari jalur yang bertujuan menurunkan biaya untuk menuju kepada tujuan/keputusan, yaitu dengan selalu memilih nilai heuristik terkecil. 1.3.2. Rute Terpendek Menurut Pawitri (2007), Lintasan terpendek merupakan lintasan minumum yang diperlukan untuk mencapai suatu titik dari titik tertentu. 2. Bagian Inti 2.1. Metode Berikut adalah algoritma dari Simple Hill Climbing: 1. Mulai dari keadaan awal, lakukan pengujian: jika merupakan tujuan, maka berhenti; dan jika tidak, lanjutkan dengan keadaan sekarang sebagai keadaan awal. 2. Kerjakan langkah-langkah berikut sampai solusinya ditemukan, atau sampai tidak ada operator baru yang akan diaplikasikan pada keadaan sekarang: a) Cari operator yang belum pernah digunakan; gunakan operator ini untuk mendapatkan keadaan yang baru. b) Evaluasi keadaan baru tersebut. 2

1) Jika keadaan baru merupakan tujuan, keluar. 2) Jika bukan tujuan, namun nilainya lebih baik daripada keadaan sekarang, maka jadikan keadaan baru tersebut menjadi keadaan sekarang. 3) Jika keadaan baru tidak lebih baik daripada keadaan sekarang, maka lanjutkan iterasi. 3. Pada simple Hill Climbing ini, ada 3 masalah yang mungkin, yaitu: 4. Algoritma akan berhenti kalau mencapai nilai optimum lokal. 5. Urutan penggunaan operator akan sangat berpengaruh pada penemuan solusi. 6. Tidak diijinkan untuk melihat satupun langkah sebelumnya. 1.3.3. Studi Kasus Pencarian rute dilakukan pada proses berikut ini, Gambar 2. Pola Rute Wisata Kota Bogor Keterangan: A : ISTANA BOGOR B : PRASASTI BATU TULIS C : SETU GEDE D : KEBUN RAYA BOGOR Operator yang akan kita gunakan adalah menukar urutan posisi 2 kota dalam suatu lintasan. Ada 4 kota dalam kasus ini, sehingga dapat diperoleh: kombinasi. Keenam kombinasi ini akan dipakai sebagai operator, yaitu: * Tukar 1, 2 (menukar urutan posisi kota ke-1 dengan kota ke-2). * Tukar 2, 3 (menukar urutan posisi kota ke-2 dengan kota ke-3). * Tukar 3, 4 (menukar urutan posisi kota ke-3 dengan kota ke-4). * Tukar 4, 1 (menukar urutan posisi kota ke-4 dengan kota ke-1). * Tukar 2, 4 (menukar urutan posisi kota ke-2 dengan kota ke-4). * Tukar 1, 3 (menukar urutan posisi kota ke-1 dengan kota ke-3). Gambar 3. Proses Perhitungan Hill Climbing Pada Gambar 3 terlihat bahwa keadaan awal lintasan terpilih adalah ABCD (29). Pada level pertama, Hill Climbing akan mengunjungi ABDC (17,7) yang ternyata memiliki nilai heuristik lebih kecil dibandingkan dengan ABCD (17,7 < 29), sehingga ABDC menjadi pilihan selanjutnya dengan operator terpakai Tukar 2,3. Kemudian Hill Climbing akan mengunjungi BADC (14,35). Karena nilai heuristik BADC lebih kecil jika dibanding dengan ABDC (14,35 < 17,7), pencarian rute dilanjutkan ke layer berikutnya. Ada dua node yang memiliki nilai sama yaitu node BDAC (13,75) dan node CADB (13,75). Kedua node inilah yang memiliki nilai terkecil. Karena node di layer selanjutnya memiliki nilai yang lebih besar dari keduanya. Sehingga node ini yang dipilih dan menjadi solusi. 3. Penutup 3.1. Kesimpulan 3

1. Hasil yang didapatkan menggunakan metode Hill Climbing pada permasalahan di atas adalah sebesar 13,75 KM dengan rute B D - A - C (Prasasti Batu Tulis Kebun Raya Bogor Istana Bogor Setu Gede) dan C A D - B (Setu Gede Istana Bogor Kebun Raya Bogor Prasasti Batu Tulis). 2. Metode Hill Climbing memiliki optimasi yang sangat baik untuk melakukan pencarian rute terpendek pada kasus wisata di Kota Bogor. 4

4. Daftar Pustaka Evan, 2008, Penggunaan Depth First Search Dalam Pengambilan Kepu-tusan Pada Klimaks Permainan Scrabble, Makalah If2251 Strategi Algoritmik Tahun 2008 Lanny W, 2007 Pandjaitan, Dasar-dasar komputasi cerdas, Andi Offset, Yogyakarta. Pawitr, Yanti, K. A. & Purwadi, J. 2007. Implementasi Algoritma PHYSICAL-A* (PHA*) untuk menemukan Lintasan Terpendek, http://journal.amikom.ac.id/ index.php/sn/article/view/2075 (5 Juli 2017). Riki Aditia, Fachrul Prasodjo, Irwansyah Ritonga, 2008, Pencarian Jalur Dengan Breadth First Search Dan Depth First Search, MAKALAH IF2251 STRATEGI ALGORITMIK TAHUN 2008 5