BAB I PENDAHULUAN. hidup. Lingkungan dapat dikatakan baik jika unsur yang menyusun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam proses produksinya menghasilkan limbah yang mengandung sulfat dan

PEMANFATAAN KONSORSIUM BAKTERI PEREDUKSI SULFAT DAN ZEOLIT ALAM DALAM PENGENDAPAN LOGAM Mn

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah. lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk

Bab V Hasil dan Pembahasan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Teknik Bioremediasi logam berat dan radionuklida

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENGARUH JENIS SEDIMEN WETLAND DALAM REDUKSI SULFAT PADA LIMBAH AIR ASAM TAMBANG (AAT)

III. NUTRISI DAN MEDIUM KULTUR MIKROBA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Peruraian anaerobik (anaerobic digestion) merupakan salah satu metode

I. PENDAHULUAN. Lampung adalah produsen tapioka utama di Indonesia. Keberadaan industri

, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh

FORMULASI INOKULUM BAKTERI PEREDUKSI SULFATE YANG DIISOLASI DARI Sludge INDUSTRI KERTAS UNTUK MENGATASI AIR ASAM TAMBANG

BAB I PENDAHULUAN. terkandung di kawasan bekas tambang dan industri (Das et al, 2012; Hao dan

BAB I PENDAHULUAN. penampilannya atau lebih tahan tehadap korosi dan keausan. Dampak negatif dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

MAKALAH KIMIA ANALITIK

TRANSFORMASI BESI DAN MANGAN

PENDAHULUAN. masyarakat terhadap pentingnya protein hewani, maka permintaan masyarakat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

BAB 5 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES FILM MIKROBIOLOGIS (BIOFILM)

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber energi fosil yang semakin menipis, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN. bioetanol berbasis tebu, baik yang berbahan baku dari ampas tebu (baggase), nira

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan

PENDAHULUAN. lingkungan adalah industri kecil tahu. Industri tahu merupakan salah satu industri

4 Hasil dan Pembahasan

1. Limbah Cair Tahu. Bahan baku (input) Teknologi Energi Hasil/output. Kedelai 60 Kg Air 2700 Kg. Tahu 80 kg. manusia. Proses. Ampas tahu 70 kg Ternak

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. mereduksi sulfat pada kondisi anaerob menjadi sulfida, selanjutnya H 2 S yang

BAB I PENDAHULUAN. Australia (BP.2014). Sebagian besar pertambangan batubara di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. biologis. Biohidrogen berpotensi sebagai bahan bakar alternatif karena kandungan

PENGARUH PEMBERIAN SEDIMEN BAKAU DAN SEDIMEN RAWA TERHADAP POPULASI BAKTERI PADA AIR ASAM TAMBANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. kita pada krisis energi dan masalah lingkungan. Menipisnya cadangan bahan

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat Kimia Tanah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Anindita Meitamasari Dosen Pembimbing : Ipung Fitri Purwanti ST., MT. Ph.D.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Logam Logam Berat Tanah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu pengekspor buah nanas yang menempati posisi

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

BAB II LANDASAN TEORI

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

NUTRISI DAN MEDIUM MIKROBA

I. PENDAHULUAN. 2014). Badan Pusat Statistik (2013) menyebutkan, di provinsi Daerah Istimewa. satunya adalah limbah minyak pelumas bekas.

BAB I PENDAHULUAN. buangan sebagai limbah yang dapat mencemari lingkungan (Fahruddin, 2010). Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 85 tahun 1999

1 Security Printing merupakan bidang industri percetakan yang berhubungan dengan pencetakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa populasi mikroorganisme yang terdapat di dalam tanah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. tangga, industri, pertambangan dan lain-lain. Limbah berdasarkan sifatnya

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PERMEN

Bab IV Data dan Hasil Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN. (CH 2 O)n + n O 2 n CO 2 + n H 2 O + e - (1) mikrob (CH 2 O)n + nh 2 O nco 2 + 4n e - + 4n H + (2)

Kajian Pengolahan Air Gambut Dengan Upflow Anaerobic Filter dan Slow Sand Filter. Oleh: Iva Rustanti Eri /

Proses Nitrifikasi Dan Denitrifikasi Dalam Pengolahan Limbah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

Chemoautotropic Eubacteria

PENURUNAN KONSENTRASI CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

kompartemen 1, kompartemen 2, kompartemen 3 dan outlet, sedangkan untuk E.Coli

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Deskriptif Fisika Kimia Air dan Sedimen

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1. Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Kakao di Indonesia. No Tahun Luas Areal (Ha)

HASIL DAN PEMBAHASAN

2016 BIOREMEDIASI LOGAM KROMIUM (VI) PADA LIMBAH MODEL PENYAMAKAN KULIT MENGGUNAKAN BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air adalah salah satu unsur yang sangat penting bagi lingkungan hidup. Lingkungan dapat dikatakan baik jika unsur yang menyusun lingkungan tetap terpelihara. Pencemaran air dapat terjadi karena buangan limbah cair yang dihasilkan oleh industri yang tidak dikelola semestinya dan dibuang ke lingkungan di sekitarnya. Setiap jenis industri mempunyai karakteristik limbah cair yang spesifik. Aktivitas industri di beberapa daerah di Indonesia semakin meningkat, sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan akibat berbagai jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri. Limbah industri tambang mineral umumnya menyebabkan air mempunyai kandungan sulfat yang tinggi dan ph <3. Salah satu dampak penurunan ph tersebut adalah meningkatnya kelarutan logam, termasuk logam Mn, sehingga dapat menimbulkan pencemaran logam pada lingkungan perairan. Salah satu alternatif proses penanganan pencemaran secara biologis dengan memanfaatkan aktivitas mikrobia yaitu dengan menggunakan Bakteri Pereduksi Sulfat. Bakteri ini mampu mendekontaminasi sulfat dan mampu menurunkan konsentrasi logam. Bakteri Pereduksi Sulfat pada umumnya bersifat anaerob dan dapat bereaksi dengan berbagai logam menghasilkan hidrogen sulfida (H 2 S) (Widyati, 2004). Menu rut Suyasa (2002), faktor 1

penting bagi Bakteri Pereduksi Sulfat untuk menghasilkan sulfida dan mengendapkan logam berat pada kondisi anaerobik adalah donor elektron berupa senyawa organik sederhana. Bakteri Pereduksi Sulfat mampu menggunakan ion sulfat, sulfit, atau thiosulfat sebagai aseptor elektron untuk mendapatkan energi dalam proses metabolismenya. Ion-ion tersebut setelah menerima elektron akan tereduksi menjadi sulfida. Terbentuknya hidrogen sulfida juga sangat menguntungkan terhadap lingkungan yang mengandung logam terlarut tinggi. Karena senyawa ini sangat reaktif dan bereaksi dengan logam membentuk logam sulfida yang sangat stabil. Pemanfaatan Bakteri Pereduksi Sulfat sebagai agensia pendetoksifikasi merupakan pendekatan untuk proses bioremidiasi lingkungan. Bakteri tersebut mampu tumbuh pada lingkungan asam dan kandungan logam Mn yang lebih efektif dengan membentuk biofilm. Biofilm merupakan bentuk koloni yang terdiri dari berbagai kelompok bakteri yang melekat pada permukaan suatu substrat (Rajbir et al., 2006). Proses reduksi sulfat dan pengikatan logam Mn oleh Bakteri Pereduksi Sulfat dapat dikondisikan dalam suatu bioreaktor anaerob. Dalam reaktor tersebut substrat organik yang kompleks tersedia dengan adanya aktivitas fermentasi oleh kelompok bakteri anaerob lainnya. Bakteri Pereduksi Sulfat memerlukan asam organik pendek tertentu untuk respirasi anaerobnya. Aktivitas Bakteri Pereduksi Sulfat dalam bioreaktor diharapkan dapat lebih efektif dengan pemberian zeolit alam dari Wonosari. Hasil penelitian Pujiastuti dan Erwan (2007) mengenai penurunan kadar Zn dalam limbah 2

elektroplating pada berbagai ukuran zeolit didapatkan bahwa Zn dalam limbah elektroplating dengan konsentrasi awal 1,6 ppm dapat diserap oleh zeolit sampai 99,25%, dimana kenaikan penyerapannya semakin tinggi dengan semakin kecil ukuran zeolit yang digunakan, karena semakin kecil ukuran zeolit luas permukaan penyerapannya semakin besar. Penelitian sebelumnya Widyati (2007) menunjukkan ba hwa Bakteri Pereduksi Sulfat (BPS) yang diisolasi dari sludge industri kertas dengan dosis 1% (berat/ volume) dalam waktu 1 hari dapat mereduksi sulfat, dosis inokulum 10% (berat/ volume) dapat menurunkan konsentrasi sulfat dan Mn dalam waktu 2-4 hari. Fakhruddin (2009) melaporkan penggunaan sedimen wetland rawa sebagai sumber Bakteri Pereduksi Sulfat dalam pengolahan limbah asam tambang menunjukkan bahwa Bakteri Pereduksi Sulfat dapat meningkatkan ph sampai 7,3. Penelitian yang melaporkan tentang penambahan zeolit alam untuk aktivitas konsorsium Bakteri Pereduksi Sulfat belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan zeolit alam pada aktivitas konsorsium bakteri pereduksi sulfat dalam mengendapkan logam Mn dengan menggunakan substrat yang sesuai. 3

B. Permasalahan 1. Bagaimana pengaruh penambahan zeolit alam terhadap aktivitas konsorsium Bakteri Pereduksi Sulfat dalam pengendapan logam Mn skala batch culture? 2. Bagaimana pengaruh perbedaan ukuran zeolit alam terhadap pengendapan logam Mn dalam skala batch culture? 3. Bagaimana pengaruh penambahan zeolit alam terhadap aktivitas Bakteri Pereduksi Sulfat dalam pengendapan logam Mn skala continous culture? 4. Bagaimana karakter biofilm Bakteri Pereduksi Sulfat oleh aktivitas konsorsium Bakteri Pereduksi Sulfat pada zeolit alam skala continous culture? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh penambahan zeolit alam terhadap aktivitas konsorsium Bakteri Pereduksi Sulfat dalam pengendapan logam Mn skala batch culture. 2. Mempelajari pengaruh perbedaan ukuran zeolit terhadap pengendapan logam Mn dalam skala batch culture. 3. Menganalisis pengaruh penambahan zeolit alam terhadap aktivitas Bakteri Pereduksi Sulfat dalam pengendapan logam Mn skala continous culture. 4

4. Mengidentifikasi karakter biofilm Bakteri Pereduksi Sulfat oleh aktivitas konsorsium Bakteri Pereduksi Sulfat pada zeolit alam dalam skala continous culture. D. Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi ilmiah tentang peran bakteri pembentuk biofilm, terutama Bakteri Pereduksi Sulfat dalam bioremediasi limbah industri tambang mineral. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi ilmiah tentang peran zeolit dalam menurunkan toksisitas cemaran logam. E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan zeolit alam Wonosari pada aktivitas konsorsium Bakteri Pereduksi Sulfat dalam mengendapkan logam Mn dengan menggunakan substrat yang paling optimal. Parameter yang diukur dalam penelitian ini meliputi nilai ph, kandungan sulfat, kandungan logam Mn, dan karakter biofilm konsorsium Bakteri Pereduksi Sulfat. 5