PENDAHULUAN.. Upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas: Mengapa Perlu? Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI

dokumen-dokumen yang mirip
Pertemun Koordinasi Dinas Kesehatan Jawa Tengah

2 Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetuju

INDONESIA BEBAS PASUNG

Family Gathering Terpadu RSJ Grhasia Yogyakarta

Tim Riset : Budi Anna Keliat Ni Made Riasmini Novy Helena C.D.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA

: Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas. : Asuhan Keperawatan Jiwa - Komunitas

KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN SDMK

Kesehatan Mental dan Dukungan Psikososial

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. American Nurses

KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA

KEBIJAKAN PROGRAM PENGENDALIAN HIV-AIDS DAN IMS. Subdit AIDS dan PMS DITJEN PP & PL, KEMENKES KUPANG, 4 September 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN. Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

MENGIMPLEMENTASIKAN UPAYA KESEHATAN JIWA YANG TERINTEGRASI, KOMPREHENSIF,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN. TENTANG KESEHATAN JIWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI Sehat Jiwaku Sehat keluargaku (UPK Puskesmas Siantan Hulu)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan bangsa yang signifikan tidak terlepas dari Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM UPAYA PELAYANAN KESEHATAN JIWA PARIPURNA

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

KEBIJAKAN PROGRAM LANSIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Community Mental Health Nursing (CMHN)

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh semua orang. Menurut Yosep (2007), kesehatan jiwa adalah. dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan.

BUKU PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. perilaku berkaitan dengan gangguan fungsi akibat gangguan biologik, sosial,

VISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS ) PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dan tingkah laku seseorang sehingga menimbulkan penderitaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL DIREKT0RAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penderita gangguan jiwa di dunia pada tahun 2001 adalah 450 juta jiwa, menurut

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN JIWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN JIWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

Strategi Penanganan TB di dunia kerja

2014, No Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Den

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas di seluruh dunia (Prince et al, 2007). Meskipun penemuan terapi. mengakibatkan penderitaan yang besar pada individu,

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN JIWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

PRAKTEK SPESIALIS DI ERA SJSN. Aru W. Sudoyo Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia PAPDI

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAGAIMANA KONDISI IMPLEMENTASI PROGRAM DIT KESJAOR SAAT INI? DIT KESJAOR, MARET 2017

Latar belakang. Tujuan Pembangunan Millenium (MDG 2015) RPJMN & Renstra Fokus Strategi

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di sana. Kehidupan perkotaan seperti di Jakarta menawarkan segala

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993

IV. GAMBARAN UMUM INFRASTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

Jawa Barat, sebanyak 20,0% dan terendah di Provinsi Kepulauan Riau, sebesar 5,1% (Riskesdas, 2007). Prevalensi gangguan mental emosional di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat serius dan memprihatinkan. Kementerian kesehatan RI dalam

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN JIWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BEBAS PASUNG PUSKESMAS TELUK LUBUK

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

Pendidikan & Promosi Kesehatan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERENCANAAN STRATEGIS, PENGEMBANGAN & BISNIS PEMASARAN PELAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014,

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

Menuju Jawa Barat Bebas Pasung: Komitmen Bersama 5 Kabupaten Kota

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif

BAB I PENDAHULUAN. kurang baik ataupun sakit. Kesehatan adalah kunci utama keadaan

STRATEGI DINAS KESEHATAN MEMPERKUAT KESEHATAN MENTAL MELALUI PELAYANAN PRIMER. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. izin penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus Pemerintah dari Gubernur Jawa

Transkripsi:

PENDAHULUAN.. Upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas: Mengapa Perlu? Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI

Apakah saya sehat jiwa?

Sehat Jiwa Bukan semata-mata tidak adanya penyakit/gangguan jiwa..

Sehat Jiwa Suatu keadaan sejahtera dari seorang individu yang.. menyadari potensi dirinya, dapat beradaptasi dengan stres kehidupan normal, dapat bekerja dengan produktif dapat berkontribusi di lingkungannya - Definisi World Health Organization -

Sehat Jiwa ditandai dengan: Perasaan sehat dan bahagia Mampu menghadapi tantangan hidup Dapat menerima orang lain sebagaimana adanya Mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain

Stres Perasaan yang dialami seseorang ketika suatu kondisi memerlukan usaha yang lebih besar dari biasanya (bahkan melebihi kemampuannya) untuk beradaptasi.

Gangguan Jiwa.. Gangguan pikiran, gangguan perasaan atau tingkah laku Menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi sehari-hari

Sehat Jiwa Masalah Kesehatan Jiwa Gangguan Jiwa

Faktor-faktor yang Berkontribusi terhadap Kesehatan Jiwa

Prevalensi Nasional Gangguan Mental Emosional 15 tahun (Riskesdas,2007) Rata-rata: 11.6 % (lebih dari 19 juta penduduk)

Prevalensi Nasional Gangguan Jiwa Berat (Riskesdas, 2007) Rata-rata: 0.46% (lebih dari 1 juta penduduk)

Bengkulu Telah ada puskesmas-puskesmas dengan layanan kesehatan jiwa sekitar 52 %. Pelatihan tenaga kesehatan puskesmas dalam penanganan masalah kesehatan jiwa masih 20 % (Rifaskes 2011) Puskesmas yang melakukan rujukan kasus gangguan jiwa dan psikososial 60%

Interaksi antara gangguan jiwa dan kondisi kesehatan fisik Gangguan jiwa mempengaruhi kondisi kesehatan fisik Beberapa kondisi kesehatan fisik mempengaruhi risiko gangguan jiwa Gangguan Jiwa Beberapa ggn jiwa yang komorbid mempengaruhi upaya terapi & hasil penatalaksanaan kondisi kesehatan fisik. Gangguan Fisik Prince et al, No Health Without Mental Health, Lancet, 2007

Masalah Kesehatan Jiwa di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar World Health Organization (WHO) 24% pasien di pelayanan kesehatan dasar memiliki diagnosis gangguan jiwa (World Health Report, 2001). Penelitian dari berbagai negara bervariasi dari 10% hingga mencapai 60%. Gangguan jiwa yang sering ditemukan adalah depresi, cemas dan penyalahgunaan napza, baik sebagai diagnosis tersendiri maupun komorbid dengan diagnosis fisiknya (Integrating Mental Health into Primary Care, 2008)

BEBAN KESEHATAN JIWA DI ANTARA PENYAKIT TIDAK MENULAR LAINNYA DALY S 2005 Global Burden of Disease and Risk Factors, 2006 Prince et al, No Health Without Mental Health, Lancet, 2007 Mental Health Gap Action Programme, WHO, 2008

Sumber Daya Kesehatan Fasilitas Kesehatan untuk Layanan Kesehatan Jiwa RSJ : 31 (8 provinsi tidak memiliki RSJ) RSU : 445 (22% memiliki layanan keswa) Puskesmas : 9005 (±13% memiliki layanan keswa) Sumber Daya Manusia untuk Kesehatan Jiwa Psikiater : ±600 (0,26 per 100.000 populasi) Psikolog klinis: 418 (0,18 per 100.000 populasi) CMHN : 850 (0,36 per 100.000 populasi) Dokter : 56.750 (24,67 per 100.000 populasi) Perawat : ±500.000 (217,4 per 100.000 populasi)

Kondisi saat ini... Kesenjangan pengobatan masih tinggi: >90% Adanya keterlambatan dalam pengenalan masalah kesehatan jiwa Keterlambatan dalam membawa orang dengan masalah kejiwaan ke fasilitas kesehatan Pemasungan

Keterbatasan layanan kesehatan jiwa di tatanan primer dan sekunder masyarakat sulit mendapatkan akses pelayanan kesehatan jiwa karena umumnya pelayanan tersier secara geografis berada di ibukota propinsi. Integrasi kesehatan jiwa ke dalam pelayanan kesehatan dasar menutup kesenjangan pengobatan dengan meningkatkan akses pelayanan kesehatan jiwa, keterjangkauan biaya, pelayanan yang memperhatikan komorbiditas fisik dan jiwa serta sistem rujukan yang berjalan baik.

Piramida Organisasi WHO untuk Pelayanan Kesehatan Jiwa Komprehensif

7 Alasan Penting Pelayanan Kesehatan Jiwa di Fasilitas Kesehatan Dasar World Health Organization (WHO) & World Organization of Family Doctors (Wonca): Integrating Mental Health into Primary Care, 2008

1. Beban (burden) akibat gangguan jiwa sangat besar 2. Masalah kesehatan jiwa dan kesehatan fisik saling terkait dan mempengaruhi 3. Kesenjangan pengobatan (treatment gap) pada masalah kesehatan jiwa sangat besar 4. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas meningkatkan akses masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan akan pelayanan keswa 5. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas meningkatkan rasa menghargai terhadap Hak Asasi Manusia 6. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas terjangkau secara ekonomi oleh masyarakat 7. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas menghasilkan outcome kesehatan secara umum yang lebih baik

10 Prinsip Pelayanan Kesehatan Jiwa di Fasilitas Kesehatan Dasar World Health Organization (WHO) & World Organization of Family Doctors (Wonca): Integrating Mental Health into Primary Care, 2008

1. Diperlukan kebijakan dan program yang mendukung 2. Diperlukan advokasi kepada pemangku kebijakan untuk mengubah sikap, perilaku dan komitmen terhadap kesehatan jiwa 3. Diperlukan pelatihan tenaga kesehatan puskesmas yang adekuat 4. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas bersifat terbatas dan dapat dilaksanakan 5. Psikiater dan tenaga profesional kesehatan jiwa lainnya harus tersedia untuk mendukung pelayanan di Puskesmas 6. Obat-obat yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan jiwa harus tersedia di Puskesmas 7. Integrasi kesehatan jiwa ke dalam upaya kesehatan pada umumnya merupakan suatu proses yang berkelanjutan. 8. Diperlukan koordinator dalam pelayanan kesehatan jiwa. 9. Diperlukan kolaborasi dengan pihak-pihak lain, seperti sektor pemerintah non-kesehatan, LSM, tenaga kesehatan di masyarakat serta para relawan. 10. Dibutuhkan SDM dan dana yang mendukung.

TERIMA KASIH

KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA DI FASILITAS KESEHATAN DASAR Direktorat Bina Kesehatan Jiwa KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Landasan Hukum Terkait Pelayanan Kesehatan Jiwa di Fasilitas Kesehatan Dasar Berdasarkan Undang- Undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 144 Pasal 146 Pasal 147 Pasal 149 menjamin ketersediaan, aksesibilitas, mutu dan pemerataan mengembangkan upaya kesehatan jiwa berbasis masyarakat Informasi dan edukasi pada masyarakat menghindari pelanggaran hak asasi seseorang tenaga kesehatan yang berwenang dan tempat yang tepat Penderita menggelandang wajib mendapatkan pengobatan Pembiayaan dijamin penuh Layanan Keswa

Pelayanan Kesehatan Jiwa di Fasilitas Kesehatan Dasar Pelayanan utama pada level ini termasuk: 1. identifikasi dini gangguan jiwa 2. penatalaksanaan gangguan jiwa yang umum terjadi di masyarakat 3. menjaga kestabilan kondisi pasien gangguan jiwa 4. melaksanakan rujukan 5. perhatian terhadap kebutuhan kesehatan jiwa bagi pasien gangguan fisik 6. promosi kesehatan jiwa dan prevensi gangguan jiwa.

KEBIJAKAN DAN STRATEGI KESEHATAN JIWA 2009-2014 VISI Kesehatan Jiwa yang Optimal bagi Seluruh Rakyat Indonesia

MISI Menjadikan keswa sebagai kebutuhan bersama & utama Mengembangkan yankeswa berkualitas, manusiawi, terjangkau, merata, dan berkesinambungan (continuum of care, integrated hospital to community) pada semua tingkat pelayanan, khususnya kelompok rentan dan marginal. Mengembangkan upaya keswa yg terintegrasi pada berbagai program serta tingkat layanan inter dan intrasektoral Mengembangkan sistem ketenagaan keswa sejalan dg pengembangan upaya keswa. Mengembangkan sistem pembiayaan yg adekuat dan sistem askesos yg mencakup keswa Mengembangkan upaya keswa berbasis masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan tatanan sosial dan budaya Mengembangkan upaya reintegrasi orang dengan gangguan jiwa ke masyarakat

NILAI YANG DIUTAMAKAN Penghargaan terhadap martabat orang dengan masalah kesehatan jiwa Pendekatan multidisipliner dan multisektoral Kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan Kemitraan dan pemberdayaan masyarakat Terjangkau dan pemerataan Pelayanan yang responsif dan berbasis bukti

KEBIJAKAN DAN RENSTRA KEBIJAKAN 1. KEMITRAAN INTER DAN INTRASEKTORAL RENSTRA 1. Meningkatkan kepekaan dan kepedulian akan kesehatan jiwa bagi pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan, lintas program, lintas sektoral dan LSM 2. Mengembangkan jejaring kerjasama lintas sektor, lintas program dan LSM 3. Memfasilitasi pengembangan program lintas sektor terkait kesehatan jiwa

KEBIJAKAN RENSTRA 2. UPAYA PELAYANAN KESEHATAN JIWA PRIMA 1.Meningkatkan kapasitas dan kompetensi tenaga kesehatan jiwa di setiap jenjang pelayanan 2. Mengembangkan dan meningkatkan fasilitas kesehatan jiwa di setiap jenjang pelayanan kesehatan 3. Mengembangkan pelayanan kesehatan jiwa yang responsif dan berbasis bukti

KEBIJAKAN 3. UPAYA KESEHATAN JIWA BERBASIS MASYARAKAT RENSTRA 1. Meningkatkan kepekaan dan kepedulian masyarakat akan kesehatan jiwa 2. Meningkatkan peran serta orang dengan gangguan jiwa dan keluarganya 3. Meningkatkan dukungan masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa dan keluarganya

KEBIJAKAN RENSTRA 4.SISTEM KETENAGAAN KESEHATAN JIWA 1. Melakukan analisis dan perencanaan ketenagaan di bidang kesehatan jiwa 2. Mengupayakan pengadaan dan pengembangan tenaga di bidang kesehatan jiwa 3. Mendayagunakan SDM Keswa berdasarkan kebutuhan dan kompetensi

KEBIJAKAN RENSTRA 5. SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN JIWA 1. Melakukan analisis dan perencanaan sistem pembiayaan 2. Mengupayakan pengadaan dan pengembangan sistem pembiayaan yang adekuat 3. Mengupayakan tercakupnya secara maksimal masalah kesehatan jiwa dalam sistem asuransi sosial kesehatan

INDIKATOR KINERJA Indikator Target (%) dari 9005 PKM Definisi Operasional 2011 2012 2013 2014 Persentase Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan jiwa dasar dan kesehatan jiwa masyarakat 10 Capaian 13,7 20 30 40 Puskesmas yang memberikan layanan kesehatan jiwa termasuk psikoedukasi di bidang keswa/napza, deteksi dini, pemberian konseling kejiwaan dan atau napza, atau pemberian psikofarmakoterapi

Cakupan Kegiatan Puskesmas Masyarakat Program di Puskesmas Awareness: psiko-edukasi Pemberdayaan petugas (Kompetensi) Layanan Keswa, Rujukan, Penyediaan obat Pemberdayaan kelompok masyarakat Pemberdayaan keluarga/carers Kunjungan rumah

Contoh Puskesmas dengan Pelayanan Kesehatan Jiwa Puskesmas Tebet Jakarta dengan Poli Konsultasi Anak dan Keluarga Puskesmas Sindang Barang Bogor dengan pengembangan Assertive Community Treatment Puskesmas Rejoso Nganjuk dengan perawatan inap dan emergensi (terbatas) kasus psikiatri Seluruh puskesmas di NAD dengan pelayanan kesehatan jiwa

100 90 80 91.3 84.0 84.2 70 60 50 40 30 32.5 41.9 51.1 54.7 61.0 61.2 20 19.0 10 0 UKS Olahraga Kes Kerja Batra Kes Mata Kes Haji Perkesmas Kes Jiwa Kes Gilut Kes Usila PERSENTASE PELAKSANAAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN Rifaskes Puskesmas 39

No TABEL 1 PUSKESMAS YG MELAKSANAKAN PROGRAM KESEHATAN JIWA MENURUT PROVINSI Provinsi Puskesmas seluruhnya Puskesmas dengan Program Kes Jiwa Jumlah % 1 DI Aceh 311 300 96.5 2 Sumatera Utara 506 174 34.4 3 Sumatera Barat 248 237 95.6 4 Riau 195 118 60.5 5 Jambi 171 87 50.9 6 Sumatera Selatan 298 199 66.8 7 Bengkulu 173 91 52.6 8 Lampung 265 107 40.4 9 Bangka Belitung 57 57 100.0 10 Kepulauan Riau 65 15 23.1 11 DKI Jakarta 336 282 83.9 12 Jawa Barat 1031 821 79.6 13 Jawa Tengah 861 610 70.8 14 DI Yogyakarta 121 117 96.7 15 Jawa Timur 949 929 97.9 Rifaskes Puskesmas 40

100 % Puskesmas dengan Petugas yang mengikuti pelatihan kesehatan jiwa (n=5.499) 90 80 70 60 50 46.3 40 30 20 10 0 Rifaskes Puskesmas 41

100.0 % Puskesmas dengan ketersediaan program pencatatan kesehatan jiwa (n=5.499) 90.0 80.0 73.5 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0 Rifaskes Puskesmas 42

100.0 % Puskesmas melaksanakan Penemuan dan penanganan kasus gangguan jiwa dan masalah psikososial (n=5.499) 90.0 80.0 78.9 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0 Rifaskes Puskesmas 43

100.0 % Puskesmas Melaksanakan Rujukan kasus gangguan jiwa dan masalah psikososial ke RS (n=5.499) 90.0 83.4 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0 Rifaskes Puskesmas 44

TIADA SEHAT TANPA SEHAT JIWA