POLA BAKTERI AEROB YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG ICU BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
1 Hilary G. Sarlin 2 Heriyannis Homenta 2 John Porotu o.

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI AEROB YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI IRINA E RSUP PROF. DR. R. D.

Pola bakteri aerob yang berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial di Instalasi Gawat Darurayt RSAD Robert Wolter Mongisidi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi


BAB I PENDAHULUAN. penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat

LAPORAN HASIL PENELITIAN. Oleh : VINISIA

POLA BAKTERI AEROB YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN INFEKSI NOSOKOMIAL PADA KAMAR BERSALIN RSAD ROBERT WOLTER MONGISIDI MANADO

Claudya Emma Sulistya 1 Olivia Waworuntu 2 John Porotu o 2.

IDENTIFIKASI BAKTERI UDARA PADA INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU. Rosa Dwi Wahyuni

POLA BAKTERI AEROB PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI RSUP Prof. dr. R. D. KANDOU MANADO

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI AEROB YANG DAPAT MENYEBABKAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANGAN INSTALASI GIZI BLU RSUP PROF. DR. R. D.

BAB I PENDAHULUAN. satunya bakteri. Untuk menanggulangi penyakit infeksi ini maka digunakan

Pola bakteri aerob pada sputum penderita infeksi saluran pernapasan akut di Poliklinik Paru RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Pola bakteri aerob yang berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial di ruang neonatal intensive care unit (NICU) RSAD Robert Wolter Mongisidi Manado

POLA KEPEKAAN BAKTERI PENYEBAB VENTILATOR-ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP) DI ICU RSUP H. ADAM MALIK PERIODE JULI-DESEMBER Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikroorganisme penyebab penyakit infeksi disebut juga patogen

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kematian di dunia.salah satu jenis infeksi adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang semuanya mengandung. rumah sakit yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial

ANGKA DAN POLA KUMAN PADA DINDING, LANTAI DAN UDARA DI RUANG ICU RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang

POLA BAKTERI PADA URIN PASIEN YANG MENGGUNAKAN KATETER URETRA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. yang selalu bertambah setiap tahunnya. Salah satu jenis infeksi tersebut adalah

2 Standy Soeliongan 2 Fredine E.S. Rares.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

BAB 1 PENDAHULUAN. Kateter uretra merupakan alat yang digunakan untuk. keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI AEROB YANG BERPOTENSI MENJADI SUMBER PENULARAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI IRINA A RSUP PROF. DR. R. D.

BAB 1 PENDAHULUAN. penting bagi kelangsungan hidup, modal dasar dan fungsi utama pembangunan

ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya

IDENTIFIKASI BAKTERI AEROB PADA URIN PORSI TENGAH PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM 5 DI BLU RSUP PROF. R.D. KANDOU MANADO

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Enterobacter sp. merupakan bakteri gram negatif. berbentuk batang. Enterobacter sp.

POLA BAKTERI AEROB PENYEBAB INFEKSI NOSOKOMIAL PADA RUANGAN NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU) BLU RSUP PROF. DR. R.

PENDAHULUAN. kejadian VAP di Indonesia, namun berdasarkan kepustakaan luar negeri

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Staphylococcus aureus merupakan salah satu. penyebab utama infeksi di rumah sakit dan komunitas,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Infeksi Nosokomial di RSUD Setjonegoro Kabupaten Wonosobo

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

BAB I Pendahuluan UKDW. penyebab keempat dari disabilitas pada usia muda (Gofir, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kolonisasi kuman penyebab infeksi dalam urin dan. ureter, kandung kemih dan uretra merupakan organ-organ yang

ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seseorang selama di rumah sakit (Darmadi, 2008). Infeksi nosokomial merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat. lantai makanan dan benda-benda peralatan medik sehingga dapat

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama. morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pelayanan kesehatan umum seperti rumah sakit dan panti jompo. Multidrugs

POLA BAKTERI AEROB PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSIS OTITIS MEDIA SUPURATIF AKUT DI POLIKLINIK THT-KL RSUP. PROF. DR. R. D.

GAMBARAN POPULASI BAKTERI PADA CHEST PIECE STETOSKOP DI RUANGAN ICU DAN HCU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP MEROPENEM

POLA KUMAN DAN UJI KEPEKAANNYA TERHADAP ANTIBIOTIKA PADA PENDERITA OTITIS EKSTERNA DI POLIKLINIK THT-KL BLU RSU PROF. DR. R. D.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya

ANGKA DAN POLA KUMAN PADA DINDING, LANTAI DAN UDARA DI RUANG ICU RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama penyakit infeksi (Noer, 2012). dokter, paramedis yaitu perawat, bidan dan petugas lainnya (Noer, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks, rumah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh

KATA PENGANTAR Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas kurnia-nya, skripsi ini

BAB 1 PENDAHULUAN. yang resisten terhadap minimal 3 kelas antibiotik. 1 Dari penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POTENSI PENYEBARAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANGAN INSTALASI RAWAT INAP KHUSUS TUBERKULOSIS (IRINA C5) BLU RSUP PROF. DR. R. D.

POLA BAKTERI AEROB PATOGEN YANG DIISOLASI DARI SAYUR MENTAH SIAP SAJI YANG DIJUAL DI RUMAH MAKAN KAWASAN BOULEVARD MANADO

Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah. kesehatan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) menurut Global Initiative of

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Bakteri dari genus Staphylococcus adalah bakteri. gram positif kokus yang secara mikroskopis dapat diamati

SENSITIVITAS ANTIBIOTIK PADA PASIEN SEPSIS DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. di udara, permukaan kulit, jari tangan, rambut, dalam rongga mulut, usus, saluran

BAB 1 PENDAHULUAN. dari saluran napas bagian atas manusia sekitar 5-40% (Abdat,2010).

Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 2) UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung

BAB I PENDAHULUAN. paru. Bila fungsi paru untuk melakukan pembebasan CO 2 atau pengambilan O 2 dari atmosfir

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Bakteri Penyebab Infeksi Nosokomial Pada Alat Kesehatan dan Udara di Ruang Unit Gawat Darurat RSUD Abepura, Kota Jayapura

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Infeksi nosokomial atau disebut juga hospital acquired infection dapat

1 Kevin G. Pitojo 2 Adrian Tangkilisan 2 Alwin Monoarfa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan

Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, penggunaan. lensa kontak sebagai pengganti kacamata semakin meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Kriteria pasien dikatakan mengalami infeksi

ANALISA KANDUNGAN MIKROORGANISME PADA RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2013 S K R I P S I. Oleh: FITRI MUTIASARI NIM.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (Anonim, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, angka kejadian penyakit infeksi

PROFIL PENDERITA MORBUS HANSEN (MH) DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Staphylococcus adalah bakteri gram positif. berbentuk kokus. Hampir semua spesies Staphylococcus

Pseudomonas aeruginosa adalah kuman patogen oportunistik yang dapat

ABSTRAK AKTIVITAS TEH HIJAU SEBAGAI ANTIMIKROBA PADA MIKROBA PENYEBAB LUKA ABSES TERINFEKSI SECARA IN VITRO

POLA KEPEKAAN ANTIBIOTIK BAKTERI EXTENDED SPECTRUM BETA LAKTAMASES-PRODUCING ESCHERICHIA COLI

POLA KUMAN PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG RAWAT INTENSIF. RSUP Dr. KARIADI SEMARANG ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Di berbagai negara khususnya negara berkembang, peranan antibiotik dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit paru obstruktif kronik atau yang biasa disebut PPOK merupakan

ANALISIS TINDAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERAWAT DALAM PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG ICU RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Transkripsi:

POLA BAKTERI AEROB YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG ICU BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO 1 Prilly V. Londok 2 Heriyannis Homenta 3 Velma Buntuan 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: plondok@yahoo.com Abstract: Infections that can be found during the treatment in the ICU are due to contamination of pathogenic bacteria as the source of nosocomial infections. This nosocomial infections appear and show symptoms in patients treated or after being treated in the hospital. This study aimed to determine the sources and patterns of aerobic bacteria that could potentially cause nosocomial infections: in the walls, floors, medical equipment, and in the ambient air of ICU Room, Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital, Manado. This was a descriptive study designed with a prospective approach. Samples were bacteria in the walls, floors, medical equipment, and the ambient air of the ICU Room. The results showed that of the 27 samples taken, there were 24 bacteria found: Enterobacter e (25%), Bacillus subtilis (25%), Enterobacter cloacae (16.7%), Staphylococcus sp. (8.4%), Gram-negative cocci (16.4%), Serratia rubidaea (4.1%), and Klebsiella pneumonia (4.1%). Keywords: ICU, nosocomial infections, patterns of aerobic bacteria Abstrak: Infeksi yang dapat ditemukan pada perawatan di ICU karena terkontaminasi dengan sumber bakteri patogen yaitu infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang muncul dan menunjukkan gejala selama pasien dirawat atau setelah dirawat di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber dan pola bakteri aerob yang berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial di dinding, lantai, peralatan medis, dan udara di ruang ICU BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado. Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan prospektif. Sampel penelitian ialah bakteri pada dinding, lantai, peralatan medis, dan udara di ruang ICU BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Hasil penelitian memperlihatkan dari 27 sampel yang diambil, terdapat 24 bakteri yaitu Enterobacter (25%), Bacillus subtilis (25%), Enterobacter cloacae (16,7%), Staphylococcus sp. (8,4%), Kokus Gram negatif (16,4%), Serratia rubidaea (4,1%), dan Klebsiella pneumonia (4,1%). Kata kunci: ICU, infeksi nosokomial, pola bakteri aerob Rumah sakit merupakan bagian integral organisasi pelayanan medis yang bertugas memberikan layanan kesehatan baik 448 preventif maupun kuratif kepada masyarakat sekitar beserta lingkungannya. Kegiatan tersebut menimbulkan dampak

positif dan negatif. Dampak positif ialah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatifnya ialah agen penyakit yang dibawa oleh penderita dari luar ke rumah sakit atau pengunjung yang berstatus karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan rumah sakit, seperti udara, air, lantai, makanan, dan peralatan medis. 1 Rumah sakit juga sebagai institusi yang memberikan pelayanan medis untuk semua jenis penyakit termasuk infeksi. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. 1 Pasien-pasien yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU) mempunyai pertahanan tubuh yang menurun, monitoring keadaan secara invasif, terpapar dengan berbagai jenis antibiotik dan terjadi kolonisasi oleh bakteri resisten mengakibatkan pasien yang dirawat mempunyai potensi lebih besar mengalami infeksi. 2 Infeksi yang dapat ditemukan pada perawatan di ICU karena terkontaminasi dengan sumber bakteri patogen yaitu infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang muncul dan menunjukkan gejala selama pasien dirawat atau setelah dirawat di rumah sakit. 3 Infeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian terbanyak di negara yang sedang berkembang karena penyakit infeksi masih menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian. 4 Penelitian yang dilakukan oleh WHO menunjukkan infeksi nosokomial sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara yang berada di Eropa, Timur tengah, Asia Tenggara dan Asia Pasifik, dengan jumlah infeksi nosokomial di Asia Tenggara sebanyak l0%. 5 Sementara di Amerika Serikat ada sekitar 20.000 kematian setiap tahun akibat infeksi nosokomial. 2 Di Indonesia tahun 2006 diperoleh angka kejadian infeksi nosokomial di Provinsi Lampung 4,3%, Jambi 2,8%, Jawa Barat 2,2%, DKI Jakarta 0,9%, Yogyakarta 0,8%, dan Jawa Tengah 0,5%. 6 Berdasarkan hasil temuan diatas, dan mengingat sampai saat ini belum ada Londok, Homenta, Buntuan: Pola bakteri aerob... penelitian tentang pola kuman yang berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial di ICU BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, maka penulis tertarik melakukan penelitian ini. METODE PENELITIAN Penelitian ini dibuat dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi prospektif. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014 - Januari 2015. Terdapat 27 sampel dalam penelitian ini yang berasal dari dinding, lantai, peralatan medis, dan udara di ruang ICU BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado. Pengelolaan sampel dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado dengan pewarnaan Gram dan dilanjutkan dengan uji biokimia. HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama bulan November 2014 Januari 2015 telah dilakukan pengambilan sampel di ruang ICU BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Pada Tabel 1 dapat dilihat sampel berjumlah 27 yang diambil dari 5 usapan lantai, 4 usapan tempat tidur, 4 usapan dinding, 2 usapan selang O 2, 2 usapan tabung O 2, 2 usapan selang suction, 2 usapan tabung suction, dan 6 udara ruang. Pada Tabel 2 dapat dilihat pertumbuhan bakteri pada media Nutrien Agar sebanyak 24 sampel dan pertumbuhan bakteri pada media Mac Conkey Agar sebanyak 17 sampel, sedangkan yang tidak ditemukan pertumbuhan bakteri pada Nutrient Agar sebanyak 3 sampel, dan pada Mac Conkey Agar 10 sampel. Pada Tabel 3 dapat dilihat bakteri Gram negatif merupakan bakteri yang terbanyak (87,5%) pada pewarnaan Gram. Pada Tabel 4 dapat dilihat bakteri Enterobacter dan Bacillus subtilis yang terbanyak, di mana masingmasing sebanyak 6 sampel (25%). Pada Tabel 5 dapat dilihat pertumbuhan bakteri di dinding yaitu Bacillus subtilis sebanyak 1 sampel (100%). 449

Tabel 1. Sumber Pengambilan Sampel Sampel Jumlah Dinding 4 Lantai 5 Tempat Tidur 4 Selang O 2 2 Tabung O 2 2 Selang Suction 2 Tabung Suction 2 Udara 6 Total 27 Tabel 2. Pertumbuhan Bakteri dari Sampel Pertumbuhan Nutrient Agar Mac Conkey Agar Ada pertumbuhan 24 17 Tidak ada 3 10 pertumbuhan Total 27 27 Tabel 3. Hasil Pewarnaan Gram Gram Jumlah % Sampel Bakteri Gram Positif 1 4,167 Bakteri Gram 21 87,5 Negatif Bakteri Gram Positif 2 8,333 dan Negatif Total 24 100 Tabel 4. Identifikasi Bakteri Tabel 5. Distribusi Pertumbuhan Bakteri di Dinding Bacillus Subtilis 1 100 Total 1 100 Tabel 6. Distribusi Pertumbuhan Bakteri di Lantai Enterobacter 2 50 Staphylococcus sp. 1 25 Kokus Gram negatif 1 25 Tabel 7. Distribusi Pertumbuhan Bakteri di Tempat Tidur Serratia rubidaea 1 20 Kokus Gram Negatif 3 60 Staphylococcus sp. 1 20 Total 5 100 Tabel 8. Distribusi Pertumbuhan Bakteri di Selang dan Tabung O 2 Enterobacter 1 25 Bacillus subtilis 3 75 Enterobacter 6 25 Enterobacter cloacae 4 16,7 Serratia rubidaea 1 4,1 Klebsiella pneumonia 1 4,1 Kokus Gram negatif 4 16,7 Staphylococcus sp. 2 8,4 Bacillus subtilis 6 25 Total 24 100 Pada Tabel 6 dapat dilihat identifikasi bakteri di lantai terbanyak ialah kokus negatif sebanyak 3 sampel (60%). Pada Tabel 7 dapat dilihat bakteri terbanyak yang tumbuh di tempat tidur yaitu Bacillus subtilis sebanyak 3 sampel (75%). 450 Pada Tabel 8 dapat dilihat pertumbuhan bakteri terbanyak yang terdapat di selang dan tabung O 2 yaitu Enterobacter sebanyak 2 sampel (50%). Pada Tabel 9 dapat dilihat pertumbuhan bakteri di selang dan tabung suction yaitu Enterobacter sebanyak 2 sampel (50%) dan Enterobacter cloacae sebanyak 2 sampel (50%). Pada Tabel 10 dapat dilihat pertumbuhan bakteri di udara terbanyak yaitu Enterobacter cloacae dan Bacillus subtilis masing-masing sebanyak 2 sampel (33,3%).

Tabel 9. Distribusi Pertumbuhan Bakteri di Selang dan Tabung Suction Enterobacter 2 50 Enterobacter cloacae 2 50 Tabel 10. Distribusi Pertumbuhan Bakteri di Udara Enterobacter 2 33,3 cloacae Enterobacter 1 16,7 Klebsiella 1 16,7 pneumonia Bacillus subtilis 2 33,3 Total 6 100 BAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di ruang ICU BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado, selama bulan November 2014 Januari 2015 didapatkan 27 sampel dan terdapat beberapa jenis bakteri yang berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial. Pada penelitian ini, dari 27 sampel yang diperiksa, sebanyak 3 sampel tidak ada pertumbuhan dan 24 sampel terjadi pertumbuhan. Hasil koloni bakteri yang tumbuh selanjutnya dilakukan pewarnaan Gram dan kemudian dilakukan identifikasi dengan pemeriksaan secara mikroskopis dan dilanjutkan dengan uji biokimia. Pada uji biokimia ditemukan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial yaitu Enterobacter sebanyak 6 sampel (25%), Bacillus subtilis 5 sampel (20,8%), Enterobacter cloacae 4 sampel (16,8%), Kokus Gram negatif 4 sampel (16,8%), Staphylococcus sp. 2 sampel (8,3%), Serratia rubidaea 1 sampel (4,1%) dan Klebsiella pneumonia 1 sampel (4,1%) Enterobacter atau sering disebut Pantoea adalah anggota Enterobacteriacaea yang hidup di Londok, Homenta, Buntuan: Pola bakteri aerob... tanaman, tanah, dan air. Enterobacter ditemukan sebanyak 6 sampel yang berasal dari tempat tidur sebanyak 1 sampel (25%), selang dan tabung O 2 sebanyak 2 sampel (50%), selang dan tabung suction sebanyak 2 sampel (50%), dan udara sebanyak 1 sampel (16,7%). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan Liberto, dkk dengan judul Six cases of sepsis caused by Pantoea in a teaching hospital yang menemukan Enterobacter di ruang ICU. 6 Bacillus subtilis umumnya ditemukan di udara, tanah, air, dan sayuran dan dapat menyebabkan meningitis, endokarditis, infeksi mata, dan lain-lain. 7 Pada penelitian ini, Bacillus subtilis ditemukan sebanyak 6 sampel yang berasal dari dinding sebanyak 1 sampel (100%), tempat tidur sebanyak 3 sampel (75%), dan udara sebanyak 2 sampel (33,3%). Hasil penelitian ini sama dengan yang didapatkan pada kultur bakteri udara ruang ICU RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar tahun 2011 yang menemukan Bacillus subtilis sebanyak 10%. 2 Enterobacter cloacae merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi nosokomial seperti pneumonia, infeksi saluran kemih, infeksi luka, dan infeksi yang diperantarai alat. 1 Enterobacter cloacae ditemukan sebanyak 4 sampel yang berasal dari selang dan tabung suction sebanyak 2 sampel (50%) dan udara sebanyak 2 sampel (33,3%). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Bayani, dkk tahun 2013 dengan judul Drug resistance of Pseudomonas aeruginosa and Enterobacter cloacae isolated from ICU, Babol, Northern Iran yang menemukan dan menyelidiki pola resisten Enterobacter cloacae pada pasien yang dirawat di ICU. 8 Kokus Gram negatif ditemukan sebanyak 4 sampel yang berasal dari lantai sebanyak 3 sampel (60%), dan selang dan tabung O 2 sebanyak 1 sampel (25%). Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Oktarin tentang pola kuman pada dinding, lantai, dan udara di ICU RSUD dr. Moewardi Surakarta yang menemukan 451

Bacillus sp, Staphylococcus, Morexella lacunata, Klebsiella pneumonia, E. coli dan Pseudomonas aerogenes di lantai. 1 Staphylococcus sp. merupakan bakteri penyebab infeksi nosokomial tersering. 1 Pada penelitian ini, Staphylococcus sp. ditemukan sebanyak 2 sampel yang berasal dari selang dan tabung O 2 sebanyak 1 sampel (25%) dan lantai sebanyak 1 sampel (25%). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Juarez, dkk dengan judul The impact of hospitalacquired infection with multidrug-resistant bacteria in an oncology intensive care unit yang menemukan Staphylococcus aureus di ruang ICU. 9 Serratia rubidaea ditemukan sebanyak 1 sampel yang berasal dari lantai (25%). Hasil yang ditemukan ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Khanna, dkk dengan judul Serratia marcescens a rare opportunistic nosocomial pathogen and measures to limit its spread in hospitalized patient yang menemukan Serratia marcescens di ICU. 10 Klebsiella pneumonia merupakan salah satu penyebab infeksi nosokomial. Infeksi sering bersifat oportunis dan terjadi pada pasien rawat inap terutama di ICU. 11 Pada penelitian ini, Klebsiella pneumonia hanya ditemukan hanya sebanyak 1 sampel yang berasal dari udara (16,7%). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Naldu, dkk dengan judul A descriptive study of nosocomial infection in an adult intensive care unit in Fiji yang menemukan Klebsiella pneumonia di ruang ICU. 12 SIMPULAN 1. Dari 27 sampel ditemukan 24 jenis bakteri, yang terbanyak ialah Enterobacter dan Bacillus subtilis diikuti oleh Enterobacter cloacae, Staphylococcus sp., kokus Gram negative, Serratia rubidaea, dan Klebsiella pneumonia. 2. Dari 27 sampel ditemukan 6 spesies bakteri Enterobacter dan Bacillus subtilis yang merupakan bakteri terbanyak. DAFTAR PUSTAKA 1. Oktarin M. Angka dan Pola Kuman pada Dinding, Lantai, dan Udara di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Surakarta. 2013. 2. Noer SF. Pola Bakteri dan Resistensinya terhadap Antibiotik yang ditemukan pada Air dan Udara Ruang Instalasi Rawat Khusus RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Universitas Islam Makassar. 2011. 3. Nasution HL. Infeksi Nosokomial. Medan. 2012. 4. Nugraheni R, Suhartono, Wiharni S. Infeksi Nosokomial di RSUD Setjonegoro Kabupaten Wonosobo. 2012. 5. Zuhriyah L. Gambaran Bakteriologis Tangan Perawat. Malang. 2004. 6. Liberto M, Matera G, Puccio R, Russo T, Colosino E, Foca E. Six cases of sepsis caused by Pantoea in teaching hospital. Italy. 2008. 7. Microbewiki. Bacillus subtilis. 2013 Maret. [cited at 2015 Jan 20]. Available from: http://microbewiki.kenyon.edu/index.ph p/bacillus_subtilis 8. Bayani M, Siadati S, Rajabnia R, Taher A. Drug resistance of Pseudomonas aeruginosa and Enterobacter cloacae isolated from ICU, Babol, North Iran. 2013 9. Juarez C, Compte D, Jimenez P, Silva N, Hernandez S, Fernandez V. The impact of hospital-acquired infections with multidrud-resistant bacteria in an oncology intensive care unit. 2014. 10. Khanna A, Khanna M, Aggararwal A. Serratia marcescens- a rare opportunistic nosocomial pathogen and measeres to limit its spread in hospitalized patients. 2012. 11. Elliott T, Worthington T, Osman H, Gill M. Mikrobiologi Kedokteran dan Infeksi Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 12. Naidu K, Nabose I, Ram S, Viney K, Graham S, Bisell K. A descriptive study of nosocomial infections in an adult intensive care unit in Fiji. 2011. 452