BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PRAKTIK DILABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN

Journal of Health (JoH) Vol.2 No.2 Juli 2015

BAB I PENDAHULUAN. seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Penilaian

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun organisasi yang berorientasi pada laba, namun human assets-lah yang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa untuk mencapai prestasi akademiknya, menjadi kompeten, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuat bangsa Indonesia seharusnya tidak mustahil untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan adalah dengan mengikuti pendidikan formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebab melalui sektor pendidikan akan dihasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan matematika merupakan suatu kemampuan dasar yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kinerja adalah ukuran dari hasil pekerjaan yang telah dilakukan

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D IV BIDAN PENDIDIK JALUR REGULER DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sebuah negara yang terdaftar sebagai negara berkembang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pendidikan adalah manusia.pendidikan bertujuan untuk. menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) agar menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembangunan. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur terpenting dalam

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin. penyelenggaraan dari DIKTI No. 73/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa karena hasil skripsi menentukan lulus atau tidaknya seorang mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik (Syah, 2005).

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN TINGKAT I POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : BAGUS PRASETIO 0502R00260

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. diri menjadi multi kompetensi manusia harus melewati proses pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. PISA atau Program for International Student Assessment yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keahlian dalam kerja akademis yang dinilai oleh para pengajar melalui tes, ujian,

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

BAB I PENDAHULUAN. menyadari pentingnya memiliki pendidikan yang tinggi. Untuk mengikuti perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan formal maupun nonformal. mempermudah mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan data dari Badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV, maka hasil penelitian ini dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi setiap kecerdasan individu yang beragam. Dengan begitu guru

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan dan pemeliharaan kesehatan yang merupakan unsur pokok yang

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PJKR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK SEMESTER V DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2011

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Melly, FPSI UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi anak usia sekolah tidak hanya dalam rangka pengembangan individu, namun juga untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perguruan tinggi merupakan unsur pendidikan bagi siswa setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Uno (2007) ia berpendapat bahwa motivasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini dinilai sebagai salah satu usaha serius yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. ilmunya dalam dunia pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dalam jenjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak

Patria Asda STIKES Wira Husada Yogyakarta ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Self-Efficacy. berhubungan dengan keyakinan bahwa dirinya mampu atau tidak mampu

HUBUNGAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP NILAI EVALUASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEPERAWATAN PRIMA JAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013

Sartika Tolingguhu NIM :

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

HUBUNGAN MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak orang yang mengatakan masa remaja adalah masa yang paling

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti

HASIL BELAJAR MAHASISWA D-II PGTK PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH: MAHASISWA BEASISWA VERSUS MAHASISWA SWADANA

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

BAB I PENDAHULUAN. lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena tujuan pendidikan tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN I.1

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi belajar merupakan salah satu indikator paling penting dari pembelajaran dan pemahaman semua sistem pendidikan. Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan guru/dosen (Tu u, 2004). Prestasi akademik adalah hasil dari pendidikan, dan sejauh mana seorang mahasiswa, dosen atau lembaga telah mencapai tujuan pendidikan mereka (Annie and Stoker, 1996). Masalah prestasi belajar mahasiswa sering dilihat dalam berbagai literatur akademik dan media masa (Rabideau, 2005). Banyak mahasiswa yang drop-out karena prestasi belajar rendah, begitu juga terjadi pada mahasiswa keperawatan. Isitilah drop-out sering digunakan sebagai indikator penilaian mutu pendidikan di negara Uni Eropa (Kantek, 2010). Dalam 20 tahun terakhir jumlah mahasiswa keperawatan yang drop-out semakin meningkat yaitu sebanyak 20% (Urwin et al., 2010). Sedangkan mahasiswa yang mempunyai prestasi belajar lebih tinggi memiliki kesempatan untuk menyelesaikan pendidikannya secara profesional di masa depan (Joppke and Morawska, 2003). Penelitian yang dilakukan Kantek (2010) di Turki pada Departemen Keperawatan diperoleh sekitar 7,6% dari mahasiswa terdaftar pada universitas tersebut meninggalkan sekolah karena prestasi akademik yang rendah. Untuk menilai kualitas peserta didik dapat dilakukan dengan penilaian prestasi belajar mahasiswa. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari: faktor lingkungan (lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya), instrumen (kurikulum, program, sarana dan prasarana, dosen), kondisi psikologis (minat,intelegensi, bakat), dan kondisi fisiologis (Djamarah, 2002). Untuk memperoleh prestasi belajar yang baik tidak lepas dari faktor motivasi. Motivasi mahasiswa untuk belajar umumnya dianggap sebagai salah satu faktor penentu yang paling penting dari keberhasilan dan kualitas dari setiap

2 hasil belajar (Mitchell, 1992). Motivasi adalah dorongan dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Rabideau, 2005). Santrock (2009) menyatakan motivasi ialah bagian dari ide seseorang untuk memotivasi dirinya dalam menghadapi lingkungan secara efektif dan menguasai dunia serta memproses informasi secara efisien. Motivasi, juga disebut sebagai keterlibatan akademis, mengacu pada indikator kognitif, emosional, perilaku investasi mahasiswa, dan keterikatan pendidikan (Tucker et al., 2002). Menurut Jegede et al. (1997) dalam penelitiannya motivasi berprestasi mendorong seseorang untuk berkeinginan lebih sukses dan melakukan prestasi serupa pada kondisi yang lain. Motivasi diklasifikasikan sebagai motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Mahasiswa yang termotivasi secara intrinsik akan melihat belajar sebagai kesempatan untuk memuaskan rasa ingin tahu dan keinginan untuk pengetahuan mereka sendiri. Sementara mahasiswa yang termotivasi secara ekstrinsik berusaha untuk memuaskan orang lain, seperti nilai yang baik untuk menyenangkan orang tua, atau bekerja pada tugas-tugas karena mereka percaya hal itu akan menghasilkan sesuatu yang diinginkan seperti mendapatkan uang (Bengtsson and Ohlsson, 2010 ) Penelitian yang dilakukan Hancock (2004) menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara motivasi dengan prestasi mahasiswa. Motivasi dan sikap berhubungan positif dengan hasil belajar (Stacy, 2011, Bakar et al., 2010). Penelitian yang dilakukan Amrai et al. (2011) di Universitas Teheran bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi dan prestasi akademik mahasiswa. Hendrickson (1997) mengemukakan bahwa selain motivasi, sikap termasuk prediktor terbaik dari prestasi akademik mahasiswa. Sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (unfavourable) pada objek tersebut (Fishbein and Ajzen, 1995). Disamping itu status sosial ekonomi juga mempengaruhi prestasi belajar. Eamon (2005) bahwa status sosial ekonomi yang rendah mempengaruhi prestasi

3 akademik. Status sosial ekonomi yang rendah dapat mencegah akses pada sumber daya vital dan menciptakan stres tambahan di rumah. Menurut Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD, 2005), prestasi akademik tidak tergantung hanya pada faktor-faktor di sekolah tetapi juga di lingkungan sosial ekonomi di mana mahasiswa tumbuh. Hal ini juga didukung penelitian Shah et al. (2012), pada delapan perguruan tinggi dan dua sekolah menengah tinggi di Kota Khan diperoleh hasil terdapat hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua (dihitung dari pendapatan keluarga, baik ayah, ibu atau keduanya) dengan prestasi akademis anak-anak mereka. Pendidikan orang tua merupakan pendidikan pertama dan utama, oleh karena itu pendidikan keluarga dipandang sebagai peletak dasar dari pendidikan seorang anak selanjutnya. Orang tua adalah figur yang bertanggung jawab dalam proses pembentukan kepribadian anak, sehingga diharapkan selalu memberi arahan, bimbingan dan pengawasan selama proses perkembangan dan kemajuan anak menuju arah kedewasaan dan kematangan dalam berfikir dan bertindak. Orang tua yang mempunyai pendidikkan tinggi diharapkan akan dapat mendidik anaknya lebih baik dibandingkan dengan orang tua yang mempunyai pendidikkan rendah. Di negara Indonesia pada dekade ini kualitas pendidikan sangat memprihatinkan. Hal ini dibuktikan dari data United Nations Development Programme (UNDP) tentang peringkat indeks pengembangan manusia (Human Development Index), yaitu komposisi peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala menunjukkan indeks pengembangan manusia di Indonesia tahun 2011 menempati peringkat ke-124 dari 187 negara (UNDP, 2013). Angka Kematian Balita (AKABA) berkaitan erat dengan Angka Kematian Bayi (AKB). AKB digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan secara umum, termasuk indikator pembangunan kesehatan dan pendidikan. Anak balita merupakan salah satu populasi yang paling berisiko terkena berbagai macam gangguan kesehatan dan kematian. Berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesis (SDKI, 2012) AKB tercatat 32 kematian per 1.000 kelahiran

4 hidup dan pada tahun 2015 diperkirakan 23 kematian per 1.000 kelahiran hidup (BPS et al., 2012). Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian bayi adalah dengan memperkuat sistem kesehatan (BAPPENAS, 2010). Salah satu upaya tersebut adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan keperawatan dan menghasilkan lulusan yang berkualitas khususnya berkaitan dengan keperawatan anak. Akademi Kesehatan Provinsi Riau merupakan salah satu institusi yang mendidik dan menghasilkan lulusan perawat setara Diploma III. Keperawatan anak merupakan salah satu mata kuliah yang dianggap penting. Untuk dapat mengikuti mata kuliah keperawatan anak mahasiswa diwajibkan terlebih dahulu lulus mata kuliah kebutuhan dasar manusia (KDM), konsep dasar keperawatan (KDK), dan keperawatan medikal bedah (KMB I dan II). Berdasarkan studi pendahuluan di Akademi Kesehatan Provinsi Riau dalam dua tahun terakhir terjadi penurunan prestasi belajar pada mata kuliah keperawatan anak. Tabel 1. Indek Prestasi Mata Kuliah Keperawatan Anak Mahasiswa Akademi Kesehatan Provinsi Riau No Indeks Prestasi Mata Kuliah Keperawatan Anak Tahun Ajaran 2010/2011 Tahun Ajaran 2011/2012 1 A 0% 0% 2 B 25,3% 13,7% 3 C 74,7% 84,3% 4 D 0% 2% TOTAL 100% 100% Sumber : (Akademi Kesehatan Prov. Riau, 2012) Indek prestasi huruf dikonversi kedalam nilai angka: Nilai A dengan rentang angka 80 100, nilai B rentang angka 70 79, nilai C rentang angka 60 69, nilai D rentang angka 50 49, dan nilai E dengan rentang nilai angka 0 49 (Syah, 2010). Pada saat penerimaan mahasiswa baru Akademi Kesehatan Provinsi Riau belum pernah dilakukan tes psikologi, namun hanya ditanyakan alasan memilih kuliah di Akademi Kesehatan Provinsi Riau. Beberapa alasan mahasiswa memilih atau kuliah di Akademi Kesehatan Provinsi Riau karena keinginan sendiri 40%, orang tua 60% dan tidak lulus diperguruan tinggi lainnya (Akademi Kesehatan

5 Prov. Riau, 2012). Dari uraian latar belakang maka perlu dilakukan penelitian tentang Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah keperawatan anak Akademi Kesehatan Provinsi Riau. B. Perumusan Masalah Dalam 20 tahun terakhir jumlah mahasiswa keperawatan yang drop-out semakin meningkat yaitu sebanyak 20% (Urwin et al., 2010). Penelitian yang dilakukan Kantek (2010) di sebuah Universitas pada Departemen Keperawatan di Turki diperoleh hasil sekitar 7,6% dari mahasiswa terdaftar pada universitas tersebut meninggalkan sekolah karena prestasi akademik yang rendah. Motivasi mahasiswa untuk belajar umumnya dianggap sebagai salah satu faktor penentu yang paling penting dari keberhasilan dan kualitas dari setiap hasil belajar (Mitchell, 1992). Penelitian yang dilakukan Hancock (2004) menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara motivasi dengan prestasi belajar mahasiswa. Motivasi berhubungan positif dengan hasil belajar, (Stacy, 2011, Bakar et al., 2010). Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian Amrai et al. (2011) di Universitas Teheran bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi dan prestasi akademik mahasiswa. Berdasarkan data dari Akademi Kesehatan Provinsi Riau dalam dua tahun terakhir terjadi penurunan prestasi belajar pada mata kuliah keperawatan anak maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Apakah motivasi belajar berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah keperawatan anak? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah keperawatan anak Akademi Kesehatan Provinsi Riau.

6 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui bagaimana hubungan motivasi dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah keperawatan anak. b. Mengetahui faktor lain yang berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah keperawatan anak. D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar untuk penelitian selanjutnya tentang prestasi belajar mahasiswa. b. Sebagai sumber informasi tentang motivasi belajar dan prestasi belajar mahasiswa. 2. Secara praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukkan bagi Akademi Kesehatan Provinsi Riau dalam rangka penyusunan kurikulum/program kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah keperawatan anak. b. Bagi mahasiswa agar termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar pada mata kuliah keperawatan anak. c. Bagi peneliti menambah pengalaman dan pengetahuan khususnya tentang motivasi dan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah keperawatan anak. E. Keaslian Penelitian Ada beberapa penelitian yang mengkaji tentang hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa antara lain: 1. Amrai et al. (2011) dalam penelitiannya yang berjudul The relationship between academic motivation and academic achievement students yang

7 dilakukan di Universitas Teheran. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara motivasi akademik dan prestasi belajar pada mahasiswa di Universitas Teheran. Analisi korelasi cross sectional yang dilakukan Univeritas Teheran terhadap 252 mahasiswa. Hasil penelitian terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi akademik dan prestasi belajar mahasiswa. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah pada variabel yang diteliti dan lokasi penelitian. 2. Bakar et al. (2010) dalam penelitiannya berjudul Relationships between university students achievement motivation, attitude and academic performance in Malaysia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara motivasi berprestasi, sikap dan kinerja akademik mahasiswa. Analisis deskriptif korelational yang dilakukan di Universitas lokal Malaysia terhadap 1.484 mahasiswa. Hasil penelitian adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dan prestasi belajar mahasiswa. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah pada metode, variabel yang diteliti dan lokasi penelitian.