BAB I PENDAHULUAN. konsep tayangan yang menarik dan membuat orang betah untuk mengikutinya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. sebuah peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengerjakan sebuah program demi tercapainya rating dan share yang tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media.

IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA

BAB I PENDAHULUAN. juga saat menggunakan internet, orang dapat berkomunikasi melalui .

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada potensi penerimaan negara khususnya pajak. Karena di dunia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun media elektronik mengalami kemajuan yang sangan pesat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pemasaran merupakan segala kegiatan usaha untuk membujuk,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapkan dengan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi dapat dikatakan telah mendominasi hampir semua waktu luang setiap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, kemudian kemunculannya disusul oleh stasiun stasiun

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. sudah sangat pesatnya sehingga hubungan komunikasi nasional dan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. Media Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang digemari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

REPRESENTASI CIRI MATERIALISTIK PADA PROGRAM TAKE ME OUT INDONESIA (Analisis Semiotika Roland Barthes)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Pada tahun 2010 prevalensi merokok

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. informasi tetapi juga pendidikan dan hiburan.seiring berkembangnya zaman, semakin banyak stasiun televisi yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya media komunikasi saat ini membuat orang dari

KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanpa butuh waktu lama, tenaga yang besar ataupun biaya mahal. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia musik dan entertainment di Indonesia meningkat pesat.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan penyelenggaraan siaran radio dan televisi. Radio dan televisi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, peran media massa sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tayangan baik informasi maupun hiburan dalam memenuhi kebutuhan. dalam diri seseorang yang memaksanya untuk bertindak 1

BAB I PENDAHULUAN. tetapi bisa juga melalui wadah media seperti majalah, koran, internet, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan masyarakat tidak dapat dipisahkan dari komunikasi, komunikasi sangat penting sekali dalam kehidupan sehari-hari, setiap

BAB I PENDAHULUAN. konsep acara yang sama namun dengan kemasan yang sedikit berbeda dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu teknologi yang mengalami perkembangan sangat cepat hari ini

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, dengan ciri-ciri berlangsung satu arah, komunikator melembaga,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Tidak berlebihan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ependi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. meresap banyak informasi secara langsung dari media. berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. 2 Komunikasi mengacu tindakan

KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK

BAB I PENDAHULUAN. Lebih kuat dari surat kabar, majalah maupun radio karena pesawat televisi. bagaikan melihat sendiri peristiwa yang disiarkan itu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB 10 KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK CHAPTER 10 FOOD SUPPLY AND POPULATION EXPENDITURE Pengeluaran dan Konsumsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TEMA LAPORAN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1.

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita tahu bahwa Reality Show adalah program televisi termuda yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam berkomunikasi, ada pesan yang disampaikan, berbicara pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan secara verbal maupun non verbal. Komunikasi yang lazim

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi semakin tinggi, maka beragam upaya dengan teknologi. pendukungnya pun semakin canggih. Manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat

BAB I PENDAHULUAN. acara televisi itu merupakan hasil dari bentuk komunikasi massa.

BAB 1 PENDAHULUAN. verbal dan non verbal tetapi banyak melakukan komunikasi melalui media, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia pertelevisian di Indonesia merupakan dunia baru bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. globalisai sekarang ini sangatlah berpengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi apa saja yang sedang terjadi di dalam maupun diluar negeri. Media

BAB. I PENDAHULUAN. banyak yang mengundang Pro dan Kontra dikalangan pakar maupun Praktisi.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan jaman, kemajuan teknologi kian hari semakin

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Membuat sebuah program tv yang populer dan menyedot banyak perhatian penonton tidaklah mudah. Pada setiap program yang dibuat, pasti selalu ada tim pendukung yang telah mencurahkan segenap daya kreativitasnya untuk membuat konsep tayangan yang menarik dan membuat orang betah untuk mengikutinya. Dibutuhkan kerja keras dalam menggodok ide dalam membuat sebuah program. Dibutuhkan kerjasama yang kompleks pada tim produksi dalam mengerjakan sebuah program demi tercapainya rating dan share yang tinggi. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa hidup mati sebuah program terkadang sangat tergantung pada perolehan rating dan sharenya. Program dengan rating dan share yang tinggi tentunya akan mendatangkan profit yang baik bagi perusahaan. Program reality show salah satunya, sempat merajai pertelevisian tanah air. Karena pada praktiknya program reality show selalu dapat menjadi tulang punggung bagi stasiun tv tersebut. Program reality show hampir selalu dapat menyedot banyaknya perhatian pemirsa tv. Di pertelevisian nasional reality show sempat merajai pertelevisian saat kemunculan program Akademi Fantasi Indosiar (AFI). Kemudian disusul dengan reality show di satsiun tv lainnya seperti Kontes Dangdut 1

2 TPI, Indonesian Idol RCTI, Penghuni Terakhir ANTV, Termehek-mehek TRANSTV, Take Me/Him/Celebrity Out INDOSIAR. Reality Show sendiri merupakan suatu acara yang menampilkan realitas kehidupan seseorang yang bukan selebriti (orang awam), lalu disiarkan melalui jaringan TV sehingga bisa dilihat masyarakat. Reality show tidak sekedar mengekspose kehidupan seseorang, tetapi juga menjadi ajang kompetisi, bahkan menjahili orang (Widyaningrum dan Christiatusti, Agustus, 2004) Take Me Out Indonesia adalah sebuah acara reality show yang ditayangkan oleh Indosiar sejak tanggal 19 Juni 2009 sampai 28 Desember 2010. Take Me Out Indonesia merupakan acara yang bertemakan pencarian pasangan dan langsung mendapat perhatian penonton tv di Indonesia. Acara yang ditayangkan di Indosiar ini merupakan lisensi dari FremantleMedia dan acara perjodohan atau dating show dengan kombinasi format show dan reality show pertama di Asia. Pada tanggal 26 Maret 2010, Take Me Out Indonesia dinobatkan menjadi acara reality show terfavorit pada malam penganugerahan Panasonic Gobel Awards 2010. Maraknya program reality show di berbagai stasiun tv tidak lepas dari respon yang baik dari pemirsa. Di tahun 2009 Take Me Out Indonesia sempat menduduki peringkat rating tertinggi program reality show. Menurut survey yang diadakan oleh AGB Nielsen pada September 2009 terhadap penonton tv usia 5 tahun keatas di 10 kota di Indonesia. Take me out indonesia menduduki peringkat teratas dengan rating 7,9 % dan diikuti dengan termehek-mehek dengan rating 5,9% dan peringkat tiga

3 adalah para pencari tuhan dengan rating 5,2%. Bahkan Take Me Out sempat menembus share 41,6 di bulan juli 2009. Berangkat dari kesusksesan program tersebut ditahun 2009-2010, kini Indosiar mencoba menghadirkan kembali program Take Me Out Indonesia ke hadapan pemirsanya. Mengusung konsep yang tidak jauh berbeda dengan konsep penayangan yang sebelumnya, Take Me Out Indonesia mencoba mengulang kesuksesannya di season pertamanya pada tahun 2009. Berikut peta persaingan program Take Me Out dengan program lain : TMO III(Fri, 07 Dec 2012) POLA KOMPETISI TAKE ME OUT INDONESIA I1I Based on BCD 5+, All Cities TMO III(Fri, 26 April 2013 ) Tabel 1.1 Pola Kompetisi Program Take Me Out Sumber : Produksi Indosiar

4 Perubahan pada season barunya di tahun 2012-2013 ini antara lain pada durasi penayangnnya yang semula berdurasi tiga jam on air menjadi dua jam on air. Perubahan juga terjadi pada jumlah kontestan pria yang semula 7 orang pria lajang menjadi 4 orang. Sementara dari peserta wanita tidak mengalami perubahan, yaitu sebanyak 30 wanita lajang yang akan mengisi podium mereka masing masing di main stage. Dari 2 jam penayangannya yang seminggu dua kali, program Take Me Out indonesia tidak hanya menghibur pemirsanya saja. Jika kita perhatikan dengan seksama, terdapat nilai-nilai materialisme yang tergambarkan pada program tersebut. Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang mempunyai pengaruh sangat besar dalam membentuk konstruksi realitas. Hampir sebagian besar waktu luang manusia dihabiskan di depan pesawat televisi. Sehingga dapat dikatakan bahwa televisi adalah salah satu bentuk dari budaya popular manusia. Bila dibandingkan dengan media-media lain, televisi bersifat istimewa karena kesediaannya yang lengkap. Dan ada sesuatu yang juga lebih spesial perihal program televisi ini, yang secara langsung terkait dengan representasi suatu kelompok sosial (Burton, 2000). Setiap representasi yang dihadirkan lewat program-program televisi, merupakan bagian kompleks dari representasi lainnya. Proses melihat gambar televisi yang tersusun atas representasi-representasi adalah proses yang kompleks. Melihat bukan sekadar aktifitas visual. Tindakan melihat hanya merupakan bagian dari

5 persepsi, yang dalam prosesnya harus memahami apa yang dilihat. Ada persoalan pengalaman budaya yang dihubungkan dengan penglihatan atau pencerapan ini. Menurut Burton (2000), melihat citra/gambar dalam televisi terbagi menjadi dua yaitu melihat sebagai sudut pandang kritis dan melihat sebagai posisioning spasial atau temporal. Melihat dengan sudut pandang kritis adalah menggunakan frasa berdasarkan posisi pemirsa namun terutama berdasarkan konotasi kritisnya. Menurut Croteau dan Hoynes, representasi bukanlah realitas yang sesungguhnya (real world) melainkan representasi media mengenai dunia sosial (social world). Seperti yang tampak pada pemunculan para peserta pria. Yang tampak pada tayangan tersebut adalah unsur materialisme cenderung dikedepankan dengan penonjolan sisi kepemilikan materi, kesuksesan dan kekuasaan seseorang. Begitu pula dengan penayangan VT Profile peserta pria, dimana sisi kepemilikan materi seringkali ditonjolkan pada tayangan tersebut. Tidak hanya itu, hal ini dipertegas pula dengan komentar-komentar para peserta wanita dan host dalam menyampaikan pendapat mereka yang cenderung menggambarkan bahwa kesuksesan kehidupan seseorang dinilai dari jumlah materi yang dimiliki dan luasnya kekuasaan yang dimiliki seseorang. Masyarakat kita sudah dijejali dengan persepsi bahwa masa depan yang baik, makmur, dan sejahtera hanya dapat digapai melalui kemampuan seseorang yang memadai. Jarang yang sadar bahwa ada kekuatan struktur dan suprastruktur yang telah menjadikannya tak dapat menggapai kesuksesan hidup. Struktur itu adalah

6 kekuasaan dalam segala bentuknya yang masuk dalam ranah sosial dan cenderung hegemonik, yakni pemerintahan, ideologi, sistem keyakinan, politik, bahkan pendidikan. Seperti yang dikutip oleh Larry A Samovar dalam bukunya yang berjudul Communication between Cultures, menyatakan bahwa Kepemilikan material telah menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat Amerika. Seperti yang ditunjukan Stewart dan Bennet, Amerika menggangap bahwa cukup secara material dan nyaman secara fisik merupakan hak setiap orang (Stewart dan Bennet 1992:119). Althen menwarkan pandangan sama ketika menuliskan bahwa amerika bahwa sifat materialistik adalah alami dan pantas. (Althen 2003:15). Bagaimanapun, pemrolehan materi seperti rumah besar, beragam pakaian dalam setiap kesempatan, transportasi pribadi yang nyaman, dan banyak pilihan makanan, dianggap sebagai upah dari kerja keras. 1 Masyarakat sekarang adalah masyarakat yang mengejar status, bahkan segala cara dan kemungkinan mereka lakukan demi status, bahkan ketika status tersebut hanya sebatas asumsi, anggapan, keyakinan, dan persepsi belaka. Dalam besutan cultural materialism tersebut maka status ditandai dengan kepemilikan materi (Harris, 1927-2001). Soal nilai pun dinafikan, hingga ketika bicara soal nilai maka yang dikejar pun bukan nilai substansial melainkan nilai instrumental, yaitu yang 1 Larry A Samovar, Richard E.Porter, Edwin R.McDaniel. Komunikasi Lintas Budaya Communication between cultures. Salemba Humanika. Jakarta: 2010. Hal 233

7 sekadar instrumen, yakni semua yang berbau materi. Maka orang yang tak bermateri adalah orang yang tak berpunya, tak sejahtera, dan tak sukses. Kesejahteraan pun dimaknai tak sekadar mempunyai kebahagiaan batin tapi juga materi, bahkan ada yang mengatakan bahwa kebahagiaan materi menunjang kebahagiaan batin. Tindakan tersebut mendorong perilaku lainnya yaitu perilaku konsumtif pada masyarakat. Berikut adalah data statistik konsumsi masyarakat Indonesia. Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang: Kelompok Barang 2010 Maret 2011 2012 September Maret September Makanan: Padi padian 8.89 7.48 8.37 9.14 7.9 Umbi umbian 0.49 0.51 0.48 0.44 0.42 Ikan 4.34 4.27 4.12 4.20 4.08 Daging 2.10 1.85 2.19 2.06 2.26 Telur dan susu 3.20 2.88 2.86 3.00 2.74 Sayur sayuran 3.84 4.31 3.72 3.78 3.62 Kacang kacangan 1.49 1.26 1.31 1.33 1.32 Buah buahan 2.49 2.15 2.06 2.44 2.28 Minyak dan lemak 1.92 1.91 1.79 1.95 1.79 Bahan minuman 2.26 1.80 1.93 1.73 1.68 Bumbu bumbuan 1.09 1.06 1.02 1.02 0.96 Konsumsi lainnya 1.29 1.07 1.07 1.1 1.01 Makanan jadi 12.79*) 13.73*) 11.83*) 12.72*) 11.65*) Minuman beralkohol Tembakau dan sirih 5.25 5.16 5.73 6.16 6 Jumlah makanan 51.43 49.45 48.46 52.08 47.71

8 Bukan makanan: Perumahan dan fasilitas rumahtangga 20.36 19.91 18.92 21.05 19.86 Barang dan jasa 16.78 17.92 17.97 17.84 18.1 Pakaian, alas kaki dan tutup kepala 3.38 2.02 6.96 1.74 5.95 Barang barang tahan lama 5.14 7.52 4.76 5.15 5.27 Pajak dan asuransi 1.57 1.64 1.51 1.48 1.73 Keperluan pesta dan upacara 1.32 1.53 1.43 1.65 1.39 Jumlah bukan makanan 48.57 50.55 51.54 48.92 52.29 Tabel 1.2 Data Konsumsi Masyarakat Indonesia Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional, Modul Konsumsi 2010 mencakup panel 68.800 rumah tangga). Tahun 2011-2012 merupakan data Susenas Triwulan I dan Triwulan III (Maret dan September) dengan sampel 75.000 rumah tangga. Berdasarkan deskripsi diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang representasi materialisme pada program Take Me Out Indonesia dengan analisis semiotik Roland Barthes. Dimana tugas pokok semiotika adalah mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan mengklasifikasi jenis-jenis utama tanda dan cara penggunaannya dalam aktivitas yang bersifat representatif. Karena jenis-jenis tanda berbeda di tiap budaya, tanda menciptakan pelbagai pencontoh mental yang pasti akan membentuk pandangan yang akan dimiliki orang terhadap dunia.

9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana representasi materialisme pada program Take Me Out Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi materialisme pada program Take Me Out Indoesia. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dikelompokkan dalam manfaat penelitian akademis dan manfaat penelitian praktis, yaitu: 1.4.1 Manfaat Akademis Dengan adanya penelitian ini, diharapkan menjadi masukan dalam bidang keilmuan penyiaran/broadcast terhadap bagaimana representasi materialisme pada sebuah program. 1.4.2 Manfaat praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi stasiun televisi dan tim produksi sehingga dapat membuat program yang berkualitas dan dapat mempertahankan eksistensinya. Sedangkan bagi khalayak umum, hasil analisis ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca agar lebih kritis dalam memaknai pesan yang disampaikan media.