BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. inovatif oleh pihak-pihak terkait, mulai dari tingkat pusat, daerah, maupun

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara. Di dalam UUD 1945 Pasal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mampu memecahkan masalah di sekitar lingkungannya. menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 20

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan telah diatur

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. berkesimbungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 Karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Menurut M.J.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi orang dewasa. Dalam hal ini dewasa disini dimaksudkan adalah dapat bertanggungjawab terhadap diri sendiri secara biologis, psikologis, paedagogis dan sosiologis. 1 Tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional, diperlukan penyelenggaraan pendidikan yang mampu meningkatkan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan. 1 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan(Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2006), h.1. 2 Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta, 2006), h. 9. 1

2 Dalam Al-qur an telah diceritakan tentang kejadian penciptaan alam itu sendiri, jadi melalui metode outdoor study ini pembelajaran IPA diharapkan bisa mencari dan melihat sendiri mengenai hal-hal yang belum diketahui. Hal ini disebutkan Ali- Imran ayat 191 yang berbunyi: Berdasarkan ayat ini Allah memerintahkan kepada semua manusia untuk merenungkan semua penciptaan-nya dalam hal ini lingkungan alam dan segala isinya yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai SD/MI. IPA mengkaji hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Proses itu antara lain: penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan. Selain itu mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada diri siswa serta mencintai dan menghargai kekuasan Tuhan Yang Maha Esa. Adapun menurut taksonomi Bloom bahwa tujuan pendidikan IPA diharapkan bukan hanya memberikan pengetahuan (kognitif) tetapi juga memberikan keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman, kebiasaan dan apresiasi di dalam mencari jawaban terhadap suatu permasalahan. Hal tersebut menuntut agar guru sebagai pengelola pembelajaran

3 dapat menyediakan lingkungan belajar yang kondusif, pendekatan pembelajaran yang sesuai dan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa bukan hanya menerima pengetahuan dari apa yang ia dengar tetapi juga dari apa yang ia lihat, dan apa yang ia lakukan serta mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, dalam pembelajaran IPA khususnya akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk memahami konsep IPA melalui lingkungan yang ada di disekitarnya. 3 Menghadirkan suasana lingkungan sekitar atau di luar kelas dalam pembelajaran memiliki arti penting yang sangat luas, mendekatkan pembelajaran dengan objek, materi pembelajaran akan mudah diterima oleh siswa karena objek pembelajaran bersifat konkret sehingga siswa tidak hanya mengira - ngira objek pembelajaran berdasarkan imajinasinya, siswa dapat menghubungkan antara konsep yang di pelajari di dalam kelas dengan kondisi riil yang terjadi di lingkungan sehingga menumbuhkan penguatan konsep, anak lebih mengenal dunia nyata, inkuiri lebih berproduksi sehingga hakikat pembelajaran akan lebih bermakna dan kegiatan pembelajaran lebih menarik serta tidak membosankan. Belajar di luar kelas (Outdoor Study) tidak hanya berperan sebagai tempat bermain melainkan sebagai tempat siswa mengekspresikan kemampuan dan keinginannya. Lingkungan merupakan tempat yang menarik dimana siswa dapat tumbuh dan berkembang. Hal ini disebabkan berbagai fenomena nyata yang tidak terdapat di dalam buku dapat diamati secara langsung sehingga memunculkan rasa 3 Trianto. Model pembelajaran Terpadu. (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), h. 142.

4 ingin tahu siswa. Rasa ingin tahu akan mendorong siswa untuk mencari jawaban dari suatu permasalahan dengan lebih keras. 4 Namun pada kenyataannya saat ini pembelajaran IPA sering disajikan di dalam kelas dengan proses pembelajaran yang dibatasi oleh empat dinding ruangan kelas, serta didominasi oleh penjelasan kata - kata atau ceramah guru, sehingga pengetahuan dan ingatan anak-anak hanya terbatas pada informasi informasi yang diperoleh dari buku dan ucapan guru saja. Hal tersebut menyebabkan anak - anak seringkali harus berusaha mencari kejelasan kata kata dan istilah yang sulit mereka pahami, bahkan hal lain yang dapat terjadi adalah hal tersebut sudah sangat sering mereka dengar atau mereka pelajari dan didiskusikan di kelas tetapi belum pernah mereka alami sendiri. 5 Hal yang terjadi di MI Nurul Islam selama ini proses pembelajaran IPA tidak hanya di dalam ruangan kelas. Namun guru masih jarang melakukan pembelajaran di luar kelas dengan beberapa alasan antara lain: pembelajaran di luas kelas membutuhkan perencanaan yang matang, selain itu pembelajaran di luar kelas juga memerlukan pengontrolan yang lebih khusus kepada siswa. Padahal, hampir semua pelajaran pokok di sekolah dapat diajarkan di luar kelas dengan sangat menyenangkan, melalui penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. 4 Rita Maryana., Pengelolahan Lingkungan Belajar, (Jakarta : Kencana, 2010), h. 99. 5 Adelia Vera, Metode Mengajar Anak di luar Kelas (Outdoor Study), (Yogyakarta: Diva Press, 2012) h. 31.

5 Dari pernyataan di atas dapat kita simpulkan bahwa, dengan kata lain siswa hanya menerima secara konsep (kognitif) pelajaran yang dijelaskan oleh guru dan guru belum memahami secara utuh pengertian belajar di luar kelas serta kurang mengerti arti pentingnya mengajar di luar kelas, sehingga metode mengajar klasik selalu menjadi acuan utama dalam mengajar. Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam adalah salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan metode outdoor study namun belum terlalu sering menggunakan metode ini untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada maka penulis bersama guru menyepakati untuk meningkatkan aktifitas belajar mata pelajaran IPA dengan metode outdoor study, dengan harapkan aktivitas pembelajaran siswa dapat meningkat karena metode outdoor study merupakan suatu kegiatan menyampaikan pelajaran di luar kelas yang mengajak siswa lebih dekat dengan sumber belajar yang sesungguhnya, siswa bukan hanya menerima pengetahuan dari apa yang mereka dengar tetapi juga dari apa yang ia lihat dan ia lakukan sehingga siswa secara langsung melibatkan semua panca indera dan aspek motorik lainnya, serta dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar siswa dapat menghubungkan konsep yang dipelajari dengan kondisi riil yang terjadi di lingkungan. MI Nurul Islam merupakan MI yang bertempat di jalan A.Yani Km.5, sekolah tersebut berada pada tempat yang cukup strategis, sekolah MI Nurul Islam adalah sekolah swasta namun sekolah ini akan terus berkembang seiring berjalannya waktu dan proses pembelajaran yang mulai meningkat.

6 Dari latar belakang masalah ini, penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul Implementasi Metode Outdoor Study pada Pembelajaran IPA Kelas V di MI Nurul Islam Kota Kota Banjarmasin. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah implementasi metode outdoor study pada pembelajaran IPA kelas V di MI Nurul Islam Kota Banjarmasin? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi implementasi metode outdoor study pada pembelajaran IPA kelas V di MI Nurul Islam Kota Banjarmasin? C. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya kesalahan penafsiran, maka penulis memberikan definisi operasional sebagai berikut: 1. Implementasi Implementasi yaitu pelaksanaan atau penerapan. Implementasi yang penulis maksud adalah penerapan metode outdoor study pada pembelajaran IPA. Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner s Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah:

7 put something into effect (Penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak). 6 2. Metode Outdoor Study Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. 7 Outdoor study merupakan kegiatan menyampaikan pelajaran di luar kelas yang melibatkan siswa secara langsung dengan lingkungan sekitar mereka, sesuai dengan materi yang diajarkan. Sehingga, pendidikan di luar kelas lebih mengacu pada pengalaman dan pendidikan lingkungan yang sangat berpengaruh pada kecerdasan para siswa. 8 Jadi, metode outdoor study yaitu cara yang digunakan guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun sebelumnya untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran di luar kelas yang,melibatkan siswa secara langsung dengan lingkungan sekitar mereka sesuai dengan materi yang diajarkan. 3. Pembelajaran IPA Pembelajaran secara umum dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa agar siswa dapat belajar dengan lebih aktif. 9, 6 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), Cet. ke-4, h. 93. 7 Mulyono, Strategi Pembelajaran, (Malang: UIN Maliki Press, 2011), h. 111-112. 8 Adelia Vera, Metode Mengajar Anak di luar Kelas (Outdoor Study), op. cit. h. 18. 113. 9 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) h.

8 pembelajaran IPA merupakan kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang apa, mengapa, dan bagaimana tentang gejala alam. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui implementasi metode outdoor study pada pembelajaran IPA Kelas V di MI Nurul Islam. 2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi Implementasi metode outdoor study pada pembelajaran IPA kelas Vdi MI Nurul Islam. E. Signifikansi penelitian 1. Sebagai masukan dan informasi bagi guru untuk dapat memvariasikan metode pengajaran khususnya mata pelajaran IPA untuk mencapai tujuan yang optimal. 2. Sebagai informasi dalam upaya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. 3. Sebagai masukan bagi penelitian berikutnya untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam bidang pendidikan. F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pemahaman isi pembahasan ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut.

9 Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional dan lingkup pembahasan, tujuan penelitian, kegunaan (signifikansi) penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II adalah tinjauan teoritis yang berisi pembelajaran IPA di MI, metode outdoor study pada pembelajaran IPA, lingkungan sebagai sumber belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi metode outdoor study pada pembelajaran IPA. BAB III adalah metode penelitian yang berisi jenis dan pendekatan, desain penelitian, objek penelitian, subjek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data. BAB IV laporan hasil penelitian yang meliputi: deskripsi lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data. BAB V Penutup yang meliputi simpulan dan saran.